Anda di halaman 1dari 43

Susp Epilepsi

Oleh

Tripitaloka

Pembimbing

Dr. Devi Gusmaiyanto, M.Biomed,


Sp.A
DEFINISI

– Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan


jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.
– Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan
terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan dan kemungkinan
kejang berulang yang serupa dengan risiko tinggi berulang (minimal 60%) bila
terdapat 2 bangkitan tanpa profokasi/ bangkitan refleks (misalkan bangkitan
pertama yang terjadi 1 bulan setelah kejadian stroke, bangkitan pertama pada
anak yang disertai lesi structural dan epileptiform dischargers).
KLASIFIKASI
TIPE KEJANG
ETIOLOGI

– Idiopatik
 tidak terdapat les struktural di otak atau defisit neurologis
 predisposisi genetik  kromosom 8q13-q21 gen kanal sodium, SCN1A
 riwayat kejang pada keluarga
– Kriptogenik
– Simtomatis
FAKTOR RISIKO

– Terdapat kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang


demam pertama.
– Kejang demam kompleks.
– Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung
– Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau lebih dalam satu tahun.
DIAGNOSIS

– pastikan adanya bangkitan epileptic


– tentukan tipe bangkitan berdasarkan klasifikasi ILAE 1981
– tentukan sindroma epilepsi berdasarkan klasifikasi ILAE
PEMERIKSAAN FISIK

– Trauma kepala
– Tanda-tanda infeksi
– Kelainan congenital
– Kecanduan alcohol atau napza
– Tanda-tanda keganasan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

– EEG
– Pencitraan Otak
– Pemeriksaan hematologis
– Pungsi Lumbal
GAMBARAN EEG
TATALAKSANA

– Karbamazepine kejang tonik-klonik dan kejang fokal


– Tidak efektif untuk kejang absens
– Dapat memperburuk kejang myoklonik
– Dosis total 600-1200 mg dibagi menjadi 3-4 dosis per hari
– Lamotrigine efektif  kejang fokal dan kejang tonik-klonik
– Dosis 100-200 mg sebagai monoterapi atau dengan asam valproat
– Dosis 200-400 mg bila digunakan bersama dengan fenitoin, fenobarbital, atau
karbamazepine.
– Asam valproat
– efektif untuk kejang fokal
– kejang tonik-klonik, dan kejang absens
– Dosis 400-2000 mg dibagi 1-2 dosis per hari
– Tindakan Bedah
– pasien yang resisten dengan obat antiepilepsi
PEMBERIAN OBAT ANTI
EPILEPSI

– Penderita epilepsi cenderung untuk mengalami serangan kejang secara spontan,


tanpa faktor provokasi yang kuat atau yang nyata
– Timbulnya bangkitan kejang yang tidak dapat diprediksi
PENGHENTIAN OBAT ANTI
EPILEPSI
– Pasien menjalani terapi secara teratur dan telah bebas dari bangkitan selama
minimal dua tahun
– Gambaran EEG normal
– Dilakukan secara bertahap, pada umumnya 25% dari dosis semula setiap bulan
dalam jangka waktu 3-6 bulan
– Penghentian dimulai dari satu obat antiepilepsi yang bukan utama.
PROGNOSIS

– Prognosis umumnya baik


– 70 – 80% pasien yang mengalami epilepsi  sembuh
– kurang lebih separuh pasien akan bisa lepas obat
IDENTITAS

– No. MR : 149310
– Tanggal Masuk : 4/8/2018
– Nama : An. Q
– Umur : 1 tahun
– Jenis kelamin : Perempuan
– Anak ke : 1 (satu)
– Agama : Islam
– Alamat : Parit Baru
– ALLOANAMNESIS dan AUTOANAMNESIS
– Diberikan oleh: Ibu kandung pasien

– KU
– Kejang ± 30 menit SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

– Pasien datang dengan keluhan kejang ±30 menit SMRS, Kejang


sekali pukul 03.50 wib, kejang terus menerus, seluruh tubuh kaku
dan mata mendelik keatas. Kemudian pasien dibawa ke IGD
RSUD Siak, di IGD pasien masih kejang dan di beri obat stesolid
10 mg, setelah kejang pasien tidak sadar. Ibu pasien mengatakan,
pasien demam 1 hari ini yang lalu, demam tinggi terus menerus,
dan sudah diberi obat penurun panas, tetapi demamnya tidak turun.
Nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), Batuk pilek disangkal, mencret (-
), muntah (-), sesak nafas (-), BAB tidak lancar dan BAK lancar.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

– Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah 3x


mengalami kejang, kejang pertama kali umur 6 bulan,
kejang <15 menit, berulang, kejang seluruh anggota
tubuh, demam (-), kejang kedua umur 8 bulan, kejang >
15 menit, sekali, kejang seluruh anggota tubuh, demam (-
), kejang ketiga umur 14 bulan, >15 menit, kejang seluruh
anggota ,sekali , demam (+) dan di rawat di RSUD Siak.
– Riwayat Penyakit Keluarga
– Ibu pasien mempunyai riwayat kejang, berulang, saat umur 4
tahun.

– Riwayat pengobatan
– Minum obat penurun panas
Riwayat Sosial Ekonomi

– Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk, ventilasi rumah baik,


dan rumah cukup bersih.
– Sumber air minum : air di masak sendiri
– Pekarangan : bersih
– Sampah : di buang di tempat pembuangan
– Kesan : lingkungan baik
– Riwayat Kehamilan
– Ibu pasien ANC rutin ke bidan, keputihan saat hamil (-), sakit tertentu saat hamil
disangkal
– Riwayat Kelahiran
– Lahir spontan pervaginam dibantu bidan, langsung menangis, lama hamil 36-37
minggu, BB 3200 gr, PB 50cm.
– Riwayat Makan dan Minum
– Bayi : ASI selama enam bulan dan dilanjutkan dengan MPASI.
– Anak : makan nasi, buah dan kurang menyukai sayuran
Riwayat Imunisasi

– Imunisasi dasar  lengkap


R. PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Tertawa Lupa Berjalan 12 bulan

Miring 2 bulan Gigi pertama tumbuh lupa

Tengkurap 3 bulan Bicara 2 tahun

Duduk 6 bulan Membaca -

Merangkak 8 bulan Sekolah -

Berdiri 11 bulan
TANDA VITAL
– Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
– Kesadaran : somnolen
– Tekanan Darah : 90/60 mmHh
– Nadi : 120 kali/menit
– Pernafasan : 28 kali/menit
– Suhu : 36,3 oC
– Edema : tidak ada
– Ikterus : tidak ada
– Berat Badan : 15 kg
– Tinggi Badan : 97 cm
– BB/ U : 107 % (gizi baik)
– TB/ U : 102 % (gizi baik)
– BB/ TB : 100 % (gizi baik)
– Status Gizi : Normal
PEMERIKSAAN FISIK
– Kulit : Warna sawo matang, turgor kembali cepat
– Kepala : Normochepali, ubun-ubun cekung (-)
– Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
– Mata : sklera ikterik (-/-), Konjungtiva anemis (-/-),
pupil isokor (+/+), mata cekung (-)
– Telinga : Bentuk normal, sekret pada liang telinga (-/-)
– Hidung : deviasi septum (-), sekret (-), napas cuping
hidung (-)
– Mulut : Mukosa bibir kering, pucat (-), sianosis (-), Lidah
kotor (-)
– Tenggorok : Tonsil T1-T1, hiperemis (-)
– Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), kaku
kuduk (-)
– Thorax (pulmo)
– Inspeksi : Bentuk dinding dada simetris kanan dan kiri, retraksi (-)
– Palpasi : vocal fremitus simestris
– Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
– Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), Wheezing(-/-)
Thorax (cor)
– Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
– Perkusi : batas jantung normal
– Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
– Inspeksi : Supel, distensi (-), massa (-)
– Auskultasi : BU (+) normal
– Palpasi : Turgor kembali cepat, nyeri tekan lepas (-)
– Perkusi : Timpani
Ekstremitas
– Superior : Akral hangat, edema (-), CRT <2 detik
– Inferior : Akral hangat, edema (-), CRT <2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah

 Leukosit :14,8 K/uL


 Eritrosit : 4,20 M/uL
 Hemoglobin : 11,9g/dl
 Hematokrit : 43,9 %
 Trombosit : 289 K/Ul
RESUME

– Pasien datang dengan keluhan kejang ±30 menit SMRS, Kejang sekali
pukul 03.50 wib, kejang terus menerus, seluruh tubuh kaku dan mata
mendelik keatas. Kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD Bangkinang, di
IGD pasien masih kejang dan di beri obat stesolid 10 mg, setelah kejang
pasien tidak sadar. Ibu pasien mengatakan, pasien demam 1 hari ini yang
lalu, demam tinggi terus menerus, dan sudah diberi obat penurun panas,
tetapi demamnya tidak turun. Nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), Batuk pilek
disangkal, mencret (-), muntah (-), sesak nafas (+), BAB tidak lancar dan
BAK lancar. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Leukosit:14,8 K/uL
Hemoglobin: 11,9g/dl, Hematokrit : 43,9 %, Trombosit: 289 K/uL
– Diagnosis Kerja : susp Epilepsi
– Pemeriksaan Anjuran : EEG
TATALAKSANA

– O2 2 l
– IVFD RL 15 tpm/makro
– Stesolid 10mg (IGD)
– Ij phenobarbital 75mg (IGD)
– Ij Diazepam 5mg (jika kejang) (iv)
– Ij ceftriaxone 2x500mg (iv)
– PCT inf 4x200mg
– Luminal pulv 2x60mg
FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan penyakit Terapi
5/8/2018 S/ Demam (-),kejang (-), sesak (-), muntah (-), Batuk  O2 2 l
(-), pilek (-), mencret (-), BAB (+), BAK (+)  IVFD RL 18
tpm/makro
 Ij Diazepam 5mg
O/ KU: tampak sakit sedang
(jika kejang) (iv)
RR: 25 x/i
 Ij ceftriaxone
HR : 115 x/i 2x500mg (iv) 2

T : 350C  PCT inf 4x200mg


 Luminal pulv
A: hemodinamik stabil
2x60mg
6/8/2018 S/ Demam (-), kejang (-), sesak (-), muntah (-  IV Plug
), batuk (-), pilek (-), BAK (+), BAB (-)  Ij Diazepam

O/ KU : sedang 5mg (jika


kejang) (iv)
RR: 32 x/i
 Ij ceftriaxone
HR : 122 x/i
2x500mg (iv) 3
T : 36,80 C
 PCT inf
A : hemodinamik stabil
4x200mg
 Luminal pulv
2x60mg
 PBJ  asam
valproat 2x3mg
PEMBAHASAN

– Pada keluhan utama kejang ±30 menit SMRS, Kejang sekali pukul 03.50 wib, kejang
terus menerus, seluruh tubuh kaku dan mata mendelik keatas. Kemudian pasien dibawa
ke IGD RSUD Bangkinang, di IGD pasien masih kejang dan di beri obat stesolid 10 mg,
setelah kejang pasien tidak sadar. Ibu pasien mengatakan, pasien demam 1 hari ini yang
lalu, demam tinggi terus menerus, dan sudah diberi obat penurun panas, tetapi demamnya
tidak turun. Riwayat kejang sebelumnya (+). Menurut Perdossi (2014) epilepsi ditandai
dengan gejala: terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan jarak
waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam. Satu bangkitan tanpa
provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan terjadinya bangkitan berulang
dalam 10 tahun kedepan sama dengan (minimal 60%) bila terdapat 2 bangkitan tanpa
profokasi/ bangkitan refleks (misalkan bangkitan pertama yang terjadi 1 bulan setelah
kejadian stroke, bangkitan pertama pada anak yang disertai lesi structural dan
epileptiform dischargers) sudah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi. Bangkitan refleks
adalah bangkitan yang muncul akibat induksi oleh faktor pencetus spesifik, seperti
stimulasi visual, auditorik, somatosensitf, dan somatomotor. .
– Pada RPS, Pasien demam sejak 1 hari lalu dengan suhu pada saat di IGD 39oC
pemeriksaan kaku kuduk (-), menunjukkan tidak terdapat infeksi pada daerah
intra kranial pasien seperti gejala pada meningitis, menunjukkan
berkemungkinan besar tidak akibat suatu proses pada daerah intrakranial.
– RPK: hal ini perlu juga untuk ditanyakan untuk mengetahui faktor resiko
kejang yang diturunkan dan berulang, karena sebagian besar kejang demam
diakibatkan mutasi gen. Pada pasien didapatkan ibunya pernah mengalami
kejang yang menunjukkan terdapat kemungkinan peran genetik pada kejang.
– Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan tanda-tanda dehidrasi pada pasien,
hal ini menyingkirkan kemungkinan pasien kejang akibat dehidrasi
– Diagnosis kerja dari kasus ini adalah epilepsi, diagnosis ditegakkan berdasarkan
keluhan utama, RPS, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan.
– Medikamentosa: terapi yang diberikan adalah luminal pulv 2x60mg yang
merupakan obat anti kejang sebagai rumatan dan pencegahan terjadinya kejang.
Selain kerjanya cepat, diazepam digunakan untuk pengobatan jangka pendek
pada ansietas, kejang demam, dan kecemasan. Paracetamol inf 4x200mg
diberikan sebagai penurun demam yang merupakan pencetus terjadinya kejang.
KESIMPULAN

– Epilepsi merupakan penyakit saraf yang ditandai dengan episode kejang yang dapat
disertai hilangnya kesadaran penderita. Meskipun biasanya disertai hilangnya kesadaran,
ada beberapa jenis kejang tanpa hilangnya kesadaran. Penyakit ini disebabkan oleh
ketidakstabilan muatan listrik pada otak yang selanjutnya mengganggu koordinasi otot
dan bermanifestasi pada kekakuan otot atau pun hentakan repetitif pada otot. Klasifikasi
bangkitan epileptik dapat ditegakkan pada tiga kondisi, yaitu terdapat dua kejadian
kejang tanpa provokasi yang terpisah lebih dari 24 jam, terdapat satu kejadian kejang
tanpa provokasi, namun resiko kejang selanjutnya sama dengan resiko rekurensi umum
setelah dua kejang tanpa provokasi dalam 10 tahun mendatang, serta sindrom epilepsi
(berdasarkan pemeriksaan EEG).
– Tujuan tatalaksana adalah status bebas kejang tanpa efek samping. Obat-obat lini
pertama untuk epilepsi antara lain karbamazepine, lamotrigine, asam valproat,
fenobarbital, fenitoin. Terapi lain berupa terapi non-farmakologi dan terapi bedah
(lobektomi dan lesionektomi).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai