Anda di halaman 1dari 51

Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis)

Oleh: Ramot Jevon Silalahi 1506120472


Program Studi Agroteknologi UR
Tahap-tahapan kegiatan
• Sebelum suatu lahan dibuka untuk suatu perkebunan
kelapa sawit terlebih dahulu dilakukan studi
kesesuaian lahan (tanah dan iklim) berdasarkan
syarat-syarat lingkungan tumbuh tanaman kelapa
sawit (Tabel 1).
• Tingkat kesesuaian atau kelas tanah menentukan
tingkat penerapan teknik budidaya, biaya
produksi dan proyeksi hasil (Tabel 2 dan 3)
Tabel 1. Kesesuaian Iklim untuk Kelapa
Sawit

Uraian Norma Keterangan


Suhu kisaran; 18 – 32 0 C; Tumbuh baik dengan selang
rata-rata 24 – 28 0 C suhu tersebut. Di atas atau di
optimum bawah selang suhu tersebut,
produktivitas akan lebih rendah
karena rendahnya proses
asimilasi, gagalnya
perkembangan bunga dan
pematangan buah

Kelembaban > 75 % Kelembaban udara yang rendah


relatif (RH) memperlambat pertumbuhan
dan pembentukan bunga,sedang
pada kelembaban yang tinggi,
tanaman rawan terhadap
serangan penyakit
Uraian Norma Keterangan
Rata-rata 2.000 – 2.500 mm Data curah hujan bulanan dan
Curah jumlah hari hujan sangat
Hujan penting karena berhubungan
Tahunan dengan sifat tanaman yang
(dengan berbuah sepanjang tahun.
penyebaran Fluktuasi curah hujan secara
merata) langsung berkorelasi erat
dengan fluktuasi hasil dari
bulan ke bulan

Intensitas 5 – 7 jam/hari Kawasan dengan curah hujan


Cahaya yang terlalu tinggi, akan
mengurangi intensitas cahaya,
sehingga produktivitas kelapa
sawit akan rendah.
Tabel 2. Kriteria Lahan Untuk Budidaya Kelapa Sawit menurut
Kelasnya (Berdasarkan Sifat Fisik Tanah dan Iklim)

Iklim & Sifat Kriteria Lahan


Fisik Tanah
Baik Sedang Kurang Tidak Baik
(Kelas I) (Kelas II) Baik (Kelas IV)
(Kelas III)
Tinggi (m 0 – 400 0 – 400 0 – 400 0 – 400
dpl)
Topografi Datar – Berbukit Curam
berombak Bergelom
bang
Lereng (%) 0 –15 16 – 25 25 – 36 > 36
Tabel 3. Standar Jumlah dan Bobot Tandan DxP Pusat
Penelitian Marihat Menurut Umur dan Kelas Lahan

Umur Klasifikasi Lahan dan Produksi


(tahun) I II III IV
T R T T R T T R T T R T
B B B B B B B B
T S T S T S T S
3 21 3 9 16 3 7 14 3 6 14 2 5
4 20 6 17 20 5 15 20 5 13 19 4 10
5 48 8 21 18 7 19 18 6 16 17 6 14
6 17 10 25 17 9 22 17 8 19 16 7 16
7 16 12 28 16 11 25 16 10 23 15 9 19
8 15 14 30 15 13 27 15 12 25 14 11 22
9 13 16 30 13 15 27 13 13 25 12 13 22
Umur Klasifikasi Lahan Dan Produksi
(tahun) I II III IV
T R T T R T T R T T R T
B B B B B B B B
T S T S T S T S
10 12 18 30 11 17 27 11 16 25 10 15 22
11 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22
12 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22
13 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22
14 8 23 27 8 22 25 8 20 23 8 18 21
15 8 23 27 8 22 25 8 20 23 8 18 21
16 7 26 25 7 24 24 7 22 22 7 20 20
17 7 26 25 7 24 24 7 22 22 7 20 20
18 6 28 24 6 26 22 6 23 20 6 22 19
Umur Klasifikasi Lahan dan Produksi
(tahun) I II III IV
T R T T R T T R T T R T
B B B B B B B B
T S T S T S T S
18 6 28 24 6 26 22 6 23 20 6 22 19
20 5 30 22 5 29 21 5 27 19 5 25 18
21 5 30 22 5 29 21 5 27 19 5 25 18
22 5 31 20 5 27 19 5 24 17 5 22 16
23 5 31 20 5 27 19 5 24 17 5 22 16
24 4 35 18 4 30 17 4 28 16 4 26 15
25 4 35 18 4 30 17 4 28 16 4 26 15
Rata- 9 20 24 9 18 22 9 16 20 9 15 18
rata

Ket : T = Jumlah tandan/pokok/tahun


RBT = Rata-rata bobot satu tandan
TBS = Tandan Buah Segar (ton/ha/ tahun)
1. Kriteria bibit kelapa sawit
Kriteria bibit yang baik meliputi.
• Kualitas : Germinated Seed (GS) atau
kecambah bersertifikat yang dikeluarkan
lembaga yang dipilih pemerintah yaitu
Pusat Penelitian Marihat, BPP Medan
dan PT. Socfindo Indonesia karena
menyediakan bibit siap salur yang
superior. Hati-hati terhadap penjualan
bibit yang tidak jelas asal-usulnya atau
bersertifikat palsu atau bibit sapuan dari
kebun produksi.
Tabel 4. Sumber Bibit dan Potensi Produksi
Kelapa Sawit Dalam Negeri
No. Nama Sumber Alamat Potensi Harga *)
Benih Produksi/Thn (Rp/butir)
(butir)
1. Pusat Jl. Brigjen. 40.000 1.100
Penelitian Katamso 51 Kp.
Kelapa Sawit Baru PO. BOX
(PPKS)Marihat 1103Medan20001
2. PT. Socfindo Jl. KL. Yos 14.000 1.100
(Socfin Sudarso 106
Indonesia) Medan 20115
3. PT. London Jl. A. Yani No. 2 15.000 1.100
Sumatera Medan 20111
Jml 69.000

• Keterangan : *) Harga bibit pada tahun 1997


• Sumber : MMA – IPB (1997)
2. • Seleksi Lokasi Pembibitan
Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki
oleh calon lahan antara lain :
1. Dekat dengan sumber air dan bebas dari
banjir.
2. Datar sampai agak bergelombang.
3. Dekat dengan areal untuk penanaman dan
mudah dijangkau
4. Tanahnya cukup top soil, subur dan gembur.
5. Bebas dari banjir.
6. Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga
kerja.
7. Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan
rencana penanaman.
8. Saluran air
Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan
Pembibitan Utama (Main Nursery)

• Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery)


Petakan bedengan pesemaian/pembibitan pendahuluan
berukuran 8 m x 11,2 m, dalam satu satuan naungan
terdapat 4 – 6 petakan. Setiap petakan memuat 1 000
bibit(kecambah). Kecambah ditanam dalam kantong plastik
berukuran 14 cm x 22 cm dengan tebal 0,1 mm. Sebelum
kecambah ditanam kantong plastik tersebut dilubangi
dengan diameter 0,5 cm sebanyak 12 lubang.
• Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah
berasal dari lapisan atas (top soil). Tanah tersebut terlebih
dahulu disaring dengan saringan kurang lebih 1 cm. Satu
hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang
telah berisi tanah disiram agar pada waktu penanaman
dapat dipadatkan
Pemeliharaan Pembibitan

• Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan,


pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan.
# Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika
tidak ada hujan.
# Pemupukan dengan menggunakan urea atau
pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air.
# Setelah bibit berumur 2,5 – 3 bulan naungan
perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi.
# Demikian pula seleksi di persemaian pendahuluan
dimulai saat tanaman berumur 2,5 – 3 bulan.
Pemeliharaan Pembibitan Awal
Pembibitan Utama (Main Nursery)

• Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di


pembibitan utama adalah penyediaan air untuk
penyiraman, pemasangan pipa saluran air 2 – 3
bulan sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan
utama. Jarak tanam di pembibitan utama 85 cm x
85 cm x 85 cm, sistem segitiga sama sisi.
• Kantong plastik yang digunakan berukuran 40 cm x
50 cm dengan tebal 0,2 mm, dibuat lubang
perforasi berdiameter 0,5 cm dengan jarak 5 cm x
10 cm. Tanah yang digunakan berasal dari lapisan
tanah atas.
Persiapan Penanaman dan Menanam

Ukuran dan mutu polybag


• Polybag yang digunakan berwarna hitam,
dengan ukuran 50 cm x 40 cm dengan
ketebalan 0,2 mm.
• Mutu plastik untuk polybag harus yang baik,
sehingga sampai dengan 12 bulan di lapangan
polybag masih cukup kuat, tidak pecah untuk
menahan perlakuan-perlakuan selama
pemindahan bibit ke lapangan.
Membuat lubang polybag
• Jumlah lubang pada setiap polybag 36 buah dengan
diameter 0,3 cm
• Lubang tersusun dibuat sebagai berikut.
• Setiap polybag terdiri atas 3 baris lubang yang per
baris terdiri 6 lubang.
• Jarak antar baris 10 cm dan paling bawah diambil 5
cm dari tepi bawah sehingga bila polybag dibuka
dan diisi tanah, lubang terbawah menjadi lubang di
dasar polybag.
• Jarak lubang dalam barisan 5 cm.
• Lubang pertama dan terakhir 5 cm dari tepi plastik.
Pembibitan Utama
Pemeliharaan tanaman Utama

Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan


penyakit serta seleksi bibit.

• Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) jika


curah hujan kurang dari 10 mm.

• Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong


plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat penyiangan
sekaligus dilakukan penggemburan tanah. Rotasi penyiangan
dilakukan dua minggu sekali.
Pemeliharaan Pembibitan Utama
• Pemupukan bibit di pembibitan utama
dilakukan dua minggu setelah pemindahan dari
pembibitan pendahuluan.
• Pemberian pupuk selang dua minggu, caranya
pupuk ditaburkan secara merata di atas
permukaan tanah dalam kantong plastik, pupuk
jangan sampai mengenai leher batang bibit.
• Rekomendasi pemupukan di pembibitan
utama disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rekomendasi Pemupukan dan
Pembibitan Utama K S

Umur Dosis (gram/pohon) Total


(minggu) Campuran
Urea RP MOP Kieserite

18, 20 1,82 1,36 1,36 0,46 5,0


22, 24, 28 3,64 2,73 2,73 0,90 10,0
30, 32, 34, 36 5,45 4,09 4,09 1,37 15,0
38, 40, 42, 44 7,27 5,45 5,45 1,83 20,0

46, 48 10,91 8,17 8,17 2,75 30,0


Seleksi bibit

• Untuk mendapatkan bibit yang baik dan mengurangi


biaya pemeliharaan di pembibitan utama.
• Bibit yang diafkir (dibuang adalah bibit yang tumbuh
tegak dan kaku, sudut pelepah dengan batang kecil,
pelepah muda lebih pendek dari pelepah tua, bibit
tumbuh lemah, terserang penyakit dengan
intensitas berat, bentuk anak daun tidak sempurna.
• Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 – 8 bulan dan
pada saat dipindahkan ke lapangan.
PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMAN

Kegiatan terdiri atas :


merintis dan mengukur,
pembukaan areal,
pemberantasan alang-alang,
penanaman penutup tanah,
pengajiran,
pembuatan petakan,
pembuatan lubang tanam.
Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya dilakukan
pembuatan jalan dan sarana penunjang lainnya.
Pembukaan areal

• Kegiatan pertama pembukaan areal adalah


tebas-babat semak belukar dan pepohonan
yang berdiameter < 5 cm, bertujuan
membersihkan areal sehingga tahap kegiatan
selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih
mudah
• penebangan pepohonan dengan gergaji mesin (chain-shaw),
gergaji tangan dan kapak.

• Pemotongan batang dan perancahan dahan dan ranting


• Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering.

• Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali (tidak


lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar)

• Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin.

• Metode tanpa bakar (zero burning) : perumpukan dan


bongkar tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan
excavator).
Sistem zero burning (tanpa bakar)
Jenis LCC Tipe Menjalar pada Perkebunan
Kelapa Sawit
• Centrosema pubescens
• Pueraria javanica
• Mucuna Bracteata (Rekomendasi Perusahaan)
• Calopoginium mucunoides
• Psopocarphus polustris
• Calopogonium caeruleum
• Desmodium ovalifolium
• Mucuna conchinchinensis
• Pueraria phascoloides
Calopogonium sp
Centrosema pubescens
Mucuna bracteata
• Penanaman LCC secara campuran dari berbagai jenis
lebih menguntungkan dari pada hanya menggunakan 1
jenis LCC
• Seleksi LCC: perlu dilakukan sebelum dilakukan
penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian daya
kecambah
• Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan
persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan
didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik
• Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis
kacangan: Calopoginium mucunoides (40%),
Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica
(60%), Mucuna conchinchinensis (75%)
• Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar,
kebutuhan benih dapat ditambah secara proporsional
Contoh Kebutuhan Benih LCC

• Pada penanaman LCC secara campuran


kebutuhan benihnya sebagai berikut:
Calopoginium mucunoides (6 kg/ha), Pueraria
javanica (3 kg/ha), Mucuna conchinchinensis (2
kg/ha), dan Calopogonium caeruleum (0,5 kg/ha)
Kegunaan LCC
• Menahan pukulan hujan
• Menahan laju air limpasan
• Menambah N
• Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi
tanah)
• Melindungi permukaan tanah dari erosi
• Mengurangi pencucian unsur hara
• Mempercepat pelapukan barang sisa LC/replanting
• Menekan pertumbuhan gulma
3. • Penanaman : tidak teratur atau teratur
• Penanaman teratur menggunakan pola
tanam segitiga sama sisi
• Jarak tanam ditentukan berdasarkan
ukuran tanaman terutama diameter
tajuk, tanaman dapat menengkap
cahaya matahari optimal perlu juga
mempertimbangkan diameter
perakaran
• Kelapa sawit ditanam dengan jarak
tanam 9 m x 9 m
Pengajiran

• Untuk mendapatkan pertanaman yang teratur,


sebelum penanaman bibit di lapangan
dilakukan pengajiran. Hal ini berguna dalam
menentukan di mana bibit akan ditanam serta
di mana jalan dan sarana lainnya akan dibuat
• Jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan
tanaman per ha pada Tabel 7.
Pengajiran
Tabel 7. Kerapatan Tanaman pd Sistem
Tanam Segi Tiga Sama Sisi
sy
Jarak tanam (m) Jarak antar baris Kerapatan
(m) tanaman/ha
8.8 x 8.8 x 8.8 7.62 150

9.0 x 9.0 x 9.0 7.79 143

9.2 x 9.2 x9.2 7.97 136

9.5 x 9.5 x 9.5 8.23 128

10.0 x 10.0 x10.0 8.67 116


Penentuan Jarak tanam
ruang kosong

Segi empat Segi tiga


Tabel . Hubungan jarak tanam, bentuk jarak
tanam, dan populasi tanaman
----------------------------------------------------------
Jarak tanam segi empat segi tiga
----------------------------------------------------------
6m 278 320
7m 204 236
8m 156 180
9m 123 143
-----------------------------------------------------------
Pembuatan Lubang Tanam

• Pembuatan Lubang Tanam


Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir
Lubang tanam berukuran
60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas
40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya
kedalaman 60 cm.
Penanaman Bibit
• Seminggu sebelum tanam dilakukan pemutusan akar-akar
bibit yang keluar dari kantung plastik.
• Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya ditoreh
dengan pisau atau silet.
• Dimasukkan bersama-sama ke dalam lubang tanam. Setelah
berada di lubang tanam, kantung plastik dilepaskan secara
hati-hati dan dikeluarkan dari lubang tanam.
• Penimbunan secara bertahap, sub soil kemudian top soil.
Tanah di sekitar bibit dipadatkan dengan cara menginjak-injak
dengan hati-hati. Leher akar diusahakan tepat berada pada
permukaan tanah.
• Pada saat penanaman dilakukan pemupukan dengan pupuk
Rock Phosphate (RP) sebanyak 500 gram/lubang tanam.
Setengah bagian dimasukkan ke dasar lubang dan sisanya
dicampur dengan top soil.
Pemeliharaan
• Sensus pokok, penyulaman, pemupukan,
pengendalian HPT, pengendalian gulma,
kastrasi, penunasan, pemanfaatan limbah
Pemupukan
• Strategi pemupukan:
– Tepat jenis (memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan
komposisi unsur hara utama & tambahan; memilh
berdasarkan sifat kelarutan dan sifat tanahnya).
– Tepat waktu & frekuensi (ditentukan oleh iklim/ CH, sifat
fisik tanah, logistik pupuk, adanya sifat sinergis & antagonis
antar unsur hara
– Tepat cara (ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur
tanaman, jenis tanah)
– Tepat dosis (pd TBM vs TM; diagnosis visual dan secara
kimia, yakni analisis tanah, analisis daun )
Pemanfaatan limbah sbg penyedia hara.
Pemupukan
Penetapan dosis:
– TBM berdasarkan analisis tanah dan umur tan.(utk
meningkatkan pertumbuhan vegetatif)
– TM berdasarkan analisis daun (utk produksi buah)
Jenis pupuk tunggal, majemuk, slow release; organik
(terutama limbah) & anorganik
Cara melalui tanah (tebar, larikan), melalui daun, ketiak
pelepah, akar (infus)
Penentuan waktu dan frekuensi menurut iklim (c.hujan),
tanah, pengadaan pupuk, sifat sinergis & antagonis antar
unsur hara
• Cara pemupukan :
1. Penyebaran secara merata pada lingkar luar dan
dalam batang (lihat gambar)
2. Penempatan pupuk pd jalur lingkaran
3. Penempatan pupuk pd larikan (lubang memanjang)
mengelilingi pokok dan pupuk dibenamkan dalam
larikan yg ditimbun lg dg tanah
4. Pemupukan melalui daun
5. Pemupukan melalui ketiak pelepah (pupuk Borate,
pada daun ke-9 spi ke-17 )
6. Pemupukan melalui infus akar (unsur mikro).
Kegiatan Setelah Penanaman
• Umpan tikus
• Pemberian mulsa dengan janjangan kosong
• Penyisipan
• Konsolidasi
• Pemupukan teratur
• Penyiangan Gulma

Anda mungkin juga menyukai