Anda di halaman 1dari 30

TUMOR LEHER & STRUMA NODOSA

By

Dr. Sigit Jatmika, SpB


 Benjolan yang tidak normal pada tubuh disebut
tumor. Tumor adalah adanya pertumbuhan sel
tubuh diluar kontrol, biasanya disebut neoplasma.
Selain itu tumor dapat disebabkan oleh kelainan
kongenital atau kelainan bawaan lahir, infeksi,
trauma dan lainnya.
 Tumor pada anak paling sering disebabkan
kelainan bawaan lahir dan infeksi.
 Disekitar os. hioid, di garis tengah dan
ikut bergerak waktu menelan atau
penjuluran lidah .
Patofisiologi

 Duktus yang menandai jaringan bakal tiroid


akan bermigrasi dari foramen sekum di
pangkal lidah ke daerah diventral laring dan
mengalami obliterasi.
 Obliterasi yang tidak lengkap akan
membentuk kista.
Pengelolaan

 ekstirpasi seluruh kista dan duktus


sampai ke foramen sekum
 Jika ada sisa duktus tertinggal akan
terbentuk fistel di luka operasi
TORTIKOLIS

 Terjadi krn trauma persalinan pada kepala


letak sungsang . Traksi pada kepala untuk
melahirkan anak dapat terjadi cedera
sternokleidomastoideus yang menimbulkan
hematoma shg terjadi pemendekan otot
akibat fibrosis Cedera ini dpt tjd pd setiap
metoda ekstraksi bayi
Gambaran Klinik

 Kepala miring
 muka akan menjadi asimetri
 tulang belakang akan skoliosis untuk
mengimbangi miringnya vertebra servikalis
 tengkorak asimetri.
Pengelolaan

 Fisioterapi diberikan berupa masase disertai


peregangan dengan harapan otot dapat
memanjang.
 Operasi untuk memperpanjang m.
sternokleidomastoid. Fisioterapi diteruskan
lagi pasca bedah agar tidak kambuh lagi.
Higroma Kistik Leher
 Dapat terjadi baik pada anak laki maupun
perempuan dgn frek. yg sama
 Higroma kistik berasal dari sistem limf shg
secara patologi anatomi lebih tepat disebut
limfangioma kistik.
 Etiologi : Anyaman pembuluh limf yg pertama
kali terbentuk di sekitar pembuluh vena
mengalami dilatasi dan bergabung membentuk
sakus limfatikus. Jika sal kesentral tak terbentuk
timbul penimbunan cairan
Gambaran Klinik :

Benjolan di leher yang telah lama atau sejak lahir


tanpa nyeri atau keluhan lain
Berbentuk kista, berbenjol-benjol dan lunak
Permukaannya halus lepas dari kulit dan sedikit
melekat pada jaringan dasar
Kebanyakan terletak di regio trigonum posterior koli
Sebagai tanda khas, pada pemeriksaan
transiluminasi positif
jarang menimbulkan gejala akut
dapat cepat membesar karena radang
menimbulkan
 gejala gangguan pernafasan akibat
pendesakan saluran nafas seperti trakea,
orofaring, maupun laring
 ke arah mulut dapat timbul gangguan
menelan.
 ke aksila dapat menyebabkan penekanan
pleksus brakialis dengan berbagai gejala
neurologik.
Penanggulangan :

Eksisi total

Pengambilan sebanyak-banyaknya kista

Pembedahan sebaiknya dilakukan setelah


periode neonatus karena mortalitas akibat
pembedahan pada periode neonatus cukup
tinggi.
Lymphadenopathy leher

 Definisi
 Adalah setiap kelainan pada kelenjar limfe
umumnya ditandai oleh pembesaran lebih dari 1 cm
 Apabila terjadi peradangan pada kelenjar limfe
disebut limfadenitis
Etiologi
 Limfadenitis
 Akut
 Kronis :
 Spesifik
 Non spesifik
 Limfadenopati akibat neoplasma
 Primer
 Sekunder
 Limfadenopati akibat obat-obatan
 Dilantin , isoniazid, phenilbuthason, allopurinol,
cephalosporin
STRUMA NODOSA
 Definisi : Berdasarkan patologinya pembesaran
tiroid disebut struma.
 Anatomi : terletak dibagian bawah leher antara
fascia koli media dan fascia prevertebralis yang
melekat pada trakhea melingkarinya 2/3 sd ¾
lingkaran. Terdiri atas 2 lobus yang dihubungkan
istmus dan menutup cincin trakhea 2 dan 3.
vaskularisasi berasal dari arteri tiroidea superior
dan arteri teriodea inferior, sistem venanya berasal
dari fleksus perifolikular.
Klasifikasi struma:
 Struma non toxic diffusa
 Struma non toxic nodusa
 Struma toxic diffusa
 Struma toxic nodusa
Istilah toxic dan non toxic dipakai karena adanya
perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid
seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah
nodusa dan diffusa lebih ke perubahan bentuk anatomi.
Struma nodosa atau struma adenomatosa,
terutama ditemukan di daerah pegunungan
karena defisiensi yodium. Struma endemik ini
dapat dicegah dengan substitusi yodium
 Di luar daerah endemik, struma nodosa
karena insufisien yodium
 Struma nodosa ditemukan secara insidental
atau pada keluarga tertentu
Etiologinya multifaktor :
Struma non toxic nodusa
 Kekurangan Yodium
 Sedang  kurang dari 50mcg/d
 Berat  kurang dari 25 mcg/d dihubungkan
hypothyoroidism dan cretinism
 Goitrogen
 Obat: PTU, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide,
expectorants yang mengandung yodium
 Agen lingkungan: resorcil, zat yang berasal dari tambang
batu bara
 Makanan, sayur mayur jenis brassica
 Dishormonogenesis : kerusakan jalur biosynthetic hormon
kelenjar tiroid
 Riwayat radiasi kepala dan leher : riwayat radiasi selama masa
kanak2 mengakibatkan nodul benigna dan maligna
Struma non toxic diffusa
 Kekurangan yodium
 Autoimun thyroiditis : hashimoto atau postpartum thyroiditis
 Kelebihan yodium atau ingesti lithium dengan penurunan
pelepasan hormon tiroid
 Terpapar radiasi
 Teroiditis sub akut (de Quervin thyroiditis)
 Keganasan tiroid
Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia
muda dan berkembang menjadi multinoduler pada
saat dewasa.
Struma multinodosa biasanya terjadi
pada wanita berusia lanjut dan perubahan yang
terdapat pada kelenjar berupa hiperplasia sampai
bentuk involusi. Kebanyakan struma multinodosa
dapat dihambat oleh tiroksin.
Biasanya penderita struma nodosa tidak
mengalami keluhan karena tidak ada hipo atau
hipertiroidisme.
Nodul mungkin tunggal tetapi
kebanyakan berkembang menjadi multinoduler
yang tidak berfungsi.
Degenerasi jaringan menyebabkan kista atau
adenoma.
Karena pertumbuhannya sering berangsur-
angsur,struma dapat menjadi besar tanpa gejala
kecuali benjolan di leher.
Sebagian penderita dengan struma nodosa
dapat hidup dengan strumanya tanpa keluhan.
Walaupun sebagian struma nodosa tidak
mengganggu pernafasan karena menonjol ke
depan, sebagian lain dapat menyebabkan
penyempitan trakea jika pembesarannya
bilateral. Pendorongan bilateral demikian dapat
dicitrakan dengan foto roentgen polos (trakea
pedang). Struma nodosa unilateral dapat
menyebabkan pendorongan sampai jauh ke arah
kontralateral
.
Pendorongan demikian mungkin tidak
mengakibatkan gangguan pernafasan.
Penyempitan yang berarti menyebabkan
gangguan pernafasan sampai akhirnya terjadi
dispnea dengan stridor inspiratoar. Biasanya
struma adenomatosa benigna walaupun besar
tidak menyebabkan gangguan neurogenik,
muskuloskeletal, vaskuler atau menelan krn
tekanan atau dorongan.
Keluhan yang ada ialah rasa berat di leher.
Sewaktu menelan trakea naik untuk menutup
laring dan epiglotis shg tiroid terasa berat
karena terfiksasi pada trakea.

Sekitar 5 % dari struma nodosa mengalami


keganasan. Tanda keganasan ialah setiap
perubahan bentuk, perdarahan lokal dan
tanda penyusupan di kulit, n. rekurens,
trakea atau esofagus.
 Benjolan tunggal dapat berupa nodul koloid, kista
tunggal, adenoma tiroid jinak atau karsinoma tiroid.
Nodul ganas lebih sering ditemukan pada laki muda
 Struma nodosa lama biasanya tidak dpt dipengaruhi
dengan supresi hormon tiroid (TH) atau pemberian
hormon tiroid . Penanganan struma lama yaitu
dengan tiroidektomi subtotal
 Tiroid mungkin ditemukan sampai ke mediastinum
anterior terutama pada bentuk nodulus yg disebut
struma retrosternum. Umumnya struma retrosternum
ini tidak turut naik pada gerakan menelan karena
apertura toraks terlalu sempit dan mungkin
asimtomatik
 Diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan yodium
radioaktif .
pengeluaran struma dapat dilakukan melalui bedah
leher, shg tidak dibutuhkan torakotomi. Jika letak
di dorsal a. subklavia, harus dilakukan pendekatan
melalui torakotomi.

 Diagnosis banding ialah tumor lain di mediastinum


anterior seperti timoma, limfoma, tumor dermoid
dan keganasan paru.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai