Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

GAGAL GINJAL KRONIK

Eninta br perangin angin


7111080231
UISU
Latar Belakang

Ginjal mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan


asam basa dengan cara filtrasi darah,reabsorbsi selektif
air,elektrolit dan non elektrolit serta mengekskresikan
kelebihannya dalam bentuk urin.ginjal juga
mengeluarkan produk sisa metabolisme ( misalnya
urea, kreatinin dan asam urat ) dan zat kimia
asing.akhirnya selain fungsi regulasi dan ekskresi, ginjal
juga mensekresi renin (penting untuk mengatur
tekanan darah),bentuk aktif vitamin D3 (penting untuk
mengatur kalsium) srta produksi eritropoetin (
berfungsi mensintesis eritrosit).Keadaan dimana ginjal
kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan
fungsinya tersebut dalam waktu lama dan berlangsung
progresif, lambat, samar dan bersifat irreversible
(biasanya berlangsung beberapa tahun) di sebut dengan
gagal ginjal kronik.
TUJUAN

Laporan kasus ini dilaksanakan untuk


menerangkan tentang penyakit Gagal Ginjal
Kronis untuk melengkapkan tugas kepaniteraan
klinik senior di Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Islam Sumatera Utara
MANFAAT

Melalui makalah dan presentase ini, maka gejala-


gejala dan keluhan pasien Gagal Ginjal Kronis
dapat dikenali dengan lebih awal sehingga
penanganan yang tepat dapat diberikan secara
awal dan terfokus.
GAGAL GINJAL KRONIK

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses


patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal
ginjal.
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel, dan ditandai dengan adanya uremia (
retensi urea dan sampah nitrogen lainnya dalam
darah).
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit

Derajat Penjelasan LFG


(ml/mn/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG ≥ 90
normal atau
2 Kerusakan ginjal dengan LFG 60 – 89
ringan
3 Kerusakan ginjal dengan LFG 30 – 59
sedang
4 Kerusakan ginjal dengan LFG 15 – 29
berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
ETIOLOGI
Penyebab tersering munculnya GGK yaitu :

- Diabetes Melitus (44 %)


- Hipertensi (27 %)
- Glomerulonefritis (10%)
Gejala Klinis

 Kelainan saluran cerna : nafsu makan menurun,


mual, muntah dan fetor uremik
 Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit
 Kelainan neuromuskular : tungkai lemah, parastesi,
kram otot, daya konsentrasi menurun, insomnia,
gelisah
 Kelainan kardiovaskular : hipertensi, sesak nafas,
nyeri dada, edema
 Gangguan kelamin : libido menurun, nokturia,
oligouria
Gambaran Laboratorium
 Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
 Penurunan fungsi ginjal berupa peningakatan
kadar ureum dan kreatinin serum, dan penurunan
LFG
 Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan
kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam urat,
hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau
hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia,
asidosis metabolik
 Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria,
leukosuria, cast, isostenuria
Gambaran Radiologis
 Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio – opak
 Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras
sering tidak bisa melewati filter glomerulus,
disamping kekhawatiran terjadinya pengaruh toksik
oleh kontras terhadap ginjal yang sudah mengalami
kerusakan
 Pielografi antegrad atau retrograd sesuai indikasi
 Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran
ginjal yang mengecil, korteks yang menipis, adanya
hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi
 Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada
indikasi
Komplikasi
 Hiperkalemia
 Asidosis metabolik
 Komplikasi kardiovaskuler ( hipertensi dan CHF )
 Kelainan hematologi (anemia)
 Osteodistrofi renal
 Gangguan neurologi ( neuropati perifer dan
ensefalopati)
 Tanpa pengobatan akan terjadi koma uremik
TERAPI
 Diet Ginjal, Rendah Garam, Rendah Protein
 Batasi Asupan Cairan
 Tirah Baring

Farmakologi
 Pemberian obat anti hipertensi terutama
penghambat Enzim Converting Angiotensin ( ACE
Inhibitor )
 Pengendalian Kadar Gula dalam Darah dengan
pemberian OAD
 Pemberian obat-obatan untuk gejala yang muncul
 Anjuran HD apabila :
- Ureum > 200 mg/dl
- Kalium > 7 mg/dl
- Cr > 8 mg/dl
- Asidosis tidak bisa diatasi dengan terapi
konservatif
- KU memburuk
- Anuri berkepanjangan
A. Anamnesa Pribadi

 Nama : Mawar

 Umur : 45 Tahun

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Agama : Islam

 Status Perkawinan : kawin

 Alamat : Dusun V smp Gambus lima puluh batubara

 Pekerjaan : IRT
B. Anamnesa Penyakit
 Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah
 Telaah : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut biasanya muncul ketika
pasien buang air kecil sedikit. Pasien juga mengeluhkan dirinya
lemas beberapa minggu terakhir, Pasien juga mengeluh adanya rasa
pusing serta tidak ada selera makan, Pasien juga mengeluhkan
buang air kecil kesannya banyak, keluhan ini dialami pasien kurang
lebih 1 minggu ini.Air kencing berwarna kuning dan pasien tidak
merasakan rasa nyeri saat buang air kecil. BAB (-). Tidak ada sesak
dan riwayat sesak.Tidak ada demam.
 Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi dan DM
 Riwayat penyakit keluarga : tidak jelas
 Riwayat pemakaian obat : OAD
C. Status Present
Keadaan umum
 Sensorium : Compos Mentis
 Tekanan darah : 200/160 mmHg
 Nadi : 100 x/i
 Pernafasan : 24 x/i
 Temperatur : 37 ˚C
Keadaan penyakit
 Anemia : (-)
 Ikterus : (-)
 Sianosis : (-)
 Dipsnoe : (-)
 Edema : (+)
 Purpura : (-)
 Turgor : kembali cepat
 Pancaran wajah :Tampak Lelah
 Sikap tidur paksa : (-)
Keadaan gizi

 TB : 160 cm

 BB : 65 kg

 RBW :

65
160-100 X 100
108 %
( Normoweight)
Pemeriksaan fisik
Kepala
 Pertumbuhan rambut : Baik
 Sakit kalau dipegang : (-)
 Perubahan lokal : (-)
Muka
 Sembab : (+)
 Pucat : (+)
 Kuning : (-)
 Parese : (-)
 Gangguan lokal : (-)
Mata
 Stand mata : DBN
 Gerakan : DBN, ke segala arah
 Eksoftalmus : (-)kanan/(-)kiri
 Ptosis : (-)kanan/(-)kiri
 Ikterus : (-)kanan/(-)kiri
 Anemia : (+)kanan/(+)kiri
 Reaksi pupil : (+)kanan/(+)kiri, isokor dengan diameter 3
mm
 Gangguan lokal : (-)kanan/(-)kiri
Telinga
 Bentuk : DBN
 Sekret : (-)
 Radang : (-)
Hidung
 Bentuk : DBN
 Sekret : (-)
 Radang : (-)
Bibir
 Sianosis : (-)
 Pucat : (+)
 Kering : (+)
 Radang : (-)
Gigi
 Karies : (+)
 Pertumbuhan : DBN
Lidah
 Kering : (-)
 Pucat : (+)
 Beslag : (-)
 Tremor : (-)
Tonsil
 Merah : (-)
 Bengkak : (-)
Leher
Inspeksi
 Struma : Tidak ada pembesaran
 Kelenjar bengkak : (-)
 Pulsasi vena : (-)
 Venektasi : (-)
Palpasi
 Posisi trachea : Medial dalam batas normal
 Sakit/ nyeri tekan : (-)
 Tekanan vena jugularis : R-2cmH20

Thorax depan
Inspeksi
 Bentuk : fusiformis
 Simetris/asimetris : simetris
 Bendungan vena : (-)
 Ketinggalan bernafas : (-)
 Venektasi : (-)
 Pembengkakan : (-)
 Mammae : Dalam batas normal
 Ictus cordis : tidak terlihat
Palpasi
 Nyeri tekan : (-)
 Fremitus suara :
◦ Lapangan paru atas : kiri = kanan
◦ Lapangan paru tengah : kiri = kanan
◦ Lapangan paru bawah : kiri = kanan
 Iktus : teraba
◦ Lokalisasi : (-)
◦ Kuat angkat : (-)
Perkusi
 Suara perkusi paru
◦ Lapangan paru atas : sonor kanan = kiri
◦ Lapangan paru tengah : sonor kanan = kiri
◦ Lapangan paru bawah : sonor kanan = kiri
 Batas paru hati
◦ Relatif : ICR V, linea midclavicula dextra
◦ Absolut : ICR VI, linea midclavicula dextra
◦ Peranjakan Hati : 1 jari dari batas paru hati absolut
 Batas jantung
◦ Kanan : Linea Parasternalis Dekstra
◦ Atas : ICR III sinistra
◦ Kiri : Linea axilaris anterior Sinistra
Auskultasi
Paru- paru
 Suara pernafasan
◦ Lapangan paru atas : vesikuler ka = ki
◦ Lapangan paru tengah : vesikuler ka = ki
◦ Lapangan paru bawah : vesikuler ka = ki
 Suara tambahan
◦ Ronchi basah : (-)
◦ Ronchi kering : (-)
◦ Krepitasi : (-)
◦ Gesekan pleura : (-)
 Cor
◦ Heart rate : 88 x/menit, reguler, intensitas normal.
◦ Suara katup : M1 > M2; A2 >A1; P2>P1; A2<P2
◦ Suara tambahan : (-)
◦ Desah jantung fungsional/organis : (-)
◦ Gesek pericardial/pleurocardial : (-)
Thorak belakang
Inspeksi
 Bentuk : fusiformis
 Simetris/asimetris : simetris
 Benjolan- benjolan : (-)
 Scapulae alta : (-)
 Ketinggalan bernafas : (-)
 Venektasi : (-)
Palpasi
 Nyeri tekan : (-)
 Fremitus suara
◦ Lapangan paru atas : kanan = kiri
◦ Lapangan paru tengah : kanan = kiri
◦ Lapangan paru bawah : kanan = kiri
 Penonjolan- penonjolan : (-)
Perkusi
 Suara perkusi paru
◦ Lapangan paru atas : sonor kanan = kiri
◦ Lapangan paru tengah : sonor kanan = kiri
◦ Lapangan paru bawah : sonor kanan = kiri
 Batas bawah paru
◦ Kanan : vertebra Thoracal X
◦ Kiri : vertebra Thoracal XI
Auskultasi
 Suara pernafasan
◦ Lapangan paru atas : vesikuler kanan = kiri
◦ Lapangan paru tengah : vesikuler kanan = kiri
◦ Lapangan paru bawah : vesikuler kanan = kiri
 Suara tambahan :
◦ Ronki basah :( - )

Abdomen
Inspeksi
 Membesar : (+)
 Venektasi : (-)
 Sirkulasi kolateral : (-)
 Pulsasi : (-)
Palpasi
 Defens muscular : (-)
 Nyeri tekan : (-)
 Lien : tidak teraba
 Ren : tidak teraba
 Hepar : tidak teraba
 Undulasi : (-)
Perkusi
 Pekak hati : (-)
 Shufting Dulness : (+)
 Suara abdomen : timpani
Auskultasi
 Peristaltik usus : (+), DBN
Ekstremitas
 Atas
◦ Bengkak : (-)
◦ Merah : (-)
◦ Stand abnormal : (-)
◦ Gangguan fungsi : (-)
◦ Rumple lead test : (-)
◦ Refleks
 Biceps : ka=ki
 Triceps : ka=ki
 Bawah
◦ Bengkak : (-)/(-)
◦ Merah : (-)/(-)
◦ Odema : (+)/(+)
◦ Pucat : (-)/(-)
◦ Gangguan fungsi : (-)/(-)
◦ Varises : (-)/(-)
◦ Refleks
 KPR : ka=ki
 APR : ka=ki
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN
 Darah rutin
◦ White Blood Cell : 15.5 x 109 /L
◦ Haemoglobin : 9,5 g/dL
◦ Red Blood Cell : 2,89 × 1012/L
 MCV : 83,0 fL
 MCH : 25,9 pg
 MCHC : 31,3 g/dL
◦ Platelet : 396 x 109/L
 Urin rutin
◦ Warna : Kuning
◦ Berat jenis : 1,010
◦ pH : 6,0
◦ Kejernihan : Jernih
◦ Protein : positif 3
◦ Glukosa : Negatif
◦ Bilirubin : Negatif
◦ Urobilinogen : 3,5 EU/dl
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
FUNGSI GINJAL
 Ureum : 216 mg/dl
 Creatinine : 11,1 mg/dl
FUNGSI HATI
 Bilirubin Total : mg/dl
 Bilirubin Direct : mg/dl
 SGOT : u/L
 SGPT : u/L
 Alkali Phospatase (AP) : u/L
KADAR GULA DARAH
 Glukosa Puasa : 177 mg/dl
 Glukosa 2 jam PP : 204 mg/dl
RESUME
Anamnesa
 Keluhan utama : nyeri perut kanan bawah
 Telaah : Pasien datang dengan keluhan nyeri
perut. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak 1
minggu hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri perut
biasanya muncul ketika pasien buang air kecil sedikit.
Pasien juga mengeluhkan dirinya lemas beberapa
minggu terakhir, Pasien juga mengeluh adanya rasa
pusing serta tidak ada selera makan, Pasien juga
mengeluhkan buang air kecil kesannya banyak,
keluhan ini dialami pasien kurang lebih 1 minggu ini,
Air kencing berwarna kuning dan pasien tidak
merasakan rasa nyeri saat buang air kecil, BAB (-).
Tidak ada sesak dan riwayat sesak, Tidak ada demam.
 Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi dan
DM
Status present :
 Sensorium : compos mentis
 Tekanan darah : 200/160 mmHg
 Nadi : 100 x/i
 Pernafasan : 24x/i
 Temperatur : 37 ˚C

Keadaan penyakit :
 Pancaran wajah : Lelah
 Anemia : (+)

Pemeriksaan fisik :
 Wajah :Tampak sembab
 Leher :dalam batas normal
 Thorax : dalam batas normal
 Abdomen : Membesar
 Extremitas : atas : dalam batas normal
bawah : oedema
Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 9,5 g/dL
Ureum : 216 mg/dl
Creatinine : 11,1 mg/dl
CrCl =
=
=
= 6,56 ml/menit
CKD Stage V
DIAGNOSA BANDING
 Gagal Ginjal Kronik Grade V + DM + Hipertensi
 Gagal Ginjal Akut + DM + Hipertensi
 Glomerulonefritis Kronis + DM + Hipertensi

DIAGNOSA SEMENTARA
Gagal Ginjal Kronik V + DM + Hipertensi
TERAPI
Non-farmakologi :
 Diet Ginjal Rendah Garam, Rendah Protein
 Batasi Cairan
 Batasi Asupan Garam

Farmakologi :
 IVFD Kaen 1B 10 gtt/i
 IVFD Eas Primer 1 fls/h
 Inj. Ceftriaxone 1gr / 12 jam
 Inj. Ranitidine 1 amp / 12 jam
 Inj. Ondansetron 1 amp / 8 jam
 Inj. Novorapid 6-6-6 ui
 Inj. Keterolac k/p
 Captorpil 25 mg 3 x 1
 Alprazolam 0,25 mg 1x1
 Laxadin syr 3 x CI
FOLLOW UP 29/01/16
Sens :Cm Th/
Diet Ginjal MII RG

 TD :160/100 mmhg IVFD Kaen IB 10 gtt/i


 HR :100 X/i IVFD Eas primer Ifls/H
 RR :18 X/I Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 j
 T :36,2 C
 Inj. Ranitidine 1 amp/ 12j
 KU Inj. furosemide 1 amp/ H
 Anemis ( - ) Inj. Novorapid 6-6-6 ui
 Mual ( + ) Inj. Keterolac 1amp (k/p)
 Muntah ( - ) Captopril 25 mg 3 x 1
 Pusing ( + ) Alprazolam 0,25 mg 1x1
 Lemas ( + ) Laxadin syr 3xCI
 Nafsu Makan ( - )
 Susah tidur (+)
 Perut membesar (+) anj : KLISMA
 Oedema pre tibial (+)
 BAB ( - )
 BAK ( + )
30/01/16
Sens : CM Diet Ginjal MII RG

 TD :160/90 mmhg IVFD Kaen IB 10 gtt/i


 HR :80 X/i IVFD Eas primer Ifls/H
 RR :20 X/I Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 j
 T :36,4 C
 Inj. Ranitidine 1 amp/ 12j
 KU Inj. furosemide 1 amp/ H
 Anemis ( - ) Inj. Novorapid 6-6-6 ui
 Mual ( + ) Inj. Keterolac 1amp (k/p)
 Muntah ( - ) Captopril 25 mg 3 x 1
 Pusing ( + ) Alprazolam 0,25 mg 1x1
 Lemas ( + ) Laxadin syr 3xCI
 Nafsu Makan ( - )
 Susah tidur (+)
 Perut membesar (+) Anj: HD
 Oedema pre tibial (+)
 BAB ( - )
 BAK ( + )
31/01/16
Sens : CM Diet Ginjal MII RG

 TD :180/100 mmhg IVFD Kaen IB 10 gtt/i


 HR :76X/i IVFD Eas primer Ifls/H
 RR :18 X/I Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 j
 T :36,4 C
 Inj. Ranitidine 1 amp/ 12j
 KU Inj. furosemide 1 amp/ H
 Anemis ( - ) Inj. Novorapid 6-6-6 ui
 Mual ( + ) Inj. Keterolac 1amp (k/p)
 Muntah ( - ) Captopril 25 mg 3 x 1
 Pusing ( + ) Alprazolam 0,25 mg 1x1
 Lemas ( + ) Laxadin syr 3xCI
 Nafsu Makan ( - )
 Susah tidur (+)
 Perut membesar (+)
 Oedema pre tibial (+)
 BAB ( - )
 BAK ( + )
1/02/16
Sens : CM Diet Ginjal MII RG

 TD :180/100 mmhg IVFD Kaen IB 10 gtt/i


 HR :84X/i IVFD Eas primer Ifls/H
 RR :18 X/I Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 j
 T :36,6 C
 Inj. Ranitidine 1 amp/ 12j
 KU Inj. furosemide 1 amp/ H
 Anemis ( - ) Inj. Novorapid 6-6-6 ui
 Mual ( + ) Inj. Keterolac 1amp (k/p)
 Muntah ( - ) Captopril 25 mg 3 x 1
 Pusing ( + ) Alprazolam 0,25 mg 1x1
 Lemas ( + ) Laxadin syr 3xCI
 Nafsu Makan ( - ) Cefadroxil 2x 500 mg
 Susah tidur (+) Furosemide 3 x 1
 Perut membesar (+) ketosteril 3 x 2
 Oedema pre tibial (+)
 BAB ( + )
 BAK ( + )
Diskusi
Tanda dan Gejala yang ditemukan pada pasien
adalah
- Tidak selera makan, mual, dan muntah
- Sembab dan Oedem pretibial
- Anemia, Hb : 9,5 g/Dl
- Diabetes militus :230 mg/dl (Ad)
- Hipertensi
- Peningkatan Ureum : 216 mg/dl
Creatinine : 11,1 mg/dl
- Penurunan CrCl : 6,56 ml/menit
Kesimpulan
Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
progresif dan ireversibel. Dan ditandai dengan adanya
uremia ( retensi urea dan sampah nitrogen lainnya
dalam darah).
Dua penyebab utamanya adalah DM tipe 1 dan tipe 2
(44%) dan hipertensi (27%).
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi
terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya, dan upaya
untukmemperlambat perburukan fungsi ginjal,
pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskular, pencegahan dan terapi terhadap
penyakit komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai