variasi bahan-bahan campuran dan mengukur serta mengawasi operasional pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap kekuatan dan keseragaman mutu beton. Operasional yang dimaksud adalah
spesifikasi teknis Pekerjaan Awal • Mempelajari gambar rencana dan spesifikasi • Pemahaman lebih dalam terhadap lokasi proyek • Peralatan dan organisasi kontraktor pelaksana • Menentukan tugas dan tanggung jawab • Menentukan pengujian, pencatatan dan laporan yang diperlukan Bahan • Semua bahan campuran beton seperti semen, agregat, air dan bahan tambah harus diidentifikasi mengenai sumber, jumlah dan kesesuaian dengan persyaratan, penanganan, penimbangan dan pembuangan bahan yang ditolak Perbandingan Campuran • Pengujian agregat meliputi gradasi, berat jenis, dan kadar lumpur • Data rancangan campuran meliputi kadar semen, proporsi agregat, air, rongga udara, konsistensi dan kekuatan • Volume takaran (jika menggunakan takaran volume), meliputi ukuran takaran, berat material dlm takaran, koreksi kadar air agregat Unit penakar/penimbang • Pemeriksaan peralatan untuk menimbang dan tambah mengukur semen, agregat, air dan bahan • Pemeriksaan peralatan untuk penanganan material, pengangkutan dan skala timbangan Unit Pencampur • Lama waktu pencampuran • Alat pengatur waktu • Penghitungan jumlah takaran pembetonan • Persiapan bahan, perlengkapan peralatan, tenaga kerja, bahan pelindung cuaca • Jenis peralatan, konsistensi adukan, kadar udara, pemisahan butir, perubahan konsistensi • Penempatan adukan, pemisahan butir, tinggi jatuh adukan, pemadatan, penggetaran • Penyelesaian akhir Setelah pembetonan • Waktu pembongkaran acuan/bekesting • Metode, peralatan, bahan, saat mulai, dan lama waktu perawatan • Perlindungan beton basah terhadap hujan, lalulintas dan cuaca Pengujian beton • Konsistensi adukan, kadar udara • Pengambilan contoh, pembuatan benda uji, penyimpanan dan perawatan benda uji, pengujian kekuatan, pengambilan contoh inti (core drill) Persyaratan penerimaan mutu beton (SNI 03-2847-2002) KUAT TEKAN BETON MEMENUHI SYARAT APABILA DIPENUHI : • Kuat tekan rata-rata setiap 3 hasil uji berturut- turut sama atau melebihi f’c • Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua hasil uji contoh silinder mempunyai nilai dibawah f’c melebihi dari 3,5 MPa ( f’c – 3,5 MPa ) Catatan : yg dimaksud dengan hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari kuat tekan 2 silinder yang dibuat dari batch yg sama dan diuji dlm waktu bersamaan Contoh • Hasil Uji Kuat Tekan Silinder Beton Pelaksanaan Pembetonan pada Proyek X di Pangkalpinang (dari RKS ditetapkan f’c = 30 MPa), beton segar di suplay dari batching plant yang sama sebagai berikut : Waktu pembuatan Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) Silinder No. Kode Sil Sil. Hasil Rerata dari Tanggal Pukul A B Uji 3 hasil Uji 1 11/11/2010 08.00 A-1 31 33
2 11/11/2010 10.00 A-2 29 32
3 11/11/2010 13.00 A-3 28 30
4 12/11/2010 08.00 A-4 30 33
5 12/11/2010 09.00 B-1 31 29
6 12/11/2010 10.00 B-2 28 30
7 13/11/2010 08.00 B-3 30 33
8 13/11/2010 09.00 B-4 31 35
Evaluasi • Evaluasi 1 : nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan adalah …… • Syarat 1. Dari ketiga hasil tersebut terlihat bahwa hasil uji kuat tekan > f’c = 30 MPa • Syarat 2. Dari hasil diatas terlihat ada hasil uji uji terendah yaitu 29 MPa, tetapi nilai ini masih memenuhi syarat karena 29 MPa > 26,5 MPa ( 30 – 3,5 = 26,5 MPa) • Jadi disimpukan hasil uji menunjukkan beton f’c = 30 MPa dapat dipenuhi. Untuk melakukan evaluasi mutu beton awal dibutuhkan minimum 6 buah silinder beton.