• 2018
Kontrak Perkuliahan
A) Waktu : tepat waktu – pretest dan posttest
B) Evaluasi :
1. UTS = 30 %
2. UAS = 30 %
3. LAIN-LAIN = 10 %
4. QUIS = 10 %
5. TUGAS = POSTEST DAN PRETEST =
20 %
C) Sumber Baca
KOMPETENSI DASAR = AKHIR SEMESTER
• MAHASISWA MENGUASAI RUANG LINGKUP
SUBSTANSI HUKUM ADAT SEBAGAI LANDASAN
UNTUK PELAKSANAAN TUGAS PROFESI HUKUM DAN
PENELITIAN BIDANG HUKUM SERTA TUGAS-TUGAS
LAIN YANG RELEVAN DENGAN PROFESI HUKUM.
• STANDARD KOMPETENSI :
1. PENGERTIAN HUKUM ADAT
2. SEJARAH HUKUM ADAT
3. RUANG LINGKUP HUKUM ADAT
4. DASAR HUKUM BERLAKUNYA HUKUM ADAT
5. MASYARAKAT HUKUM ADAT & HAK ULAYAT
6. BIDANG-BIDANG HUKUM ADAT.
STANDARD KOMPETENSI = MATERI POKOK
• ADA 6 MATERI POKOK BAHASAN:
• DENGAN 10 SUBPOKOK BAHASAN
– MASING-MASING POKOK BAHASAN DAN SUBPOKOK BAHASAN
MERUPAKAN SATU KESATUAN SEHINGGA UNTUK MENGUASAI
MATERI DI BELAKANG SEBAIKNYA MENGUASAI DI DEPANNYA
• 10 SUBPOKOK BAHASAN:
• PENGERTIAN, TUJUAN, DAN MANFAAT
• KONSEP DASAR HUKUM ADAT
• SEJARAH HUKUM ADAT
• DASAR HUKUM BERLAKUNYA HUKUM ADAT
• BENTUK HUKUM ADAT
• SIFAT HUKUM ADAT
• KEKUATAN BERLAKUNYA HUKUM ADAT
• AZAS-AZAS HUKUM ADAT
• TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM ADAT
• MASYARAKAT HUKUM ADAT
• BIDANG-BIDANG HUKUM ADAT
KONSEP-KONSEP DASAR HUKUM ADAT
b) Penganut sosiologis
d) Penganut positivisme
• MENGAPA?
• MEMBINGUNGKAN
SOEPOMO
• HUKUM ADAT = HUKUM KEBIASAAN
• HUKUM ADAT = CONVENTION
• HUKUM ADAT = JURISPRUDENSI
• HUKUM ADAT = UNSTATUTORY LAW
SELAIN SOEPOMO
• HUKUM ADAT = CONVENTION
• HUKUM ADAT = KEBIASAAN
• MENURUT DJOJODIGOENO = hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber kepada
peraturan-peraturan (hukum adat itu tidak bersumber dari peraturan perundang-
undangan yang dibuat oleh Lembaga Legislatif = undang-undang).
• Hukum adalah suatu karya masyarakat tertentu yang bertujuan untuk menata kehidupan
sosial menuju masyarakat yang adil dalam perilaku dan perbuatan orang dalam
perhubungan pamrihnya (bertujuan) serta kesejahteraan masyarakat itu sendiri yang
menjadi substratumnya (dasar/alasnya).
• Hukum adat = ius constituendum; sebab begitu dilaksanakan hukum itu tinggal bekasnya
saja.
• Menurut Hazairin = hokum adat adalah keseluruhan lapangan hokum yang
mempunyai hubungan dengan kesusilaan, langsung ataupun tidak
langsung. Dengan demikian dalam sistim hokum yang sempurna tidak ada
tempat bagi sesuatu yang tidak selaras atau bertentangan dengan
kesusilaan. Analisis Hazairin ini memberi pemahaman kepada kita yang
agak lain dari biasanya:
• Ketiga: faham Hazairin disesuaikan dengan faham rakyat, yaitu baik dalam
• Positif yaitu hic et nunc (disini dan saat ini = sedang berlaku
disini saat ini) artinya hokum yang sedang berlaku disini dan
saat ini atau dengan kata lain “hokum yang sedang berlaku di
suatu Negara tertentu pada saat tertentu.”
• tuntas artinya semua soal, hal atau kondisi yang mungkin timbul.
• Sistematis dan terstruktur artinya mengikuti suatu sistim tertentu yang pada
umumnya sudah terpola mengikuti model pembuatan hokum Eropa
Kontinental.
F) ISI NORMA HUKUM ADAT = HAK DAN KEWAJIBAN SUBJEK HUKUM ADAT
• Salmon Keyser
• Rechtsgemeenschaap = masyrakat hukum adat
SEJARAH POLITIK HUKUM ADAT
1. Supomo dan Djokosutono membagi 5 periode sejarah politik hukum adat:
1. Masa VOC : 1602 – 1799; Tahun 1800 – 1808 = Jansens
2. Daendels : 1808 – 1811;
3. Rafles : 1811 – 1816;
4. Dewan Gubernur : 1816 - 1848
5. Gubernur :1848 – 1928;
Menurut Surojo Wignjodipuro: ditambah lagi
6. 1928 – 1945 (termasuk 1942 – Jepang);
7. 1945 – sekarang
Ad. 1. Masa VOC – Karakter VOC = Pedagang dan Pemerintah . Untuk kepentingan
dagang dan kelancaran pemerintahan, hukum yang digunakan = hukum Eropa,
hukum adat tidak digunakan. Voc menggunakan prinsip “di wilayah yang dikuasai
oleh VOC berlaku hukum VOC) = berdasarkan Hak Octrooi dari Ratu Belanda.
Prinsip ini hanyalah secara normatif, sedangkan secara empirik, hukum VOC tidak
dapat karena kesulitan transportasi/lalulintas. Hukum VOC hanya dapat
diberlakukan di Batavia (Betawi).
Karena tidak bisa, maka dikeluarkan Resolusi 21 Desember 1708 = Bupati
Priangan boleh mengadili penduduknya berdasarkan hukum anak negeri. (hukum
adat)
Ad. 2.Sesudah VOC bubar/bangkrut, maka sebagai
penggantinya: Aziatische Bezittingen en
Establissementen = Aziatische Raad (Pemerintah
Asia). VOC sebagai Perusahaan dan VOC sebagai
Lembaga Pemerintahan. Sebagai lembaga
pemerintahan disebut Bataafsche Republic
ibukotanya di Belanda.
Kitab hukumnya = Charter Tahun 1804 = dalam kitab
hukum ini hukum adat tidak diganggu gugat. Hukum
adat boleh berlaku, asalkan tidak bertentangan
dengan azas-azas hukum yang berlaku: tidak
bertentangan dengan moral.
Masa Daendels = 1808 - 1811
a. Hukum adat boleh digunakan, dengan syarat: a) tidak bertentangan
dengan Perintah Belanda; 2) tidak bertentangan dengan azas Keadilan dan
Kesusilaan; 3) tidak bertentangan kepentingan yang lebih besar. Misalnya,
penggunaan hukum adat seorang penjahat tidak dapat dihukum, maka
yang digunakan hukum Belanda, hukuman tidak sebanding dengan
perbuatan.
b. Sifat hukum yang digunakan Daendels bersifat ‘Jalan Tengah’ atau dengan
kata lain menurut Macay bahwa Daendels tidak melakukan perubahan
yang berarti terhadap hukum adat. Kelemahan Daendels – menyamakan
hukum adat = hukum Islam.
c. Lembaga peradilan dibagi 2: Landraad – untuk anak pribumi; dan RvJ
(Raad van Justitie) – untuk orang Belanda dan yang disamakan dengan
mereka.
d. Jika ada perbuatan jahat yang dilakukan orang Pribumi bersama-sama
dengan orang Belanda, maka RvJ yang berwenang mengadili.
Masa Rafles = 1811 - 1816
a. Sikap Rafles terhadap hukum sudah diperlihatkan dalam perilakunya ketika
sebelum menjadi Gubernur Jenderal, yaitu ketika ia memimpin Ekspedisi
Inggeris menyerbu Hindia Belanda untuk mengambil alih wilayah ini dari
kekuasaan Belanda, bahwa Rafles sangat membenci Feodalisme, sebab ia
hidup di zaman Liberalisme. Semua bangunan peninggalan Belanda
dihapus termasuk bangunan hukumnya = feudal barbarism, misalnya pajak
yang dibayar secara natura dan sistim perburuhan = harus dilenyapkan.
b. Oleh karena itu, sebelum memerintah dan melakukan perubahan, Rafles
melakukan penelitian/kajian tentang hukum, budaya, dan adat istiadat anak
negeri (Substance of a minute).
c. Gaya kepemimpinan Rafles – kepemimpinan yang demokratis dan
berdasarkan kemanusiaan, sebab Rafles hidup di zaman dimana
Humanisme sedang berkembang di Eropa, dan Rafles salah satu
pendukungnya.
d. Oleh gaya kepemimpinan yang demikian mendorong Rafles untuk
melindungi kepentingan rakyat dan melenyapkan pengaruh kepala-kepala
adat/suku yang bersifat faodal dan menghambat kekuasaannya.
e. Sikap ini dinilai sangat Nasionalis – yang justru membahayakan
kekuasaannya.
Tindakan Rafles
a. Membentuk Panitia Mackenzie = kolonel Mackenzie melakukan kajian
tentang sifat-sifat, hukum, adat-istiadat, dan budaya orang Jawa.
b. Tujuannya = pedoman bagi pemerintahan Rafles.
c. Rafles hanya seorang teorisi, sebab hasil kajian Mackenzie tidak pernah
digunakan.
d. Pandangan Rafles terhadap hukum adat – memandang rendah = hukum
adat lebih rendah dari hukum Eropa, padahal ia seorang humanis –
demokratis. Hal ini terlihat dari cara penguasa hukum adat/fungsionaris
hukum adat yang diberi wewenang oleh Belanda untuk mengadili perkara
anak pribumi, dikritik oleh Rafles, misalnya hukuman mati dalam hukum
adat terhadap pemerkosa.
e. Bagi anak negeri diberlakukan peradilan “Court of Justice” hal ini rupanya
Rafles takut jika orang Eropa diberlakukan hukum adat.
f. Bagi Rafles – hukum adat hanya cocok bagi orang pribumi, tidak dapat
diberlakukan terhadap orang Eropa.
g. Membentuk lembaga peradilan: Divicions Court dikepalai oleh Wedana
(Pembantu Bupati); Bopati’s Court dikepalai oleh Bupati; dan Residentie
Court dikepalai oleh Residen (Pembantu Gubernur); Court of Circuit
(Peradilan Keliling untuk tindak pidana anak pribumi).
Masa Pemerintahan Belanda
a. Dengan adanya Maklumat 19 Agustus 1816 kekuasan
berpindah dari Inggeris (Rafles) ke Belanda (John Fendall).
a. Wichers (Presiden MA Belanda) – gagal (hukum adat terlalu sederhana – Pola pikir
sederhana)
b. Van der Putte (Menteri Jajahan Belanda) – gagal (perlu dilakukan kajian dulu)
d. Kuyper = gagal juga ditolak oleh Van Idsinga yang dipengaruhi oleh tulisan Van
Vollenhoven (untuk bangsa Indonesia jangan diberlakukan hukum untuk hakim)
AZAS
Manusia
PERILAKU
NORMA
• Turnitin.com
• Class Id : 14702479
• Class name: socio-legal
SISA-SISA KEPERCAYAAN MASA LALU:
A) ANIMISME = PERCAYA BAHWA SEMUA BENDA DI DUNIA
INI MEMPUNYAI ROH
B) DINAMISME = PERCAYA BAHWA SEMUA BENDA DI
DUNIA INI MEMPUNYAI KEKUATAN/ENERGI
C) FETISJISME = PERCAYA BAHWA SEMUA BENDA DI
DUNIA INI MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK
MENYEMBUHKAN
D) SPIRITISME = PERCAYA BAHWA SEMUA BENDA DI
DUNIA INI MEMILIKI SEMANGAT KEHIDUPAN/SEMUA
BENDA ITU HIDUP
E) SYAMANISME = PERCAYA PADA ROH-ROH NENEK
MOYANG YANG DIKOMUNIKASIKAN MELALUI DUKUN /
PERANTARA ATAU SYAMAN.
F) ADAPTASI MANUSIA DENGAN ALAM SECARA LANGSUNG
MELALUI INTERPRETASI GEJALA ALAM. ALAM DAN
MANUSIA ADALAH TUNGGAL (MAKRO-MIKRO KOSMOS)
AZAS HUKUM
Satjipto Rahardjo:
a) azas hukum adalah unsur yang penting dan
pokok dari peraturan hukum.
b) Azas hukum berfungsi sebagai jantungnya
peraturan hukum karena ia merupakan
landasan yang paling luas bagi lahirnya
peraturan hukum, atau
c) Azas hokum adalah ratio legisnya peraturan
hukum.
d) Pada akhirnya peraturan – peraturan hukum
itu harus dapat dikembalikan kepada azas-
Eikema Hommes:
a) Azas hokum bukanlah norma hokum positif yang
konkrit, tetapi ia adalah dasar-dasar pikiran umum
atau petunjuk-petunjuk bagi hokum yang berlaku.
b) Azas hokum adalah dasar-dasar atau petunjuk arah
dalam pembentukan hokum positif.
Paul Scholten:
azas hokum adalah pikiran-pikiran dasar yang
terdapat di dalam dan dibalik sistim hokum masing-
masing yang dirumuskan dalam aturan-aturan
perundang-undangan dan putusan-putusan hakim,
yang berkenaan dengannya ketentuan-ketentuan
dan keputusan-keputusan individual serta dapat
dipandang sebagai penjabarannya.
Theo Huijbers:
a) azas hokum ialah prinsip-prinsip yang
dianggap menjadi dasar atau fundamen
hokum.
b) Azas-azas ini lahir dari nilai-nilai yang menjadi
titik tolak berpikir tentang hokum.
c) Azas-azas ini menjadi landasan dan acuan
dalam pembentukan undang-undang, bahkan
dalam melakukan interpretasi undang-undang
tersebut.
RECHTSGEMEENSCHAAP
• PERSEKUTUAN HUKUM
• MASYARAKAT HUKUM
• DALAM HUKUM ADAT = MASYARAKAT HUKUM
ADAT
• SIAPA?
• SEKELOMPOK MANUSIA YANG BERKUMPUL
SEBAGAI SATU KESATUAN, YANG MENDIAMI
SUATU WILAYAH TERTENTU, MEMPUNYAI
KEKAYAAN SENDIRI, MEMPUNYAI PENGURUS
SENDIRI, RASA KEBERSAMAAN
Menurut Huijbers azas hokum terdiri dari:
a. azas-azas hokum objektif: ada azas hukum
objektif yang bersifat moral (yang menjadi
landasan moral) dan azas-azas hokum objektif
yang bersifat rasional yaitu prinsip-prinsip
yang termasuk pengertian hokum dan aturan
hidup bersama yang rasional (masuk akal);
b. azas-azas hokum subjektif: ada azas hukum
subjektif yang bersifat moral dan ada azas
hukum subjektif yang bersifat rasional, yakni
hak-hak yang ada pada manusia dan yang
menjadi titik tolak pembentukan hokum.
AZAS: BENTUK DAN SIFATNYA
Moral
OBJEKTIF
Rasional
BENTUK
Moral
SUBJEKTIF
Rasional
Azas objektif moral: Harta Asal kembali ke asal.
Azas objektif rasional: suami adalah garwa = sigar ing nyawa bagi isteri, demikian juga
sebaliknya; isteri = sigar ing nyawa bagi suami.
Azas subjektif moral: harta gono gini dibagi dua sama rata.
Azas subjektif rasional: harta benda (termasuk hak ulayat) = hak tradisional berdasarkan
Pasal 18 B ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. harta benda tidak berwujud bagi masyarakat
adat = identitas budaya {Pasal 28 I ayat (3) UUD NRI Tahun 1945}
Contoh-1: nilai kejujuran
a) azasnya = pacta sunt servanda – janji adalah
hutang yang wajib ditepati
b) Norma = pasal 1313 BW dstnya
c) Azas hukum adat = janji wajib dipenuhi
d) Norma = jangan menipu, jangan bohong,
Contoh-2: nilai kesederajadan
a) Azasnya: harta asal kembali ke asal, harta
gono gini dibagi dua sama rata.
b) Norma : yurisprudensi hukum adat tentang
pembagian harta perkawinan jika terjadi
perceraian
AZAS HUKUM EROPA
• APA FUNGSINYA?
• APA UNSUR-UNSURNYA?
b. wilayah Adat;
c. hukum Adat;
Nama:
NIM:
Kelas:
Pretest = kelas C
a) Hukum adat berasal dari kata “adatrecht” = benarkah
hukum adat sama dengan adatrecht?
b) Apakah Hukum Adat = hukum kebiasaan?
c) Jelaskan!
Nama:
Nim:
Kelas:
Waktu : 10 menit
Mulai: 13.34 – 13.44
PRETEST = D
A) Mengapa Ter Haar melakukan perubahan
terhadap pendapatnya sendiri?
B) Mengapa teori Supomo kurang diterima oleh
kalangan ilmuwan hukum adat?
Nama :
NIM:
Kelas:
WAKTU: 15 MENIT
POSTTEST
• APAKAH OBJEK KAJIAN HUKUM ADAT?
• ADA BERAPA MACAM HAK DALAM HUKUM ADAT?
• NAMA:
• NIM:
• KELAS:
• WAKTU: 5 MENIT
Pretest = kelas D
a. Mengapa Snouck Hurgronje memberi
nama ‘adatrecht’ kepada hukum asli
bangsa Indonesia?
b. Apakah adatrecht = hukum adat?
Jelaskan
Nama:
Nim :
Kelas:
Waktu: 10 menit
POSTEST
A) APAKAH ARTI DARI KATA ‘POSITIF’
MENURUT VAN VOLLENHOVEN
B) MENGAPA TEORI INTEGRASI SOEPOMO
DITOLAK
C) NAMA:
D) NIM:
E) KELAS:
F) WAKTU: 5 MENIT
Pretest = kelas B
• Dimana hukum adat ditemukan? Mengapa?
• Siapa yang bertanggungjawab terhadap
pengembanan hukum adat? Mengapa?
• Nama:
• Nim:
• Kelas:
• Waktu: 10 menit
Posttest
• Bagaimanakah caranya anda menemukan
hukum adat?
• Apakah hukum adat itu hanya ditemukan di
dalam masyarakat hukum adat?
• Nama:
NIM:
Kelas:
• Waktu : 10 menit
PRETEST = KELAS C
A. APAKAH YANG MENJADI OBJEK KAJIAN HUKUM ADAT?
B. DIMANA HUKUM ADAT DITEMUKAN ATAU KEMANA
HUKUM ADAT ITU DICARI? MENGAPA?
C. SIAPAKAH YANG BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP
PELESTARIAN HUKUM ADAT? MENGAPA?
NAMA :
NIM :
KELAS:
WAKTU: 15 MENIT
Pretest Kelas D
• Apa manfaat mempelajari hukum adat?
• Nama:
• NIM:
• Kelas:
• Waktu: 5 menit
• Materi UTS
– Pengertian-pengertian hukum adat
– Ruang lingkup hukum adat
– Metode kajian hukum adat
– Tujuan dan manfaat
– Dasar hukum berlakunya hukum adat
– Sejarah hukum adat