Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

SINUSITIS MAKSILARIS

Oleh:
Arif Rifai
71 2019 003

Pembimbing :
dr. Meilina Wardhani, Sp. THT-KL
PENDAHULUAN
Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal, merupakan penyakit yang
sering ditemukan dalam praktek dokter sehari hari dan dianggap sebagai salah
1 satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia.

Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusitis akut tersering adalah


Streptococcus pneumonia dan Haemophilus infuenza yang ditemukan pada
2 70% kasus. Secara epidemiologi yang paling sering terkena adalah maksilaris
dan ethmoid.

Bahaya dari sinusitis adalah komplikasi ke orbita dan intrakranial, komplikasi


3 ini terjadi akibat tatalaksana yang in-adekuat atau faktor predisposisi yang
tidak dapat dihindari.
3
ANATOMI SINUS
MAKSILARIS
1. Sinus maksilaris berbentuk pyramid
2. Basis di medial yaitu dinding lateral
cavum nasi
3. Apeknya pada prosesus zygomaticus
ossis maxillaris
4. Atap sinus dibentuk oleh dasar orbita
5. Dasar sinus merupakan prosesus
alveolaris ossis maxillaries
6. Dinding anteriornya memisahkan
sinus dengan fasies
7. Dinding posteriornya memisahkan
dengan fossa pterigopalatina
FUNGSI
FUNGSI SINUS SINUS
PARANASALIS
PARANASALIS
I. Mengurangi berat cranium
II. Resonansi udara dan mempengaruhi kualitas suara
III. Penahan suhu dan pengatur kondisi udara
IV. Mempengaruhi gaya berat pada saat mengunyah sehingga
tekanan tidak langsung mengenai orbita,
V. Sebagai peredam perubahan tekanan udara pada saat bersin atau
membuang ingus,
VI. Membantu produksi mukus untuk membersihkan partikel yang
masuk bersama udara inspirasi ke dalam sinus.
DEFINISI
DEFINISI SINUSITIS
SINUSITIS
 Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal
 Sinusitis maksilaris adalah peradangan atau inflamasi pada
mukosa sinus maksilaris

Sinus Maksilaris:
1. Sinus paranasal terbesar
2. Letak ostium lebih tinggi dari dasar
3. Dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi
(prosesus alveolaris)
4. Ostium sinus maksila terletak di meatus medius,
disekitar hiatus semilunaris yang sempit
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor Predisposisi :
Rhinitis alergi dan Rhinitis hormonal, sumbatan KOM, hipertrofi
konka, deviasi septum, infeksi tonsil atau gigi.

Etiologi :
1.Virus (Rhinovirus, Virus influenza dll.)
2.Bakteri (Pneumococcus, Streptococcus pneumoniae dll.)

3.Jamur (Phaeohyphomycosis, Pseudallescheria dll.)


PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Polusi, HILANG
Zat kimia NYA Alergi,
SILIA Defisiensi
Imun

DRAINAS
E YANG PERUBA
SINUSITIS
TIDAK HAN
MAKSILARIS
MEMADA MUKOSA
I

Sumbatan
Mekanis Pengobatan
INFEKSI yang tidak
memadai
GEJALA
GEJALA DAN TANDA
DAN TANDA
Subjektif
 Demam dan lesu
 Hidung tersumbat, penciuman terganggu
 Cairan yang dirasakan berbau mengalir ke hidung belakang
 Nyeri didaerah infraorbita dan kadang menjalar ke alveolar
 Ada perasaan pipi penuh ketika bungkuk ke depan
 Nyeri kepala saat bangun tidur
GEJALA
GEJALA DAN TANDA
DAN TANDA
Objektif
 Tampak pembengkakan di pipi dan kelopak mata bawah.
 Rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan
edem
 Tampak mukopus atau nanah di meatus medius
 Rinoskopi posterior : tampak mukopus di nasofaring (post
nasal drip)
DIAGNOSIS
Anamnesa
• Pilek yang sudah lama disertai sekret yang berbau busuk, berwarna kuning-
kehijauan, hidung tersumbat, kurangnya sensitifitas dalam merasakan dan
bau, sering terasa ada lendir yang mengalir di tenggorokan (post nasal drip),
nyeri di daerah kedua pipi
Pemeriksaan Fisik
• Rhinoskopi anterior, Rhinoskopi posterior dan Transiluminasi

Pemeriksaan Mikrobiologik Dan Laboratorium


• Pemeriksaan mikrobiologik dengan mengambil sekret dari meatus medius
atau meatus superior dan kultur sinus

Pemeriksaan Radiologi
• Dengan Posisi water’s namun akhir-akhir ini CT scan merupakan gold
standard diagnosis sinusitis

Pemeriksaan Gigi
• Pemeriksaan gigi rahang atas yang mengalami gangren pulpa, abses pada
apeks gigi
1 2

2. Foto Kepala Lateral

1. Foto Posisi Waters

3 3. CT-Scan
DIAGNOSIS BANDING
 Diagnosis banding dari sinusitis maksilaris akut adalah :
 Rhinitis alergi

 Infeksi gigi geraham atas

 Benda asing dalam rongga hidung

 Dignosis banding dari sinusitis maksilaris kronik adalah :


 Karsinoma sinus maksila

 Benda asing dalam rongga hidung.


PENATALAKSANAAN
1. Bed Rest
2. Antibiotika
3. Dekongestan lokal (tetes hidung) atau sistemik (oral)
4. Analgetika dan antipiretik
5. Mukolitik
6. Tindakan operatif : FESS
PROGNOSIS

Pemberian antibiotik serta obat-obat simptomatis bersama


dengan penanganan faktor penyebab dapat memberikan
prognosis yang baik.

Bedah Sinus Endoskopi Fungsional akan mengembalikan


fungsi sinus dan gejala akan sembuh secara komplit atau moderat
sekitar 80-90% pada pasien dengan sinusitis kronis rekuren atau
sinusitis kronis yang tidak responsif terhadap terapi
medikamentosa
LAPORAN
LAPORAN KASUS
KASUS
Identitas Pasien

Nama ●
An. M

Umur ●
12 tahun

Jenis Kelamin ●
Laki-laki

NRM ●
40. 39. 32
ANAMNESIS
 Keluhan Utama :
Nafas bau tidak enak sejak ± 7 hari yang lalu
 Riwayat Penyakit Sekarang:
 Nafas bau tidak enak saat bebicara sejak seminggu yang lalu
 Bersin saat mau tidur dan terkena debu
 Pasien mengatakan batuk pilek hilang timbul sejak ± 6 bulan yang
lalu, pilek disertai lender berwarna putih, batuk disertai dahak
berwarna kuning
 Demam sejak ± 6 bulan yang lalu
 Ibu pasien mengaku os ada riwayat trauma membrane timpani
pecah, os juga mengaku hobi berenang
 Riwayat mencabut gigi yang tidak bersih
Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat sering batuk, pilek, sejak 6
bulan. Riwayat penyakit amandel disangkal. Riwayat alergi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat Pengobatan


Pasien mengaku sudah pernah berobat dipuskesmas sebelumnya.
Status Generalis


Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital

Nadi : 81 kali/menit

Suhu : 36.7 C

Pernafasan : 20 kali/menit

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Kepala : Normocephali ( tidak ditemukan kelainan )

Hidung: Status lokalis

Telinga: status lokalis

Mulut dan bibir: Tidak sianosis, mukosa tidak kering

Leher : Trakea lurus di tengah, tidak teraba massa
Status Generalis


Paru : dalam batas normal

Jantung : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : teraba hangat
STATUS
StatusLOKALIS
Lokalis THTTHT

TELINGA
Aurikula Radang (-), nyeri tekan tragus (-) Radang (-), nyeri tekan tragus (-)
Retroaurikul
Radang (-), nyeri tekan (-) Radang (-), nyeri tekan (-)
a
Meatus
akustikus Mukosa hiperemi (-) Mukosa hiperemi (-)
eksternus
Utuh, hiperemis (-), reflex
Membran
cahaya jam 5, warna putih perforasi
timpani
mengkilat
STATUS
StatusLOKALIS
Lokalis THTTHT

HIDUNG
Sekret (+), massa (-), hiperemi Sekret (+), massa (-), hiperemi
Vestibulum
(+) (+)
Konka
Hipertrofi (+), hiperemi (+) Hipertrofi (+), tidak hiperemi (+)
inferior
Meatus nasi
Pus (-), polip (-) Pus (-), polip (-)
media
Kavum nasi Lapang Lapang
Mukosa Hiperemi (+) Tidak Hiperemi (+)
Sekret Minimal Minimal
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
STATUS
StatusLOKALIS
Lokalis THTTHT
Pemeriksaan Hidung dan Wajah

Kanan Kiri
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan wajah Dahi (-), kelopak mata Dahi (-), kelopak mata
bawah (+) bawah (+)
Nyeri ketuk pipi Dahi (-), pipi (+), depan Dahi (-), pipi (+), depan
telinga (-) telinga (-)
Krepitasi (-) (-)
STATUS
StatusLOKALIS
Lokalis THTTHT

FARING
Arkus faring DBN DBN
T1, hiperemi (-), kripta (-), T1, hiperemi (-), kripta (-),
Tonsil
detritus (-), permukaan rata detritus (-), permukaan rata
Uvula Simetris, hiperemi (-), edem (-)
Palatum mole Simetris, hiperemi (-)
Dinding faring Mukosa halus, hiperemi (-), refleks muntah +/+
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan PENUNJANG
penunjang

Posisi water’s menunjukkan air fluid level pada


sinus maksilaris
Resume


Nafas bau tidak enak sejak ± 7 hari yang lalu, awalnya nafas tidak bau seperti sekarang ini.

3 hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit pasien telah berobat ke puskesmas dan telah diberikan obat
paracetamol dan antibiotik namun keluhan tidak berkurang.

Pasien mengalami batuk pilek yang hilang timbul sejak ± 6 bulan yang lalu dan disertai deman.

Pasien juga mengalami bersin saat malam hari atau saat cuaca dingin

DIAGNOSA KERJA


Suspect Sinusitis maksilaris
PENATALAKSANAAN

• Antibiotik : Amoxicilin 500mg 3x1 dan Asam Clavulanat


500mg3x1
• Analgetik dan antipiretik : Paracetamol 500mg 3x1
• Kortikosteroid spray : Fluticasone
• Dekongestan spray : Xylometazoline
• Saline irrigation (hypertonic saline 3%)
• Tindakan operatif : FESS

RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTAN

• Pemeriksaan CT-Scan kepala

PROGNOSIS
• Ad Vitam : dubia ad bonam
• Ad Fungsionam : dubia ad bonam
• Ad Sanasionam: dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Kasu
s Teori
Seorang laki-laki, 51 tahun
Berdasarkan teori dapat
datang berobat ke Poliklinik
ditemukan sekret purulen, hidung
THT-KL dengan keluhan : tersumbat, nyeri pada wajah/rasa
hidung tersumbat sejak 4 tertekan di wajah.
minggu SMRS,
Rasa tertekan di wajah meliputi
cairan kuning kehijauan dan wajah bagian depan, daerah
berbau yang keluar melalui periorbital, dan menyebabkan
hidung, sakit kepala diffuse maupun
ada cairan yang turun dari localized.
belakang hidung ke
tenggorok, nyeri yang
dirasakan pada kedua pipi,
dan
sakit kepala.
ANALISA KASUS
Kasu
s Teori
Berdasarkan anamnesis Bila terjadi edema di kompleks
osteomeatal, mukosa yang letaknya
pasien mengeluh hidung berhadapan akan saling bertemu,
terasa sumbat serta adanya sehingga silia tidak dapat bergerak dan
pengeluaran cairan bening lendir tidak dapat dialirkan. Maka
yang lama kelamaan terjadi gangguan drainase dan ventilasi
berubah kuning kehijauan, didalam sinus, sehingga silia menjadi
kental dan berbau. kurang aktif dan lendir yang di
produksi mukosa sinus menjadi lebih
kental dan merupakan media yang baik
untuk tumbuhnya bakteri patogen. Bila
sumbatan berlangsung terus, akan
terjadi hipoksia dan retensi lendir
sehingga timbul infeksi oleh bakteri
anaerob.
ANALISA KASUS
Kasu Teori
s
Nyeri pada
kedua pipi dan
sakit kepala . Berdasarka teori gejala tersebut
terjadi karena adanya peningkatan
tekanan dan edema yang terjadi pada
sinus.
maksilaris bilateral.
ANALISA KASUS
Berdasarkan pemeriksan radiologi, yaitu foto waters didapatkan hasil adanya perselubungan pada sinus Foto waters: merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat membantu dalam penegakan diagnosa sinusitis.
Hasil pemeriksaan foto waters menunjukkan adanya gambaran perselubungan dengan gambaran penebalan dari mukosa atau dapat ditemukan adanya gambaran air fluid level.
CT Scan merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sensitive dalam mengungkapkan kelainan anatomis selain melihat adanya cairan dalam sinus.

Kasus Teori
ANALISA KASUS
Kasu Teor
s i
Terapi yang diberikan pada Antibiotik dan dekongestan bertujuan
untuk menghilangkan infeksi dan
pasien ini adalah :
pembengkakan mukosa serta membuka
Antibiotik : Amoxicilin 500 sumbatan ostium sinus. Pilihan
mg 3x1 dan Asam antibiotik diantaranya adalah golongan
Clavulanat penisilin seperti amoksisilin dan
500 mg 3x1 digabung dengan asam clavulanate.
Analgetik dan antipiretik : Selain pemberian dekongestan oral atau
Paracetamol 500 mg 3x1 topikal, diperlukan terapi berupa
Kortikosteroid spray : analgetik, mukolitik, steroid oral atau
Fluticasone topikal, cuci hidung dengan normal
salne, terapi tersebut diberikan sesuai
Dekongestan spray :
gejala klinis yang dikeluhkan pasien.
Xylometazoline
Saline irrigation (hypertonic
saline 3%)
ANALISA KASUS

Kasu Teori
s FESS (functional endoscopic sinus
surgery) merupakan operasi untuk
sinusitis kronik.
Tindakan operatif berupa Prinsipnya untuk membuka dan
membersihkan derah kompleks
FESS. ostiummeatal yang menjadi sumber
penyumbatan dan infeksi.
Indikasinya berupa : sinusitis kronik
yang tidak membaik setelah diberikan
terapi adekuat, sinusitis kronik disertai
kista atau kelainan irreversible, polip
ekstensif dan adanya komplikasi dari
sinusitis, serta sinusitis jamur.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai