Pemungut PPN dan PPnBM adalah: 1. Bendaharawan pemerintah yang melakukan pembayaran yang dananya berasal dari APBN /APBD 2. Kantor perbendaharaan dan kas negara Alur pemungutan 1. PPN dipungut pada saat pembayaran oleh pemungut PPN kepada PKP rekanan , 2. disetor ke kas negara melalui kantor penerima pembayaran paling lambat 7 hari setelah berakhirnya bulan terjadinya pembayaran tagihan, 3. kemudian di laporkan ke dalam SPT masa pemungut PPN pada masa pajak paling lambat 20 hari setelah berakhirnya bulan dilakukan pembayaran tagihan PPN dan PPnBM yangtidak dipungut oleh pemungut PPN dan PPnBM adalah: • Pembayaran yang terpecah • Pembayaran untuk pembebasan tanah • Pembayaran atas penyerahan BKP / JKP yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, PPN yang terutang tidak dipungut dan atau dibebaskan dari pengenaan PPN • Pembayaran atas penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina • Pembayaran atas rekening telepon • Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan • Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan PPN Pihak pihak yang dibebaskan dari PPN dan PPnBM • Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah Pabean, seperti kawasan berikat, KAPET • Peyerahan BKP/JKP tertentu • Impor BKP tertentu • Pemanfaatan BKP tidak berwujud tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah Pabean • Pemanfaatan JKP tertentu dari luar daerah Pabean di dalam daerah Pabean PPN dan PPnBM yang terutang di pungut di kawasan berikat atas: • Impor barang modal atau peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh penyelenggara kawasan berikat (PKB) termasuk PKB merangkap PDKB (pengusaha di kawasan berikat) • Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB • Impor barang dan atau bahan untuk diolah di PDKB. • Pemasukan BKP dari daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL) ke PDKB untuk diolah lebih lanjut • Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lainnya untuk diolah lebih lanjut • Pengeluaran barang dan atau bahan dari PDKB ke perusahaan industri di PDIL atau PDKB lainnya dalam rangka sub kontrak • Penyerahan kembali BKP hasil pekerjaan sub kontrak oleh PKP di DPIL atau PDKB kepada perusahaan industri di DPIL atau pdkb lainnya kepada PKP PDKB asal • Peminjaman mesin dan atau peralatan pabrik dalam rangka sub kontrak dari PDKB kepada perusahaan industri di DPIL atau PDKB lainnya dan pengembaliannya dari PDKB asal • Pengeluaran barang dari kawasan berikat yang ditujukan kepada orang yang memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor Cara penghitungan ppn dan ppnbm • Perhitungan PPN sebagai berikut:
PPN = Dasar Pengenaan Pajak x Tarif Pajak
Contoh Kasus PPN dan PPnBM • 1. Pengusaha kena Pajak PT ADIDAYA menjual BKP kepada PKP “CV Makmur” dengan harga jual Rp 25.000.000. PPN terutang sebesar: 10% x Rp25.000.000 = Rp2.500.000 PPN sebesar Rp2.500.000 dipungut pengusaha kena pajak “PT ADIDAYA” sebagai pajak keluaran. Sedangkan bagi PKP “CV MAKMUR” merupakan pajak masukan. lanjutan 2. PKP “PT AMIL’ sebagai pabrikan meyerahkan barang hasil produksinya dengan harga jual Rp10.000.000. barang tersebut merupakan BKP yang tergolong Mewah degan tarif PPnBM 40%, Perhitungan pajak yang harus di pungut sebagai berikut. PPN : 10% x Rp10.000.000 = Rp1.000.000 PPnBM : 40% x Rp10.000.000 = Rp4.000.000