Anda di halaman 1dari 43

PENGEMBANGAN PROGRAM

PENDIDIKAN KESEHATAN KLIEN


A. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR
KLIEN
• Kebutuhan (needs) merupakan kesenjangan antara
keadaan saat ini dengan keadaan yang seharusnya (das
solen vs das sein).
• Needs seringkali dicampur-adukan dengan istilah
wants.
• Needs berkaitan dengan “masalah” yang ingin
dipecahkan, sedangkan wants berkaitan dengan
“pemecahan” suatu masalah.
• Hasil penentuan kebutuhan belajar biasanya berupa
rumusan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-nilai
yang perlu diberikan kepada peserta didik.
Lanjutan...
CLIENT JENIS KEBUTUHAN
1. Anak usia dini a. Pemerataan dan perluasan program
layanan dan pendidikan
b. Peningkatan mutu layanan dan
pendidikan
c. Pengelolaan layanan dan pendidikan
d. Peningkatan efisiensi dan efektivitas
2. Pendidikan dasar a. Peningkatan akses dan perluasan
kesempatan belajar
b. Peningkatan kualitas dan relevansi
c. Efisiensi menajemen pendayagunaan
3. Pendidikan keaksaraan a. Perluasan akses pendidikan keaksaraan
b. Peningkatan kinerja pendidikan
keaksaraan
c. Memperkuat dan memperluas
kelembagaan TBM dan PKBM
Lanjutan...
CLIENT JENIS KEBUTUHAN
4. Kesetaraan dan keadilan gender a. Persamaan akses pendidikan yang
bermutu dan berwawasan gender
b. Menurunnya tingkat keniraksaraan
penduduk dewasa
5. Pendidikan kecakapan hidup a. Pendidikan berbasis luas
b. Pendidikan berbasis masyarakat
c. Pendidikan yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
pasar kerja dan perilaku hidup sehat
KEBUTUHAN BELAJAR SIAPA?
• Tiga sumber kebutuhan belajar, yaitu peserta
didik, masyarakat, dan pendidik.
• Harles melukiskan ketiga pihak dalam bentuk;
Kemampuan yang akan dicapai

Peserta didik Pendidik

Masyarakat yang akan dilayani

Masuk
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
1. Tingkat Pendidikan
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin
mudah seseorang menerima informasi yang
didapatnya.

2. Tingkat sosial ekonomi


Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi, semakin
mudah dalam menerima informasinya.
3. Adat istiadat
Masyarakat akan mudah menerima informasi apabila
sesuai dengan adat istiadatnya.

4. Kepercayaan masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh orang yang dipercayai.

5. Ketersediaan waktu di masyarakat


Pemberian pendidikan kesehatan menyesuaikan waktu
masyarakat setempat.
Menurut Notoatmojo (2012), faktor yang
mempengaruhi promosi kesehatan:

a) Promosi kesehatan dalam faktor predisposisi


Promosi kesehatan bertujuan untuk menggugah
kesadaran, memberikan atau meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri,
keluarganya, maupun masyarakatnya.
b) Promosi kesehatan dalam faktor – faktor
enabling (penguat)
Bentuk promosi kesehatan dilakukan agar
dapat memberdayakan masyarakat dan
mampu mengadakan sarana dan prasarana
kesehatan dengan cara bantuan teknik, 3
memberikan arahan, dan cara - cara mencari
dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.
c) Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing
(pemungkin)
Promosi kesehatan ini ditujukan untuk
mengadakan pelatihan bagi tokoh agama,
tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan
sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku
petugas dapat menjadi teladan, contoh atau
acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat.
C. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Menurut Susilo (2011) tujuan pendidikan kesehatan
terdiri dari :

1. Tujuan kaitannya dengan batasan sehat


Menurut WHO (1954) pendidikan kesehatan
adalah untuk mengubah perilaku orang atau
masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat. Seperti kita ketahui bila perilaku
tidak sesuai dengan prinsip kesehatan maka
dapat menyebabkan terjadinya gangguan
terhadap kesehatan.
2. Mengubah perilaku kaitannya dengan budaya
Sikap dan perilaku adalah bagian dari
budaya. Kebiasaan, adat istiadat, tata nilai
atau norma, adalah kebudayaan. Mengubah
kebiasaan, apalagi adat kepercayaan yang
telah menjadi norma atau nilai di suatu
kelompok masyarakat, tidak segampang itu
untuk mengubahnya.
Tujuan promosi kesehatan menurut WHO:

1. Tujuan Umum
Mengubah perilaku individu atau masyarakat di
bidang kesehatan

2. Tujuan Khusus
a) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai
bagi masyarakat.
b) Mendorong individu agar mampu secara mandiri
atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk
mencapai tujuan hidup sehat.
c) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara
tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
3. Tujuan Khusus
a) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang
bernilai bagi masyarakat.
b) Mendorong individu agar mampu secara
mandiri atau berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c) Mendorong pengembangan dan penggunaan
secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang
ada.
D. PRINSIP, TEKNIK, DAN STRATEGI
PENDIDIKAN
1. Prinsip Pendidikan Kesehatan:
Pendidikan adalah sebuah proses perubahan dari ketidak
tahuan menjadi tahu, memahami dan mengerti.

Pendidikan kesehatan adalah proses mengajarkan konsep


kesehatan yang direncanakan dengan sadar untuk memberi
informasi sehingga meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman serta keterampilan dalam bidang kesehatan.
Melalui proses belajar ini diharapkan akan menumbuhkan
kesadaran pembelajar (pelaku proses belajar) dan
mempengaruhi perilaku.
Adapun prinsip pendidikan kesehatan yaitu :
a) Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran dikelas tetapi merupakan
kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat
mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.

b) Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan seseorang


kepada seseorang karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri
yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.

c) Bahwa yang harus dilakukan pendidik adalah menciptakan sasaran


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan
tingkah lakunya sendiri.

d) Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan


(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap
dan tingkah laku yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
2. Teknik Pendidikan dan Program Kesehatan
a) Teknik pendidikan kesehatan individual yaitu
teknik ini digunakan apabila anatara promotor
kesehatan dan sasaran atau kliennya dapat
berkomunikasi langsung, baik bertatap muka
(face to face) maupun melalui sarana komunikasi
lainnya, misal telepon.

b) Teknik pendidikan kesehatan kelompok


Digunakan untuk sasaran kelompok yang
dibedakan menjadi dua yaitu kelompok kecil
yang terdiri antara 6-15 orang dan kelompok
besar yang terdiri diatas 15-50 orang.
c) Teknik pendidikan kesehatan masa
Sasaran pendidikan kesehatan massa misal atau publik,
teknik pendidikan kesehatan untuk massa adalah
• Ceramah umum, misalnya dilapangan terbuka dan
tempat-tempat umum.
• Penggunaan media massa elektronik, seperti radio
dan televisi. Penyampaian pesan melalui radio atau tv
dapat dirancang dengan berbagai bentuk misalnya
talshow, dialog interaktif simulasi dan sebagainya.
• Penggunaan media cetak seperti koran, leaflet, dan
sebagainya.
• Penggunaan diluar ruang misalnya spanduk dan
sebagainya.
3. Strategi Pendidikan Kesehatan
a) Penyebar luasan Informasi Kesehatan
Kegiatan ini meliputi pengkajian sosial budaya
kesehatan, sistem komunikasi dan teknologi yang
tepat dalam pengembangan masyarakat.
Pengembangan penciptaan dan penyebarluasan bahan
pendidikan kesehatan melalui media massa agara
pesan kesehatan menjadi bagian yang terpadu dengan
pesan pembangunan nasional.
b) Pengembangan potensi swadaya masyarakat dibidang kesehatan
Kegiatan ini meliputi penggembangan sikap, kemampuan dan
motivasi LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya dalam
pemberdayaan hidup sehat dan penyebarluasan metodologi
pengembangan masyarakat melalui ormas dan kelompok potensial
lainnya.

c) Pengembangan penyelenggaraan Penyuluhan


Diselenggarakan melalui pengembangan sikap, kemampuan dan
motivasi tugas kesehatan baik pemerintah maupun swasta dibidang
penyuluhan, institusi pendidikan dan sLinkbank serta pembentukan
kemitraan antara pemerintah, kelompok profesi dan masyarakat
dalam penyelenggaraan penyuluhan
E. MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN
Media atau alat bantu promosi / pembelajaran
kesehatan adalah alat ( teknologi) yang digunakan
untuk menyampaikan materi atau bahan
pembelajaran atau pesan kesehatan kepada
masyarakat.
Media promosi kesehatan disusun
berdasarkan prinsip bahwa makin banayk indera
yang digunakan untuk menerima pesan atau
informasi kesehatan, makin tinggi atau jelas
dalam memahami pesan yang diterima.
Manfaat media promosi kesehatan
a) Menimbulkan minat dan perhatian sasaran
b) Dapat mencapai sasaran yang lebih banyak
atau besar
c) Membantu mengatasi hambatan dalam
pemahaman
d) Mempermudah menyampaikan pesan –
pesan kesehatan
e) Mendorong keinginan sasaran untuk lebih
memahami atau mendalami pesan – pesan
Jenis-jenis media promosi kesehatan
1. Berdasarkan penagkapan indera :
a) Media ( alat ) bantu lihat ( visual Aids )
• Alat yang diproyeksikan , misalnya slide dan film strip
• Alat yang tidak diproyeksikan
Dua dimensi : gambar dan bagan
Tiga dimensi : boneka dan model
b) Media ( alat ) bantu dengar dan lihat ( audio visual aids /
AVA)
• Televisi
• Film
• Video kaset
• VCD
2. Berdasarkan teknik penyajian pesan:
a) Media cetak
• Booklet
• Leaflet
• Flyer
• Poster
• Photo
b) Media Elektronik
• Televisi
• Radio
• Video kaset
• Radio Kaset
• Slide
• Komputer
c) Media Papan
• Bill board
3. Berdasarkan Penempatannya:
a) Media di dalam ruang
• Digunakan atau dipasang dalam ruangan
b) Media di luar ruang
• Digunakan atau dipasang di luar ruangan
Leaflet Booklet

Poster
F. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KESEHATAN
Untuk melaksanakan proses pendidikan kesehatan
memerlukan proses manajemen yang harus harus
dipakai Kegiatan ini meliputi:

1) Perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini ahli pendidikan
kesehatan harus sudah diikutsertakan agar
dapat menyumbangkan usaha untuk
mengubah perilaku dan meyakinkan
masyarakat tentang manfaat usaha
kesehatan.
2) Pelaksanaan.
Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diikut sertakan
dalam mengawasi perkembangan usaha tersebut. Jika ada
hambatan atau penyimpangan, ia akan dapat memberikan
bahan pertimbangan atau cara penyelesaian yang lain,
terutama yang berhubungan dengan keadaan social budaya
masyarakat setempat. Dengan demikian, usaha yang
dijalankan tidak bertentangan dengan sistem norma yang
berlaku di tempat tersebut.
3) Penilaian.
Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diminta
untuk turut menilai seberapa jauh program atau
usaha itu telah mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Jika terjadi kemacetan, pendidikan
kesehatan dapat ikut memberikan gagasan tentang
usaha pemecahan masalah yang dianggap tepat.

4) Tindak lanjut.
Tahap ini sebenarnya termasuk dalam kegiatan
untuk memantapkan usaha sehingga dapat
berlanjut dengan baik, dan di sini lah perlu
diciptakan suatu sistem/ mekanisme yang
tepat agar usaha tersebut tidak mengalami
kemandekan.
Implementasi pendidikan kesehatan meliputi:
1) Pengenalan lokasi penyuluhan
a) Mengenal masyarakat
b) Mengenal wilayah
2) Menentukan prioritas
3) Menentukan tujuan penyuluhan
4) Menentukan sasaran penyuluhan
5) Menentukan isi penyuluhan
6) Menentukan metode penyuluhan yang akan
digunakan
7) Memilih alat peraga atau media penyuluhan
8) Menyusun rencana penilaian (evaluasi)
a) Pastikan dalam tujuan yang telah dijabarkan sudah
secara khusus dan jelas mencantumkan waktu evaluasi,
tempat pelaksanaan evaluasi, dan kelompok sasaran
yang akan dievaluasi.
b) Apa jenis indikator atau kriteria yang akan dipakai dalam
penilaian.
c) Perlu dilihat kembali, apakah pelaksanaan penyuluhan
sudah sejalan dengan tujuan program.
d) Kegiatan-kegiatan penyuluhan apa yang akan dievaluasi.
e) Metode dan instrumen apa yang akan digunakan untuk
evaluasi tersebut.
f) Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.
G. EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai
atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses ini
mencakup langkah-langkah memformulasikan
tujuan, mengidentifikasi kriteria secara tepat
yang akan dipakai mengukur sukses,
menentukan besarnya sukses dan rekomendasi
untuk kegiatan program selanjutnya (Azwar,
2012)
Jenis-jenis evaluasi

Evaluasi formative Evaluasi summative


evaluasi yang dilakukan pada tahap evaluasi yang dilakukan untuk
pelaksanaan program dengan melihat hasil keseluruhan dari
tujuan untuk mengubah atau suatu program yang telah selesai
memperbaki program dilaksanakan
Tujuan Evaluasi
1. Tujuan diadakan evaluasi suatu program
biasanya bervariasi, tergantung pada pihak yang
memerlukan informasi hasil tersebut.
2. Untuk menetapkan penilaian terhadap program
yang sedang berjalan dan kecenderungannya,
3. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan
pelaksanaan program dan perencanaan program
yang akan datang
4. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber
dana, daya, dan manajemen (resources) saat ini
serta di masa-masa mendatang.
Sasaran Evaluasi Program
Evaluasi program merupakan kebutuhan banyak
pihak, menjadi penting dan kompleks. Seperti
telah disampaikan definisi adalah suatu evaluasi
dalam pekerjaan adalah evaluasi suatu proses
penilaian suatu kinerja dari suatu proses
kegiatan.
Mekanisme Evaluasi
1. Deskripsi program, tujuan dan sasaran
spesifik
2. Penetapan keriteria untuk evaluasi
3. Pemiihan Desain Evaluasi
4. Pengumpulan data untuk penilaian
5. Analisis data
6. Laporan hasil evaluasi
PROSES EVALUASI

1. Dimensi kegiatan
berpikir secara
konseptual

4. kegiatan tindak lanjut 2. kegiatan operasional

3. Kegiatan penilaian
Indikator Evaluasi Program Kesehatan
Indikator adalah variable yang dapat
membantu mengukur perubahan-perubahan.
Variable adalah alat bantu evaluasi yang dapat
mengukur perubahan secara langsung atau
tak langsung.
H. PENDIDIKAN DARI MASA KE MASA
• Lamuel Shuttuck (amerika) menyusun
JAMAN pelajaran pendidikan kesehatan ke
MODERN sekolah-sekolah sejalan dengan
perkembangan ilmu kesehatan
masyarakat.
• Tahun 1951 di Paris didirikan lembaga
internasional untuk mendukung
terlaksanannya pendidikan kesehatan
yaitu The International Union For Health
Education.
• Tahun 1960 berdirinya sekolah kesehatan
pertama kali di Amerika Serikat yaitu The
School Health Education Study.

41
DI
INDONESIA

PERIODE 1965-1975
Dikenal istilah pendidikan kesehatan
masyarakat, kegiatan kesehatan melalui
pendekatan masalah sosial (PKMD),
peningkatan SDM kesehatan,1965 berdiri
FKM UI jurusan Penkes dan Ilmu Perilaku
PERIODE 1975-1995
Dikenal dengan penyuluhan kesehatan
melalui pendekatan edukatif
PERIODE 1995 – SEKARANG
Istilah promkes mulai dipakai, konsep PHBS
dikembangkan sebagai model promkes
melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)
Jazakallahulakum!

Anda mungkin juga menyukai