Kelompok X
Rifyal,Erlin,Elisna,Elda,Adi
Latar Belakang
Gangguan jiwa yang ditandai de Halusinasi adalah salah satu Perlakuan dan pengobatan ya - Lebih mudah dihafal
ngan terganggunya kemampuan gejala gangguan jiwa pada in ng ditujukan kepada penyemb
menilai realitas atau tilikan - Tidak membutuhkan
dividu yang ditandai dengan uhan suatu penyakit mental, k biaya
(insight ) yang buruk.
perubahan sensori persepsi; epada setiap individu, dengan - Interpreprestasi
halusinasi merasakan sensa kekuatan batin atau ruhani, ya makna Al Qur’an
si palsu berupa suara, pengli ng berupa ritual keagamaan b secara
hatan, penciuman, perabaan ukan pengobatan dengan oba komperhensif
atau penghidungan. tobatan
Tujuan Penelitian
Defenisi Operasional
Variabel : Dependen : Skor Halusinasi Waktu Penelitian
DO : Penilaian terkait tanda dan gejala yang muncul 17-20 juni 2019
Alat Ukur : Lembar Observasi
Skala Ukur : Ordinal
Analisa Data
Univariat : Distribusi frekuensi
Bivariat : Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Ruang 2 (Brotojoyo)
RSJD Dr.Amino Gondhohutomo Provinsi Jawa Tengah
N = 6, Tahun 2019
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ruang 2 (Brotojoyo) RSJD
HASIL Dr.Amino Gondhohutomo Provinsi Jawa Tengah
N = 6, Tahun 2019
Nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen terjadi perubahan nilai
median yang signifikan yaitu dari 4.81 menjadi 14,22 perubahan dengan p v
alue (0,000)< α (0,05). Hal ini dapat disebabkan oleh membaca Al Fatihah y
ang dilakukan selama satu hari sebanyak 1 kali yang dibacakan dengan tem
po yang lambat <60 ketukan/menit) dapat mengatur irama detak jantung da
n mengeluarkan endhorpin sehingga membuat kenyamanan dan ketenanga
n. Kahel (2010) mengatakan bahwa membaca dan mendengarkan ayat suci
Al Qur’an akan menstabilkan getaranneuron sehingga bisa melkukan fungsi
nya dengan baik.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka penulis dapat membuat kesimpulan antara lain sebagai berikut :
• Usia responden penelitian minimal 29 tahun dan maksimal berusia 62 tahun. Rata-rata responden secara
keseluruhan adalah 43.41 tahun dengan standar deviasi 6.64. Sedangkan tingkat pendidikan yang tertinggi yaitu
SMA dan SMP masing-masing sebanyak 2 responden dan yang terkecil yaitu SD dan Tidak sekolah masing-masing
sebanyak 1 responden.
• Rata-rata pengukuran halusinasi sebelum diberikan intervensi yanitu 4.81 dengan SD 2.898.
• Rata-rata pengukuran halusinasi setelah diberikan intervensi adalah 14.22 dengan SD 2.073.
• Ada pengaruh terapi terapi psikoreligius membaca al fatihah terhadap skor halusinasi pasien skizofrenia di Ruang
2 (Brotojoyo) RSJD Dr.Amino Gondhohutomo Provinsi Jawa Tengah dengan p value (0,000)< α (0,05)
Saran
•Bagi Peneliti
Diharapkan agar peneliti-peneliti selanjutnya dapat meneliti terkait pendektan psikoreligius terhadap upaya
panyelesaiaan masalah-masalah keperawatan jiwa yang lain tidak hanya halusinasi.
•Bagi Rumah Sakit
Terapi psikoreligius ini diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik sebagai upaya mengatasi tingkat halusinasi
secara non farmakologis.
•Bagi Profesi Keperawatan
Tentunya besar harapan penulis, profesi keperawatan banyak memperbaharui keilmuan atau literasi terkait terapi-
terapi psikoreligius.
TERIMAKASIH
University of Muhammadiyah Semarang