2
BULLOUS DISEASE
chronic blistering dermatoses
4
Membrana basalis epidermal
5
Bologna fig 30.1
Uji klinik
1. Bulla-spread phenomenon (Asboe-Hansen sign)
• menekan bula intak
• memaksa cairan bergerak ke lateral
• bila bula membesar : positif
2. Tanda Nikolsky
• bagian volar ujung jari
• tekanan di peri lesi / kulit “normal”
• geser ke lateral
• bila kulit lepas : positif
6
Tanda Nikolsky
8
Circulating Ab >< glikoprotein permukaan sel
Aktivasi plasmin
Destruksi enzimatik
• semen interseluler
• desmosom
9
Penyakit Kulit Berlepuh Kronik
PEMFIGUS :
PEMFIGUS VULGARIS
PEMFIGUS VEGETANS
PEMFIGUS FOLIASEUS
PEMFIGUS BRAZILIAN (FOGO SELVAGEM)
PEMFIGUS ERITEMATOSUS
PEMFIGOID BULOSA
HERPES GESTASIONES (Pemfigoid gestasiones)
PEMFIGOID SIKATRIKAL
EPIDERMOLISIS BULOSA AKUISITA
DERMATITIS HERPETIFORMIS (PENYAKIT DUHRING)
10
PEMFIGUS VULGARIS (Pe Vu)
• Tanda utama : bula
♦ dinding tipis
♦ flaksid
♦ mudah robek
♦ timbul pada kulit dan mukosa membran
normal/eritem
♦ isi jernih hemoragik/seropurulen
11
PEMFIGUS VULGARIS (Pe Vu)
• Bila bula pecah :
♦ erosi
♦ ooze
♦ mudah berdarah
♦ berkrusta
♦ sulit sembuh
♦ konfluen
• Gejala : nyeri
12
Pemfigus Vulgaris
Perjalanan Penyakit
Lesi awal
• mulut wajah
leher
aksila
genital
sela paha
• awal jaranggeneralisata
14
Perjalanan Penyakit
Lokasi mulut
60 % kasus
mudah robek
erosif, luas
sangat nyeri
sulit menelan
gangguan suara
odor bau
15
Faktor Etiologi
16
Patogenesis
Perubahan patologik utama : akantolisis
Acantholysis
• separation of keratinocytes from one another
• loss of cohesion or contact between cells
begins with the detachment of tonofilaments
from desmosomes
• diinduksi oleh autoantibodi IgG
(Andrew’s disease of the skin, 2000, p 578)
17
Akantolisis
18
Akantolisis
19
Diagnosis
• Gambaran klinik
• Biopsi punch dan patologi anatomi
• Imunoflurosensi:
– direk
– indirek
20
Pemfigus Vulgaris Neonatal
21
Pengobatan
Diagnosis dan terapi cepat prognosis bonam
Topikal
Dasar : lesi luas, nyeri, krusta tebal, bau.
Prinsip : mengurangi nyeri, melunakkan krusta dan mengurangi bau
Sistemik
Obat baku: kortikosteroid : prednison
Dosis : - 60-100 mg/hr, tanpa atau dgn obat imunosupresif
(azatioprin, siklofosfamid, metotreksat)
- iv; dosis denyut; kortikosteroid megadosis 1g/hr,
periode 2-3 jam, diulangi setiap 5 hr, bila oral tidak
ada respon
Tujuan : menekan pembentukan lepuh baru
22
Pemberian steroid
• terbagi
• sampai Ab pemfigus di serum hilang
(ulangi IF direk)
• penghentian gradual
23
Pengobatan lain
24
Pengobatan lain
25
Kriteria efek penyembuhan:
• jumlah lepuh baru yang timbul, bila dalam
4 – 8 minggu tidak berkurang dosis naik
150 mg/hari
• kecepatan penyembuhan lesi baru selama
pengobatan
Kriteria laboratorik:
• titer Ab pemfigus setiap 4 minggu,
harus menurun
(Andrew’s Disease of the Skin, 2000, p 579)
26
Kematian :
• bukan karena penyakit
• side effect steroid
• komplikasi lain pada 5 - 10 % penyakit,
antara lain infeksi S. aureus di darah,
paru, dan kulit.
27
PEMFIGUS VEGETANS (Pe Ve)
28
Gambaran klinik
• Tanda utama :
– bula flaksid, erosi
– vegetasi fungoid
– proliferasi papilomatosa
• Lokasi :
– lipat tubuh
– mulut saja
– genital saja
• Remisi : biasanya lama
• Penyulit : sepsis
29
PEMFIGUS VEGETANS
PEMFIGUS FOLIASEUS
31
• Lokasi : daerah seboroik-muka, badan
atas, skalp
• Lesi : skuama, erosi berkrusta di atas kulit
eritem, batas tegas, bula kecil, kendur
• Dapat bertahan bertahun-tahun, rekuren,
dapat meluas menjadi eritroderma
• Jenis lain :
• pemfigus herpetiformis
• neonatal transient pemfigus foliaseus (ok. transfer
pasif IgG melalui membran plasenta)
32
Pemfigus Foliaseus
33
PEMFIGOID BULOSA
• Tanda utama :
– bula tegang, lebar (subepidermal)
– eritem
– plak urtikaria
• Predileksi :
– sela paha
– aksila
– permukaan lengan
– mukosa jarang
• Sering pada usia lanjut 65 – 75 th
34
PEMFIGOID BULOSA
Perjalanan penyakit
• Lesi
– bula ruptur
– erosi
– sembuh spontan
– penyembuhan di sentral
• Lokasi
– setempat atau jadi generalisata
35
PEMFIGOID BULOSA
Faktor etiologik
• ada Ab terhadap BMZ (pada ± 70 % pasien)
• di sirkulasi
• IgG
• ≠ dengan Ab pemfigus
36
PEMFIGOID BULOSA
Patogenesis
37
Gambaran Klinik
38
Pemfigoid Bulosa
Jenis lain
• Pemfigoid dishidrosiformis
• Likhen planus pemfigoides
39
Pemfigoid Bulosa
Terapi
• dosis steroid < pemfigus
• sparing
• tetrasiklin
• dapson
• sulfapiridin
• eritromisin
• self limited 5 – 6 th
40
Pemfigoid Bulosa
DERMATITIS HERPETIFORMIS
(DUHRING’S DISEASE)
Sifat :
– kronik
– ditemukan pada penderita usia muda
– kambuh-kambuh
– sangat gatal
– ditandai lesi berkelompok, simetrik,
– polimorfik, di atas dasar eritem
42
Lesi : polimorfik
• papul
• papulovesikular
• vesikobulosa
• bula
• urtika
Bila lesi involusi, timbul hiperpigmentasi
43
Gejala subyektif
• gatal hebat
• memicu garukan jaringan parut
• ciri khas penyakit ini : stadium remisi
sering diakhiri oleh tiba-tiba timbul lesi
baru.
44
Lokasi lesi:
kulit kepala, daerah leher, lipat ketiak posterior,
sakral, bokong, lutut, lengan bawah terutama bagian
ekstensor
Gambaran klinik :
– menyerupai gambaran prurigo.
– berlangsung lama
– stadium remisi
– tidak menggangu kesehatan
– berhubungan dengan glutein-sensitive
enteropathy (GSE)
45
Predileksi DH
46
Dermatitis Herpetiformis (DH)
Diagnosis
48
Pengobatan
• Dapson
– dosis 50-300 mg/hr
– diawali 100mg/hr
– ditingkatkan bertahap
– timbul efek samping dihentikan
– dosis dipertahankan
– tidak ada lesi baru dosis diturunkan lagi bertahap
sampai lesi tetap tidak timbul
• Sulfapiridin
49
Dapson
Perhatikan kemungkinan terjadi :
– anemia hemolitik, bila akut hati-hati dengan defisiensi
glucosa-6-phosphate dehydrogenase (G6PD)
– lekopenia
– methemoglobinemia
– agranulositosis
– neuropati perifer
51
Sulfapiridin
• diberikan 4 x 1 tablet @0,5 gr/hr.
• dosis dapat dinaikkan/diturunkan tergantung
kebutuhan
• umumnya berhasil pada dosis 4 gr/hr
• obat pilihan lain:
– sulfasalazin, 2-4 g/hr
– terasiklin
– nikotinamida
– colchicine
53
LINEAR IgA DERMATOSIS
• Penyakit berlepuh yg jarang ditemukan,
dengan ditemukannya deposit IgA linear
homogen pada basement membrane kulit.
• Epidemiologi : timbul setelah pubertas,
terbanyak setelah 40 thn.
• Beda dengan CBDC yg timbul pada usia
kurang dari 5 thn.
ETIOLOGI
• Linear IgA & CBDC --- > adanya band
linear IgA yang homogen pada epidermal
bmz.
• pada sebagian kecil ditemukan juga IgG
GAMBARAN KLINIS
• klinis sangat heterogen shg sulit dibedakan
dg DH
• lesi dapat berupa kombinasi dari annu lare
atau group papul, vesikel, dan bula. khas
distribusi di ekstremitas simetris, siku, lutut
& bokong.
• sangat gatal, tapi masih lebih ringan dari
DH
TERAPI & PROGNOSIS
• linear iga dermatosis pd dewasa unpre dictable, ada
yg sembuh spontan, ada yg berlangsung bertahun-
tahun.
• pasien dg lesi mukosa yg berat, teruta ma mata,
menjadi masalah, dpt terjadi symblepharon --- >
dapat buta.
• efek dapson baik sekali utk linear IgA.
• dalam waktu 24-48 jam menyerupai DHD,
• prednison dosis rendah juga dpt menekan
pembentukan bula.
• Dapat digunakan mycophenolate mofetil
(MMF) sbg sparing steroid jika dg dapson
(DDS) dan steroid tidak berespon
.
• diet bebas gluten– tidak menolong seperti
pada DHD
Linear IgA Dermatosis
Linear IgA Dermatosis
60
Chronic Bullous Disease of
Chilhood (CBDC)
• Bula besar, tegang, dasarnya inflamasi, gatal seperti
terbakar.
• lesi sering di perineum, perioral, sering
berkelompok.
• lesi timbul usia < 5 thn.
• lesi baru timbulnya sekitar lesi lama, berakibat
collarete of bullae.
• bula besar– jika pecah dpt infeksi sekun der.
• prognosis baik.
KETERLIBATAN MUKOSA
• Linear IgA & CBDC, mukosa terlibat
bervariasi.
• JEB AD & AR
JEB LOKALISATA (RINGAN)
JEBGENERALISATA (BERAT)
1. JEB HERLITZ (TIPE
GRAVIS)
• AR, jarang ditemukan, prognosis buruk karena bua luas &
keterlibatan ekstra kutan.