Program Studi Agroteknologi UR Tahap-tahapan kegiatan • Sebelum suatu lahan dibuka untuk suatu perkebunan kelapa sawit terlebih dahulu dilakukan studi kesesuaian lahan (tanah dan iklim) berdasarkan syarat-syarat lingkungan tumbuh tanaman kelapa sawit (Tabel 1). • Tingkat kesesuaian atau kelas tanah menentukan tingkat penerapan teknik budidaya, biaya produksi dan proyeksi hasil (Tabel 2 dan 3) Tabel 1. Kesesuaian Iklim untuk Kelapa Sawit
Uraian Norma Keterangan
Suhu kisaran; 18 – 32 0 C; Tumbuh baik dengan selang rata-rata 24 – 28 0 C suhu tersebut. Di atas atau di optimum bawah selang suhu tersebut, produktivitas akan lebih rendah karena rendahnya proses asimilasi, gagalnya perkembangan bunga dan pematangan buah
Kelembaban > 75 % Kelembaban udara yang rendah
relatif (RH) memperlambat pertumbuhan dan pembentukan bunga,sedang pada kelembaban yang tinggi, tanaman rawan terhadap serangan penyakit Uraian Norma Keterangan Rata-rata 2.000 – 2.500 mm Data curah hujan bulanan dan Curah jumlah hari hujan sangat Hujan penting karena berhubungan Tahunan dengan sifat tanaman yang (dengan berbuah sepanjang tahun. penyebaran Fluktuasi curah hujan secara merata) langsung berkorelasi erat dengan fluktuasi hasil dari bulan ke bulan
Intensitas 5 – 7 jam/hari Kawasan dengan curah hujan
Cahaya yang terlalu tinggi, akan mengurangi intensitas cahaya, sehingga produktivitas kelapa sawit akan rendah. Tabel 2. Kriteria Lahan Untuk Budidaya Kelapa Sawit menurut Kelasnya (Berdasarkan Sifat Fisik Tanah dan Iklim)
Iklim & Sifat Kriteria Lahan
Fisik Tanah Baik Sedang Kurang Tidak Baik (Kelas I) (Kelas II) Baik (Kelas IV) (Kelas III) Tinggi (m 0 – 400 0 – 400 0 – 400 0 – 400 dpl) Topografi Datar – Berbukit Curam berombak Bergelom bang Lereng (%) 0 –15 16 – 25 25 – 36 > 36 Tabel 3. Standar Jumlah dan Bobot Tandan DxP Pusat Penelitian Marihat Menurut Umur dan Kelas Lahan
Umur Klasifikasi Lahan dan Produksi
(tahun) I II III IV T R T T R T T R T T R T B B B B B B B B T S T S T S T S 3 21 3 9 16 3 7 14 3 6 14 2 5 4 20 6 17 20 5 15 20 5 13 19 4 10 5 48 8 21 18 7 19 18 6 16 17 6 14 6 17 10 25 17 9 22 17 8 19 16 7 16 7 16 12 28 16 11 25 16 10 23 15 9 19 8 15 14 30 15 13 27 15 12 25 14 11 22 9 13 16 30 13 15 27 13 13 25 12 13 22 Umur Klasifikasi Lahan Dan Produksi (tahun) I II III IV T R T T R T T R T T R T B B B B B B B B T S T S T S T S 10 12 18 30 11 17 27 11 16 25 10 15 22 11 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22 12 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22 13 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22 14 8 23 27 8 22 25 8 20 23 8 18 21 15 8 23 27 8 22 25 8 20 23 8 18 21 16 7 26 25 7 24 24 7 22 22 7 20 20 17 7 26 25 7 24 24 7 22 22 7 20 20 18 6 28 24 6 26 22 6 23 20 6 22 19 Umur Klasifikasi Lahan dan Produksi (tahun) I II III IV T R T T R T T R T T R T B B B B B B B B T S T S T S T S 18 6 28 24 6 26 22 6 23 20 6 22 19 20 5 30 22 5 29 21 5 27 19 5 25 18 21 5 30 22 5 29 21 5 27 19 5 25 18 22 5 31 20 5 27 19 5 24 17 5 22 16 23 5 31 20 5 27 19 5 24 17 5 22 16 24 4 35 18 4 30 17 4 28 16 4 26 15 25 4 35 18 4 30 17 4 28 16 4 26 15 Rata- 9 20 24 9 18 22 9 16 20 9 15 18 rata
Ket : T = Jumlah tandan/pokok/tahun
RBT = Rata-rata bobot satu tandan TBS = Tandan Buah Segar (ton/ha/ tahun) 1. Kriteria bibit kelapa sawit Kriteria bibit yang baik meliputi. • Kualitas : Germinated Seed (GS) atau kecambah bersertifikat yang dikeluarkan lembaga yang dipilih pemerintah yaitu Pusat Penelitian Marihat, BPP Medan dan PT. Socfindo Indonesia karena menyediakan bibit siap salur yang superior. Hati-hati terhadap penjualan bibit yang tidak jelas asal-usulnya atau bersertifikat palsu atau bibit sapuan dari kebun produksi. Tabel 4. Sumber Bibit dan Potensi Produksi Kelapa Sawit Dalam Negeri No. Nama Sumber Alamat Potensi Harga *) Benih Produksi/Thn (Rp/butir) (butir) 1. Pusat Jl. Brigjen. 40.000 1.100 Penelitian Katamso 51 Kp. Kelapa Sawit Baru PO. BOX (PPKS)Marihat 1103Medan20001 2. PT. Socfindo Jl. KL. Yos 14.000 1.100 (Socfin Sudarso 106 Indonesia) Medan 20115 3. PT. London Jl. A. Yani No. 2 15.000 1.100 Sumatera Medan 20111 Jml 69.000
• Keterangan : *) Harga bibit pada tahun 1997
• Sumber : MMA – IPB (1997) 2. • Seleksi Lokasi Pembibitan Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh calon lahan antara lain : 1. Dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. 2. Datar sampai agak bergelombang. 3. Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah dijangkau 4. Tanahnya cukup top soil, subur dan gembur. 5. Bebas dari banjir. 6. Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga kerja. 7. Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman. 8. Saluran air Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan Pembibitan Utama (Main Nursery)
• Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery)
Petakan bedengan pesemaian/pembibitan pendahuluan berukuran 8 m x 11,2 m, dalam satu satuan naungan terdapat 4 – 6 petakan. Setiap petakan memuat 1 000 bibit(kecambah). Kecambah ditanam dalam kantong plastik berukuran 14 cm x 22 cm dengan tebal 0,1 mm. Sebelum kecambah ditanam kantong plastik tersebut dilubangi dengan diameter 0,5 cm sebanyak 12 lubang. • Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari lapisan atas (top soil). Tanah tersebut terlebih dahulu disaring dengan saringan kurang lebih 1 cm. Satu hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang telah berisi tanah disiram agar pada waktu penanaman dapat dipadatkan Pemeliharaan Pembibitan
• Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan. # Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika tidak ada hujan. # Pemupukan dengan menggunakan urea atau pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air. # Setelah bibit berumur 2,5 – 3 bulan naungan perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi. # Demikian pula seleksi di persemaian pendahuluan dimulai saat tanaman berumur 2,5 – 3 bulan. Pemeliharaan Pembibitan Awal Pembibitan Utama (Main Nursery)
• Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di
pembibitan utama adalah penyediaan air untuk penyiraman, pemasangan pipa saluran air 2 – 3 bulan sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan utama. Jarak tanam di pembibitan utama 85 cm x 85 cm x 85 cm, sistem segitiga sama sisi. • Kantong plastik yang digunakan berukuran 40 cm x 50 cm dengan tebal 0,2 mm, dibuat lubang perforasi berdiameter 0,5 cm dengan jarak 5 cm x 10 cm. Tanah yang digunakan berasal dari lapisan tanah atas. Persiapan Penanaman dan Menanam
Ukuran dan mutu polybag
• Polybag yang digunakan berwarna hitam, dengan ukuran 50 cm x 40 cm dengan ketebalan 0,2 mm. • Mutu plastik untuk polybag harus yang baik, sehingga sampai dengan 12 bulan di lapangan polybag masih cukup kuat, tidak pecah untuk menahan perlakuan-perlakuan selama pemindahan bibit ke lapangan. Membuat lubang polybag • Jumlah lubang pada setiap polybag 36 buah dengan diameter 0,3 cm • Lubang tersusun dibuat sebagai berikut. • Setiap polybag terdiri atas 3 baris lubang yang per baris terdiri 6 lubang. • Jarak antar baris 10 cm dan paling bawah diambil 5 cm dari tepi bawah sehingga bila polybag dibuka dan diisi tanah, lubang terbawah menjadi lubang di dasar polybag. • Jarak lubang dalam barisan 5 cm. • Lubang pertama dan terakhir 5 cm dari tepi plastik. Pembibitan Utama Pemeliharaan tanaman Utama
Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan
penyakit serta seleksi bibit.
• Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) jika
curah hujan kurang dari 10 mm.
• Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong
plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan tanah. Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu sekali. Pemeliharaan Pembibitan Utama • Pemupukan bibit di pembibitan utama dilakukan dua minggu setelah pemindahan dari pembibitan pendahuluan. • Pemberian pupuk selang dua minggu, caranya pupuk ditaburkan secara merata di atas permukaan tanah dalam kantong plastik, pupuk jangan sampai mengenai leher batang bibit. • Rekomendasi pemupukan di pembibitan utama disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Rekomendasi Pemupukan dan Pembibitan Utama K S
• Untuk mendapatkan bibit yang baik dan mengurangi
biaya pemeliharaan di pembibitan utama. • Bibit yang diafkir (dibuang adalah bibit yang tumbuh tegak dan kaku, sudut pelepah dengan batang kecil, pelepah muda lebih pendek dari pelepah tua, bibit tumbuh lemah, terserang penyakit dengan intensitas berat, bentuk anak daun tidak sempurna. • Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 – 8 bulan dan pada saat dipindahkan ke lapangan. PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMAN
Kegiatan terdiri atas :
merintis dan mengukur, pembukaan areal, pemberantasan alang-alang, penanaman penutup tanah, pengajiran, pembuatan petakan, pembuatan lubang tanam. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya dilakukan pembuatan jalan dan sarana penunjang lainnya. Pembukaan areal
• Kegiatan pertama pembukaan areal adalah
tebas-babat semak belukar dan pepohonan yang berdiameter < 5 cm, bertujuan membersihkan areal sehingga tahap kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih mudah • penebangan pepohonan dengan gergaji mesin (chain-shaw), gergaji tangan dan kapak.
• Pemotongan batang dan perancahan dahan dan ranting
• Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering.
• Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali (tidak
lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar)
• Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin.
• Metode tanpa bakar (zero burning) : perumpukan dan
bongkar tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan excavator). Sistem zero burning (tanpa bakar) Jenis LCC Tipe Menjalar pada Perkebunan Kelapa Sawit • Centrosema pubescens • Pueraria javanica • Mucuna Bracteata (Rekomendasi Perusahaan) • Calopoginium mucunoides • Psopocarphus polustris • Calopogonium caeruleum • Desmodium ovalifolium • Mucuna conchinchinensis • Pueraria phascoloides Calopogonium sp Centrosema pubescens Mucuna bracteata • Penanaman LCC secara campuran dari berbagai jenis lebih menguntungkan dari pada hanya menggunakan 1 jenis LCC • Seleksi LCC: perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian daya kecambah • Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik • Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis kacangan: Calopoginium mucunoides (40%), Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica (60%), Mucuna conchinchinensis (75%) • Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar, kebutuhan benih dapat ditambah secara proporsional Contoh Kebutuhan Benih LCC
• Pada penanaman LCC secara campuran
kebutuhan benihnya sebagai berikut: Calopoginium mucunoides (6 kg/ha), Pueraria javanica (3 kg/ha), Mucuna conchinchinensis (2 kg/ha), dan Calopogonium caeruleum (0,5 kg/ha) Kegunaan LCC • Menahan pukulan hujan • Menahan laju air limpasan • Menambah N • Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah) • Melindungi permukaan tanah dari erosi • Mengurangi pencucian unsur hara • Mempercepat pelapukan barang sisa LC/replanting • Menekan pertumbuhan gulma 3. • Penanaman : tidak teratur atau teratur • Penanaman teratur menggunakan pola tanam segitiga sama sisi • Jarak tanam ditentukan berdasarkan ukuran tanaman terutama diameter tajuk, tanaman dapat menengkap cahaya matahari optimal perlu juga mempertimbangkan diameter perakaran • Kelapa sawit ditanam dengan jarak tanam 9 m x 9 m Pengajiran
• Untuk mendapatkan pertanaman yang teratur,
sebelum penanaman bibit di lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini berguna dalam menentukan di mana bibit akan ditanam serta di mana jalan dan sarana lainnya akan dibuat • Jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7. Pengajiran Tabel 7. Kerapatan Tanaman pd Sistem Tanam Segi Tiga Sama Sisi sy Jarak tanam (m) Jarak antar baris Kerapatan (m) tanaman/ha 8.8 x 8.8 x 8.8 7.62 150
9.0 x 9.0 x 9.0 7.79 143
9.2 x 9.2 x9.2 7.97 136
9.5 x 9.5 x 9.5 8.23 128
10.0 x 10.0 x10.0 8.67 116
Penentuan Jarak tanam ruang kosong
Segi empat Segi tiga
Tabel . Hubungan jarak tanam, bentuk jarak tanam, dan populasi tanaman ---------------------------------------------------------- Jarak tanam segi empat segi tiga ---------------------------------------------------------- 6m 278 320 7m 204 236 8m 156 180 9m 123 143 ----------------------------------------------------------- Pembuatan Lubang Tanam
• Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir Lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas 40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya kedalaman 60 cm. Penanaman Bibit • Seminggu sebelum tanam dilakukan pemutusan akar-akar bibit yang keluar dari kantung plastik. • Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya ditoreh dengan pisau atau silet. • Dimasukkan bersama-sama ke dalam lubang tanam. Setelah berada di lubang tanam, kantung plastik dilepaskan secara hati-hati dan dikeluarkan dari lubang tanam. • Penimbunan secara bertahap, sub soil kemudian top soil. Tanah di sekitar bibit dipadatkan dengan cara menginjak-injak dengan hati-hati. Leher akar diusahakan tepat berada pada permukaan tanah. • Pada saat penanaman dilakukan pemupukan dengan pupuk Rock Phosphate (RP) sebanyak 500 gram/lubang tanam. Setengah bagian dimasukkan ke dasar lubang dan sisanya dicampur dengan top soil. Pemeliharaan • Sensus pokok, penyulaman, pemupukan, pengendalian HPT, pengendalian gulma, kastrasi, penunasan, pemanfaatan limbah Pemupukan • Strategi pemupukan: – Tepat jenis (memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama & tambahan; memilh berdasarkan sifat kelarutan dan sifat tanahnya). – Tepat waktu & frekuensi (ditentukan oleh iklim/ CH, sifat fisik tanah, logistik pupuk, adanya sifat sinergis & antagonis antar unsur hara – Tepat cara (ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman, jenis tanah) – Tepat dosis (pd TBM vs TM; diagnosis visual dan secara kimia, yakni analisis tanah, analisis daun ) Pemanfaatan limbah sbg penyedia hara. Pemupukan Penetapan dosis: – TBM berdasarkan analisis tanah dan umur tan.(utk meningkatkan pertumbuhan vegetatif) – TM berdasarkan analisis daun (utk produksi buah) Jenis pupuk tunggal, majemuk, slow release; organik (terutama limbah) & anorganik Cara melalui tanah (tebar, larikan), melalui daun, ketiak pelepah, akar (infus) Penentuan waktu dan frekuensi menurut iklim (c.hujan), tanah, pengadaan pupuk, sifat sinergis & antagonis antar unsur hara • Cara pemupukan : 1. Penyebaran secara merata pada lingkar luar dan dalam batang (lihat gambar) 2. Penempatan pupuk pd jalur lingkaran 3. Penempatan pupuk pd larikan (lubang memanjang) mengelilingi pokok dan pupuk dibenamkan dalam larikan yg ditimbun lg dg tanah 4. Pemupukan melalui daun 5. Pemupukan melalui ketiak pelepah (pupuk Borate, pada daun ke-9 spi ke-17 ) 6. Pemupukan melalui infus akar (unsur mikro). Kegiatan Setelah Penanaman • Umpan tikus • Pemberian mulsa dengan janjangan kosong • Penyisipan • Konsolidasi • Pemupukan teratur • Penyiangan Gulma