Anda di halaman 1dari 21

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN

WELL COMPLETION
 Sumur yang telah dibor sesuai dengan target, selanjutnya dilakukan
wireline logging dan test uji produksi (DST). Pada sumur yang telah
terbukti ekonomis untuk dikembangkan, maka dilanjutkan dengan
operasi penyelesaian sumur (well completion).

 Jika volume minyak & gas di reservoir tidak ekonomis, maka sumur
ditutup (plug) atau diabaikan (abandon), dengan menggunakan
cement retainer dan beberapa feet lapisan semen.

 Cement Retainer bersifat drillable sehingga pada saat harga minyak &
gas cukup tinggi dan membuat sumur menjadi ekonomis, maka
plug/sekat yang telah dipasang dapat dibuka.

 Tujuan well completion untuk mendapatkan laju produksi yang


optimum selama masa produksi sumur.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam perencanaan penyelesaian sumur :
Ekonomis :
 Laju produksi yang diinginkan
 Investasi yang diperlukan sekecil mungkin

Reservoir:
 Jumlah cadangan gas/minyak di setiap zona lapisan
 Tenaga pendorong reservoir
 Keperluan akan well stimulation
 Keperluan akan pengontrolan pasir

Mekanis :
 Konfigurasi komplesi sumur dibuat sesederhana mungkin sehingga
memudahkan kerja ulang
 Pertimbangan pengangkatan buatan
 Kemungkinan project EOR dimasa yang akan datang
Tipe penyelesaian sumur :
Berdasarkan program pemasangan pipa
selubung
 komplesi lubang terbuka (openhole)
 komplesi perforasi (perforated completion)
 komplesi liner (liner completion)
Berdasarkan jumlah zona yang
diproduksi suatu sumur
 Zona tunggal (single completion)
 Zona banyak (multiple completion)
Openhole Completion
Casing dipasang hanya diatas zona produktif & terbuka sepanjang zona
produktif.
Keuntungan :
 memperkecil kemungkinan terjadi kerusakan formasi akibat penyemenan.
 Tidak memerlukan biaya perforasi
 Dapat dilakukan logging kembali
 Dapat diproduksi sepanjang zona- produksi
 Mempermudah jika ingin memperdalam sumur
 Dapat dilakukan pemasangan liner atau perforasi, bila diperlukan
 Sangat cocok untuk pengerjaan metoda pengontrolan pasir (open hole
gravel pack)
Kelemahan :
 Tidak dapat melakukan seleksi zona yang akan diproduksi
 Sukar melakukan pengontrolan produksi air dan gas yang berlebihan
 Batuan harus betul-betul consolidated
 Memerlukan operasi sand clean-up yang rutin
 Kesulitan menentukan zona yang akan distimulasi
Perforated Completion
Production casing dipasang dan disemen pada zona produktif kemudian
dilaksanakan perforasi pada zona-zona yang paling produktif.
Keuntungan :
 Interval produksi satu sama lain tidak berkomunikasi
 Dapat dilakukan pemasangan multiple completion
 Cocok untuk teknik-teknik penanggulangan pasir (sand control)
 Penentuan kedalaman subsurface equipment lebih teliti karena ditentukan
setelah wireline logging untuk seluruh kedalaman.
Kerugian :
 Biaya tambahan untuk casing, penyemenan, dan perforasi.
 Kerusakan formasi karena penyemenan
 Pengurangan diameter lubang oleh pipa selubung, sehingga hambatan
terhadap aliran dapat terjadi karena efek perforasi, dan mengurangi
produktivitas sumur
 Diperlukan pengerjaan penyemenan yang efektif untuk memastikan
penyelesaian zona-zona produksi yang baik
 Logging tidak dapat diulang, sehingga perluInterpretasi logging yang teliti.
 Well deepening hanya dapat dilakukan dengan diameter lubang lebih kecil
Liner Completion
Casing diset sampai di atas zona produksi, kemudian
digabungkan dengan kombinasi liner.

Terdapat dua model liner completion:


 Screen liner completion, biasanya untuk sumur horisontal.
 Cemented-Perforated liner completion, biasanya untuk sumur
vertikal/miring.

 Keuntungan dan kerugian dari sistem komplesi sumur dengan


liner adalah sama seperti komplesi lubang terbuka atau
komplesi perforasi, tergantung tipe komplesi liner mana yang
digunakan.

 Keuntungan komplesi liner adalah mengurangi biaya casing.


Sedangkan kegunaan liner yang utama adalah menjaga
stabilitas lubang bor.
Single String Completion
Komplesi zona tunggal
 Penyelesaian sumur dimana hanya ada satu
lapisan produktif pada sumur tersebut atau
beberapa lapisan lapisan produktif yang
secara bersama-sama (comingle) diproduksi
dari sumur tersebut.

Terdapat tiga metoda :


 komplesi tanpa tubing (tubingless)
 komplesi tubing tergantung (open ended)
 komplesi tubing dengan packer
Multiple Zone Completion
 Penyelesaian sumur dimana dalam sumur tersebut ada
beberapa lapisan produktif yang terpisah-pisah dan diproduksi
secara terpisah juga.

Alasan penggunaan:
 Pay out yang cepat
 Perbedaan tipe reservoir, sehingga perlu pemisahan produksi
dari masing-masing zona
 Pengontrolan tiap reservoir akan lebih baik (reservoir
management)

Tipe komplesi zona banyak :


 Komplesi dengan zona produksi bergilir
 Komplesi dengan string tunggal-packer tunggal.
 Komplesi dengan string tunggal-packer ganda.
 Paralel string – multiple packer (biasanya dual string)
Dual String Completion
Perforation
Perforasi adalah proses penembakan lapisan produktif
untuk mengalirkan fluida ke lubang sumur. Ada dua jenis
perforasi yaitu :
 Inner jet, biasanya di gunakan pada saat kondisi
underbalance ( Ph<Pf). Alat ini hanya dapat di gunakan
untuk satu arah saja karena letak pelurunya yang berada
pada satu garis lurus ke bawah pada salah satu sisinya.

 HSD ( high shoot density), biasanya di gunakan pada


formasi dengan tekanan rendah . HSD di pasang setelah
di lakukan UTS ( uji tekan statik). Ukuran peluru HSD
lebih besar daripada ukuran peluru inner jet dan letaknya
berada di seluruh permukkan HSD, sehingga akan lebih
efektif untuk hidrokarbon mengalir ke lubang sumur.
Workover
Workover atau kerja ulang adalah salah
satu kegiatan dalam usaha
meningkatkan produktivitas dengan cara
memperbaiki problem atau memperbaiki
kerusakan sumur sehingga diperoleh
kembali laju produksi yang optimum
PERTIMBANGAN DILAKUKANNYA
WORK OVER
 Harus diyakini benar bahwa cadangan minyaknya masih cukup besar
sehingga untuk tujuan pengurasan reservoirnya perlu mengadakan
rehabilitasi sumur-sumur produksi tersebut.

 Masih belum tercapainya laju produksi yang optimum, sehingga perlu


diselidiki faktor-faktor penyebabnya agar dapat ditentukan jenis operasi
kerja ulangnya.

 Terproduksinya material yang tidak diinginkan, produksi air dan atau gas
yang berlebihan sehingga menyebabkan rusaknya peralatan dan
perlengkapan lainnya.

 Rencana menaikkan kapasitas produksi tanpa memandang apakah terjadi


problem mekanis dan formasi atau tidak.
BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MENYEBABKANNYA, METODA WORK OVER DAPAT
DIKELOMPOKKAN MENJADI :
 Stimulasi, termasuk diantaranya:
- Acidizing
- Hydraulic fracturing
- Steam stimulation
 Squeeze cementing
 Reperforation
 Recompletion
 Sand control
ADA YANG MAU DI DISKUSIKAN
???

Anda mungkin juga menyukai