Anda di halaman 1dari 12

Referat

Frigiditas
Wenny Rupina, S.Ked
(I11111067)

Pembimbing:
Mayor CKM (K) dr. Lollytha C.
Simanjuntak, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMKIT TK. II 03.05.01 DUSTIRA CIMAHI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017
Definisi
• Frigiditas adalah keadaan disfungsi seksual pada
wanita yang ditandai dengan gangguan minat /
keinginan seksual atau libido, gangguan birahi, nyeri
atau rasa tidak nyaman dan hambatan untuk mencapai
orgasme

DSM IV-TR. Diagnostic And Statistic Manual of Mental Disorder (DSM IV-TR). Washington DC : American
Psychiatric Association. American American Psychiatric Association. 2000.
Klasifikasi
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders, edisi ke-4:
• Gangguan hasrat seksual hipoaktif (hypoactive sexual desire
disorder)
• Gangguan gairah seksual wanita (female sexual arousal
disorder)
• Female orgasme disorder
• Sexual pain disorder

DSM IV-TR. Diagnostic And Statistic Manual of Mental Disorder (DSM IV-TR). Washington DC : American
Psychiatric Association. American American Psychiatric Association. 2000.
E National Health and Social Life Survey:

P • 43%
I • 39% dari 27.500 populasi 40-80 tahun
D Menurut DSM-IV:
E
M • Gangguan hasrat seksual hipoaktif 10-46%
I • Gangguan gairah seksual 6-21%
O • Kelainan orgasme
L  4-7% pada populasi umum
5-42% pada perawatan primer
O • Gangguan rasa sakit seksual
G Dyspareunia 3-18% pada populasi umum
3-46% pada perawatan primer
I 9-21% wanita pascamenopause
Vaginismus  0.5- 1% pada populasi umum
 30% pada perawatan primer
1. Penyebab medis
Etiologi
Disfungsi tiroid atau adenoma pituitari  ↑ kadar prolaktin ↓ gairah seksual
 Hipertensi, diabetes, kadar kolesterol tinggi, penyakit jantung , Kondisi
demyelinating neurologis seperti multiple sclerosis

2. Penyebab psikologis
Depresi berat, gangguan bipolar, skizofrenia, kegelisahan

3. Penyebab hormonal
Hasrat seksual
 Defisiensi estrogen pada menopause atrofi vagina,
pelumasan vagina yang berkurang
yang rendah juga
dikatakan
4. Penyebab obat sebagai suatu
• Antidepresan serotonin selektif reuptake inhibitor (SSRI): inhibisi selama
Serotonin ↑ produksi prolaktin & ↓libido
fase falik dan
Menghamnbat produksi dopamin & ↓libido
• Fenotiazin ↑ produksi prolaktin & ↓libido konflik oedipal
• Imipramine menyebabkan orgasme tertunda yang tidak
diselesaikan.
Teori
Sigmund Fase Fase Fase Fase
Freud oral anal phalik laten
Respon Seksual Wanita
Fase Hasrat/ Dorongan
Fase ini ditandai oleh khayalan seksual dan hasrat untuk melakukan hubungan
seks

Fase Rangsangan
• Fase ini terdiri daripada perasaan subjektif tentang kenikmatan seksual dan
perubahan fisiologis yang menyertai.

Fase Orgasme
• Fase ini terdiri dari puncak kenikmatan seksual, dengan pelepasan
ketegangan seksual dan kontraksi ritmik otot perineum dan organ
reproduktif pelvik

Fase Resolusi
• Fase di mana terjadinya relaksasi umum dan kekenduran otot.
Patopsikologi
• Hasrat pada wanita melibatkan interaksi antara
banyak neurotransmitter, hormon seks, dan
berbagai faktor psikososial

• Hasrat seksual manusia dikaitkan dengan


sistem limbik dan area korteks otak.

• Dopamin merupakan neurotransmitter kunci


dalam modulasi hasrat seksual

• Ventral tegmental area (VTA) adalah sumber


utama dopamin ke jalur mesolimbik dan
mesokorteks.

Anita H. Clayton. The pathophysiology of hypoactive sexual desire disorder in women. International Journal of Gynecology and Obstetrics.
110,7–11. 2010.
Diagnosis
• Kriteria diagnosis menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders edisi kelima (DSM –V)

1. Kekurangan khayalan seksual dan keinginan untuk aktivitas seksual yang


persisten atau rekuren. Pertimbangan tersebut dilakukan oleh klinisi,
dengan mempertimbangkan fungsi seksual, seperti usia dan konteks
kehidupan pasien.

2. Kriteria A persisten sekurang kurangnya selama 6 bulan.

3. Kriteria A mengakibatkan distress fungsi pada penderita.

4. Disfungsi seksual bukan efek fisiologis langsung dari suatu zat


(misalnya obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis
umum.

American Psychiatric Association.Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition Text Revision,DSM-V-TR;2013
Pedoman Klinis menurut PPDGJ- III

F52.0 Kurang atau Hilangnya Nafsu Seksual


• Hilangnya nafsu seksual merupakan masalah utama dan tidak merupakan
gangguan sekunder dari kesulitan seksual lainnya,seperti kegagalan ereksi
atau dyspareunia. (F52.6)
• Berkurangnya nafsu seksual tidak menyingkirkan kenikmatan atau
bangkitan (arousal) seksual, tetapi menyebabkan kurangnya aktivitas awal
seksual.Termasuk frigiditas.
F52.1 Penolakan dan Kurangnya Kenikmatan Seksual
F52.10
• Penolakan Seksual (sexual aversion)
• Adanya perasaan negatif terhadap interaksi seksual,sehingga aktivitas
seksual dihindarkan.
F52.11
• Kurangnya Kenikmatan Seksual (lack of sexual enjoyment)
• Respons seksual berlangsung normal dan mengalami orgasme, tetapi kurang
ada kenikmatan yang memadai.
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan R.I. Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik ; 2001.
Terapi
• Terapi Seks Berdua
Kedua pasangan adalah terlibat dalam hubungan yang mengalami
gangguan seksual harus berperan serta dalam program terapi

• Hipnoterapi
Pada gejala yang mengalami kecemasan
pasien diinstruksikan untuk menghadapi situasi yang menyebabkan
kecemasan dan pertemuan seksual.
Pasien diajarkan teknik relaksasi sebelum hubungan seksual.

• Terapi Perilaku
Pada gejala seperti fobia
Pasien diajarkan menghadapi situasi yang paling kurang menimbulkan
kecemasan dalam khayalan dan selanjutnya maju langkah demi langkah
sampai situasi yang paling menimbulkan kecemasan.

•Kaplan, H.I., Sadock, B.J., Grebb, J.A. 2010. Seksualitas Manusia. Sinopsis Psikiatri: Ilmu pengetahuan Perilaku Psikis Klinis Jilid 2. Alih
Bahasa: Kusuma, W. Jakarta: Bina Rupa Aksara.h. 139-170
• Terapi farmakologi
Methohexital sodium (Brevital) intravena dapat digunakan dalam terapi
desentisasi.
Obat antiansietas dapat digunakan pada pasien yang mengalami
kecemasan, walaupun obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi respons
seksual.
Pemakaian trisiklik juga telah dianjurkan dalam pengobatan pasien yang
memiliki fobia terhadap seks.

•Kaplan, H.I., Sadock, B.J., Grebb, J.A. 2010. Seksualitas Manusia. Sinopsis Psikiatri: Ilmu pengetahuan Perilaku Psikis Klinis Jilid 2. Alih
Bahasa: Kusuma, W. Jakarta: Bina Rupa Aksara.h. 139-170
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai