Anda di halaman 1dari 29

MODUL 1

HIPERSENSITIVITAS
SKENARIO 1
KELOMPOK 5
 HASTOMO WIRANTO 15 777 005
 AMELIA HASANAH 15 777 011
 YUNITA MAYANG SARI 15 777 017
 IRGY FALATEHAN S.L 15 777 026
 NUR FITRI AYU 15 777 029
 CHAIRIYAH NISSAH 15 777 030
 APRILIANI AMALI 15 777 038
 MISRAH 15 777 041
 DYAT PRACITA SARI 15 777 048
 AFRIANDI AHMAD 15 777 049

 PEMBIMBING : dr. Nur Hidayat Sp.KK


SKENARIO

Seorang wanita berumur 20 tahun datang ke dokter


dengan keluhan bercak kemerahan pada kulit yang
gatal, muncul 4 hari yang lalu. Kelainan ini sifatnya
kambuhan dan lokasinya kadang-kadang di sela-sela
jari tangan dan di sela jari kaki. Pada pemeriksaan
ditemukan bercak berbatas tegas dan melingkar di
pergalangan tangan pasien, agak hangat pada
perabaan, dan tidak ada nyeri tekan. Temperatur
36,3◦C .
KATA KUNCI

 WANITA BERUMUR 20 TAHUN


 BERCAK KEMERAHAN PADA KULIT YANG GATAL
 MUNCUL 4 HARI YANG LALU
 HANGAT PADA PERABAAN, TIDAK ADA NYERI TEKAN
 TIDAK DEMAM
 SIFAT KAMBUHAN DAN LOKASI BERPINDAH-PINDAH
 BERCAK BERBATAS TEGAS MELINGKAR
PERTANYAAN

1. JELASKAN ANATOMI, HITOLOGI DAN FISIOLOGI KULIT YANG BERKAITAN DENGAN


SKENARIO !
2. JELASKAN PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI DARI HIPERSENSITIVITAS
3. JELASKAN PEMBAGIAN KLASIFIKASI DARI HIPERSENSITIVITAS MENURUT COOMB’S
DAN GELL
4. JELASKAN DEFFERENSIAL DIAGNOSIS PENYAKIT DARI SKENARIO
MIND MAP

ANATOMI
HISTOLOGI STRUKTUR
FISIOLOGI KULIT KLASIFIKASI

TIPE 1 TIPE 2
HIPERSENSITIVITAS TIPE 3 TIPE 4

PATOMEKANISME DEFFERENSIAL
DIAGNOSIS

URTIKARIA DKA DERMATITIS ATOPIK


ANATOMI DAN HISTOLOGI
FISIOLOGI
FUNGSI
ABSORBSI

FUNGSI FUNGSI
PROTEKSI EKSKRESI
KREATININ
FISIOLOGI
LIPID KULIT

SEBUM FUNGSI
FUNGSI
PENGATUR
PIGMEN PEMBENTUK
SUHU
AN VIT. D
TUBUH
SEL PROTEKSI FUNGSI
PERSEPSI

SEL LANGERHANS SEL FAGOSIT


PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI HIPERSENSITIVITAS

 PENGERTIAN
Hipersensitivitas adalah reaksi imun yang
menimbulkan cedera jaringan atau patologik
.Reaksi hipersensitivitas, biasanya terjadi pada
seseorang setelah kontak kedua dgn antigen
spesifik yg disebut allergen.
 KLASIFIKASI
1. DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)

 DEFINISI
Dermatitis Kontak Alergi (DKA) merupakan reaksi kekebalan
tubuh (hipersensitivitas tipe lambat/reaksi imunologi tipe IV)
yang terjadi pada seseorang yang terlalu sensitif terhadap
bahan kimia tertentu, dimediasi terutama oleh limfosit yang
sebelumnya tersensitisasi, yang menyebabkan peradangan
dan edema pada kulit.
 EPIDEMIOLOGI

 Insiden dan Prevalensi Penyakit


 Usia
 Pola Paparan
 Penyakit Penyerta
 Pekerjaan yang Umumnya Terkait dengan DKA
 ETIOLOGI

 Penyebab DKA adalah allergen, paling sering berupa bahan


kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang
juga disebut bahan kimia sederhana.
 Sekitar 25 bahan kimia yang tampaknya memberi
pengaruh terhadap sebanyak setengah dari semua kasus
DKA, termasuk nikel, pengawet, pewarna, dan parfum.
 GEJALA KLINIS

1. DKA biasanya ditandai dengan dengan adanya lesi


eksemetosa.
2. vesikel-vesiklel timbul karena terjadinya spongiosis dan
jika pecah akan mengeluarkan cairan dan mengakibstkan
lesi menjadi basah.
3. Ciri khas DKA adalah radang yang secara perlahan
meluas, batas peradangan tidak jelas.
 PENATALAKSANAAN

1. Non medikamentosa
a. Menjaga keberisahan kuku-kuku tangan
b. Memberi edukasi kepada pasien
c. Menggunakan pakaian atau perlengkapan pelindung

2. Medikamentosa
a. Simptomatis
Diberi antihistamin yaitu chlorpheniramine maleat (CTM) sebanyak 3-4
mg/dosis, sehari 2-3 kali untuk dewasa dan 0,09 mg/dosis, sehari 3 kali
untuk anak-anak untuk mengilangkan rasa gatal
b. Sistemik
1. Kortikosteroid yaitu prednison 5 mg sehari 3 kali
2. Cetirizine tablet 1x10 mg/hari

c. Topikal
1. Krim desoksimetason 0,25%, 2 Kali sehari

3. Pencegahan
2. URTIKARIA
 Nama lain : hives,biduran dan kaligata
 reaksi vaskuler di kulit akibat bermacam-macam sebab. Ditandai dengan
- Edema setempat yang cepat timbul
- Berwarna pucat dan kemerahan
- Meninggi di permukaan kulit
- Gatal, rasa tersengat atau tertusuk
- Berbatas tegas

 Terbagi menjadi 2 berdasarkan durasinya :


1. Urtikaria akut : serangan berlangsung < 6 minggu atau berlangsung selama 4
minggu
2. Urtikaria kronik : berlangsung lebih dari waktu akut atau > 6 minggu
 EPIDEMIOLOGI
- Umur (0-9 tahun dan 30-40 tahun)
- Jenis kelamin
- Bangsa/ ras
- Kebersihan
- Keturunan
- lingkungan

 ETIOLOGI
- Makanan
- Gigitan dan sengatan serangga
- Inhalan
- Kontaktan
- Trauma fisik
- Infeksi
- Penyakit sistemik
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan darah,urin, feses rutin
- Tes alergi
- Tes eleminasi makanan
- Tes foto temple
- Tes fisik

 PROGNOSIS
- Untuk urtikaria akut lebih baik karena penyebabnya dapat segera
ditemukan
- Untuk urtikaria kronik lebih sulit diatasi karena penyebabnya sulit
ditemukan
3. DERMATITIS ATOPIK

 DEFINISI

Dermatitis atopik adalah suatu gangguan kulit kronik


(atau sekelompok gangguan yang berkaitan), yang
sering ditemukan pada penderita rinitis alergika dan
asma atau dapat diartikan inflamasi kronis yang cenderung untuk
kambuh,tidak menular dan berbentuk pruritus
 ETIOLOGI

Penyakit ini dipengaruhi multifaktorial, seperti faktor


genetik, imunologik, lingkungan, sawar kulit dan
farmakologik. Konsep dasar terjadinya DA adalah
melalui reaksi imunologik. Dan diperburuk oleh
masuknya alergen
 EPIDEMIOLOGI

Di negara-negara industri, prevalensi DA pada anak mencapai


10 – 20 persen, sedangkan pada dewasa 1 – 3 persen. Di Negara
agraris, prevalensi ini lebih rendah. Perbandingan wanita dan
pria adalah 1,3:1.
DA cenderung diturunkan. Bila seorang ibu menderita atopi
maka lebih dari seperempat anaknya akan menderita DA pada 3
bulan pertama. Bila salah satu orang tua menderita atopi maka
lebih separuh anaknya menderita alergi sampai usia 2 tahun
dan bila kedua orang tua menderita atopi, angka ini meningkat
sampai 75 persen.
 MANIFESTASI KLINIK

1. DA infantil (2 bulan – 2 tahun)


Lesi mula-mula tampak didaerah muka (dahi-pipi) berupa eritema dan
terdapat papul-vesikel

2. DA anak (2 – 10 tahun)
Lokasi lesi di lipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan,
kelopak mata dan leher. Ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama,
erosi, hiperkeratosis dan mungkin infeksi sekunder.

3. DA pada remaja dan dewasa.


Lokasi lesi pada remaja adalah di lipatan siku/lutut, samping leher, dahi,
sekitar mata. Pada dewasa, distribusi lesi kurang karakteristik, sering
mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula berlokasi setempat
misalnya pada bibir (kering, pecah, bersisik), vulva, puting susu atau
skalp.
 DIAGNOSIS
Diagnosis DA ditegakkan bila mempunyai minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor.
Kriteria Mayor
- Pruritus
- Dermatitis di muka atau ekstensor bayi dan anak
- Dermatitis di fleksura pada dewasa
- Dermatitis kronis atau residif
- Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

Kriteria Minor
- Xerosis
- Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus dan virus H. simpleks)
- Dermatitis non spesifik pada tangan dan kaki
- Iktiosis/hiperlinearis palmaris/keratosis pilaris
- Pitiriasis alba
- Dermatitis di papila mame
- White dermatografism dan delayed blanched response
- Keilitis
- Lipatan infra orbital Dennie
- Morgan
- Konjungtivitis berulang
- Keratokonus
- Katarak subkapsular anterior
- Orbita menjadi gelap
- Muka pucat dan eritema
- Gatal bila berkeringat
- Intolerans perifolikular
- Hipersensitif terhadap makanan
- Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau emosi
- Tes alergi kulit tipe dadakan positif
- Kadar IgE dalam serum meningkat
- Awitan pada usia dini
 PENATALAKSANAAN
Pengobatan topikal
Penggunaan pelembab 5-10 menit setelahmandi
Gunakan pembersih selain berbahan sabun
Eksim yang parah gunakan Kortikosteroid
Adanya komplikasi ( cth : infeksi S.aureus) antibiotik
Imunosupresan tacrolimus dan pimekrolimus untuk eksim yang
parah
TABEL TABULASI

GEJALA KLINIS DKA D.ATOPIK URTIKARIA


BERCAK MERAH - 
BERBATAS TEGAS
HANGAT PADA  
PERABAAN
TIDAK ADA NYERI 
PENEKANAN
LOKASI DISELA2  - 
TANGAN DAN KAKI
BERCAK
KEMERAHAN PADA  
KULIT GATAL
KAMBUHAN   
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai