Anda di halaman 1dari 7

IMPLIKASI DALAM

KEPERAWATAN
LARUTAN HIPERTONIK

DWINA FEBRI YANTI


LENI SURYANI LASE
JEKSON MANURUNG
MICHAEL HORDIANTA
BANGUN
ROY RONI SIREGAR
Larutan Hipertonik
Pengertian

• Larutan Hipertonik adalah Jenis tertentu dari larutan yang memiliki konsentrasi yang lebih besar
dari zat yang terlarut di luar sel jika dibandingkan dengan bagian dalam sel.

• Merupakan suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih
tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel.

• Menghambat pengosongan usus dan makanan yang terkirim masuk ke usus halus memicu usus
besar mengeluarkan cairan tambahan (mencari keseimbangan) untuk mencari osmolalitas normal

• Larutan hipertonik digunakan dalam pemurnian air, persiapan sampel dan penelitian.
• Larutan hipertonik memiliki konsentrasi zat terlarut lebih besar daripada larutan yang lain.
Dalam biologi, tonisitas larutan biasanya mengacu pada konsentrasi zat terlarut relatif
terhadap larutan yang lain pada sisi membran sel yang berlawanan; larutan di luar sel disebut
hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih besar daripada sitosol di dalam
sel. Ketika sel direndam dalam larutan hipertonik, tekanan osmotik cenderung mendorong
air mengalir keluar dari dalam sel untuk menyeimbangkan konsentrasi zat terlarut pada
kedua sisi membran sel. Sitosol sebaliknya dikategorikan sebagai hipotonik, kebalikan dari
larutan luar.
• Bila sel tumbuhan berada dalam larutan hipertonik, membran sel yang fleksibel menarik diri
dari dinding sel yang kaku, tetapi tetap bergabung ke dinding sel pada titik-titik yang
disebut plasmodesmata. Sel-sel yang sering mengambil pada penampilan dari sebuah
bantalan, dan plasmodesmata hampir berhenti berfungsi karena mereka menjadi terbatas,
kondisi yang dikenal sebagai plasmolysis. Dalam sel-sel tanaman persyaratan isotonik,
hipotonik dan hipertonik tidak benar-benar dapat digunakan secara akurat karena tekanan
yang diberikan oleh dinding sel secara signifikan mempengaruhi titik keseimbangan
osmotik.
Contoh:
• Larutan Dextose 5% dalam
NaCl normal
• Dextose 5% dalam RL
• Dextose 5% dalam NaCl
0,45%
1. Larutan hipertonik NaCl 3% volume kecil
(kurang dari atau sama dengan 12 mL/kg)
diberikan pada pasien yang menjalani operasi
untuk cedera parah. Larutan NaCl 3%
memulihkan tekanan darah, pH, dan urin dengan
sekitar satu setengah dari kebutuhan cairan
kumulatif pasien yang menerima cairan isotonik
(p<0,05).
2. Cairan natrium laktat hipertonik merupakan
salah satu cairan alternatif untuk resusitasi
dengan volume kecil dan mengandung laktat
yang merupakan substrat energi cepat saji yang
lebih dipilih oleh tubuh pada keadaan pasca-
hipoksia.
Contoh larutan hipertonik adalah
a. Infus, dalam pemberian nutrisi bagi pasien melalui infus
b. Balsam/salep, mengeluarkan bisul pada tubuh dengan
mekanisme osmosis dengan menerapkan gelli berupa
balsam/salep yang hipertonik, sehingga memudahkan bisul
segera kempes
c. Kombinasi dekstran 70, yang merupakan koloit
hiperonkotik, dengan NaCl 7,5 % akan mempertahankan
volume vaskular

Anda mungkin juga menyukai