Anda di halaman 1dari 26

Hematuria

Hanna Himmatul Ulya


 Hematuria adalah didapatkannya sel-sel darah merah di dalam urine.
 Eritrosit dalam urin bisa berasal dari traktur urinarius manapun, dari
glomerulus hingga meatus urethra eksterna
Initial urethra

bladder trigone

Makroskopik Terminal bladder neck

prostate

Hematuria
Bladder or
Total
above

Ditemukan
Mikroskopik eritrosit ≥
3/HPF
Gross hematuria
yang terus menerus

Berbahaya

Dapat
eksanguinasi
mengakibatkan
sehingga menimbulkan
blood clot yang
menimbulkan syok urosepsis.
dapat menyumbat
hipovolemik/anemi
aliran urine
Urinalisis + pemeriksaan
Pigmenuria
urin mikroskopis

Bedakan gross
hematuria

vaginal bleeding pada


wanita
Penyebab tersering
gross hematuria pada
orang dengan usia>50
tahun adalah bladder
cancer.
Is a urine dipstick sufficient to diagnose microhematuria?
Anamnesis
 Bagaimanakah warna urine yang keluar? Merah segar atau lebih coklat?
 Apakah sedang mengonsumsi obat obatan tertentu?
 Pyridium, Sulfamethoxazole, Nitrofuratoin,Rifampin , Ibuprofen
,Dilantin,Levodopa/Methyldopa ,Quinine/Chloroquine membuat urin berwarna merah

 Kapan urin berwarna merah? Di awal, akhir, atau selama miksi?


 Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah? Jika iya, bagaimana
bentuknya? Apakah amorph atau vermiformis?
 Apakah diikuti dengan rasa nyeri ?
Pemeriksaan Fisik
 Syok hipovolemik dan anemia mungkin disebabkan karena banyak darah
yang keluar.
 Diketemukannya tanda-tanda perdarahan di tempat lain adalah petunjuk
adanya kelainan sistem pembekuan darah yang bersifat sistemik.
 Palpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal
akibat tumor, obstruksi, ataupun infeksi ginjal.
 Massa pada suprasimfisis mungkin disebabkan karena retensi bekuan darah
pada buli-buli.
 Colok dubur dapat memberikan informasi adanya pembesaran prostat
benigna maupun karsinoma prostat.
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan urinalisis dapat mengarahkan kita kepada hematuria yang
disebabkan oleh faktor glomeruler ataupun non glomeruler.
 Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi
organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan pHurine yang sangat
asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat.
 Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel
urotelial.
 IVP adalah pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria.
Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya batu saluran kemih, kelainan
bawaan saluran kemih, tumortumor urotelium, trauma saluran kemih, serta
beberapa penyakit infeksi saluran kemih.
 Adanya bekuan darah atau tumor urotelium sering kita jumpai sebagai gambaran
filling defect yang bisa dilihat pada sistem pelvikaliseal, ureter, dan buli-buli.
 Pemeriksaan USG berguna untuk melihat adanya massa yang solid atau kistus,
adanya batu non opak, bekuan darah pada buli-buli/pielum, dan untuk
mengetahui adanya metastasis tumor di hepar.
 Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi dikerjakan jika pemeriksaan penunjang di
atas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria. Tindakan itu biasanya
dilakukan setelah bekuan darah yang ada di dalam buli-buli dibersihkan sehingga
dapat diketahui asal perdarahan.
The presence of red cell
Example of dysmorphic red casts (Figure 4) in the
blood cells consistent with urinary sediment is strong
renal or glomerular evidence for glomerular
hematuria. hematuria.
Penatalaksanaan

 Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi


urine, dicoba dilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan
memakai cairan garam fisiologis, tetapi jika tindakan ini tidak berhasil,
pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah
transuretra dan sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi
eksanguinasi yang menyebabkan anemia, harus difikirkan pemberian
transfusi darah. Demikian juga jika terjadi infeksi harus diberikan
antibiotika.
Acute urinary retention
Definisi
 Retensi urine adalah ketidak mampuan seseorang untuk mengeluarkan
urine yang terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-
buli terlampaui.
 Proses miksi terjadi karena adanya koordinasi harmonik antara otot
detrusor buli-buli sebagai penampung dan pemompa urine dengan uretra
yang bertindak sebagai pipa untuk menyalurkan urine.
Perbedaan acute
urinary retention
dan chronic
urinary retention?

Rasa nyeri
Etiologi
Gambaran klinis

 Pasien mengeluh tertahan kencing atau kencing keluar sedikit-sedikit.


Keadaan ini harus dibedakan dengan inkontinensia paradoksa yaitu
keluarnya urine secara menetes, tanpa disadari, dan tidak mampu ditahan
oleh pasien. Selain itu tampak benjolan kistus pada perut sebelah bawah
dengan disertai rasa nyeri yang hebat.
Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan pada genitalia eksterna mungkin teraba batu di uretra


anterior, terlihat batu di meatus uretra eksternum, teraba spongiofibrosis
di sepanjang uretra anterior, terlihat fistel atau abses di uretra,
fimosis/parafimosis, atau terlihat darah keluar dari uretra akibat cedera
uretra.
 Pemeriksaan colok dubur setelah buli-buli dikosongkan ditujukan untuk
mencari adanya hiperplasia prostat/karsinoma prostat, dan pemeriksaan
refleks bulbokavernosus untuk mendeteksi adanya buli-buli neurogenik.
Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan foto polos abdomen menunjukkan bayangan buli-buli penuh,


mungkin terlihat bayangan batu opak pada uretra atau pada buli-buli.
 Pada pemeriksaan uretrografi tampak adanya striktura uretra.
Penatalaksanaan

 Urine yang tertahan lama di dalam buli-buli secepatnya harus dikeluarkan


karena jika dibiarkan, akan menimbulkan beberapa masalah antara lain:
mudah terjadi infeksi saluran kemih, kontraksi otot buli-buli menjadi
lemah dan timbul hidroureter dan hidronefrosis yang selanjutnya dapat
menimbulkan gagal ginjal.
 Initial Management :
 Urethral catheterisation
 Suprapubic catheter ( SPC)

 Late Management:
 Treating the underlying
cause
 Untuk kasus-kasus tertentu mungkin tidak perlu pemasangan kateter
terlebih dahulu melainkan dapat langsung dilakukan tindakan definitif
terhadap penyebab retensi urine, misalnya batu di meatus uretra
eksternum atau meatal stenosis dilakukan meatotomi, fimosis atau
parafimosis dilakukan sirkumsisi atau dorsumsisi.

Anda mungkin juga menyukai