Anda di halaman 1dari 8

“SIKLUS CARNOT DAN REVERSIBEL”

KELOMPOK 4
NAMA MAHASISWA : IFFAH KHAIRIYAH I. ( 417 21 210 2 3 )
NANDA JULFA REZEKI ( 417 31 210 3 2 )
NUR AZMI ( 417 3 3 210 3 6 )
P O I B E K . S I M A N J U N TA K ( 4171 1 21 0 24 )
RISKI MAULIDAH AFNI ( 4171 1 21 0 2 9 )

DOS EN PENG AM PU :DEO DEM ONTA PANGG ABE A N , S .PD.M . PD.


M ATA K U L I A H : TERMODINAMIKA
Proses Reversibel dan Proses Irreversibel
Proses Irreversibel (Proses Tak Terbalikkan)

Apabila kita menekan pengisap tersebut dengan sangat cepat sampai kembali lagi ke
kesetimbangan dengan reservoir, selama proses ini gas bergolak dan tekanan serta
temperaturnya tidak dapat didefinisikan secara tepat sehingga grafik proses ini tidak
dapat digambarkan sebagai sebuah garis kontinu dalam diagram P-V karena tidak
diketahui berapa nilai tekanan atau temperatur yang akan diasosiasikan dengan
volume yang diberikan. Proses inilah yang dinamakan proses irreversibel.
Proses Reversibel (Proses Terbalikkan)
Proses reversibel adalah sebuah proses yang dengan suatu perubahan diferensial di dalam
lingkungannya dapat dibuat menelusuri kembali lintasan proses tersebut.
Selama proses kompresi adiabatik temperatur gas akan naik karena dari Hukum I
Termodinamika bila Q = 0 maka besarnya usaha W untuk mendorong pengisap ke bawah
harus muncul sebagai suatu pertambahan energi dalam sebesar ΔU. W akan bernilai
berbeda untuk kecepatan yang berbeda dari pendorongan pengisap tersebut ke bawah yang
diberikan oleh ∫PdV yaitu luas daerah di bawah kurva pada diagram P –V (hanya untuk proses
reversibel untuk P tetap). ΔU dan ΔT tidak akan sama baik untuk proses reversibel ataupun
irreversibel.
Siklus Carnot

Langkah 1 : Proses pemuaian isotermal

Langkah 3 : Proses pemampatan


adiabatik

Langkah 2 : Proses pemuaian


adiabatik
Q1
Sumber panas

Isolator
Isolator

Langkah 3 : Proses pemampatan


isotermal
Q2
Penampung panas

Gambar 3 : Diagram sebuah mesin Carnot yang menggunakan gas


ideal sebagai fluida kerja
Besarnya usaha W dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
ΔU = Q – W
0 = (Q1 – Q2) – W
W = Q1 – Q2
Efisiensi mesin-mesin kalor

Jenis Mesin Efisiensi (%)

Mesin mobil (bensin) 20 – 25

Mesin diesel 26 – 38

Turbin uap pembangkit nuklir 35

Turbin uap pembangkit batu bara 40


TERIMA KASIH…..


Anda mungkin juga menyukai