Anda di halaman 1dari 21

Kontusio Paru

Kiani Laras
Tinjauan Pustaka

 Kontusio paru  cedera fokal dengan edema, perdarahan alveolar


dan interstisial
 Kontusio paru  memar atau peradangan pada paru yang dapat
terjadi pada cedera tumpul dada akibat
kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat.
Epidemiologi
 Kecelakaan kendaraan  penyebab kontusio paru
 Trauma toraks  50% pada pasien trauma tumpul.
 Kontusio paru  sekitar 30–75% dari pasien trauma
 Kontusio paru  berhubungan dengan tingginya angka
kematian khususnya karena kegagalan pertukaran gas
dan timbulnya acute respiratory distress syndrome
(ARDS) dan atau kegagalan multi organ
Etiologi

 Kecelakaan lalu lintas


 Trauma tumpul + fraktur Iga yg multipel
 Cedera ledakan
 Flail chest
 Dapat pula terjadi pada trauma tajam dg mekanisme
perdarahan dan edema parenkim
 Luka tembak
Patofisiologi
Ada 4 kemungkinan dan tipe dari kontusio paru
1. Tipe I : Melalui kompresi langsung dinding toraks terhadap parenkim paru. Ini
merupakan penyebab terbesar kontusio paru.
2. Tipe II : Melalui tekanan organ paru terhadap tulang belakang.
3. Tipe III : Adanya lesi melalui patah tulang kosta yang merupakan trauma langsung
pada paru.
4. Tipe IV : Terjadinya adhesi pleura paru-paru karena trauma toraks yang merusak
parenkim paru-paru.
Tanda dan Gejala
 Takikardi
 Dyspnoe
 Bronchoorhea/ Sekresi bercampur darah
 Takipnea
 Hipoksia
 Perubahan Kesadaran
 Membutuhkan waktu untuk berkembang, dan sebanyak setengah dari
kasus tidak menunjukkan gejala pada presentasi awal
 Dapat timbul atau memburuk dalam 24-72 jam setelah trauma.
 Pada kasus berat, gejala dapat terjadi secepat tiga atau empat jam
setelah trauma
 Hipoksemia
 Sianosis
Pemeriksaan Diagnostik

1. Laboratorium → Analisa Gas Darah(AGD): → cukup oksigen dan karbon dioksida yang
berlebihan. Namun kadar gas mungkin tidak menunjukkan kelainan
pada awal perjalanan luka memar paru.

2. RO thorak
Menunjukkan memar paru yang berhubungan dengan patah tulang
rusuk dan emfisema subkutan. Ro thoraks menunjukkan
gambaran Infiltrat, tanda infiltrat kadang tidak muncul dalam 12-24
jam.
3. CT Scan

Akan menunjukkkan gambaran kontusio lebih awal.

4. USG
Laporan Kasus

 Nama : Tn. J
 Umur : 57 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 No. CM : 1-11-84-80
 Alamat : Lembah Seulawah
 Tanggal masuk : 06 Februari 2017
 Tanggal Pemeriksaan : 09 Februari 2017
Laporan Kasus

 Keluhan Utama : Penurunan kesadaran


 Keluhan Tambahan : muntah
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan penurunan kesadaran.
Penurunan kesadaran dirasakan sejak 3 jam SMRS. Pasien merupakan
rujukan RSU Aceh Besar dengan cedera kepala berat. Awalnya pasien
sedang mengendarai sepeda motor denganmenggunakan helm
pelindung, namun tiba-tiba ada mobil dari arah samping menabrak
pasien. Helm pelindung yang dipakai pasien pecah. Pasien seketika
muntah kemudian mengalami penurunan kesadaran. Perdarahan dari
hidung tidak ada, perdarahan dari telinga tidak ada.
Laporan Kasus

 Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat diabetes disangkal, riwayat hipertensi disangkal
 Riwayat Penggunaan Obat :
pasien belum mendapakan pengobatan apapun sebelumnya
Laporan Kasus

Primary Survey
A : unclear, C-spine control  ETT
B : Spontan RR : 32x/i
SpO2 96%
C : TD 190/90 mmhg
N 115 x/i
D : GCS E1M4V2 = 7
Pupil isokor RCL (+/+) RCTL (+/+)
E :
S/L ar frontalis
I : tampak luka di frontalis sudah di hecting, udem (+)
F : nyeri (+)
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
 Kepala: S/L ar frontalis
I : tampak luka di frontalis sudah di hecting, udem (+)
F : nyeri (+)
 Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor (3 mm/ 3mm), refleks cahaya langsung (+/+), refleks
cahaya tidak langsung (+/+).
 Telinga : peradarahan (-)
 Hidung : Napas cuping hidung (-/-), rinorrhea (-/-),
deformitas septum nasi (-)
 Mulut : Stomatitis (-), leukoplakia (-), atrofil papil lidah (-)
 Leher : Trakea teraba di tengah . tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
peningkatan JVP.
Laporan Kasus
Thoraks Jantung
Inspeksi Simetris, barrel chest (-), jejas (-) Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
spider nevi (-) Ictus cordis teraba di ICS V linea
Palpasi
Palpasi Stem fremitus sulit dinilai midclavikula sinistra
Perkusi Sonor Redup Perkusi Batas jantung kesan normal
Auskultasi Vesikuler Vesikuler BJ I > BJ II, reguler, tidak ada
Auskultasi
wheezing (-/-) melemah bising atau gallop S3
Ronkhi(-/-) wheezing Abdomen
(-/-)
Distensi (-), collateral vein (-)
Ronkhi(-/-)
Inspeksi spider neivi (-), darm steifung (-
), darm contour (-)
Nyeri tekan (-) H/L/R tidak
Palpasi
teraba.
Perkusi Shifting dullness (-)
Auskultasi Peristaltik usus (+) 3-5 kali/menit
Laporan Kasus

06/02/2017 08/02/2017 09/02/2017


Hemoglobin 11,7 9,0 7,6
Hematokrit 37 28 24
Eritrosit 4,7 3,5 2,9
Leukosit 22,1 11,1 9,4
Trombosit 160 94 95
GDS 110 - -
Na/K/Cl 141/3,6/111 147/3,2/118 -
Ur/Cr 35/1,02 82/ 1,80 -
PT / APTT - 13/41 -
SGOT/SGPT - 111/100 -
Laporan Kasus
 CT scan kepala non kontras (06/02/2017):

• CT-Scan tanpa kontras : subgaleal


hematom regio frontotemporal kiri,
fraktur (-), perdarahan intra parenkim di
regio temporal kiri dan frontal kanan
 Foto thorax (06/02/2017)

Foto thorax : fraktur komplit


distal os clavikula kiri dan
costae 4,5,6 lateral kiri.
Tampak kontusio paru kiri
Diagnosa

CKB + Close fr costae 4,5,6 hemitoraks sinistra + lung kontusio


Laporan Kasus

Terapi
 ETT
 Head up 30˚
 IVFD NaCL 0,9% 20 gtt/I
 Nebul ventolin/8 jam
 Inj. Ketorolac 1 amp/8jam
 Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
 Drip perdipin 0,5 mg /kg bb titrasi
Laporan Kasus

Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad fuctionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai