Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi flavonoid berdasarkan

strukturnya
Jika dilihat dari struktur dasarnya flavonoid terdiri dari
dua cincin benzen yang terikat dengan 3 atom carbon (propana).
Dari kerangka ini flavonoid dapat dibagi menjadi 3
struktur dasar yaitu flavonoid atau 1,3-diarilpropana,
isoflavonoid atau 1,2-diarilpropana, dan neoflavonoid atau 1,1-
diarilpropana.
Penggolongan flavonoid :
Nama flavonoid sendiri berasal dari kata flavon yang merupakan
senyawa fenol yang banyak terdapat di alam. Senyawa flavon ini memiliki
struktur yang mirip dengan struktur dasar flavonoid tetapi pada jembatan
propana terdapat oksigen yang membentuk siklik sehingga memiliki 3 cincin
heterosiklik.
Senyawa-senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman,
dimana posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B
dari 1,3-diarilpropana dihubungkanoleh jembatan oksigen sehingga
membentuk cincin heterosiklik yang baru (cincin C).
Penggolongan Flavonoid berdasarkan
jenis ikatan :
1. Flavonoid O-glikosida 3. Flavonoid sulfat
Senyawa flavonoid yang
mengandung satu ion sulfat atau lebih
yang terikat padaOH fenol atau gula,
secara teknis termasuk bisulfate karena
terdapat sebagai garam yaitu flavon O-
2. Flavonoid C-glikosida SO3K.

4. Biflavonoid
Klasifikasi flavonoid berdasarkan
fungsinyanya
1. Anti inflamasi
Senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi adalah toksifolin, biazilin,
haematoksilin, gosipin, prosianidin, nepritin, dan lain-lain.
2. Anti tumor dan anti kanker
Senyawa isoflavon yang berpotensi sebagai anti tumor/ anti kanker adalah genistein yang merupakan
isoflavon aglikon (bebas). Genistein merupakan salah satu komponen yang banyak terdapat pada kedelai dan tempe.
3. Anti-virus
Mekanisme penghambatan senyawa flavonoida pada virus diduga terjadi melalui
penghambatan sintesa asam nukleat (DNA atau RNA) dan pada translasi virion atau pembelahan dari
poliprotein.
4. Anti-allergi
Senyawa-senyawa flavonoid lainnya yang digunakan sebagai anti-allergi antara lainter
bukronil, proksikromil, dan senyawa kromon.
5. Penyakit kardiovaskuler
Khususnya isoflavon pada tempe yang aktif sebagai antioksidan, yaitu 6,7,4-trihidroksi
isoflavon (faktor II), terbukti berpotensi sebagaianti kotriksi pembuluh darah (konsentrasi 5µg/ml) dan
juga berpotensi menghambat! pembentukan LDL (low density lipoprotein).
6. Estrogen dan osteoporosis

7. Anti kolesterol

Anda mungkin juga menyukai