“ yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun yangberasal
dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib
pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk:”
▪ Art. 15 Final
Dalam Pembagiannya di PSC dimulai pada FTP (First Tranche Petrolium ) dimana
pendapatan kotor dibagikan kepada pemerintah dan kontraktor dengan rasio pembagian
yang sudah disetujui (yang bisanya 85% untuk Pemerintah dan 15% untuk kontraktor
[tergantung kontraktual juga]), kemudian pembgaian juga dilakukan pada saat ETS (Equity
to be split) dimana ETS sudah dihitung dengan Recovable cost, kepada Pemerintah dan
Kontraktor, selanjutnya hasil minyak (barel) yang sudah diperoleh oleh Kontraktor harus
dijualkan kepada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan domestic (DMO)(Domestic
Market Obligation) dimana pemerintah membeli (barel) DMO dengan harga yang lebih
murah daripada market price, kemudian Income yang didapatkan oleh kontraktor dikurang
dengan pajak yang berlaku, yang menambah pendapatan Pemerintah.