Anda di halaman 1dari 12

Review Jurnal

Manajemen Pemasaran
Nama :
Mochammad Akbar Arianda (432)
Septian Andi Prasetya (414)
Hasan Mustofa (437)
Rahmat Syawal (419)
Latar Belakang
• Ada empat golongan masyarakat menurut tingkat pendapatan dan kebutuhan
akan statusnya, 4 golongan tersebut adalah patrician, parvenu, poseur,
proletarian
• Status sosial adalah penanda individu atau kelompok dalam kehidupan
masyarakat yang mengakibatkan pengelempokan tersendiri.
• Barang palsu yang dijadikan sebagai alat untuk menaikan status sosial.
Masalah
• 1. Hubungan antara Brand Prominence(merek yang menonjol) dan harga
• 2. barang palsu dijadikan alat untuk meningkatkan status sosial
• 3. Menyadari isyarat merek halus
• 4. asosatif / disosiatif motif dan merek yang menonjol
Metode penelitian
• Study 1 (Hubungan merek yang menonjol dengan harga)
• Mengkodekan setiap handbag menurut keunggulan merek dan beberapa variabel-
variabel kontrol, seperti material tas dan ukuran.
• 3 kategori utama material: fabric, leatheer, exotic
• Gagasan penulis pada merek yang menonjol ditujukan untuk melihat bagaimana
perbedaan variasi persediaan dalam tingkat ditampilkannya logo merek.
• Dan menggunakan 3 juri bebas untuk menilai setiap tas menurut 7 poin skala.
Kesimpulan Hasil Studi
• Merek Gucci : peningkatan pada merek yang menonjol =penurunan harga
sebesar $122,26
• Merek LV : peningkatan pada merek yang menonjol = penurunan harga
sebesar $26,27
• Merek Mercedes : peningkatan pada ukuran emblem 1cm = penurunan harga
$5000
• Brand prominence berhubungan terbalik dengan harga
Metode penelitian
• Study 2 (merek yang menonjol dengan barang palsu)
• Penggabungan data yang didapat dari studi 1 dan dengan data tradisional dari 2 sumber
yang berbeda :
• Dari aparat penegak kekayaan intelektual
• Dari website knockoffbag.com ( yang menjual barang palsu)
Kesimpulan Hasil Studi
• Para pemalsu handbag memilih memalsukan produk yang laku keras (barang
yang disukai parvenus)
• Ini memunculkan bahwa poseurs, yang paling cenderung untuk membeli
barang palsu
Metode penelitian
• Studi 3 (Menyadari isyarat merek halus)
• Responden, dengan 120 konsumen dan dibedakan menjadi 2 grup yang berisi 60
• Grup 1 : Berisi para patrician yang berpendapatan paling tinggi, dan dibagi 3:Upper
Crusts, Blue Bloods, Movers & Shakers.
• Grup 2 : dipilih berdasarkan orang-orang selain patrician (parvenus, prole yang hidup
disekitar 3 patrician yang berpendapatan paling tinggi.
Kesimpulan Hasil Studi
• 3 jenis variasi analisis :
• 1. Type of purse (barang asli yang halus vs barang asli yang terlihat mencolok)
• 2. the condition ( barang bermerek vs barang yang tidak bermerek)
• 3. Respondent type (patrician vs non patrician)
• Kesimpulannya kelompok patrician lebih paham/menyadari nilai keaslian
dari suatu barang.
• Dan non patrician lebih menyukai barang asli yang menonjolkan merek.
Metode penelitian
• Studi 4 (asosiasi / disosiasi motif dan merek yang menonjol
• Menggunakan sebanyak 120 responden dari sampel besar non patrician
• Kemudian, responden ditanya tentang kemauan untuk ber-asosiasi atau tidak dengan 4
golongan yang di jelaskan dengan gambar grafik
• Terakhir, responden memilih handbag pilihannya, dan disuruh untuk membuat asumsi
pilihan mereka pada tas yang dapat memiliki harga yang sama
• Indikator nya menggunakan 7 poin skala, yaitu dari not at all/ tidak sama sekali sampai
extremely/sangat ingin sekali.
Kesimpulan Hasil Studi
• Poseur menunjukan secara signifikan lebih menyukai membeli barang palsu
daripada parvenus. Ini secara alamiah mengikuti dari keinginan yang tinggi
akan status tetapi keuanganya rendah. Poseur ingin ber-asosiasi dengan
parvenus dan patrician.
• Parvenus hanya ingin ber-asosiasi dengan sesamanya dan patrician dan
disasosasi dengan poseur dan proletarian.
• Patrician hanya ber-asosiasi dengan sesamanya.
• Proletarian tidak ber-asosiasi dengan siapapun.
Terima Kasih

Terima Kasih
telah memberikan banyak ilmu di Semester 4
ini
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai