Anda di halaman 1dari 28

PENCACAHAN RADIASI

OLEH:
KELOMPOK 9 (FISIKA DIK-B 2015)

DINDA MELANI
ELGITA BR TARIGAN
JELITA SIRAIT

PENDAHULUAN FISIKA INTI


Pencacah atau counter merupakan rangkaian logika sekuensi yang
berfungsi mencacah atau menghitung jumlah pulsa yang masuk
(Muchlas,2013:179). Sedangkan Radiasi dapat diartikan sebagai
energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang.

Radiasi yang dipancarkan oleh bahan radioaktif bersifat acak. Oleh


karena pancaran radiasi bersifat acak maka cacah radiasi yang
diterima detektor tidak tetap bila dilakukan dalam waktu yang
berbeda (Wisnu, 2007:237).
Jenis-jenis ralat (error) pencacahan radiasi

• Suatu kesalahan yang hasilnya sama untuk


Ralat Sistematis semua nilai pengukuran, contohnya ralat pada
kalibrasi.
• Kesalahan yang diperoleh diluar pengamatan
Ralat Tak Sah atau diluar eksperimen. Contohnya timbulnya
(illegtimate) kesalahan sewaktu melakukan perhitungan
suatu analisis data.
• Kesalahan yang nilai kesalahannya dapat
Ralat Acak diduga sebelumnya, contohnya ralat
(Random) pembacaan karena adanya data yang
berfluktuasi (naik-turun).
(Wisnu, 2007 :237)
PENGERTIAN RESOLUSI
DETEKTOR
• Ukuran Daya pisah detektor dinyatakan dengan Lebar Setengah Tinggi
Maksimum atau FWHM (Full Width Half Maximum).
• FWHM (Full Width Half Maximum) yaitu jangkauan tenaga radiasi yang
mencakup lebar spektrum pada setengah maksimum ketinggian.
• Semakin runcing spektrumnya maka semakin kecil FWHM nya, semakin cermat
penentuan tenaga radiasi. Keruncingan atau ketajaman spektrum ditentukan
oleh muatan listrik yang terkumpul di elektrode-elektrode akibat radiasi.

Cacah C Panjang garis mendatar (FG)


CD = tinggi maksimum yang memotong garis CD di E,
dinamakan FWHM.
E = titik tengah CD
F G
E

D B
Tenaga radiasi
Persamaan resolusi detektor

R = Resolusi detektor (%)


FWHM
R x 100 % FWHM = lebar setengah tinggi pulsa (keV)
E
E = tenaga puncak (keV)
Contoh Soal Resolusi Detektor
22
Na memancarkan dua
Penyelesaian:
sinar gamma dan energi
Untuk 511 keV sinar gamma:
sebesar 511 keV dan 1275 % Re solusi 
FWHM pada chanel
x 100
posisi puncak pada chanel
keV. Sinar gamma deteksi 97
 x 100  8,1 %
dengan spektometer NaI 1202
% Re solusi  8,1 %
(TI). Dua sinar gamma ini Re solusi (keV ) 
FWHM pada chanel
posisi puncak pada chanel
x 511 keV

jatuh pada saluran 1202 dan 


97
x 511
1202
3000 A. Lebar penuh pada Re solusi (keV )  41 keV

setengah maksimum Untuk 1275 keV gamma :


FWHM pada chanel
% Re solusi 
(FWHM) dari 2 sinar posisi puncak pada chanel
x 100

82
gamma ini adalah 97 dan 82 
3000
x 100  2,73 %

% Re solusi  8,1 %
saluran. Tentukan resolusi FWHM pada chanel
Re solusi (keV )  x 1275 keV
detektor pada kedua energi posisi puncak pada chanel
82
 x 1275
ini! 3000
Re solusi (keV )  34,85 keV
Efisiensi Surveimeter Kontaminasi

Surveimeter kontaminasi memberikan data hasil pengukuran


kontaminasi dalam cacahan persatuan waktu dalam (cps atau cpm).
Surveimeter kontaminasi dimaksudkan untuk menghitung efisien detektor
dalam mencacah radiasi. Dalam surveimeter kontaminasi ini digunakan
sumber standar yang diketahui aktivitasnya.
Untuk mengkonversikan hasil cacahan persatuan waktu menjadi
aktivitas zat radioaktif dapat digunakan faktor konversi berupa efisien alat
cacah. Efisien ini didefinisikan sebagai perbandingan antara hasil cacahan
persatuan waktu (cps atau cpm) dengan aktivitas sumber yang dicacah
dalam peluruhan, misalnya disintragrasi (peluruhan) per sekon (dps) atau
disintegrasi per menit atau (dpm) ( Mukhlis, 2000 : 278)
PERSAMAAN SURVEIMETER KONTAMINASI
Dengan :
N ɳ= efisiensi surveimeter kontaminasi
  N= cacahan bersih per satuan waktu (cps atau cpm)
A
A= aktivitas zat radioaktif yang dicacah (dps atau
dpm)
Yang dimaksud cacahan bersih adalah cacahan dari sumber yang dikoreksi. Jika
N dalam cps maka A dalam dps. Demikian pula, jika N dalam cpm maka A
dalam dpm.
Nilai kerapatan kontaminasi (K) didefisinikan sebagai aktivitas kontaminasi per
satuan luar permukaan, biasanya dalam satuan Bq atau Becquerel. Nikai K
dapat dihitung dalam persamaan berikut:

A Keterangan :
K A=aktivitas kontaminan yang tercacah
L ( Mukhlis, 2000 : 278)
L= luas permukaan dektektor
Contoh Soal Surveimeter Kontaminasi

Surveimete kontaminasi digunakan


untuk mencacah sumber standar
yang aktivitasnya 100 Bq. Jika
hasil cacahan rata-rata dari sumber
dan latar masing-masing 27 dan 2
cps, berapa efisiensi alat cacat itu?
Jika luas permukaan sensitif
radiasi pada alat ini adalah 100 cm 2
dan dari permantauan kontaminasi
permukaan pada tempat yang
menangani 239 Pu diperoleh cacahan
rata-rata 102 cps, berapa kerapatan
kontaminasinya?
Efisiensi Detektor

Efisiensi detektor adalah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan


antara jumlah listrik yang dihasilkan detetor terhadap jumlah radiasi
yang diterimanya. Nilai efisiensi detector sangat ditentukan oleh bentuk
geometri densitas bahan detector. Bentuk geometri sangat menentukan
jumlah radiasi yang dapat di tangkap sehingga semakin luas detektor
efisiensinya semakin tinggi. Sedangkan densitas bahan detektor
mempengaruhi jumlah radiasi yang dapat berinteraksi sehingga
menghasilkan sinyal listrik. Bahan detektor yang mempunyai densitas
lebih rapat akan mempunyai efisiensi yang lebih tinggi karena semakin
banyak radiasi yang berinteraksi dengan bahan.
Persamaan Efisiensi Detektor

C
  100%
Y .A

Keterangan :
η = Efisisensi alat cacah radiasi
C = cacahan per sekon (cps)
A = Aktivitas sumber yang dicacah (dps atau Bq)
Y = Yield, dari radiasi yang dipancarkan sumber

Catatan : nilai 1 dps sama dengan 1 Becquerel (Bq), 1 dpm sama dengan 60 dps
dan 1 cpm sama dengan 60 cps
Contoh soal Efisiensi
Detektor
dik :   48%
Pencacahan dengan efisiensi 48% V  2ml
dipakai untuk mengukur aktivitas C  50  22  28cps
total pemancar alfa pada suatu Y  0,854
sampel lingkungan. Jika valume Dit : A.... ?
sampel yang dicacah 2ml dengan penyelesai an :
hasil pencacahan rata-ratanya C
   100%
Y .A
adalah 50 cps dan hasil cacahan 28
latar rata-rata 22 cps, berapa kadar 48%   100%
(0,854). A
aktivitas pemancar alfa dalam 480,854 . A  2800
sampel tersebut dinyatakan dalam 40,992. A  2800
Bq/I? (Y=0, 8521) A
2800
 68,3Bq
40,992
Peralatan Penunjang: Sistem Pencacah

Sistem Pencacah Suatu cara untuk mengukur jumlah (kuantitas) radiasi yang
Integral memasuki detektor tanpa memperhatikan tingkat energi
radiasinya. Sistem pencacah integral yang paling sederhana
menggunakan detektor Geiger-Muller (GM).

Detektor berfungsi untuk mengubah radiasi yang


mengenainya menjadi pulsa listrik.
HV adalah sumber tegangan tinggi yang dibutuhkan oleh
semua jenis detektor termasuk detektor GM.
Inverter digunakan untuk mendistribusikan tegangan tinggi ke
detektor dan menerima pulsa listrik dari detektor untuk
diteruskan ke rangkaian selanjutnya.
Counter adalah peralatan yang digunakan untuk mencacah
(menghitung jumlah) pulsa listrik yang memasukinya.
Timer, yaitu alat yang dapat memberikan sinyal ke counter
agar memulai atau menghentikan pencacahan dengan selang
Sumber: www.batan.go.id
waktu tertentu yang dapat diatur sebelumnya.
Sistem Pencacah Pencacah diferensial digunakan untuk mengukur jumlah
Diferensial radiasi dalam selang energi tertentu.

Detektor yang sering digunakan adalah


detektor NaI(Tl) digunakan untuk
pengukuran radiasi gamma dan detektor
surface barrier digunakan untuk pengukuran
radiasi alpha.
Penentuan tegangan kerja (HV) detektor
sintilasi adalah dengan cara mencari
perbandingan cacahan sumber terhadap
cacahan latar belakang (tanpa sumber) yang
terbaik.
Berbeda dengan detektor GM, detektor
sintilasi menghasilkan pulsa listrik yang
relatif sangat kecil, dalam orde mVolt. Oleh
karena itu diperlukan peralatan untuk
membentuk dan memperkuat pulsa tersebut
Sumber: www.batan.go.id
yaitu penguat (amplifier).
Sumber: www.batan.go.id

Peralatan selanjutnya
adalah diskriminator yang
merupakan ciri dari sebuah pencacah
diferensial karena alat ini yang
berfungsi untuk menyaring apakah
suatu pulsa listrik keluaran amplifier
diteruskan ke counter atau tidak.
Diskriminator mempunyai fasilitas
batas atas dan batas bawah.

Pulsa-pulsa yang lebih tinggi dari batas bawah tetapi


lebih rendah dari batas atas saja yang akan
diteruskan ke counter untuk dicacah.
Sistem Spektroskopi

• Sistem spektroskopi sebenarnya juga melakukan pencacahan sebagaimana sistem


pencacah diferensial akan tetapi dengan selang energi yang sangat sempit sehingga
dapat dikatakan melakukan pencacahan (jumlah radiasi) pada setiap “tingkat”
energi. Hasil pengukuran alat ini berupa spektrum distribusi energi radiasi.

Sumber: www.batan.go.id

• Spektrum energi radiasi yang ditandai oleh puncak-puncak energinya merupakan


karakteristik dari setiap unsur atau zat radioaktif. Sehingga jenis unsur atau isotop yang
terkandung di dalam suatu bahan dapat ditentukan bila spektrum energinya dapat
diukur.
Detektor yang terbaik untuk keperluan ini
adalah detektor semikonduktor karena
mempunyai noise yang lebih kecil (low
noise) dibandingkan detektor yang lain,
sehingga lebih teliti dalam membedakan
energi radiasi.
Sebagaimana detektor yang lain, detektor
yang digunakan disini juga membutuhkan
sumber tegangan tinggi (HV). Penentuan
tegangan kerja detektor untuk sistem
Sumber: www.batan.go.id
spektroskopi adalah dengan cara mencari
tegangan kerja yang dapat menghasilkan
MCA (Multi Channel Analyzer) merupakan alat yang
nilai resolusi terbaik.
menerapkan teknologi relatif baru. Bagian utama
Amplifier yang digunakan pada sistem
dari suatu MCA adalah ADC (Analog to Digital
spektroskopi mempunyai beberapa
Conerter) yang berfungsi untuk menentukan tinggi fasilitas tambahan dibandingkan dengan
pulsa dari setiap pulsa listrik (sinyal analog) yang spektroskopi yang digunakan pada sistem
memasukinya dan mengubahnya menjadi bilangan pencacah diferensial, diantaranya
biner (sinyal digital). shaping time, base line restorer dan pile
up rejection.
SPEKTROMETRI GAMMA

Spektrometri Gamma dapat didefenisikan sebagai suatu cara pengukuran dan


identifikasi zat-zat radioaktif dengan jalan mengamati spektrum karakterisitik yang
ditimbulkan oleh interaksi foton-gamma yang dipancarkan oleh zat-zat radioaktif
tersebut dengan detektor.
Interaksi sinar gamma dengan detektor akan menghasilkan signal pulsa. Selanjutnya
pulsa-pulsa tersebut diproses secara elektronik dalam serangkaian peralatan yang
membentuk perangkat spektrometri gamma (Agus, 2013:Prosiding Seminar Penelitian
dan Pengelolaan Perangkat Nuklir).
Perangkat Spektrometri Gamma terdiri atas Penguat Awal (Pre Amplifier), Penguat
(Amplifier), dan Pembentukan Pulsa.
Pulsa-pulsa yang dihasilkan oleh detektor gamma tidak dapat langsung diproses
oleh penganalisis pulsa (Analyzer, SCA = Single Channel Analyzer dan MCA = Multi
Channel Analyzer). Oleh karena itu terlebih dahulu harus melalui proses pembentukan
pulsa dan penguatan sinyal.
Penguat Awal (pre-amplifier)

• Ada dua macam penguat awal yang biasa digunakan, yaitu penguat awal
peka tegangan dan peka muatan. Penguat awal tegangan mempunyai
kelebihan dalam hal memiliki sinyal yang tinggi akan tetapi mempunyai
kelemahan dalam hal stabilitas.
• Oleh karena itu pada spektrometri gamma lebih sering digunakan
penguat awal peka muatan karena mempunyai kestabilan yang baik.
• Penguat Awal mempunyai beberapa fungsi antara lain:
 Untuk melakukan amplifikasi awal terhadap pulsa keluaran detektor.
 Untuk melakukan pembentukan pulsa pendahuluan.
 Untuk mencocokkan impedansi keluaran detektor dengan kabel
sinyal masukan ke penguat.
 Untuk mengadakan perubahan muatan menjadi tegangan pada pulsa
keluaran detektor (Agus, 2013:308).
Sumber: Agus, 2013:308 Penguat

Pulsa keluaran detektor telah diubah dari pulsa muatan ke


pulsa tegangan oleh penguat awal. Selanjutnya pulsa tersebut
dikirim sebagai masukan dari penguat. Penguat yang dipakai
adalah jenis penguat peka tegangan.

Penguatan tegangan dilakukan hingga mencapai amplitudo


yang dapat dianalisis dengan alat penganalisis tinggi pulsa.

Kemampuan suatu penguat untuk memperkuat pulsa disebut


dengan gain. Biasanya sebuah penguat mempunyai dua macam
keluaran yaitu keluaran unipolar dan bipolar. Jika yang dipakai
detektor NaI(Tl) biasanya dipilih keluaran bentuk keluaran
bipolar.
Pembentukan Pulsa

• Setiap radiasi yang mengenai alat ukur akan dikonversikan menjadi


sebuah pulsa listrik. Bila kuantitas radiasi yang mengenai alat ukur
semakin tinggi maka jumlah pulsa listrik yang dihasilkannya semakin
banyak.
• Jumlah pulsa sebanding dengan kuantitas radiasi yang memasuki
detektor, sedangkan tinggi pulsa sebanding dengan energy radiasi.
• Untuk menghindari penumpukan pulsa (pulse pile-up), harus
dilakukan proses pembentukan pulsa. Pembentukan pulsa dapat
dilakukan dengan rangkaian pengitegralan dan rangkaian
pendiferensialan.
• Dengan menggunakan rangkaian tersebut dapat diperoleh pulsa
bipolar dan unipolar.
Pulsa Unipolar Pulsa Bipolar
Multi Channel Analyzer (MCA)

• Multi Channel Analyzer (MCA) disebut sebagai penganalisis salur


ganda yang dianggap gabungan dari banyak penganalisis salur
tunggal dan dapat membuat spektrum-gamma secara sekaligus atau
dalam sekali pengukuran.
• Fungsi utama SCA/MCA adalah mengolah dan membuat grafik
spektrum tinggi pulsa dengan isi cacah setiap kanal. Pulsa yang
telah dibentuk dan diperkuat itu dikirim menuju suatu alat yang
apat memilah-milahkan pulsa-pulsa menurut tingginya. Alat
tersebut mempunyai banyak memori yang dinyatakan dalam cacah
salur (channel) yang dimilikinya (Agus, 2013:309).
Kalibrasi Energi

Dalam sistem spektroskopi terdapat beberapa


langkah konversi pada pengolahan setiap radiasi
menjadi pulsa listrik dan akhirnya menjadi suatu
spektrum distribusi energi radiasi yaitu sebagai
berikut:
•Energi radiasi dikonversikan menjadi tinggi
pulsa listrik oleh detektor dan amplifier.
•Tinggi pulsa listrik dikonversikan menjadi
posisi channel dalam spektrum radiasi oleh ADC
dan MCA.
Sumber: www.batan.go.id Agar sumbu X tersebut dapat diubah menjadi skala energi maka perlu
dilakukan kalibrasi energi, yaitu dengan melakukan pengukuran
sumber radiasi standar yang memancarkan beberapa tingkat energi
sehingga kemudian dapat menentukan persamaan korelasi antara
energi dan posisi channel.
KESIMPULAN

1. Pencacah atau counter adalah merupakan rangkaian logika sekuensi yang berfungsi mencacah
atau menghitung jumlah pulsa yang masuk.
2. Suatu detektor diharapkan mempunyai resolusi yang sangat kecil sehingga dapat membedakan
energi radiasi secara teliti.
3. FWHM (Full Width Half Maximum) yaitu jangkauan tenaga radiasi yang mencakup lebar
spektrum pada setengah maksimum ketinggian. Semakin runcing spektrumnya maka semakin
kecil FWHM nya, semakin cermat penentuan tenaga radiasi. Keruncingan atau ketajaman
spektrum ditentukan oleh muatan listrik yang terkumpul di elektrode-elektrode akibat radiasi.
4. Sistem pencacah terdiri dari pencacah integral, pencacah diferensial dan sistem spektoskopi.
5. Perangkat Spektroskopi Gamma terdiri atas Penguat Awal (Pre-Amplifier), Penguat dan
Pembentukan Pulsa.
6. Fungsi utama MCA (Multi Channel Analyzer) adalah mengolah dan membuat grafik spektrum
tinggi pulsa dengan isi cacah setiap kanal. Alat tersebut mempunyai banyak memori yang
dinyatakan dalam cacah salur (channel) yang dimilikinya .
Daftar Pustaka

 Agus, Tri, dkk. 2013. Optimasi Parameter Spektroskopi Gamma dengan Detektor HPGE.
Yogyakarta: Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan – BATAN. Prosiding Seminar
Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir
 Mittal, dkk. 2009. Introduction to Nuclear and Particle Physics. New Delhi: Raj Press
 Mukhlis. 2000. Dasar-dasar Proteksi Radiasi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
 Wisnu.
 http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Pencacah_01.htm
 http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/_private/Prinsip%20D
asar.pdf

Anda mungkin juga menyukai