c. Auskultasi
Untuk membedakan bruit halus dan kebisingan sekitar seperti usus
Menentukan apakah bruit meluas hingga diastol, menunjukkan tingkat
stenosis lebih tinggi daripada bruit saat sistol
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan lab PAD : monitoring terapi dan melihat faktor risiko penyebab
PAD, yaitu :
a. Hiperlipidemia,
• 10% meningkatkan terjadinya PAD
• Pasien PAD cenderung mengalami peningkatan kadar trigliserida dan / atau
kolesterol, lipoprotein (a), apoliporotein (b), dan khususnya LDL
• Target : LDL < 100 mg/dL / LDL < 70 mg/dL (PAD dengan risiko tinggi)
b. Hiperglikemia
• Kontrol glikemik buruk meningkatkan risiko aterosklerosis
• Tingginya kadar HbA1c 26-30% meningkatkan risiko PAD
c. Kadar high-sensitivity C-reactive Protein (hsCRP)
Physicians Health Study kadar CRP yang tinggi memiliki peningkatan 2,1 kali
lipat menderita PAD
d. Kadar homosistein
Peningkatan homositein dikaitkan dengan aterosklerosis, sekitar 40% pada PAD
e. Viskositas plasma dan kadar fibrinogen
• Peningkatan hematokrit pada PAD, mungkin sebagai konsekuensi merokok
• Peningkatan fibrinogen, faktor risiko trombosis
• Peningkatan keduanya, sebagai marker terkait prognosis buruk
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. Continous-wave doppler, paling sering digunakan
2. Duplex ultrasound
3. Computed Tomography Angiography (CTA)
4. Magnetic Resonnce Angiography (MRA)
PEMERIKSAAN LAINNYA
1. Ankle Brachial Index (ABI)
• Direkomendasikan untuk mendiagnosis PAD
• Sensitif dan spesifik untuk PAD
• Penanda morbiditas dan mortalitas kardivaskular
• Screening pada pasien > 65 th / > 50 th dengan riwayat merokok atau DM
• Nilai normal : 1,00 – 1,40
• < 0,90 : diagnosis PAD
2. Toe brachial index (TBI)
• Biasanya lebih andal pada PAD obstruktif
• < 0,7 : diagnosis PAD
3. Tes treadmil, positif PAD post exercise
Gambar 6. Ankle Brachial Index
Tabel 2. Pedoman ABI dan TBI
Derajat