Anda di halaman 1dari 8

ATURAN HUKUM DAN (JENIS)

KAIDAH HUKUM
OLEH: TAHEGGA PRIMANANDA ALFATH SH. MH.
ATURAN HUKUM DAN KAIDAH HUKUM

 Arti dari suatu aturan hukum ditunjuk dengan istilah Kaidah Hukum (rechtnorm)
 Dengan istilah “kaidah hukum” kita menunjuk pada proposisi dari suatu aturan
hukum, sebab arti dari kalimat/ pernyataan adalah sama dengan proposisi dari
kalimat/ pernyataan tersebut.
 Pengertian (begrip) sebagai arti dari satuan bahasa terkecil, perkataan atau
istilah, dapat dibandingkan dengan kaidah hukum sebagai arti dari satuan bahasa
yang lebih luas,aturan hukum.
 Isi kaidah (norminhoud) adalah keseluruhan ciri (unsur-unsur) yang mewujudkan
kaidah itu
 Lingkup kaidah (normomvang) adalah wilayah penerapan kaidah yang
bersangkutan, arti dari aturan hukum itu harus ditautkan pada isi kaidahnya.
LANJUTAN…
 ISI KAIDAH MENENTUKAN WILAYAH PENERAPANNYA
 ISI KAIDAH BEBANDING TERBALIK DENGAN WILAYAH PENERAPAN:
- Semakin sedikit isi kaidah hukum memuat ciri-ciri, maka wilayah penerapannya semakin besar.
Sebaliknya,semakin banyak isi kaidah hukum memuat ciri-ciri, maka wilayah penerapannya semakin kecil.
Perubahan-perubahan isi kaidah dapat ditimbulkan oleh para pengemban kewenangan hukum (pejabat
hukum) dengan dua cara:
1. Pembentuk undang-undang (wetgever) dapat menimbulkan perubahan-perubahan dengan merumuskan
kembali sebuah aturan hukum. Jika sebuah aturan hukum dimuat (lebih) banyak bahan-bahan, maka hal
ini dapat mengakibatkan bahwa isi kaidah hukum memperoleh lebih banyak ciri, dengan itu maka wilayah
penerapan kaidah hukum itu bertambah kecil.
2. Interpretasi para hakim terhadap sebuah aturan hukum. Jika hakim memberikan arti sempit pada suatu
istilah tertentu dalam sebuah aturan hukum, maka ia menambahkan ciri yang baru pada kaidah hukum,
sehingga wilayah penerapan hukum menjadi kecil (interpretasi restriktif). Sebaliknya, jika hakim
memberikan arti yang lebih luas pada suatu istilah dalam aturan hukum dengan menghilangkan ciri-ciri
tertentu dari kaidah hukum tersebut, maka wilayah penerapan kaidah hukumnya menjadi besar.
(interpretasi ekstensif)
LANJUTAN…

 Aturan hukum yang tidak tertulis juga memiliki arti dan mengungkapkan kaidah
hukum.
 Aturan hukum yang tidak tertulis itu tumbuh dari kesadaran hukum para warga
masyarakat dan menjadi bagian dari hukum sebagai sistem konseptual.
 Aturan hukum yang tidak tertulis itu diucapkan (diwujudkan dalam sikap dan
perilaku) dan dengan itu memperoleh suatu perumusan. Hal itu menyebabkan
bahwa aturan ini juga memuat dalam dirinya kaidah hukum.
 Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kaidah hukum adalah
isi aturan hukum, dan bahwa aturan hukum itu dapat tertulis maupun tidak
tertulis.
JENIS-JENIS KAIDAH HUKUM: KAIDAH
HUKUM SEBAGAI KAIDAH PERILAKU
 Penggolongan kaidah hukum sebagai kaidah perilaku, sebagai berikut:
1. Perintah (gebod), ini adalah kewajiban umum untuk melakukan sesuatu;
2. Larangan (verbod), ini adalah kewajiban umum untuk tidak melakukan
sesuatu;
3. Pembebasan (virjstelling, dispensasi), ini adalah pembolehan (verlof)
khusus untuk tidak melakukan sesuatu yang secara umum diharuskan.
4. Izin (toetemming, permisi), ini adalah pembolehan khusus untuk
melakukan sesuatu yang secara umum dilarang.
HUBUNGAN ANTARA EMPAT KAIDAH
PERILAKU
 Sebuah perintah dan sebuah larangan saling mengecualikan. sebab
bukankah orang tidak dapat pada waktu yang sama mengemban kewajiban
untuk melakukan suatu kewajiban dan kewajiban untuk tidak melakukan
sesuatu. Tetapi mungkin saja terjadi bahwa perilaku tertentu ini tidak
diperintahkan maupun dilarang.
 Sebuah perintah mengimplikasikan sebuah izin. Sebab, jika orang
mengemban kewajiban untuk melakukan sesuatu, maka orang tersebut juga
pasti mempunyai izin untuk melakukan hal itu. Dengan cara yang sama
sebuah larangan mengimplikasikan sebuah pembebasan (dispensasi). Sebab
jika orang mempunyai kewajiban untuk tidak melakukan sesuatu, maka
orang termaksud itu juga mempunyai izin untuk tidak melakukan sesuatu
LANJUTAN…

 Sebuah izin dan sebuah dispensasi (pembebasan) tidak saling


“menggigit”, sebab orang dapat mempunyai izin untuk
melakukan sesuatu , dan pada saat yang sama ia dapat
mempunyai izin untuk tidak melakukan hal itu.
 Sebuah perintah dan sebuah dispensasi, tidak dapat berlaku
bersama-sama. Bukankah orang yang tidak dapat melakukan
sesuatu sedangkan dia juga diizinkan untuk tidak dapat
melakukan hal itu. Begitu juga dengan orang tudak dapat
mempunyai kewajiban untuk tidak melakukan sesuatu padahal
saat yang sama ia juga diperbolehkan untuk melakukan hal itu.
JENIS-JENIS KAIDAH HUKUM: KAIDAH
HUKUM SEBAGAI META-KAIDAH
 Hart menyebutkan ada tiga macam meta-kaidah:
1. Kaidah pengakuan (kaidah rekognisi). Kaidah yang menetapkan kaidah perilaku mana yang di
dalam sebuah masyarakat hukum tertentu harus dipatuhi. Contoh: “undang-undang hanya
mengikat untuk peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mempunyai daya berlaku
surut.”
2. Kaidah perubahan. Kaidah yang menetapkan bagaimana suatu kaidah perilaku dapat diubah.
Contoh: “undang-undang hanya dengan undang-undang yang berikutnya dapat kehilangan
kekuatan berlakunya, untuk sebagian atau untuk keseluruhannya.”
3. Kaidah kewenangan. Kaidah yang menetapkan oleh siapa dan dengan melalui prosedur yang
mana kaidah perilaku ditetapkan, dan bagaimana suatu kaidah perilaku harus ditetapkan jika
dalam suatu kejadian tertentu terdapat ketidakjelasan.
Karl engisch menunjukkan bahwa kaidah perilaku dalam hukum berlandaskan pada apa yang
dinamakan kaidah penilaian (waarderings-normen) . Dipandang dari prespektif sistem hukum atau
tata hukum, maka kaidah penilaian sangat penting, yang disebut dengan asas hukum.

Anda mungkin juga menyukai