Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kasus 2

Oleh:
RAHMANIAR IRASANTI PUTRI
H1A014066

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM


RUMAH SAKIT UMUM PROPINSI NTB
2018
PENDAHULUAN
 Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid
dan sel-sel mastoid.
 Sumbatan tuba Eustachius  dasar terjadinya OMA.
 Penyebab otitis media akut (OMA) bisa berupa virus
maupun bakteri.
 Bakteri penyebab otitis media tersering  Streptococcus
pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan
Moraxella cattarhalis.
 OMA terbagi menjadi 5 stadium
 Otitis media akut banyak ditemukan pada anak-anak
dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling
sering menyerang anak dan bayi.
 Otitis media akut sering diawali oleh infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA) atau alergi, sehingga terjadi
kongesti dan edem apada mukosa saluran napas atas,
termasuk nasofaring dan tuba eustachius
ANATOMI TELINGA

Laporan Kasus II 4
Telinga Tengah
Batas-batas
 Batas luar: membran timpani
 Batas depan: Tuba Eustachius
 Batas bawah: Vena jugularis (bulbus
jugularis)
 Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis
fasialis pars vertikalis
 Batas atas: tegmen timpani (meningen/
otak)
 Batas dalam: Berturut- turut dari atas ke
bawah kanalis semisirkularis horizontal,
kanalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap
bundar dan promontorium.
4 kuadran  menarik garis
searah dgn prosesus longus
maleus & garis yg tegak lurus pd
garis itu di umbo :
 Atas-depan
 Atas-belakang
 Bawah depan
 Bawah belakang
OTITIS MEDIA
 Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid dan sel-sel mastoid
 otitis media
 supuratif
 non supuratif.
 Otitis media supuratif
 akut
 kronis
 Otitis media non supuratif
 otitis media serosa
 Aerotitis
 Ot media serosa kronik
 otitis media musinosa
 otitis media sekretoria

7
OTITIS
MEDIA

Akut Subakut Kronis

Non
Supuratif Aman Berbahaya
supuratif

8
STADIUM OMA

9
PENGOBATAN

11
Rinitis Akut
 Rinitis akut adalah radang pada mukosa hidung
yagn berlangsung akut, kurang dari 12 minggu,
dapat disebaban karena infeksi virus, bakteri,
ataupun iritan, yang sering ditemukan karena
menifestasi dari rinitis simplek
Klasifikasi dan etiologi
 Rinitis virus
- Rinitis simplex
 Rinitis Bakteri
- Infeksi Non-spesifik
- Rinitis difteri
- Rinitis Iritan
Tanda dan gejala
Rasa panas
kering dan gatal didalam hidung
 bersin
 hidung tersumbat
terdapatnya ingus yang encer hingga mukopurulen.
Mukosa hidung dan konka berubah warna menjadi
hiperemis dan edema.
 Biasanya diikuti juga dengan gejala sistemik seperti
demam, malaise dan sakit kepala.
Terapi
 Simptomatik
- Analgetik – antipiretik
- nasal dekongestan dan antihistamin
- disertai dengan istirahat yang cukup.
- Terapi khusus tidak diperlukan kecuali bila terdapat
komplikasi seperti infeksi sekunder bakteri, maka
antibiotik perlu diberikan
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Tn R
 Umur: 22Th
 Jenis Kelamin : Laki - Laki
 Alamat : Narmada
 Tgl Pemeriksaan : 19-03-18

Keluhan Utama
Telinga kiri terasa penuh dan nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan mengeluhkan telinga kiri terasa penuh, nyeri
dan keluar cairan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan cairan
berwarna bening kental dan berbau. Pasien juga mengeluhkan hidung
tersumbat dan memiliki riwayat batuk pilek, 2 hari yang lalu pasien
mengatakan mengalami demam.
18
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Pengobatan
 Pasien menyangkal pernah mengalami  Keluhan yang dialami pasien belum
keluhan yang sama sebelumnya pernah diobati sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
 Pasien mengaku tidak ada keluarganya
yang mengeluh keadaan serupa.
Riwayat Alergi
 Pasien menyangkal mempunyai riwayat
alergi.

19
Pemeriksaan Fisik

 Kesadaran : Compos Mentis


Tanda Vital :
 RR : 18x/ menit
 Nadi : 100x/ menit
 Suhu : 36,70 C
 BB : 67 kg
 TB : 172
Telinga Kanan Telinga Kiri
Inspeksi
Auricula Edema (-) , Hiperemi (-), massa (-) Edema (-) , Hiperemi (-), massa (-)
Preauricula Edema (-), Hiperemia (-), Massa (-), fistula (-), Edema (-), Hiperemia (-), Massa (-), fistula (-
abses (-) ), abses (-)
Retroauricula Edema (-), Hiperemia (-), Massa (-), fistula (-), Edema (-), Hiperemia (-), Massa (-), fistula (-
abses (-) ), abses (-)

Palpasi Nyeri pergerakan auricular (-), nyeri tekan tragus Nyeri pergerakan auricular (-), nyeri tekan
(-), nyeri tekan retroauricula (-) tragus (-), nyeri tekan retroauricula (-)

Liang telinga luar Serumen (-) Sekret (+) purulen dan sedikit bebau,
Edema (-), hiperemi (-), furunkel (-) Edema (-), hiperemi (+), furunkel (-)

Membran Timpani Intak, retraksi (-), bulging (-), berwarna putih Perforasi (+), hiperemis (+), sekret aktif
Laporan Kasus II 21
bening, cone of light (-) (+), retraksi (-), bulging (-), cone of light (-)
Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung luar Bentuk piramid, inflamasi (-), nyeri tekan (- Bentuk piramid, inflamasi (-), nyeri tekan (-
), deformitas (-) ), deformitas (-)

Rinoskopi Anterior
Vestibulum nasi Ulkus (-) Ulkus (-)
Meatus media Mukosa hiperemi (+), secret (+), konka nasi Mukosa hiperemi (+), secret (+), konka nasi
media (+), massa (-) media (-), massa (-)

Meatus inferior Mukosa hiperemi (+), edema (-) Mukosa hiperemi (+), edema (-)
Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (+) Edema (-), mukosa hiperemi (+)
Septum nasi Deviasi (-), benda asing (-), perdarahan (-) Deviasi (-), benda asing (-), perdarahan (-)

23
 Diagnosis : Otitis Media Akut Stadium IV (Perforasi) et causa Rinitis Akut
 Pemeriksaan Penunjang : -
 Terapi

Medikamentosa
-Antibiotik sistemik :
Cefixime tablet 200 mg = 2 x 1 (10 hari).
-Analgetik – Antipiretik
Paracetamol tablet 500 mg = 3 x 1 (hanya pada saat demam dan terasa nyeri pada telinga)
-Dekongestan
Tablet pseudoefedrine HCL 60 mg
-Anti radang (kortikosteroid)
Metyl prednisolon tablet 16 mg
KIE
 Pasien dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak
mengorek-ngorek liang telinga.
 Antibiotik harus digunakan sampai habis walaupun gejala sudah
hilang, agar penyembuhan berlangsung baik dan tidak terjadi
komplikasi.
 Untuk sementara, telinga kiri jangan dulu terkena air. Bila mandi
telinga kanan ditutup dengan kapas.
 Datang kembali untuk kontrol setelah 1 minggu, untuk melihat
perkembangan peyembuhan pada perforasi membran timpani.
 Pasien dianjurkan untuk menjaga makanan yang dimakan agar
mencegah terjadinya infeksi.
Laporan Kasus II 26
 Prognosis : Dubia at Bonam
Pembahasan
 Pada pasien ini didiagnosis dengan otitis media akut
stadium perforasi.
 Keluar cairan dari telinga kiri sejak 1 minggu yang lalu.
 Riwayat nyeri dan rasa penuh pada telinganya.
 Riwayat pilek dengan sebelum keluhan telinga
• Infeksi hidung dan tenggorok  gangguan tuba auditiva
 tekanan negatif pada telinga tengah  rasa penuh pada
telinga  Sumbatan tuba  hipersekresi sel goblet pd
mukosa telinga tengah pertumbuhan bakteri  infeksi
pada telinga tengah Rasa nyeri akibat proses inflamasi
 ruptur membran timpani  keluar cairan
 Pemeriksaan fisik telinga adanya
 Tampak sekret purulen pada liang telinga kiri
 Membran timpani yang perforasi sentral kecil tunggal,
tidak terdapat penipisan pada bagian lain membran
timpani, dengan keadaan hyperemia dan keluar cairan.
• Keluhan telinga yang baru terjadi selama kurang lebih 1
minggu yang lalu proses akut pada telinga.
 Terapi :

 Mengeradikasi penyebab. infeksi di telinga tengah


dengan memberikan antibiotik
 Dekongestan  mengurangi sumbatan pada tuba
Eustachius, sehingga drainase sekret lebih lancar dan
fungsi fisiologis proteksi tuba kembali normal
 Kontrol diperlukan  menilai terapi telah adekuat
atau belum  mencegah OMSK

Anda mungkin juga menyukai