Anda di halaman 1dari 14

Semester ganjil 2010/2011

ISU-ISU SEPUTAR
PSIKOLOGI KLINIS
ISU-ISU SEPUTAR PSIKOLOGI
KLINIS
 Scientist-Practitioner (Peneliti-Praktisi)
 Doctor of Psychology (Psy.D) Degree (vs Ph.D)
 Sekolah Profesional
 Regulasi Profesional
 Private practice
 The Health Care Revolution
 Culturally “Sensitive” Mental-Health Service
 Ethical Standard
 Prescription Privilege
Isu: scientist-practitioner
 1949: Boulder conference di Colorado: scientist-
practitioner model utk pendidikan
 Skilled practitioners who could produce their
own research as well as consume the research of
others
 Practice the art with sensitivity, but would also
contribute to the body of clinical knowledge by
understanding how to translate experience into
testable hypotheses, and subsequently test the
hypotheses
 The art of clinical intuition and the logical
empiricism of science
Isu: Ph.D vs Psy.D

 Psy.D: the emphasis on the development of


clinical skills, and de-emphasize on research
competency  advantage in competing for
clinical positions
 Ph.D engaged in more scholarly activities
Isu: sekolah profesional

 Sekolah profesional (Professional schools):


seringkali berdiri sendiri, terlepas dari
universitas, sulit mencari profesornya yang
major employmentnya ada pada institusi lain
 Sangat sedikit berorientasi pada riset
 Hanya beberapa yang diakreditasi oleh
American Psychological Association
Isu: Regulasi Profesional
 American Board of Professional Psychology (ABPP):
 Memberi sertifikasi utk kompetensi profesional dlm bidang
psi klinis, psi konseling, PIO, psi sekolah
 Pengalaman postdoktoral 5 tahun
 Sertifikasi
 Usaha untuk melindungi publik
 Gelar psikolog baru boleh dipakai kalau sudah disertifikasi
oleh “board of examiners”
 Lisensi
 Aktifitas profesional yang lebih spesifik, mis behavior analyst
 Register Nasional: daftar nama praktisi yang mendapat
sertifikasi atau lisensi, dan mendaftarkan namanya.
Isu: Private Practice

 Trend banyak siswa yang mengikuti clinical


training  dokter menjadi role model
 Kritik utk profesi medis: kehilangan image
“good samaritan” karena lebih
mementingkan aspek ekonomi – psikolog
klinis juga ke arah ini?
 Apakah melatih Ph.D utk praktik adl
ekonomis dan memenuhi kebutuhan
kesehatan mental bangsa
Isu: Revolusi Health Care

 Biaya health care meningkat tajam


 Health care menjadi industri besar
 Pelayanan menjadi minimal, apa yang
“affordable”
 Terapi untuk waktu lama tidak lagi dianjurkan
 Pelayanan kesehatan berubah  “managed
care system”, mis. Bbrp provider bergabung
melayani mereka yang menjadi anggota.
Isu:Culturally sensitive MH
service
 Sue (1998) mengidentifikasi 3 karakteristik
utama dlm hal kompetensi kultural:
 Scientific Mindedness. Klinikus harus memformulasi
dan menguji hipotesis mengenai klien-kliennya yang
beda secara kultural. Tidak ada lagi “myth of
sameness”
 Dynamic sizing. Klinikus harus terampil memahami
kapan menggeneralisasi dan inklusif dan kapan
individualisasi dan eksklusif.
 Cultural specific expertise. Klinikus harus menyadari
budaya dan perspektifnya sendiri dan menyadari
kelompok kultur di mana dia bekerja.
Isu: Standar Etis
 APA: standar etis:
 Beneficence and maleficence: Menguntungkan yang
dilayani dan tidak merugikan
 Fidelity and responsibility: Mempunyai tanggung
jawab profesional dan ilmiah kepada masyarakat dan
menegakkan hubungan trust
 Integrity: Dalam semua aktivitasnya, harus accurate,
honest dan truthful
 Justice: Semua orang mempunyai kesempatan utk
mendpt layanan psikologis; psikolog hrs tahu bias
dirinya dan batas-batas kompetensinya
 Respect for people’s rights and dignity: Menghargai
hak dan martabat semua orang dan melakukan
penjagaan untuk melindungi hak-hak mereka
Isu: Key area of the ethical
standards
 Competence:
 Harus merepresentasikan pendidikannya. Jangan
mengaku Ph.D kalau hanya master.
 Kalau meragukan sesuatu yang spesifik  cari
supervisi dari klinikus lain yang lebih berwenang
 Sensitif untuk isu gender, latar belakang etnik,
agama, disabilitas, status sosial ekonomi.
 Menyadari masalah pribadi atau titik sensitif yang
dapat mengganggu performa
Isu: Key area …

 Privacy and Confidentiality:


 Menghargai dan melindungi konfidensialitas
informasi
 Apakah semua informasi bersifat konfidensial?
Kapan boleh dilanggar?
 Komplikasi konfidensialitas sangat banyak.
Bagaimana dengan klien anak? HIV?
 Umumnya ada kesepakatan untuk broken
confidentiality pada suspected child abuse,
potensi untuk bunuh diri atau membunuh, dan
situasi lain yang mengancam hidup.
Isu: key area ….
 Human relations:
 Dual relationship? Sexual relation, employing a
client, selling a product, becoming friends
 Yang paling parah: sexual harrassment dan sexual
intimacies
 Menurut penelitian dilemma etis yang paling sering
dihadapi adl:
 Breaching confidentiality because of actual or
potential risks to third parties(suspected child abuse)
 Blurred, dual, conflicting relationships (maintaining
therapeutic boundaries, personal vs professional)
 Involving payment, settings
Isu: prescription privilege
 Boleh menulis resep?
 Pro:
 Memungkinkan psikolog klinis untuk memberi
tritmen yang lebih bervariasi dengan jenis klien yang
lebih beragam
 Potential increase in efficiency and cost-
effectiveness
 Competitive advantage in the health care market
 Con:
 “deemphasize” psychological forms of treatment
 Merusak hubungan dengan psikiater dan dokter
umum

Anda mungkin juga menyukai