Anda di halaman 1dari 6

Obstruksi Jaundice

Laporan kasus ini dibuat dalam rangka melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik senior di SMF bagian
Penyakit Dalam RSUD dr. Pirngadi Medan

DISUSUN OLEH :
Rizki Fernando Batubara (214210092)
Toga Prayoga Siantur (214210123)
Eviyanti Br Barus (213210171)

DOKTER PEMBIMBING :

dr. M.Bastanta Tarigan, Sp.PD KEMD

SMF PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI
MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Obstruksi Jaundice adalah keadaan terhambatnya aliran empedu, mencapai duodenum


dalam jumlah normal. Biasa di sebut cholestasis. Menurut letak kelainanya, cholestasis
dibagi menjadi 2: Cholestasis intra hepatik dan cholestasis extra hapatik.

TUJUAN :
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis penyakit Obstruksi Jaundice
2. Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat terhadap kasus
Obstruksi Jaundice serta melakukan penatalaksanaan awal yang tepat, cepat, dan
akurat sehingga mendapatkan prognosis yang baik.
MANFAAT :
Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang Obstruksi
Jaundice.
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai Obstruksi
Jaundice.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obstruksi Jaundice
Definisi :
Ikterus adalah gambaran klinis berupa perubahan warna pada kulit dan mukosa yang
menjadi kuning karna adanya penngkata konsesntrasi bilirubin dalam plasma, yang
mencapai lebih dari 2 mg/dl. Terdapat 3 jenis icterus berdasarkan lokasi
penyebabnya, ikterus pra hepatik ( Hemolitik), icterus intra hepatic (Parenkimatosa),
dan icterus extra hepatik ( Obstruktif ).
Etiologi :
Penyebab ikterus obstruktif secara garis besar terbagi menjadi 2 bagian, yaitu ikterus
obstruksi intrahepatik dan ikterus obstruktif ekstrahepatik.
Epidemiologi :
Ikterus obstruktif dapat ditemukan pada semua kelompok umur. Insidens di Amerika
Serikat diperikirakan mencapai 5 kasus per 1000 pasien. Hatfield et al, melaporkan
bahwa kasus ikterus obstruktif terbanyak adalah 70% karena karsinoma kaput pankreas,
8% pada batucommon bile duct , dan 2% adalah karsinoma kandung empedu.
Patogenesis :
Pada ikterus obstruktif, terjadi obstruksi dari pasase bilirubin direk sehingga
bilirubin tidak dapat diekskresikan ke dalam usus halus dan akibatnya terjadi
aliran balik ke dalam pembuluh darah. Akibatnya kadar bilirubin direk meningkat
dalam aliran darah dan penderita menjadi ikterik. Ikterik paling pertama terlihat
adalah pada jaringan ikat longgar seperti sublingual dan sklera. Karena kadar
bilirubin direk dalam darah dengan bilirubin urin positif. Sedangkan karena
bilirubin yang diekskresikan kemeningkat, maka sekresi bilirubin dari ginjal dari
ginjal akan meningkat sehingga urine akan menjadi gelap dengan bilirubin urin
positif. Sedangkan karena bilirubin yang diekskresikan ke feses berkurang, maka
pewarnaan feses menjadi berkurang dan feses akan menjadi berwarna pucat
seperti dempul (acholis).

Manifestasi Klinis :
1. Warna kuning pada sklera mata.
2. Warna urin gelap seperti teh.
3. Warna feses seperti dempul.
Pemeriksaan Penunjang :

1. Rutin :
• Darah
• Urin
• Fase

2. Tes faal hati :


• Albumin
• Alanin Aminotransferase (ALT/SGOT)
• Aspartase Aminotransferase (AST/SGPT)
• Gamma Glutamil Transferase (Gamma GT)
• Alkali fosfatase
• Bilirubin

3. Pemeriksaan USG.

4. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreaticography).


Diagnosis :
- Anamnesis
- Gambaran klinis
- Pemeriksaan fisik
- Laboratorium
- Pemeriksaan penunjang.
Differential diagnosis :
1. Cholelitiasis
2. Hepatitis
3. Sirosis Hepatis

Anda mungkin juga menyukai