Anamnesis, Pem Fisik DR Pinto SPS
Anamnesis, Pem Fisik DR Pinto SPS
Neurologi
a. Papil Edema
- Warna: lebih merah
- Batas: kabur/tak tegas
- Cekungan fisiologis: datar, kadang-kadang
sampai menonjol
- Pembuluh darah bertambah, melebar,
berkelok-kelok, perbandingan a:v = 2:5
Papil edema dijumpai pada:
Tekanan intrakranial meninggi oleh sebab apapun
Space Occupying Lesion (SOL)
(tumor, hematoma, abses)
Benign intracranial
hypertension
Papilitis
b. Papil Atropi
- Warna: pucat (kuning muda putih)
- Batas: lebih tegas
- Pembuluh darah: mengecil dan jumlahnya
berkurang
- Cekungan fisiologis: bertambah cekung
Corticalis Pontinal
5 1 2
7 9 4
Gangguan n. IV:
Lesi nukleare Strabismus konvergen (kontra
lateral)
Pada waktu melihat ke bawah terjadi strabismus
konvergen dan diplopia
Bentuk Normal
Lingkaran (2-6 mm)
Bentuk tekanan
Oval intrakranial
Seperti
Lubang kunci Iridektomi
Bentuk rigi-rigi Argyll-Robert
Ireguler trauma orbita
Ukuran pupil
Pinpoint (< 1 mm), over dosis opiat,
perdarahan pons
Kecil (2 mm) normal
Atau tetes mata miotika, obat opiat
Saraf Otak
• Fungsinya: Motorik
Saraf Otak Sensorik
M. Maseter
M. Temporalis
M. Pterigoideus
-medialis
Motorik -lateralis
M. Tensor Timpani
M. Omohioideus
Bagian anterior M. Digastrikus
Fungsi Motorik
I. Untuk mengunyah
-M. Masseter
-M. Temporalis
-M. Pterygoideus Medialis & Lateralis
II. Untuk Penutupan Rahang
-M. Masseter
-M. Temporalis
-M. Pterygoideus Medialis
III. Gerakan Rahang ke lateral
-M. Pterygoideus Lateralis kanan/kiri
-Bila rahang ke kiri maka M. Pterygoideus Lateralis kanan
yang berkontraksi
IV. Gerakan Membuka Mulut
- M. Pterygoideus Lateralis yang berfungsi
Sensorik
Mempunyai 3 cabang utama:
1. N. Maxilaris
2. N. Mandibularis
3. N. Oftalmikus
Eferen N. VII
Dalam Klinik Gangguan N. Trigeminus Berupa
1. Lesi Supranuklear
-Tidak ada ggn. Mengunyah
-Hanya reflex zigomatikus (+)
2. Lesi Nuklear
-gejalanya tergantung pada nukleus mana yang terkena
3. Lesi Sekitar Ggl Gasseri
Neuralgia Trigeminus
4. Lesi Infranuklear Neuralgia
• Viscero Motorik:
-Gld. Lakrimalis
-Gld. Submandibularis
-Gld. Sublingualis
• Gangguan N. VII
I. Kelumpuhan
- Infra Nuklear
- Nuklear
- Enfra Nuklear
II. Gerakan Abnormal
- Tiks Fasialis
Paralise Supranuklear
Gejala: hemiplegi tipika
Gerakan Abnormal
Tiks Fasialis: kejang otot mimik
Gejala: •Tidak nyeri
Gangguan Pendengaran
-Kurang pendengaran
-tuli
-tinnitus
-halusinasi akustik (aura pada epilepsi)
Gangguan N. Vestibuler
- Vertigo
- Nistagmus
- Ataxia
Weber Test
• Rinne Test
Rinne Test
N. GLOSOFARINGEUS (N. IX)
Sensorik
• N. Glosofaringeus
Motorik
Parese N. XI
-Kepala tidak bisa berputas ke arah kontralateral L.
-Bahu sisi lumpuh lebih rendah
-Bila kepala dianggukkan, dagu menyamping ke arah
yang lumpuh
-Parese bilateral tidak dapat menegakkan leher
kepala menunduk
Pemeriksaan N XI
NERVUS HIPOGLOSUS (N. XII)
• Mendapat innervasi unilateral (kontralateral)
• Pemeriksaan
- apakah ada disarthria (bicara pelo)
- disuruh menjulurkan lidah
*apakah ada deviasi
*lihat papil: atropi/fasikulasi
• Lesi sentral hanya ada deviasi lidah (CVD)
• Lesi perifer:
- ada deviasi
- atropi papil (lidah licin)
- ada fasikulasi
Parese N.XII
Fungsi Luhur
• NEUROBEHAVIOUR :
– Fungsi non kognitif (gejala perubahan perilaku)
– Fungsi Kognitif (5 domain: bahasa, memori, atensi,
visuospasial, eksekutif)
• Langkah – langkah :
– Pemeriksaan tingkat kesadaran
– Pemeriksaan gangguan perilaku (mood, emosi)
– Atensi (paling awal dr behaviour)
– Bahasa
– Memori
– visuospasial
Atensi
• Kemampuan untuk bereaksi atau memperhatikan satu
stimulus tertentu (spesifik) dengan mampu
mengabaikan stimulus lain baik internal maupun
eksternal yang tidak perlu atau tidak dibutuhkan.
• Atensi merupakan hasil hubungan antara batang otak,
aktivitas limbik dan aktivitas korteks
• Konsentrasi merupakan kemampuan untuk
mempertahankan atensi untuk periode yang lebih lama.
• Setelah menentukan kesadaran, pemeriksaan atensi
harus dilakukan saat awal pemeriksaan neurobehavior
karena pemeriksaan modalitas kognitif lainnya sangat
dipengaruhi oleh atensi yang cukup terjaga.
Atensi
• Observasi : distraktibilitas atau kesulitan
memperhatikan
• Digit span : (<5 : ggn atensi)
• Vigilance: mengetuk (menilai eror)
• Inatensi unilateral
Bahasa
• Fluency (kelancaran) :kemampuan menghasilkan bicara spontan tanpa word-
finding pauses atau gagal dalam pencarian kata. (kecepatan, upaya,
tekanan,prosodi, isi, panjang, parafasia)
• Dua jenis parafasia yaitu parafasia literal (mengganti silabel, misalnya ”kursi”
disebutkan ”kudri” atau ”pensil” disebutkan ”pentil”), dan parafasia verbal
(mengganti arti sebuah kata dengan kata yang mempunyai konotasi sama,
misalnya ”bangku” disebutkan ”meja” atau garpu” disebutkan ”sendok”.
• Gangguan ringan dapat dideteksi dengan pemeriksaan Verbal Fluency Test
• Cara:
• Pasien diminta untuk menyebutkan nama binatang sebanyak-banyaknya dalam 1
menit. Catat jumlah binatang dalam 1 menit, jawaban benar dan jawaban
parafasik.
• Skor:
• N: 18 sampai 22 binatang dalam 1 menit dengan standar deviasi 5-7. Usia ≤ 69
dapat menyebutkan 20 ± 4.5, usia 70-79 dapat menyebutkan 17 ± 2.8, dan usia ≥
80 dapat menyebutkan 15.5 ± 4.8.
Pemahaman (komprehensi)
• Dasar dari pemeriksaan pemahan bahasa ini
adalah menilai apakah pasien mengerti arti
kata, kalimat atau paragraf yang disebutkan
atau dituturkan oleh pemeriksa
• Test kepping
BAHASA
• Pengulangan : Mengulangi kata dari ringan
sampai kalimat kompleks
• Membaca: simbol, kata, ejaan, kalimat,
paragraf
• Menulis : menulis huruf, kata
•
• Kemampuan Modalitas Bahasa Pada Sindroma Afasia
•
• Jenis afasia Bicara Pengertian Penamaan Pengulangan
• spontan
• Broca nonfluen relatif normal abnormal abnormal
•
• Wernicke fluen abnormal abnormal abnormal
•
• Global nonfluen abnormal abnormal abnormal