Anda di halaman 1dari 20

SISTEM SARAF OTONOM

SIMPATIK DAN PARASIMPATIK


Disusun oleh:
Ni Ketut Adhi, S.Ked
FAB 118 008

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR
PALANGKA RAYA
November 2018
Sistem Saraf

 Sistem Saraf Pusat


 Sistem Saraf Perifer
◦ Sistem Saraf Somatik
◦ Sistem Saraf Otonom
◦ Sistem Saraf Enterik
SISTEM SARAF OTONOM

 Merupakan bagian sistem saraf


perifer yang terdiri dari atas
bagian motorik pada beberapa
saraf kranial dan spinal.
 SSO mempunyai dua bagian,
yaitu simpatis dan
parasimpatis.
SISTEM SARAF OTONOM

• Untuk mengontrol kegiatan tubuh yang cara kerjanya


tidak dapat diatur otak, seperti sekresi keringat,
denyut jantung dan gerak saluran pencernaan.
• Kerja : Involunter
• Menggunakan 2 kelompok neuron motorik untuk
menstimulasi efektor.
• Neuron preganglionik  muncul dari CNS ke
ganglion tubuh
• Neuron pascaganglionik  menuju organ efektor
(otot jantung, otot polos, atau kelenjar).
SISTEM SARAF OTONOM
FUNGSI SISTEM SARAF OTONOM
ORGAN RESPONS SIMPATIS RESPONS PARASIMPATIS

Jantung (otot Meningkatkan frekuensi Menurunkan frekuensi jantung


jantung) jantung (ke normal)

Bronkiolus (otot Berdilatasi Konstriksi (ke normal)


polos)

Iris (otot polos) Dilatasi pupil Konstriksi pupil (ke normal)

Kelenjar saliva Menurunkan sekresi Meningkatkan sekresi (ke


normal)

Lambung dan usus Menurunkan peristaltik Meningkatkan peristaltik agar


(otot polos) pencernaan yang normal
ORGAN RESPONS SIMPATIS RESPONS PARASIMPATIS

Lambung dan usus Menurunkan sekresi Meningkatkan sekresi agar


(kelenjar) pencernaan normal

Sfingter anti interna Berkontraksi untuk Berelaksasi untuk


mencegah defekasi memungkinkan defekasi

Kandung kemih Berelaksasi untuk Berkontraksi agar berkemih


(otot polos) mencegah berkemih normal

Sfingter uretra Berkontraksi untuk Berelaksasi untuk


interna mencegah berkemih memungkinkan berkemih
ORGAN RESPONS SIMPATIS RESPONS PARASIMPATIS

Hati Mengubah glikogen Tidak ada


menjadi glukosa

Kelenjar keringat Meningkatkan sekresi Tidak ada

Pembuluh darah Berkonstriksi Tidak ada


pada kulit dan visera
(otot polos

Pembuluh darah Berdilatasi Tidak ada


pada otot rangka
(otot polos)
Kelenjar adrenal Meningkatkan sekresi Tidak ada
epinefrin dan norepinefrin
SARAF SIMPATIS
 Badan sel sarafnya berada didalam segmen torak dan beberapa
segmen lumbal medula spinalis.
 Tersusun dari ganglion2 pada daerah :
◦ 3 psg ganglion servikal
◦ 11 psg ganglion torakal
◦ 4 psg ganglion lumbal
◦ 4 psg ganglion sakral
◦ 1 psg ganglion koksigen
 Sering disebut sistem saraf torakolumbar
 Bagian simpatis dominan dalam situsi stress, yang meliputi marah,
takut dan cemas serta latihan.
Thoracolumbar (T1 – L2)

A. Ganglion para-vertebralis
1. Ganglion cervicalis superior:
Kepala & jantung
2. Ganglion cervicalis media:
Jantung
3. Ganglion cervical inferior:
Jantung

B. Ganglion pre-vertebralis
4. Ganglion celiacus: lambung, lien,
hepar, ginjal, usus halus
5. Ganglion mesentericus superior:
usus halus & colon
6. Ganglion mesentericus inferior:
Colon distalis, rectum, vesica
urinaria, organ-organ genital
Sistem simpatis
Berasal dari :
Regio Thorak T1- T12
dan Lumbal L1-L2

• Neurotransmiter
neuron praganglionik :
asetilkolin (Ach) 
menstimulasi potensial
aksi neuron
pascaganglionik
• Neurotransmiter yang
dilepaskan oleh neuron
simpatik
pascaganglionik :
noradrenalin/norepi
nefrin
Sistem Saraf Parasimpatis

 Disebut sistem saraf kraniosakral


 Terbagi menjadi 2 bagian
◦ Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7
(fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)
◦ Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4  membentuk
saraf pada organ dalam pelvis & bersama2 SS
simpatis membentuk pleksus yang
mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih
Craniosacral (n III,VII,
IX, X, S2 –S4)

Cranial (n III,VII, IX, X)


1. Ganglion ciliaris (n III): otot
polos mata
2.Ganglionpterygopalatinus (n
VII): mucosa nasal, palatum,
pharynx, glandula lacrimalis
3. Ganglion submandibular (n
VII):
glandula submandibularis &
sublingualis
4. Ganglion oticus (n IX):
glandula parotis

Sacral (S2 – S4)


Nervus splanchnicus pelvicus:
colon, ureter, vesica
urinaria, organ-organ
reproduktif
Sistem saraf parasimpatis
 Berasal dari :
Nervus Cranialis N. III, N.VII, N.IX, N.
X
Regio S2-S4
(Kraniosakral)
Neurotransmiter pada seluruh neuron
praganglionik dan sebagian besar neuron
pascaganglionik parasimpatik 
asetilkolin (ACh)
 Serat Postganglionik-> Serat
Kolinergik (Karena menghasilkan
Asetilkolin)
SISTEM SARAF PARASIMPATIS
Sistem
 Sistem parasimpatis mendominasi pada
keadaan tenang dan santai.
  Respons Istirahat dan Cerna (rest
and digest)

Sebagai Contoh :
- Jantung tidak perlu berdetak keras dan
kuat jika seorang berada dalam keadaan
tenang.
NEUROTRANSMITER & RESEPTOR

 Neuron Kolinergik & Reseptornya


◦ Reseptor nikotinik (neuron post-ganglioner, motor end
plate, medulla adrenal)
◦ Reseptor muskarinik (efektor: otot polos, otot jantung,
kelenjar, kelenjar keringat, pembuluh darah otot skelet)

 Neuron Adrenergik & Reseptornya


◦ 1 - eksitasi
◦ 2 - inhibisi
◦ 1 - eksitasi
◦ 2 - inhibisi
◦ 3 – jaringan lemak coklat
REFLEKS-REFLEKS OTONOM

• Tekanan darah, denyut jantung, kontraksi ventrikel,


diameter pembuluh darah, digesti (motilitas tractus
gastrointestinal), defekasi, urinasi

• Arkus refleks otonom


Reseptor  Neuron sensoris  Pusat integrasi
(hypothalamus, batang otak, medulla spinalis)  Neuron
motoris  Efektor
Daftar pustaka
 Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2011.
 Snell SR. Neuroanatomi Klinik. Edisi 7. Jakarta: EGC, 2011.
 Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS: Anatomi,
Fisiologi, Tanda dan Gejala. Edisi 4. Jakarta: EGC, 2010.
 Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat,
2015.
 Laurie Kelly McCorry, PhD. Physiology of the Autonomic Nervous
System. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1959222
 Jeremy D. Scheff,a Benjamin Griffel,b Siobhan A. Corbett,b Steve E.
Calvano,b and Ioannis P. AndroulakisOn heart rate variability and
autonomic activity in homeostasis and in systemic inflammation
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4159048/
 Georg Pongratz and Rainer H Straub. The sympathetic nervous
response in inflammation.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4396833/
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai