Anda di halaman 1dari 68

Konsep dasar : Infeksi, Keselamatan dan

Keamanan serta Nyaman(Nyeri)


Aisyah Dzil Kamalah, M.Kep
• Konsep dasar Infeksi
• Konsep dasar Keselamatan dan Keamanan
• Konsep dasar Nyaman(Nyeri)
KONSEP DASAR INFEKSI
• Definisi
• Tanda – tanda infeksi
• Proses Klinis Infeksi
• Faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
• Tahapan proses infeksi
• Infeksi nosokomial
• Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi
• Upaya pencegahan infeksi
• Standart pengendalian infeksi
1. Infeksi….

definisi….

 Potter & Perry (2005): Proses Infasi


oleh mikroorganisme dan berpoliferasi
didalamtubuh yang menyebabkan sakit.
 Kozier, et al (1995):Invasi tubuh oleh mo dan
berproliferasi dalam jaringantubuh.
Tanda-tanda infeksi…..

Rubor (kemerahan)
Kalor (panas)
Dolor (nyeri)
Tumor (bengkak)
Fungsio laesa
(perubahan/penurunan fungsi)
Proses Klinis Infeksi
Terdiri dari…..

 Agen infeksius (microorganisme):


1. Flora residen (penetap) : disebut sebagai
flora normal dalam tubuh,
mokroorganisme relatif stabil dan biasa
ditemukan pada area tertentu.
2. Flora transien (sementara) :
mikroorganisme non
patogen atau potensial
patogen.
Reservoir
(sumber)
• manusia : ditemukan di kulit, saluran nafas,
mulut, alat kelamin (vagina), colon.
• Lingkungan : berasal dari makanan, air, feses, atau
objek tertentu.
Pintu keluar (portal of exit)
Metode penyebaran :
Penyebaran langsung
Penyebaran tak langsung ;
» Penyebaran melalui media
» Penyebaran melalui vektor
Transmisi udara
Pintu masuk
(portal of entry)
Hospes yang rentan.
Faktor yg meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi :

* Usia
* Hereditas
* Status imunisasi
* Terapi yg dijalani
* Status nutrisi
* Kelelahan
* Stres
Periode Inkubasi
periode sejak masuknya
kuman kedlam tubuh sampai
dg munculnya gejala.
Periode predromal Tahapan
periode munculnya gejala proses infeksi
umum sampai muncul
gejala spesifik
Periode sakit
timbul manifestasi

Periode konvalensi
gejala menurun sampai
Individu kembali normal/ sembuh
Infeksi nosokomial…….
merupakan infeksi yg terjadi dirumah sakit berasal
dari fasilitas rumah sakit atau tenaga kesehatan
atau pasien lain.
Sumber2 infeksi nosokomial :
Upaya Pencegahan Infeksi….

Secara umum , tanggung jawab perawat dalam


pencegahan infeksi antara lain :
• Mendidik individu agar terhindar dari infeksi,
melalui ;
upaya imunisasi, perbaikan nutrisi, istirahat dan tidur
yg cukup, menghindari stress.
• Membiasakan diri mencuci tangan.
cuci tangan merupakan salah satu upaya paling efektif
dalam mengontrol infeksi.
• Mencegah penyebaran kuman melalui tidakan
desinfeksi/ sterilisasi.
PELINDUNG DIRI
1. Cuci tangan
2. Sarung tangan
 Sarung tangan steril
 Sarung tangan DTT
 Sarung tangan bersih
 Sarung tangan rumah tangga
3. Pemakaian masker
4. Pemakaian gaun
 Steril kamar bedah
 Non Steril ICU, kamr bayi, KB
 Skort Celemek plastik
5. Pemakaian kacamata pelindung
6. Pemakaian sepatu boot / sepatu tertutup
7. Kap
8. Duk
Cuci tangan
• Dengan sabun dan
air mengalir

• Desinfeksi kulit
(handscrub
handyclean )
Waktu mencuci tangan bagi perawat…
Standar pengendalian Infeksi…..
Asepsis
Desinfeksi
Dekontaminasi
Pembersihan (mencuci dan membilas)
Sterilisasi
Membakar dan pembuangan sampah
ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK

 Tujuan asepsis : membasmi jumlah mikroorganisme


pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan
obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang
lain)
 Antiseptik : Proses menurunkan jumlah
mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau
jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan
antimikrobial (antiseptik)
Contoh larutan antiseptik :

Alkohol (60%- 90%)


Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir
seperti mukosa vagina
Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mo dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
Triklosan (0,2-2%)
DESINFEKTAN :
Adalah bahan kimia yang membunuh atau
menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :
Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0,1%  Untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia
atau sterilisasi kimia
Fenol, klorin
tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan
dipakaikan pada bayi baru lahir
DEKONTAMINASI :
 Proses yang membuat objek mati lebih aman
ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV
tetapi tidak membasmi)
 Peralatan medis dan permukaan harus di
dekontaminasi segera setelah terpapar darah
atau cairan tubuh

PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :


 Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari
kulit atau instrumen.
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif


Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI


106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup Rendam
121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit 20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
STERILISASI :

1. STERILISASI UAP
 121 ˚C , tekanan pada 106 kPa
 20 ' untuk alat tidak terbungkus
 30 ' untuk alat yang dibungkus
2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
 170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai
setelah suhu yang diinginkan tercapai
 160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum), 2 jam
3. STERILISASI KIMIA
 Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-
kurangnya 10 jam
 Formaldehid 8 %, direndam 24 jam
 Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali
atau sebelum disimpan
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :

1. DTT dengan merebus


 Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
 Merebus 20‘ dalam panci tertutup
 Seluruh alat harus terendam
 Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
 Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah
tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1
minggu
2. DTT dengan mengukus
 Selalu kukus 20‘ dalam kukusan
 Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
 Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
 Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
 Keringkan dalam kontainer DTT
3. DTT dengan kimia :

 Desinfektan kimia untuk DTT


 klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
 Langkah-langkah DTT Kimia :
 DEkontaminasi Cuci+bilas keringkan
 Rendam alat dalam larutan desinfektan selama 20mnt
 Bilas dengan air yang direbus dan dikeringkan di udara
 Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang
kering dan telah di DTT
CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN
Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1
% larutan yang diinginkan

JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9
0,5%
Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) ke
dalam 1 bagian larutan klorin konsentrat
Terdapat rumus 9 : 1
Air : Klorin
Contoh soal :
1. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc
2. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter
Jawab :
1. Air = 9 x 500 cc = 450 cc
10
Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc
10 500 cc

2. 1 liter = 1000 cc
Air = 9 x 1000 cc = 900 cc
10
Klorin = 1 x 1000 cc = 100 cc
10 1000 cc
Sampah medis terbagi 2 :
1. Tidak terkontaminasi
 Tidak memberikan resiko infeksi
 Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik
yang digunakan didalam klinik
 Dapat dibuang di tempat sampah umum
2. Terkontaminasi
 Membawa mikroorganisme yang mempunyai
potensi menularkan infeksi kepada orang
 Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari
kamar operasi (jaringan, darah, nanah,kasa,
kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja,
nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat
melukai (jarum suntik, pisau)
3. Sampah lain yang tidak mengandung bahan
infeksius tetapi digolongkan berbahaya karena
mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan
 Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau
botol yang mengandung obat kadaluwarsa,
vaksin, reagen desinfektan)
 Sampah sitotoksik (misal obat untuk
kemoterapi)
 Sampah yang mengandung logam berat (misal air
raksa dari termometer yang pecah, bahan bekas
gigi,dll)
 Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur
ulang (misal kaleng penyembur) yang dapat
meledak bila dibakar.
SAMPAH KERING SAMPAH BASAH
Jarum, kapas, kasa, pembalut Darah, duh tubuh lain,
Pisau skapel, botol obat, dll jaringan plasenta, bagian
janin

DIBAKAR DALAM Dirumah sakit


INSINERATOR dikumpulkan
dalam wadah
terpisah

Abunya (berisi gelas / benda Dibuang dalam lubang


Yang tidak terbakar) ditanam yang dalam dan
tertutup
Dalam lubang tertutup
PENGGUNAAN PERALATAN TAJAM SECARA AMAN
 Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan
atau melepaskan jarum yang akan dibuang
 Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan
segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh
wadah benda tajam tadi harus dibakar dalam
insinerator
 Jika tidak dapat dibakar, maka jarum harus dibilas 3x
dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup
lagi ujung jarum dengan penutupnya menggunakan
tehnik satu tangan (one hand tehnik) lalu ditanam dalam
tanah.
 Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasi
 Tempat sampah kuning sampah terkontaminasi
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
• Definisi
• Sistem persyarafan
• Faktor yang mempengaruhi keselamatan dan
keamanan
• Macam Bahaya berdasar Kelompok Usia
• Tindakan pencegahan terhadap bahaya cidera
Definisi
• Kondisi individu, kelompok, msy
Keselamatan terhindar dari segala bentuk ancaman
/ bahaya.
(safety)

• Kondisi aman / tentram bebas dari


Keamana ancaman / penyakit untuk mendukung
keselamatan dan keamanan diperlukan
(security) kerja sensori motorik yang baik pada
korteks serebry
Sistem persyarafan
• Fungsi sistem persyarafan
• Gangguan pada sitem persyarafan
• Memori dan belajar
• Pikiran
• Komunikasi, bahasa, dan bicara
• Gerakan
Fungsi sistem persyarafan

Koordinasi
Organisasi
dan inisiasi
proses pikir
gerak

Penyimpanan
Kontrol bicara
memori
Gangguan pada sitem persyarafan
• Status mental dan emosi
• Fungsi intelektual
– Gangguan persepsi
• Penglihatan
• Pendengaran
• Penciuman dan perasa
• Peraba
• Input sensorik
– nyeri
Faktor yang mempengaruhi keselamatan dan
keamanan
• Usia
• Perubahan Persepsi sensori
• Gangguan kesadaran
• Mobilitas dan status kesehatan
• Keadaan emosi
• Kemampuan berkomunikasi
• Pengetahuan tentang keamanan
• Gaya hidup
• Lingkungan
Macam Bahaya berdasar Kelompok Usia
Bayi dan
• Kecelakaan dlm rumah tangga
anak pra • tenggelam
sekolah
• cidera
Usia • Olah raga
sekolah • Lingkungan sekolah

• KLL
remaja • PMS

• Gaya hidup
Dewasa • stress

• Jatuh
• Penyakit : sakit kepala, infeksi
Lansia • Perubahan fisik, gangguan persepsi sensoro
Tindakan pencegahan terhadap bahaya cidera
• Sediakan alat bermain yang besar, lunak, dan berujung
bayi runcing. Menuup stop kontak.

• Memasang pengaman pintu yang kokoh dan awet,


anak tidak meninggalkan anak saat mandi , berjalan dan
duduk.
• Ajarkan tidak berbicara pada orang asing dan tidak
Prasekolah makan makanan yang tergeletak dipinggir jalan

• Ajarkan cara bersepeda dengan aman, ingatkan


Sekolah menggunakan helm dan pelindung

• Tekankan bahaya merokok, seks bebas, obat2an dan


Remaja alkohol

• Promkes dan penanganan stress


Dewasa
• Penerangan adekuat, fiksasi karpet / keset,
Lansia
Slide Title
• Pengertian
• Fisiologi Nyeri
• Jenis dan bentuk Nyeri
• Faktor yang mempengaruhi nyeri
• Cara mengukur Nyeri
• Klasifikasi Nanda untuk masalah aman Nyaman
(nyeri)
PENGERTIAN

Kenyamanan: konsep sentral ttg kiat keperawatan.


Donahue (1989) : ” melalui rasa nyaman & tindakan
u/mengupayakan kenyamanan…..perawat m`berikan
kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan”.

Nyeri : suatu sensori subjektif dan pengalaman


emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian2
dimana terjadi kerusakan (IASP, 1979)
SIFAT NYERI :

• Menurut Mahon (1994) :


– Nyeri bersifat individu
– Tidak menyenangkan
– Merupakan suatu kekuatan yg
mendominasi
– Bersifat tidak berkesudahan
FISIOLOGI NYERI :
Komponen fisiologis nyeri :
• Resepsi
• Persepsi
• Reaksi
A. RESEPSI
Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik

Kerusakan sel/jaringan

Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor

Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen)

Serabut delta-A (Myelin Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)


(+), cepat)
Impuls terlokalisasi buruk, viseral, &
terus-menerus
Sensasi tajam, t`lokalisasi,
melokalisasi sumber nyeri,
m`deteksi intensitas nyeri

Ditransmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin, kalium)


Kornu dorsalis, medulla spinalis

Dilepaskan neurotransmitter : substansi P


ditransmisikan ke trac. Spinotalamus

SSP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik,


talamus, korteks sensori, korteks asosiasi)

Kompensasi tbh (mengirim stimulus kembali ke bawah


kornu dorsalis di medulla spinalis/sist nyeri desenden)

Neuroregulator (endorfin) yg menghambat stimulus nyeri

Nyeri berkurang
Mekanisme REFLEKS PROTEKTIF
Serabut delta-A

Impuls sensori ke medulla spinalis


(tempat sinaps dengan neuron motorik)

Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama serabut saraf
eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat lokasi stimulasi

Kontraksi otot

Respon refleks protektif


Jar.superfisial : menarik diri
Jar. Internal : memendek & menegang
STIMULUS NYERI :
1. Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri
mekano-sensitif, misalnya distensi ductus,
tumor
2. Thermal (panas/dingin) : diterima oleh
reseptor thermosensitif, misalnya terbakar
(akibat panas/dingin yg ekstrem)
3. Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri
chemosensitif, misalnya perforasi organ
viseral
4. Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar
Neuroregulator di bagi 2 :
1. Neurotransmitter :
a. Substansi P
b. Serotonin
c. Prostaglandin
2. Neuromodulator :
a. Endorfin & dinorfin
b. Bradikinin
TEORI GATE CONTROL
• Peneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeri
tertentu di sist saraf
• Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :
“impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat
o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP, impuls
nyeri dibuka saat sebuah pertahanan dibuka”.
contohnya : menggosok punggung dgn lambat,
teknik distraksi, konseling, & pemberian plasebo

melepaskan endorfin & dinorfin


B. PERSEPSI
Persepsi mrp titik kesadaran sso terhadap
nyeri.
Stimulus nyeri ditransmisikan ke medulla
spinalis, talamus, & otak tengah. Dari
talamus naik ke bbg area otak, termasuk
korteks sensori & korteks asosiasi (di kedua
lobus parietalis), lobus frontalis, dan sistem
limbik (Paice, 1991).
Saat individu sadar akan nyeri : terjadi reaksi
kompleks.
3 sistem interaksi persepsi nyeri (Meinhart &
McCaffery, 1983) :
1. Sensori-diskriminatif
2. Motivasi-afektif
3. Kognitif-evaluatif
1. Sensori-diskriminatif
• Transmisi nyeri tjd antara talamus & korteks
sensori
• Seorang individu m`persepsikan lokasi, keparahan,
& karakter nyeri
• Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran
(ex : analgetik, anestetik, penyakit serebral)
menurunkan persepsi nyeri
• Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thd stimulus
(ex : ansietas, ggn tidur) meningkatkan persepsi
nyeri
2. Motivasi-afektif
• Interaksi antara p`bentukan sist retikular & sist limbik
m`hasilkan persepsi nyeri
• P`bentukan retikular m`hasilkan respons pertahanan,
menyebabkan individu m`interupsi atau m`hindari
stimulus nyeri
• Sistem limbik mengontrol respons emosi &
kemampuan yaitu koping nyeri
3. Kognitif-evaluatif
• Pusat kortikal yg lebih tinggi di otak memengaruhi
persepsi
• Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri, & emosi
memengaruhi evaluasi thd pengalaman nyeri
• Sist ini membantu sso u/m`interpretasi intensitas &
kualitas nyeri, shg dpt melakukan suatu tindakan
C. REAKSI
a. Respons Fisiologis
menstimulasi sistem saraf otonom (simpatis
& parasimpatis)
b. Respons Perilaku :
ada 3 fase pengalaman nyeri : antisipasi,
sensasi, & aftermath
1. Respon Sistem Saraf Simpatis

• Dilatasi bronchiolus & Pe RR


• Peningkatan denyut Jantung (N)
• Vasokonstriksi perifer (pucat,
Pe TD)
• Peningkatan kadar glukosa darah
• Diaforesis
• Peningkatan ketegangan otot
• Dilatasi pupil
• Penurunan motilitas sal cerna
2. Respon sist saraf parasimpatis
• Pucat
• Ketegangan otot
• Penurunan denyut jantung & TD
• Pernafasan cepat & tidak teratur
• Mual & muntah
• Kelemahan & kelelahan
3. Respon Perilaku
• Cemas, takut
• Ekspresi wajah : mengatupkan geraham,
menggigit bibir, meringis, menangis,dsb
• Fokus perhatian hanya kpd sensasi nyeri
• Apasia, bingung, atau disorientasi
• Depresi
Jenis dan bentuk Nyeri
JENIS BENTUK

• Nyeri Perifer • Nyeri Akut


• Nyeri Sentral • Nyeri Kronis
• Nyeri Psikogenik
Faktor yang mempengaruhi nyeri
• Etnik dan nilai budaya
• Tahap perkembangan
• Lingkungan dan individu pendukung
• Pengalaman nyeri sebelumnya
• Ansietas dan stress
Cara mengukur Nyeri
Klasifikasi Nanda untuk masalah aman Nyaman
(nyeri)
Domain 11 : Domain 12 :
Keamanan / Perlindungan Kenyamanan
• Kelas 1 : Infeksi • Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
• Kelas 2 : Cedera fisik • Kelas 2 : Kenyamanan
• Kelas 3 : Perilaku Kekerasan Lingkungan
• Kelas 4 : Bahaya Lingkungan • Kelas 3 : Kenyaman Sosial
• Kelas 5 : Proses Pertahanan
Tubuh
• Kelas 6 : Termoregulasi

Anda mungkin juga menyukai