Anda di halaman 1dari 16

“Comparison of Intrathecal Fentanyl and

Sufentanil in Low-dose Dilute Bupivacaine


Spinal Anesthesia for Transurethral
Prostatectomy”
(Perbandingan antara Fentanyl dan Sufentanyl Intratekal ke dalam
Bupivacain Dosis Rendah untuk Anestesi Spinal pada Prostatektomi
Transuretral)

British Journal of Anesthesia


(September 2009)
Volume 103 Number 5 Page 750
PENDAHULUAN

Spinal anestesi  teknik anestesi yang umum digunakan


untuk reseksi transurethral prostat (TURP)

>> pasien yang menjalani TURP adalah usia lanjut & sering
disertai dengan penyakit jantung, paru, atau lainnya 
penting untuk membatasi level blok untuk mengurangi efek
cardiopulmonary yang merugikan pada pasien tersebut.
PENDAHULUAN

Penggunaan anestesi lokal dengan dosis yang lebih


kecil :
1. tidak memblok serabut saraf simpatik di daerah
atas  hipotensi tidak terjadi
2. memperkecil resiko timbulnya toksisitas sistemik
obat anestesi lokal

Namun dengan dosis kecil itu akan berpengaruh


terhadap kualitas dan durasi anestesi.
PENDAHULUAN

Dosis yang rendah ini berkaitan dengan blokade


sensorik (analgesia) yang kurang efektif untuk
pembedahan. Untuk mempertahankan kualitas
analgesia ditambahkan opiod lipofilik yang bekerja
selektif pada jaras nyeri (sensorik).

Kami berhipotesis  fentanil dan sufentanil intratekal


menunjukkan efek yang sama pada kualitas blok
spinal bila dikombinasikan dengan dosis rendah
bupivakain pada pasien lansia yang menjalani TURP.
METODE
70 pasien yang menjalani TURP diambil secara acak dan
dikelompokkan dalam dua grup :

Grup S (n = 35) menerima


Grup F (n = 35) menerima
sufentanil 5 g + bupivakain
fentanil 25 g + bupivakain
0,5% (0,8 ml) + normal saline
0,5% (0,8 ml) + normal
0,7 ml – keseluruhan,
saline 0,3 ml
bupivacain 0,25% (1,6ml)
secara intratekal.

Onset dan durasi blok sensorik, derajat blok motorik, efek


samping dinilai.
HASIL

Tabel 1. Karakteristik Pasien


Tabel 2 Kualitas Anestesi
Kualitas anestesi dinilai sebagai berikut :

Excellent (sangat baik)  tidak sakit


Good (baik)  sakit ringan atau sedikit tidak nyaman;
tidak membutuhkan tambahan analgesik
Fair (cukup)  nyeri dan membutuhkan analgesik
Poor (lemah / buruk)  nyeri parah dan sangat
membutuhkan analgesik
Tabel 3. Karakteristik Blok Spinal
Skala Bromage yang dimodifikasi :
1. Blok motorik lengkap
2. Blok motorik hampir lengkap  pasien hanya mampu
memindahkan kaki
3. Blok motorik sebagian  pasien mampu menggerakkan lutut
4. Terdeteksi kelemahan pada fleksi panggul  pasien dapat
mengangkat kaki, namun tidak mampu mempertahankannya
5. Tidak Terdeteksi kelemahan pada fleksi panggul  pasien dapat
mempertahankan kaki diangkat selama 10 detik
6. Tidak ada kelemahan  pasien mampu menekuk sebagian lutut
ketika terlentang.
Tabel 4. Penggunaan Tambahan Analgesik
dan Efek Sampingnya
Puncak blok sensorik secara signifikan lebih tinggi
di Grup S [T11 (S1-T6)] daripada di Grup F [L1
(S1-T6)], Tak satu pun dari pasien memiliki blok
motorik lengkap (Tabel 3).

Selama periode pascaoperasi, 20 pasien di Grup F


(57,1%) vs sembilan pasien di Grup S (25,7%)
memerlukan analgesik (P = 0,008) dan waktu
permintaan analgesik pertama lebih lama di Grup
S (P = 0,025). Tidak ada perbedaan dalam efek
samping antara kedua kelompok (Tabel 4).
Pembahasan

Dalam studi ini, kami menemukan bahwa


penambahan Sufentanil 5 g ke bupivakain dosis
rendah untuk anestesi spinal efektif meningkatkan
blokade sensorik dan kemanjuran analgesik
pascaoperasi tanpa meningkatkan intensitas blok
motorik atau memperpanjang waktu pemulihan pada
pasien usia lanjut.
 Penggunaan anestesi dosis rendah 
Mempersingkat waktu pemulihan and membatasi
distribusi blok
Tetapi, tidak memberikan blok sensorik yang adekuat

Opioid intratekal meningkatkan analgesia ketika


ditambahkan ke dosis subterapeutik anestesi lokal.

Fentanyl (20–25 mcg) + low-dose bupivacaine (4 mg)


Sufentanil (5 mcg) + low-dose bupivacaine (7.5 mg)
 Meningkatkan kualitas blok spinal
 Sedikit perubahan kardiovaskular pada pasien usia
lanjut
Beberapa peneliti : menurunkan dosis bupifakain
dan menambahkan opiod lipofilik intratekal 
mengurangi hipotensi dan mempertahankan
kualitas anestesi yang baik.

Dasar penambahan opioid adalah efek sinergistik


yang dihasilkan  blokade kanal ion Na oleh
anestetik lokal dan kanal ion Ca oleh opioid akan
saling menguatkan efek.
Alasan perbedaan grup sufentanil dengan grup
fentanil yang dapat meningkatkan blok
mungkin terkait dengan kepadatan larutan obat
atau afinitas reseptor opioid
Durasi analgesia pascaoperasi untuk
fentanil 1-4 jam dan sufentanil 2-5 jam

Dalam study kami :


kebutuhan analgesik pasca operasi secara
signifikan lebih rendah pada kelompok
sufentanil
SIMPULAN

• bupivacaine dosis rendah dengan fentanyl 25 g


atau sufentanil 5 g menyediakan anestesi yang
memadai untuk TURP pada pasien usia lanjut
dengan ketidakstabilan hemodinamik.

• Sufentanil lebih unggul dari fentanyl, karena


memfasilitasi penyebaran blok dan memberikan
kemanjuran analgesik yang lebih besar
pascaoperasi

Anda mungkin juga menyukai