Anda di halaman 1dari 36

ASPEK LABORATORIUM

PHERIPERAL ARTERIAL DISEASE


NUNUNG M I UMAR, AMALIYAH T LOPA, HJ.DARMAWATY ER
PENDAHULUAN
• Pheriperal arterial disease (PAD) gangguan suplai darah ke
esktremitas disebabkan penyumbatan pada arteri perifer
• Aterosklerosis penyebab utama
• Tempat tersering daerah tungkai bawah
• Tanda dan gejala awal nyeri saat berjalan (claudication intermitten)
• Prevalensi tertinggi dekade ke-6 dan ke-7
• Sekitar 60% mengalami penyakit jantung
GAMBAR 1. PAD DENGAN STENOSIS ATAU OKLUSI AKIBAT
ATEROSLEROSIS
EPIDEMIOLOGI
• Lebih dari 200 juta penduduk dunia menderita PAD
• Eropa dan Amerika Utara, 27 juta orang dirawat setiap tahunnya
• Riskio PAD meningkat seiring bertambahnya usia, 20 % usia > 70 th dan
60% > 80 th
• Penelitian yang dilakukan di 7 negara Asia termasuk Indonesia,
didapatkan PAD sebesar 17,7 %
FAKTOR RISIKO
Beberapa faktor risiko terjadinya PAD :
1. Merokok
2. Diabetes
3. Usia lanjut
4. Hiperlipidemia
5. Hipertensi
6. Riwayat keluarga aterosklerosis/penyakit cardiovaskular
7. Penyakit ginjal kronik
8. hiperhomositeinemia
KLASIFIKASI
Tabel 1. Klasifikasi PAD berdasarkan manifestasi klinis
PATOGENESIS DAN
PATOFISIOLOGI

Gambar 2. Skema patogenesis PAD


Gambar 3. Proposed biological pathways for the association of
lower extremity ischemia with mobility loss in peripheral artery
disease30
Gambar 4. Patofisiologi PAD
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinis paling umum claudication intermitten
• nyeri pada PAD lebih sering atipikal daripada khas
• Lokasi dan jenis nyeri kadang disebutkan ≥ 2
a. Inspeksi

Gambar 5. (A)Pucat saat elevasi, (B)Kemerahan


saat inspeksi, (C)livedo tromboemboli
b. Palpasi
Pedoman American Heart Association American College of Cardiology
0 = tidak ada
1 = berkurang
2 = normal
3 = meningkat
Tidak adanya denyut pada pergelangan kaki dan bruit femoral sensitif
untuk PAD

c. Auskultasi
 Untuk membedakan bruit halus dan kebisingan sekitar seperti usus
 Menentukan apakah bruit meluas hingga diastol, menunjukkan tingkat
stenosis lebih tinggi daripada bruit saat sistol
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan lab PAD : monitoring terapi dan melihat faktor risiko penyebab
PAD, yaitu :
a. Hiperlipidemia,
• 10% meningkatkan terjadinya PAD
• Pasien PAD cenderung mengalami peningkatan kadar trigliserida dan / atau
kolesterol, lipoprotein (a), apoliporotein (b), dan khususnya LDL
• Target : LDL < 100 mg/dL / LDL < 70 mg/dL (PAD dengan risiko tinggi)
b. Hiperglikemia
• Kontrol glikemik buruk meningkatkan risiko aterosklerosis
• Tingginya kadar HbA1c 26-30% meningkatkan risiko PAD
c. Kadar high-sensitivity C-reactive Protein (hsCRP)
Physicians Health Study kadar CRP yang tinggi memiliki peningkatan 2,1 kali
lipat menderita PAD
d. Kadar homosistein
Peningkatan homositein dikaitkan dengan aterosklerosis, sekitar 40% pada PAD
e. Viskositas plasma dan kadar fibrinogen
• Peningkatan hematokrit pada PAD, mungkin sebagai konsekuensi merokok
• Peningkatan fibrinogen, faktor risiko trombosis
• Peningkatan keduanya, sebagai marker terkait prognosis buruk
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. Continous-wave doppler, paling sering digunakan
2. Duplex ultrasound
3. Computed Tomography Angiography (CTA)
4. Magnetic Resonnce Angiography (MRA)
PEMERIKSAAN LAINNYA
1. Ankle Brachial Index (ABI)
• Direkomendasikan untuk mendiagnosis PAD
• Sensitif dan spesifik untuk PAD
• Penanda morbiditas dan mortalitas kardivaskular
• Screening pada pasien > 65 th / > 50 th dengan riwayat merokok atau DM
• Nilai normal : 1,00 – 1,40
• < 0,90 : diagnosis PAD
2. Toe brachial index (TBI)
• Biasanya lebih andal pada PAD obstruktif
• < 0,7 : diagnosis PAD
3. Tes treadmil, positif PAD post exercise
Gambar 6. Ankle Brachial Index
Tabel 2. Pedoman ABI dan TBI
Derajat

Ankle Brachial Index (ABI) :


>1,40 Non compressed
1,00 – 1,40 Normal
0,91 – 0,99 Borderline
 < 0,90 Abnormal (indicated PAD)

Toe Brachial Index (TBI) :


> 0,70 Normal
< 0,35 atau < 0,30 mmHg Berat
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
• Tujuan pengobatan PAD
a. Mengurangi gejala klinis
b. Meningkatkan kualitas hidup
c. Mencegah komplikasi
• Terapi komservatif
a. Terapik fisik
b. Farmakoterapi : antiplatelet, antilipemik, antikoagulan
c. Terapi intervensi (operasi)
PROGNOSIS
• Pasien PAD memiliki :
a. Mortalitas 5 tahun 15-30%
b. Peningkatan risiko kematian 2-6 kali lipat dari PJK
c. Angka kematian tertinggi dengan PAD derajat berat
d. Prognosis buruk pada perokok atau menderita DM
KESIMPULAN
• PAD kerusakan atau oklusi arteri pada daerah perifer
• Penyebab utama aterosklerosis
• Manifestasi paling umum claudication intermitten
• Tes ABI menetapkan diagnosis dan derajat PAD
• Tujuan utama pengobatan mengurangi gejala claudication,
meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah komplikasi
Gambar 6. Algoritme Diagnosis PAD
FOUNTAIN CALSIFICATION

Anda mungkin juga menyukai