Anda di halaman 1dari 14

PSC ACCOUNTING, REPORTING

& TAX : CURRENT TAX


(PPh,PPN,Witholding Tax)
PSC Accounting Indonesia
• Dari sudut pandang Akuntansi PSC, kegiatan bisnis di Industri Migas
Indonesia dikelompokkan menjadi 2, yaitu kegiatan yang bersifat rutin
dan kegiatan proyek.
• Dari sudut pandang Budget, kegiatan rutin dianggarkan dalam bentuk
WP & B (Work Program & Budget). Sedangkan kegiatan proyek
dianggarkan dalam format AFE (Authorization For Expenditure)
• Dari sudut pandang Pelaporan, kegiatan rutin memiliki 17 jenis
laporan yang berbeda. Sedangkan kegiatan proyek memiliki 13 jenis
laporan.
• Akuntansi PSC juga mengelompokkan jenis biaya dalam 2 kategori
yaitu CAPEX (Capital Expenditure) dan OPEX (Operating Expenditure)
• Dari sudut pandang CAPEX/OPEX, kegiatan Proyek dibagi menjadi 7
kelompok, terbagi dalam 5 kelompok CAPEX (Seismic & Survey, G&G
Studies, Drilling, Facilities, Other Project) dan 2 kelompok OPEX (Work
Over dan Other Project).
Pajak Penghasilan (PPh)
Pengakuan dan Pengukuran Penghasilan
• Penghasilan kontraktor untuk kontrak bagi hasil gross split diakui pada
titik penyerahan. (Pasal 14)
• Penghasilan dari kontrak bagi hasil gross split dalam bentuk minyak
bumi dinilai dengan menggunakan harga minyak mentah dunia. (Pasal
15 ayat 1)
• Sementara untuk Gas Bumi, kontrak bagi hasil dihitung berdasarkan
harga yang tercantum dalam kontrak penjualan Gas Bumi. (Pasal 16)
Perhitungan Bagi Hasil
• Bagi hasil migas dihitung berdasarkan jumlah gross produksi dengan
mekanisme bagi hasil awal (base split) yang dapat disesuaikan
berdasarkan komponen variabel dan komponen progresif. (Pasal 17
ayat 1)
• Kontraktor wajib memenuhi kewajiban DMO dengan menyerahkan
25% bagiannya dari produksi migas yang dihasilkannya untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. (Pasal 17 ayat 2)
• Kontraktor mendapat imbalan DMO atas penyerahan migas
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dengan harga yang ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ESDM. (Pasal 17 ayat 3)
Penghitungan Pajak Penghasilan
• Penghasilan neto untuk satu tahun pajak bagi kontraktor, dihitung
berdasarkan penghasilan ditambah penghasilan penghasilan lainnya
dan dikurangi biaya operasi. (Pasal 18 ayat 1)
• Kemudian dalam hal penghasilan setelah pengurangan biaya operasi
didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan
penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai
dengan 10 tahun.
• Penghasilan kena pajak bagi kontraktor dihitung berdasarkan
penghasilan neto dikurangi dengan kompensasi kerugian. (Pasal 18
ayat 3)
• Besarnya pajak penghasilan yang terutang bagi kontraktor, dihitung
berdasarkan penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif pajak yang
ditentukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pajak penghasilan. Penghasilan kena pajak tersbeut setelah dikurangi
pajak penghasilan.
Kewajiban Kontraktor atau Operator
• Setiap operator pada suatu wilayah kerja wajib melakukan
pemenuhan kewajiban pemotongan dan/atau pemungutan pajak
serta menyelenggarakan pembukuan untuk kegiatan operasi
perminyakan untuk wilayah kerja yang bersangkutan. (Pasal 23)
• Minyak bumi dan atau Gas bumi bagian Pemerintah dari Kontrak Bagi
Hasil Gross Split, dihitung berdasarkan volume migas. (Pasal 24)
• Pemerintah membutuhkan minyak bumi dan atau gas bumi untuk
keperluan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, pajak penghasilan
kontraktor dari kontrak bagi gasil gross split, dapat berupa volume
minyak bumi dan atau gas bumi dari bagian kontraktor. (Pasal 24 ayat
2)
Insentif
• Pasal 25 ayat 1 diatur bahwa pada tahap eksplorasi dan eksploitasi
sampai dengan saat dimulainya produksi komersial, kontraktor
diberikan fasilitas meliputi:
a) Pembebasan pungutan bea masuk atas impor barang yang
digunakan dalam rangka operasi perminyakan.
b) Pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah yang terutang tidak dipungut atas:
c) Perolehan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak.
d) Impor barang kena pajak.
e) Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar pabean di
dalam daerah paben dan/atau.
f) Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean, yang digunakan dalam rangka operasi perminyakan.
g) Tidak dilakukan pemungutan pajak penghasilan Pasal 22 atas impor
barang yang telah memperoleh fasilitas pembebasan dari pungutan
bea masuk.
h) Pengurangan pajak bumi dan bangunan sebesar 100% dari pajak
bumi dan bangunan mifgas terutang yang tercantum dalam
pemberitahuan pajak terutang.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Anda mungkin juga menyukai