Anda di halaman 1dari 24

Nephrolitiasis

Shafira Dwi Resnasari


161 0211 119
Tutorial A1
Definisi
O Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana ditemukannya
batu yang mengandung komponen kristal dan matriks organik yang merupakan
penyebab terbanyak kelainan saluran kemih

O Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih
batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal

(Journal European Association of Urology)


O Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik
maupun anorganik yang terlarut dalam urin.
O Kristal kristal tersebut akan tetap berada pada posisi metastable (tetap
terlarut )dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan yang menyebabkan
presipitasi kristal.
O Apabila kristal mengalami presipitasi membentuk inti batu, yang kemudian akan
mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan yang lain sehingga menjadi
kristal yang lebih besar.
O Kristal akan mengendap pada epitel saluran kemih dan membentuk batu yang
cukup besar untuk menyumbat saluran kemih sehingga nantinya dapat
menimbulkan gejala klinis
(Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima jilid II &
Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)
O Terdapat beberapa zat yang dikenal mampu menghambat pembentukan
batu. Diantaranya ion magnesium (Mg), sitrat, protein Tamm Horsfall (THP) atau
uromukoid, dan glikosaminoglikan.

O Ion magnesium (Mg++) dikenal dapat menghambat pembentukan batu karena jika
berikatan dengan oksalat, membentuk garam magnesium oksalat sehingga jumlah
oksalat yang akan berikatan dengan kalsium (Ca++) untuk membentuk kalsium
oksalat menurun

O Demikian pula sitrat jika berikatan dengan ion kalsium (Ca++) membentuk garam
kalsium sitrat; sehingga jumlah kalsium yang akan berikatan dengan oksalat
ataupun fosfat berkurang. Hal ini menyebabkan kristal kalsium oksalat atau kalsium
fosfat jumlahnya berkurang.
(Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima jilid II &
Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)
O Lokasi batu ginjal khas dijumpai di kaliks, atau pelvis dan bila keluar akan terhenti
dan menyumbat pada daerah ureter (batu ureter) dan kandung kemih (batu kandung
kemih).

O Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, batu oksalat, kalsium oksalat, atau kalsium
fosfat. Namun yang paling sering terjadi pada batu ginjal adalah batu kalsium.

O Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltik otot-otot sistem perlvikalises dan
turun ke ureter menjadi batu ureter.

O Tenaga peristaltik ureter mencoba untuk mendorong batu hingga batu turun ke bulu-buli

O Batu yang berukuran kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar spontan, sedangkan
yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan peradangan
(periuteritis) serta menimbulkan obstruksi kronis berupa hidroureter atau hidronefrosis

(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)


Epidemiologi
O Abad ke-16 hingga abad ke-18 tercatat insiden tertinggi penderita
batu saluran kemih yang ditemukan diberbagai negara di Eropa.

O Sedangkan di negara-negara berkembang penyakit batu ini masih


ditemukan hingga saat ini, seperti Indonesia, Thailand, India, Kamboja,
dan Mesir.
(Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2)
Etiologi
O Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,
dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik).

O Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat atau kalsium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, silikat, dan
senyawa lainnya.

(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)


O Diduga dua proses yang terlibat dalam batu ginjal yakni supersaturasi
dan nukleasi.
O Supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu terdapat dalam
jumlah besar dalam urin, yaitu ketika volume urin dan kimia urin yang
menekan pembentukan batu menurun.
O Pada proses nukleasi, natrium hidrogen urat, asam urat dan kristal
hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat kemudian merekat
(adhesi) di inti untuk membentuk campuran batu. Proses ini dinamakan
nukleasi heterogen
O Komposisi urin menentukan pembentukan batu berdasarkan tiga faktor:

1. Berlebihnya komponen pembentukan batu

2. Jumlah komponen penghambat pembentukan batu (seperti sitrat,


glikosaminoglikan)

3. Jumlah komponen pemicu pembentukan batu (seperti natrium, urat).

(Kapita Selekta Kedokteran. Edisi keempat jilid I &

Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)


Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik antara lain :
O Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang
tuanya.
O Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50
tahun
O Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pasien perempuan
(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)
Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
O Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stonebelt.
O Iklim dan temperatur
O Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada
air yang dikonsumsi.
O Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.
O Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.
(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)
Gejala Klinis
1. Tidak ada gejala atau tanda
2. Nyeri pinggang atau sudut kostovertebral
3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik
4. Pielonefritis dan/atau sistitis
5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika BAK
6. Nyeri tekan kostovertebral
7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
8. Gangguan faal ginjal.

Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2


Klasifikasi
1. Batu Staghorn / Batu cetak

Batu ginjal yang menempati lebih dari satu collecting system, yaitu batu pielum yang
berkestensi ke satu atau lebih kaliks

• Batu Staghorn / Batu cetak parsial

Jika batu menempati sebagian cabang collecting system

• Batu Staghorn / Batu cetak komplit

Jika batu menempati seluruh cabang collecting system

2. Batu Pielum

batu ginjal yang menempati bagian pelvis renalis

3. Batu Kaliks

batu yang menempati bagian dari kaliks


Diagnosa
O Anamnesa

Keluhan nyeri harus dikejar mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri,
aktivitas yang dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat
muntah, gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya.

Penderita dengan riwayat batu sebelumnya sering mempunyai tipe nyeri yang sama.

Nyeri bisa bersifat kolik atau non kolik :

Nyeri kolik : terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises (kaliks minor-infundibulum-
kaliks mayor-pelvis renal) ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu

Peningkatan peristaltik  tekanan intraluminal meningkat  peregangan dari terminal saraf 


sensasi nyeri

Nyeri non kolik : terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi
pada ginjal

(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)


O Pemeriksaan Fisik
TTV : demam  dicurigai urosepsis  terapi antibiotik
Status Urologi :
1. nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra
2. Teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis
3. Terlihat tanda-tanda gagal ginjal
4. Retensi urin
5. Jika disertai infeksi  demam dan menggigil
(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)
O Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Faal Ginjal:

Sedimen Urin: Mencari kemungknan terjadinya penurunan

O Leukositoria fungsi ginjal

O Hematuria Pemeriksaan Kadar Elektrolit:

O Dijumpai kristal-kristal pembentukan Diduga sebagai faktor penyebab timbulnya

batu batu sal kemih (all: kalsium, oksalat, fosfat)

Kultur Urin: (Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)

Adanya pertumbuhan kuman pemecah urea

atau urea splitter yang dapat menghasilkan

enzim urease dan merubah urine menjadi

bersuasana basa melalui hidrolisis urea

menjadi amoniak

Co: proteus sp, klebsiella sp, stafilokokus sp


O Foto Polos Abdomen
Tujuan : untuk melihat kemungkinan adanya batu radio-opak di sal kemih
Batu jenis kalsium osalat dan kalsium fosfat bersifat radio-opak (>>)
Batu jenis asam urat bersifat non opak (radio-ulsen)
O Pielografi Intra Vena (PIV)
Tujuan : menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal & mendeteksi adanya batu semi-opak
ataupun batu non-opak yang tak dapat terlihat dengan foto polos abdomen
Jika PIV belum bisa menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal  Pielografi Retrograd
O Ultrasonografi
Tujuan : menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (echoic shadow), hidronefrosis,
pielonefrosis
Bila pasien tidak bisa melakukan PIV spt dalam keadaan:
 Alergi terhadap bahan kontras

 Faal ginjal menurun

 Pada wanita hamil

(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)


Tata Laksana
O Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat.

O Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi pada batu saluran kemih adalah jika
batu telah telah menimbulkan: obstruksi, infeksi

O Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan dengan


ESWL, melalui tindakan endourologi, bedah laparoskopi, atau pembedahan
terbuka

(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)


Medikamentosa
O Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang
dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan.
O Terapi yang diberikan bertujuan untuk :
1. mengurangi nyeri
2. memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum
3. minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran
kemih.
(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)
ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)

O Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh
Caussy pada tahun 1980.

O Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli
tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan.

O Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah


dikeluarkan melalui saluran kemih.

O Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan


perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria

(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)


Endourologi
O Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu
saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung
ke dalam saluran kemih.
O Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
O Prose pemecahanan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai
energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan enersi laser.
(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)
Beberapa tindakan endourologi

(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)


Pencegahan
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak 2-3 liter
per hari
2. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu
3. Aktivitas harian yang cukup
4. Pemberian medikamentosa.

Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:


1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan
suasana urine menjadi lebih asam
2. Rendah oksalat
3. Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri, dan
4. Rendah purin.
5. Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita hiperkalsiuri
absorbtif tipe II.

(Dasar-dasar Urologi Edisi ke-2 –Basuki)

Anda mungkin juga menyukai