Anda di halaman 1dari 26

Glomerulonefritis Akut

Post-Streptococcus

Prilia Pratiwi Munda


102010150/A4
Skenario 1
• Seorang ibu membawa anak laki-
lakinya yang berusia 5 tahun ke
poliklinik dengan keluhan bengkak
pada kedua kelopak mata setelah
bangun tidur pagi ini.
Skenario 1
• Rumusan masalah
Anak laki-laki lima tahun bengkak di kedua
kelopak mata setelah bangun tidur pagi ini

• Hipotesis
Anak laki-laki tersebut menderita
glomerulonefritis akut pasca streptokokus.
Mind map Anamnesi
s
Kesimpul Pemeriks
an aan Fisik

Pemeriks
aan
Edukasi
Penunjan
g

Prognosis WD

RUMUSAN
MASALAH
Komplika
DD
si

Tatalaks
Etiologi
ana

Gejala Epidemol
Klinis ogi
patofisiol
ogi
Anamnesis
• Identitas : anak usia 5 tahun
• Keluhan utama : bengkak
pada kedua kelopak mata
setelah bangun tidur
• RPS : bengkak sejak kapan?
Sudah berapa lama?
• Apakah ada kesulitan
berkemih?? Berapa kali
berkemih dalam satu hari??
• Adakah nyeri suprapubik??
Apakah disertai kolik??
• Apakah terdapat hematuria??
Anamnesis
• Pola kencing adakah oligouria, poliuria,
dysuria atau anuria. Pada GNA post
streptococcus biasanya terjadi oliguria.
• Apakah ada edema generalisata atau
anasarka
• RPD: Apakah ada demam?? Apakah
terdapat infeksi streptoccus seperti faringitis?
Pyoderma sebelum ini?? Ada luka
sebelumnya??
• Apakah ada penyakit kongenital??
• RPK : apakah dikeluarga ada yang sakit
ginjal??
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum

• TTV
– Temperatur
– Tekanan Darah
– Nadi
– Frekuensi Napas

• Pemeriksaan fisik
– Inspeksi
– Palpasi
– Perkusi
– Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
– Pemeriksaan darah lengkap
– Ureum dan Kreatinin
– Komplemen serum
– Urin rutin
– Kultur urin
– ASTO dan ADB
– Usap tenggorok/kulit

• Pemeriksaan radiologi
– X-ray
– USG

• Pemeriksaan histopatologi
Working diagnosis
• Adanya hematuria
• Ditemukan sel darah merah
(mikroskopik)
• Proteinuria dan sel PMN
• Kadar komplemen C3 menurun
• Ureum meingkat
• Kultur streptococcus (+)
• ASTO meningkat
Diagnosis Kerja
• Glomerulonefritis akut post streptokokus
– Peradangan non-supuratif akibat reaksi
imunologis
– Terjadi setelah infeksi bakteri SGA
– Konfirmasi: ditemukan SGA
– Penegakan: biopsi ginjal (jarang)
DD
• Sindrom nefrotik (SN) adalah sekumpulan
manifestasi klinis yang ditandai oleh
proteinuria masif (lebih dari 3,5 g/1,73 m2
luas permukaan tubuh per hari),
hipoalbuminemia (kurang dari 3 g/dl),
edema, hiperlipidemia, lipiduria.
• Pemeriksaan Fisik yang paling tampak
pada SN adalah edema facial, tungkai
bawah, asites, ataupun anasarka
WORKING DIAGNOSIS dan
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Keterangan GNA SN ISK

Pada anak usia sekolah + + +

Laki-laki 2 x perempuan + + +

Gangguan nafas + + -

Edema + + -

Hipertensi + - -

Proteinuria + + -

Hipoalbuminemia + + -
Pada pemeriksaan urin - + -
terdapat Oval fat bodies
Patofisiologi
Patofisiologi
Etiologi
• Streptococcus β-haemolyticus grup A
strain nefritogenik
– Serotipe M1, 2, 3, 12, 18, 25 – ISPA
– Serotipe 49, 55 ,57, 60 – infeksi kulit
Epidemiologi
• > anak-anak 2-12th (puncak: 5-6th)
• Laki-laki > perempuan
Manifestasi klinik
• Hematuria pada sindrom nefritis
• Edema ringan di sekitar mata
• Hipertensi ringan – sedang dan
reversibel
• Oliguria samapi anuria
• Suhu badan tidak tinggi, tetapi dapat
tinggi sekali pada hari pertama
Penatalaksaan
• Medikamentosa
• Suportif dan simptomatik
– Antihipertesi/diuretik
– Pembatasan cairan dan natrium
– Pengeluaran ureum dari darah
– Nutrisi tergantung keadaan pasien
– Antibiotik
• Benzathin penisilin injeksi 50.000U/kgBB
• Eritromisin oral 40mg/kgbb/hr (10 hari)
Penatalaksanaan
• Non Medikamentosa
• Istirahat mutlak atau tirah baring selama
3-4 minggu. Dulu dianjurkan istirehat
mutlak selama 6-8 minggu untuk
memberikan kesem patan kepada ginjal
untuk menyembuh
• Dietik makanan rendah protein
(1g/kgBB/hari) dan rendah garam
(1g/hari). Makanan lunak diberikan pada
penderita dengan suhu tinggi dan
makanan biasa bila suhu telah normal
Komplikasi
• Glomerulonefritis kronik
• Oligouria sampai anuria yang dapat
berlangsung 2-3 hari
• Gangguan penglihatan, pusing, muntah
dan kejang-kejang. Ini disebabkan
spasme pembuluh darah lokal dengan
anoksia dan edema otak
• Gangguan sirkulasi berupa dispnoe,
ortopne, terdapat ronki basah,
pembesaran jantung dan meningginya
tekanan darah
Pencegahan
Terapi antibiotic sistemik pada awal
infeksi streptococcus tenggorokan
dan kulit tidak akan menghilangkan
risiko glomerulunefritis.
Anggota keluarga penderita dengan
glomerulonefritis akut harus dilakukan
ujian biakkan untuk streptococcus
beta haemolitikus grup A dan diobati
jika biakan positip
Prognosis
• Sembuh sempurna 95% anak dengan
GNAPS
• Gangguan fungsi ginjal 1-3%
• Kronik 2%
• 0.5 -2% gangguan fungsi ginjal cepat
dan progresif  gagal ginjal terminal
(beberapa muinggu atau bulan)
Kesimpulan
– Berdasarkan gejala klinis pasien, sesuai
dengan gejala klinis GNAPS ditambah
riwayat infeksi kulit
– Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
lebih lanjut untuk menegakkan D/
– Tatalaksana simptomatis dan suportif
sesuai gejala klinis
– Prognosis baik
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai