Gambar 1. Gambaran histopatologis (a) Limfoma Hodgkin dengan Sel Reed Sternberg dan (b) Limfoma Non Hodgkin
Epidemiologi
Tahun 2002, tercatat 62.000 kasus LH di seluruh dunia.
Di negara-negara berkembang ada dua tipe limfoma
hodgkin yang paling sering terjadi, yaitu mixed cellularity
dan limphocyte depletion, sedangkan di negara-negara
yang sudah maju lebih banyak limfoma hodgkin tipe
nodular sclerosis.
Limfoma hodgkin lebih sering terjadi pada pria daripada
wanita, dengan distribusi usia antara 15-34 tahun dan di
atas 55 tahun
Etiologi
Penyebab limfoma hodgkin dan non-hodgkin sampai saat ini
belum diketahui secara pasti. Beberapa hal yang diduga berperan
sebagai penyebab penyakit ini antara lain:
•Infeksi (EBV, HTLV-1, HCV, KSHV, dan Helicobacter pylori)
•Faktor lingkungan seperti pajanan bahan kimia (pestisida, herbisida,
bahan kimia organik, dan lain-lain), kemoterapi, dan radiasi.
•Inflamasi kronis karena penyakit autoimun
•Faktor genetik
Patofisiologi
Ada empat kelompok gen yang menjadi sasaran kerusakan
genetik pada sel-sel tubuh manusia, termasuk sel-sel limfoid, yang dapat
menginduksi terjadinya keganasan. Gen-gen tersebut adalah proto-
onkogen, gen supresor tumor, gen yang mengatur apoptosis, gen yang
berperan dalam perbaikan DNA.
2. Pemeriksaan Fisik
Palpasi pembesaran kelenjar getah bening di leher terutama
supraklavikuler – aksila dan inguinal. Mungkin lien dan hati teraba
membesar. Pemeriksaan THT perlu dilakukan untuk menentukan
kemungkinan cincin Weldeyer ikut terlibat.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah yaitu hemogran dan trombosit. LED sering meninggi dan
kemungkinan ada kaitannya dengan prognosis. Keterlibatan hati dapat
diketahui dari meningkatnya alkali fosfatase, SGOT, dan SGPT.
4. Histopatologi
Biopsi tumor sangat penting, selain untuk diagnosis juga identifikasi subtipe
histopatologi walaupun sitologi biopsi aspirasi jelas limfoma Hodgkin
ataupun Limfoma non-Hodgkin.
5. Radiologi
a. Foto thoraks
b. Limfangiografi
c. USG
d. CT scan
6. Laparotomi rongga abdomen sering dilakukan untuk melihat kondisi
kelenjar getah bening pada iliaka, para aorta dan mesenterium dengan
tujuan menentukan stadium.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan limfoma maligna dapat dilakukan melalui berbagai cara,
yaitu:
Pembedahan
Tata laksana dengan pembedahan atau operasi memiliki peranan yang terbatas dalam
pengobatan limfoma. Untuk beberapa jenis limfoma, seperti limfoma gaster yang terbatas
pada bagian perut saja atau jika ada resiko perforasi, obstruksi, dan perdarahan masif,
pembedahan masih menjadi pilihan utama. Namun, sejauh ini pembedahan hanya
dilakukan untuk mendukung proses penegakan diagnosis melalui surgical biopsy.
Radioterapi
Radioterapi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengobatan limfoma, terutama
limfoma hodgkin di mana penyebaran penyakit ini lebih sulit untuk diprediksi. Beberapa
jenis radioterapi yang tersedia telah banyak digunakan untuk mengobati limfoma hodgkin
seperti radioimunoterapi dan radioisotope.
Kemoterapi
Merupakan teknik pengobatan keganasan yang telah lama digunakan dan banyak obat-
obatan kemoterapi telah menunjukkan efeknya terhadap limfoma.
DAFTAR PUSTAKA