Anda di halaman 1dari 36

Referat Ilmu Kesehatan Anak

HEMOFILIA

Helena Sunarja
07120060074

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak


Siloam Hospital Lippo Village
Periode 7 Februari – 16 April 2011
HEMOFILIA
• Hemofilia adalah suatu penyakit gangguan
koagulasi herediter akibat kekurangan faktor
pembekuan.

• Defisiensi herediter faktor koagulasi


– hemofilia A
– hemofilia B
– hemofilia C
– penyakit von Willebrand
Epidemiologi
• Insiden hemofilia A 4-8 kali lebih sering dari
hemofilia B

• Angka kejadian hemofilia A  1:10.000 dari


penduduk laki-laki yang lahir di seluruh dunia

• Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia


(HMHI)
– penderita hemofilia yang sudah teregistrasi hingga
bulan Juli 2005  895 orang  tersebar di 21
provinsi dari 30 provinsi
•219 penderita yang diketahui jenisnya:
192 orang (88%)  hemofilia A
27 orang (12%)  hemofilia B
Hemofilia A Hemofilia B
Berat (83 orang) Berat (8 orang)
Sedang (72 orang) Sedang (11 orang)
Ringan (8 orang) Ringan (8 orang)

Hemofilia C menyerang semua ras dengan insiden terbanyak ras


Yahudi Ashkanazi

PvW  sekitar 1% dari populasi umum


Hemostasis
Hemophilia A dan B
• penyakit herediter yang diturunkan secara X -
linked recessive akibat defisiensi faktor VIII
dan faktor IX.

• Pewarisan dan gambaran klinis pada hemofilia


A identik dengan hemofilia B
Penyebab dan Faktor Resiko
• Hemofilia A dan B terjadi akibat mutasi
spontan pada gen yang menghasilkan faktor
VIII dan IX terletak pada gen 28q, pada lengan
distal kromosom X
• Perempuan  carrier
• Insidens lebih besar pada anak laki – laki,
ditambah adanya riwayat dalam keluarga
Pewarisan
Patofisiologi
FVIII sebagai kofaktor FIXa  FIX mengaktifkan
aktivasi FX F X  Xa

tenase complex
(FVIIa, IXa, X)
pada permukaan platelet

• Defisiensi salah satu FVIIIa atau FIXa  aktifitas


platelet tenase  pembentukan trombin
 pembentukan sumbat beku melambat, rapuh 
mudah terjadi perdarahan
Manifestasi klinis
• Hemartrosis  rasa nyeri, tingling disertai
hematom, deformitas, dan pembatasan
gerakan sendi
• Pendarahan sukar dihentikan
• Epistaxis
• Perdarahan gusi
• Hematuria
• Neonatal bleeding
• Perdarahan intraserebral
Klasifikasi Kadar faktor VIII atau IX Gambaran Klinis

• Hemarthrosis & perdarahan


spontan tanpa ada penyebab
(trauma atau tindakan operatif).
<1%
Berat
( < 0,01 U/ml)
• dapat disertai deformitas sendi
dan kecacatan bila tidak diobati
secara adekuat.

-Perdarahan spontan jarang terjadi.

1-5 % - Perdarahan sukar berhenti pada


Sedang
(0,01 – 0,05 U/ml) trauma atau tindakan operatif,
biasanya terdeteksi pada saat
ekstraksi gigi atau operasi minor
seperti sirkumsisi.

5-25 % Perdarahan spontan jarang terjadi,


Ringan
(0,05 – 0,25 U/ml) perdarahan terjadi setelah trauma
berat atau setelah operasi lama.
Diagnostik
• Perdarahan yang sukar berhenti setelah suatu
tindakan, atau timbulnya hematom setelah
trauma ringan atau terjadinya hemarthrosis
• Riwayat keluarga (+)
• Jumlah trombosit, masa perdarahan, masa
protrombin (PT) normal
• masa tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT)
memanjang
• Penurunan faktor VIII atau IX
Diagnosis antenatal
• Chorionic villus sampling (CVS) pada minggu
ke 10-12 gestasi atau melalui amniocentesis
setelah usia gestasi 15 minggu

• Jika DNA analisis tidak dapat dilakukan


 Sampel darah fetus yang diperoleh dari
vena umbilikaslis pada kehamilan 16 sampai
20 minggu  kadar FVIII
Tatalaksana
A. Pencegahan
• Bayi baru lahir dicurigai hemofilia, tidak dianjurkan untuk
dilakukan sirkumsisi sampai diagnosis hemofilia dapat
disingkirkan.

• Pemeriksaan darah harus diperoleh dari v.superfisial dan


harus diberikan tekanan sampai perdarahan berhenti.

• Vena pungsi melalui vena femoralis atau jugularis


dikontraindikasikan

• Bayi dengan hemofilia harus menerima imunisasi rutin seperti


imunisasi hepatitis A danB
 SC
Pencegahan
• Menciptakan situasi /lingkungan bermain yang
aman
– mengalaskan karpet, sekeliling tempat bermain diberi
bantalan, menggunakan pakaian tertutup.

• Aktivitas yang menyebabkan kontak fisik seperti


sepak bola, bela diri, gulat, basket, tidak
dianjurkan.

• NSAID dan aspirin dikontraindikasikan


• Menjalani perawatan gigi secara teratur
Terapi pengganti
• Hemofilia A
– Konsentrat FVIII : rekombinan faktor VIII (r-f VIII)
– Penghitungan dosis
(kadar yang diinginkan – kadar sekarang(%)) x BB (kg) x 0,5
– meningkatkan level plasma sekitar 2%
– waktu paruh sekitar 8-12 jam
• Kriopresipitat
– 1 kantong mengandung 75-125 unit faktor VIII
– Dosis : 1 kantong kriopresipitat/5kg BB
• FFP
– Satu ml FFP mengandung 1 U aktivitas FVIII
– Dosis :15-20 ml/kg

• DDAVP
– derajat ringan dan sedang dengan aktivitas FVIII > 5 %
– Dosis IV 0,3 Mg/kgBB  4 kali peningkatan FVIII
– Efek puncak : 30 – 60 menit
– hanya untuk episode perdarahan kecil, seperti
perdarahan mulut, ekstraksi gigi, hematom kecil dan
epistaksis.
Terapi pengganti
• Hemofilia B
– Konsentrat faktor IX (prothtombin complex
concentrates (PCCs))
– Rekombinan FIX
• Penghitungan dosis
kadar yang diinginkan (%) x BB (kg) x 1,4
– Fresh Frozen Plasma
• Dosis: 15-20 ml/kg
• Antifibrinolitik
– terapi adjuvant untuk mengontrol hemostasis
lokal dan mencegah perdarahan dari prosedur
dental
– Epsilon aminocaproic acid (EACA)
•  oral atau IV dosis awal 200 mg/kg  100 mg/kg
setiap 6 jam
– Tranexamid acid oral  25 mg/kg, dosis max 1,5 gr
IV 10 mg/kg, dosis max 1 gr/ 8 jam
• Tabel kebutuhan FVIII/ FIX sebagai pegangan pada
perdarahan atau tindakan bedah:
Perdarahan/tindakan Kadar FVIII/IX

Hemartrosis ringan 15-20%

Hemartrosis berat/ operasi kecil 20-40%

Operasi besar 60-80%

Perdarahan intrakranial 100%

Lama pemberiannya tergantung pada beratnya perdarahan/jenis tindakan


Misalnya : ekstraksi gigi, epistaksis,  2 – 5 hari, sedangkan operasi lebih besar atau
laserasi luas  7-14 hari.
Komplikasi
• Inhibitor
– Hemofilia A:

– Hemofilia B: bypassing agents aPCC dan rFVIIa


• Penyakit hepatitis B,C
• Penyakit HIV
HEMOFILIA C
• Penyakit herediter  autosomal resesif akibat
defisiensi faktor XI
• Jarang terjadi
• Terjadi pada laki-laki dan perempuan
• Insiden terbanyak ras Yahudi Ashkanazi
• Mutasi  defek gen FXI ini terletak pada
kromosom 4q35
Manifestasi klinis
• Perdarahan tejadi pasca trauma atau pasca
operasi
• epistaksis
• ekimosis (bruise)
• menoragia
• tidak memiliki kecenderungan untuk
mengalami pendarahan spontan, hemartrosis
Diagnosis
• Riwayat perdarahan pasca trauma
• aPTT memanjang
• prothrombin time (PT), bleeding time (BT),
thrombin time (TT), dan jumlah platelet dalam
batas normal
• Penurunan faktor XI
Terapi
• FFP
– dosis 10-15 ml/kg /24 jam  menghasilkan
plasma level sebesar 20-30%
• DDAVP
– mengontrol perdarahan dan mencegah
perdarahan masif selama operasi
– IV 0,3 Mg/kgBB
• Asam tranesamic
– mengontrol perdarahan mukosa, 10 mg/kg, dosis
max 1 gr/ 8 jam
PENYAKIT von WILLEBRAND
• Penyakit herediter  defisiensi produksi
protein von Willebrand (tipe 1) atau disfungsi
vWF (tipe 2), tidak adanya vWF (tipe 3)
• Terjadi pada laki-laki dan perempuan
• Mutasi /delesi gen vWF pada kromosom 12
• Prevalensi PvW diperkirakan berkisar kurang
lebih 1% dari populasi umum
• vWF ini memiliki dua peranan:
– menunjang adhesi trombosit pada endotel yang rusak
– sebagai molekul pembawa faktor VIII dan melindungi
FVIII dari destruksi

• PvW :
– kadar vWF tidak cukup/disfungsi vWF  vWF tidak
dapat memicu adhesi trombosit  tidak ada
trombosit yang menempel pada lapisan pembuluh
darah

– vWF juga berfungsi membawa FVIII dalam aliran darah


 kadar vWF tidak cukup  FVIII  sumbat
trombosit terhambat perdarahan berlangsung lama
Manifestasi Klinis
• Perdarahan mukokutaneus ringan - berat :
– bruise
– epistaksis sulit dihentikan
– perdarahan memanjang pada luka kecil
– perdarahan gusi
– Menoragia
– perdarahan panjang pasca trauma/operasi/ekstraksi
gigi
• Tipe berat (tipe 3)  perdarahan mirip hemofilia,
seperti perdarahan spontan, hematom, dan
hemartrosis
Diagnostik
• Riwayat perdarahan mukokutaneus yang
abnormal
• Riwayat keluarga (+)
• Jumlah trombosit normal
• Masa perdarahan > 10 menit (memanjang)
• Kadar FVIII, vWF;Ag, vWF;R.Co dibawah 40
u/dl
Tata Laksana
• DDAVP
– Menginduksi pelepasan vWF dari penyimpanannya di
dalam sel endotel
– Dosis: 0,3 mg/kgBB
– Tipe 1 : respon baik sekitar 90%
– Tipe 2: bervariasi

• Konsentrat FVIII setengah murni


– DDAVP tidak memberikan hasil yang baik
– Dosis sesuai dgn hemofilia A
• Antifibrinolitik
– asam traneksamat  oral  25mg/kgBB/6-8 jam
– asam aminokaproat  oral  100-200
mg/kgBB/6 jam
PvW Hemofilia A, B
Gejala Perdarahan mukosa: bruise, Hemartrosis
epistaksis, menoragia Perdarahan otor
Prevalensi Laki-laki=perempuan Laki-laki
Protein abnormal vWF FVIII; FIX
Fungsi protein Adesi platelet Kofaktor pembekuan
Tempat sintesis Sel endotelial/megakarosit
Kromosom Kromosom 12 Kromosom X
Inhibitor Jarang Sering
Tes laboratorium
Bleeding Time Sering abnormal Selalu normal
PTT Normal Memanjang
FVIII Batas rendah atau menurun A: Menurun atau tidak ada
FIX B: Menurun atau tidak ada
vWF:Ag Menurun Normal
vWF R:Co Menurun Normal
vWF multimer Normal atau abnormal Normal
Kesimpulan
• Hemofilia adalah suatu penyakit gangguan
koagulasi herediter akibat kekurangan faktor
pembekuan
• Manifestasi perdarahan paling berat terjadi
pada kasus hemofilia A dan B
• Selain gejala klinis, diperlukan pemeriksaan
faktor pembekuan, PT, aPTT, vWF;Ag, R.Co
dalam menentukan diagnosis.
Kesimpulan
• Pemberian substitusi komponen darah
merupakan hal penting dalam penanganan
hemofilia.
• Perlunya penanganan intensif sejak dini pada
bayi atau anak yang dicurigai memiliki
gangguan koagulasi sehingga kelak mereka
dapat tumbuh menjadi anak yang normal
layaknya anak sebayanya dengan menghindari
pencetus timbulnya perdarahan (trauma)

Anda mungkin juga menyukai