hyperglycemic State
dr. lukluk Purbaningrum
RSUD Murangan Sleman
Obyektif Presentasi
Nama Wahana
Keilmuan,
Topik
: Hyperosmolar
hyperglycemic State
Tanggal (kasus)
: 21 Juni 2014
Nama Pasien
: Tn. G
No. RM
: 075830
Nama Pendamping :
Cara
Data
Pasien
Nama
Deskripsi
:
: Tn. G
hyperglycemic State dengan hypokalemia dan diare cair akut, keadaan umum lemah
serta pandangan kabur
Riwayat pengobatan
Metformin
dan glimepiride tapi tidak rutin kontrol dan minum obat, pernah menstop obat untuk
beberapa bulan, dan tidak menerapkan diit Diabetes mellitus. Pernah opname di RS tapi pulang atas
permintaan sendiri
Riwayat kesehatan/ Penyakit
Pasien
menderita diabetes sudah sekitar 5 tahun, pasien mengeluh lemas serta pandangan kabur
sejak 1 minggu yang lalu, selama 3 hari yang lalu pasien tidak mau makan, pasien juga mengalami
diare cair akut dengan dehidrasi ringan sedang tanpa didapatkan lender darah. Pasien sudah ke RS
sarjito tapi pulang atas permintaan sendiri.
Riwayat Keluarga
Kakak
pasien juga menderita diabetes mellitus dan sekarang sudah meninggal karena komplikasi
Riwayat pekerjaan
wiraswasta
DAFTAR PUSTAKA
HASIL PEMBELAJARAN
Subyektif
Gejala yang muncul
Subyektif
Ada//
tidak
Pandangan kabur
Nyeri perut
somnolence
Obyektif
Gejala yang muncul
Obyektif
Ada// tidak
Berdasarkan hasil
laboratorium :
Diagnosis
utama
hyperglycemic State
Hipotensi
Takikardi
Dehidrasi
hipotermi
Pada
Gejala
nafas kusmaul
Fruity Odor
pemeriksaan
adalah
jasmani,
dan
Hyperosmolar
Diagnosis
Lemas
klinis :
Assessment
Rasa lemas dan haus adalah manifestasi klinis dari dehidrasi selular.
Hiperglikemia mengakibatkan timbulnya diuresis osmotik , dan mengakibatkan
menurunnya cairan tubuh total. Dalam ruang vascular, dimana gluconeogenesis
dan masukan makanan terus menambah glukosa, kehilangan cairan akan semakin
banyak mengakibatkan hiperglikemia dan hilangnya volume sirkulasi.
Hiperglikemia dan peningkatan konsentrasi protein plasma yang mengikuti
hilangnya cairan intravascular serta hilangnya air yang lebih banyak disbanding
natrium menyebabkan keadaan hyperosmolar. Keadaan hyperosmolar ini memicu
sekresi hormone antidiuretic.
Keadaan ini akan memicu timbulnya rasa haus seperti yang terjadi pada pasien
dengan hasil perhitungan osmolaritas serum sudah memenuhi syarat HHS yaitu >
320 mOsm/kg air yaitu 343,9 mOsm/kg air. Nilai normal osmolaritass serum
yaitu 285 -295 mOsm/kg air. Keadaan ini disebut hyperosmolar hyperglycemic
state dimana jika terjadi perubahan status mental sampai koma bisa dirawat di
ruang rawat intensif (ICU).
Faktor presipitat
Ada//
tidak
gastroenteritis
pneumonia
UTI
Sepsis
Meningitis
Arterial pH <7.3
Arterial pH >7.3
Diabetic Ketoacidosis
(DKA)
No hyperosmolality
Hyperosmolality
Volume depletion
Volume depletion
Electrolyte disturbances
Electrolyte disturbances
Acidosis
No acidosis
KAD
Unchecked
gluconeogenesis
Hyperglycemia
Osmotic diuresis
Dehydration
Unchecked
ketogenesis
Ketosis
Anion-gap
metabolic
acidosis
Unchecked
gluconeogenesis
Hyperglycemia
Osmotic diuresis
Dehydration
Dissociation of ketone
bodies into hydrogen
ion and anions
HHS
Parameter
Normal range
DKA
HHS
76-115
250
600
7.35-7.45
7.30
>7.30
22-28
15
>15
275-295
320
>320
<12
>12
Variable
Serum ketones
Negative
Moderate to high
None or trace
Urine ketones
Negative
Moderate to high
None or trace
Plan
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
sekunder yaitu Diabetes Mellitus tipe 2 non obes, hypokalemia, diare cair akut,
gagal ginjal akut, hipoalbumin, malnutrisi underweight
Pengobatan
Prinsip penatalaksanaan pada hyperosmolar hyperglycemic stage yaitu :
Rehidrasi
intravena agresif
Penggantian
Pemberian
Diagnosis
elektrolit
insulin intravena
Pencegahan
Bila klinis baik, tidak sesak, tidak didapatkan RBB dilanjutkan loading RL 1000 ml
Bila GDS sudah 250 inf diganti menjadi dua jalur D5% NS dalam 20 tpm dan RL 500 ml Kcl 2
flash dalam 10 tpm
Evaluasi GDS
Tranfusi albumin
Pendidikan
Konsultasi
Dijelaskan
secara
rasional
perlunya
konsultasi dengan ahli gizi sehingga
diharapkan adanya integrasi antara pola
makan dan terapi dari dokter, sehingga
penderita selalu dalam kondisi stabil.