Anda di halaman 1dari 19

PENEMUAN HUKUM

(MATERI MIH)
Dr. Ahmad Sholikhin Ruslie, SH., MH.
Untag Surabaya
PENGEMBANGAN HUKUM
Dogmatika hukum (abstraksinya paling rendah) /ilmu positif /Ilmu
Hukum:
Perbandingan Hukum, Sejarah Hukum, Sosiologi Hukum,
Antropologi Hukum dan Psikhologi Hukum.

Teori Hukum Teoritis (abstraksinya sedang).

Filsafat Hukum (abstraksinya paling tinggi) meresapi


semua bentuk pengembanan hukum teoritis maupun hukum
praktis.

Real Estate
TIDAK LENGKAPNYA HUKUM SEBAGAI ALASAN
PENEMUAN HUKUM
Oliver Wendell Holmes dan Jerome Frank

Pelaksanaan UU oleh hakim bukan


hanya persoalan logika namun lebih
merupakan pemberian bentuk yuridis Peristiwa hukum harus dicari
kepada asas-asas hukum perisiwa konkretnya  UU
substansial ditafsirkan diterapkan.

UU bersifat statis
ketinggalan  ruang
kosong.
UU berlaku umum dan bersifat
abstrak, tidak selalu dapat
diterapkan pada peristiwa
konkret.

Real Estate
PENEMUAN HUKUM MERUPAKAN WILAYAH KERJA
HUKUM YANG CAKUPANNYA LUAS

hakim, pembentuk
undang- undang
direktur
dan peneliti
perusahaan hukum.*  konkret,
BUMN/BUMD penciptaan
Setiap peneliti para maupun /pembentukan
orang hukum, pemangku perusahaan hukum
swasta.

Real Estate
TATA URUTAN SUMBER
PENEMUAN HUKUM
Peraturan
Perundang-undangan
Doktrin

Hukum Kebiasaan
Peraturan Desa
(dibatalkan UU Darurat
Content Here
No. 1/1951
Yurisprudensi

Perilaku
masyarakat
Traktat

Real Estate
SEJARAH INTERPRETASI HUKUM

Interpretasi pada mulanya berkembang


antara lain di bawah pengaruh inspirasi
hukum

Titik tolak interpreatsi adalah


Interpretasi diperluas dari interpretasi kehidupan manusia dan produk-
tek menjadi suatu metode untuk produk kulturalnya termasuk
dapat menginterpretasi perilaku teks-teks yuridikal
manusia

Real Estate
MENGISI KEKOSONGAN
(INTERPRETASI/PENAFSIRAN/HERMENEUTIKE)

Kekosongan dalam hukum  Hakim bingung 1


Kekosongan dalam perundang-undangan 
manakala dengan konstruksi dan penalaran analogi
pun problemnya tidak terpecahkan. 2
dalam praktik metode interpretasi polanya masih belum
jelas karena tidak harus dimulai metode gramatikal-
metode otentik- metode historis dst.
3
Real Estate
ASAS
Noscitur a Sociis: Suatu kata harus
diartikan dalam rangkaiannya.
CONTEXTUALISM
DALAM
Ejusdem Generis, sesuai
genusnya: Satu kata dibatasi
INTERPRETASI
makna secara khusus dalam
kelompoknya. (Mis: konsep
hukum adm belum tentu sama
maknanya dalam hukum
perdata - pidana).

Expressio Unius Exclusio Alterius: Satu konsep digunakan untuk


satu hal, berarti tidak berlaku untuk yang lain.
(Mis:konsep rechtmatigheid sudah digunakan dalam hukum tata
Negara)
METODE PENEMUAN HUKUM
(1) INTERPRETASI HUKUM

Interpretasi hadir mengambil posisi tengah di antara 2


01 (dua) kecenderungan nihilistis dan tendensi
emansipatoris.

Interpretasi juga berada pada posisi antara aliran


filsafat positivism dan rasionalisme kritikal
02
Ada juga yang menilai bahwa interpretasi hukum itu
termasuk kelompok dari Critical Legal Studies (CLS)
03 Movement atau Gerakan Studi Hukum Kritis, yang
mendorong indeterminasi tesis ke depan dengan
menyimpulkan prinsip-prinsip politik dan etis.
JENIS-JENIS INTERPRETASI
Epikeia  beban kebajikan/
Gramatikal  kata-kata kepatutan
Sistematis atau Logis 
Restriktif dan Ekstentif
saling berhubungan
membatasi - memperluas

Historis  meliputi sejarah Interdisipliner  logika yang


hukum dan sejarah UU dianut beberapa disiplin
kekhusuan dalam ilmu hukum
Sosiologis- teleologis  dimulai
dari kata-katatujuanfakta Multidisipliner  disiplin ilmu
lain
Komparatif  hukum positif yg
lahir dari perjanjian internasional
Otentik  resmi
Antisipatif /Futuristik  rancangan
/belum berkekuatan
Real Estate
UKURAN KEJELASAN SUATU
UNDANG-UNDANG
01 Gaya penuturan hendaknya padat dan sederhana, menggunakan istilah yang
tidak nisbi.
02 Peraturan-peraturan hendaknya membatasi dirinya pada hal-hal yang nyata dan aktual dengan
menghindari hal-hal yang bersifat metafora (kiasan) dan hipotetis;

03 Menggunakan bahasa yang tidak terlampau tinggi,

Jangan mengacaukan permasalahan pokok dengan kekecualian, pembatasan atau modifikasi,


04
kecuali dalam hal-hal yang sangat diperlukan;

Peraturan tidak boleh mengandung argumentasi, dan memberikan alasan terperinci  karena
05
akan membuka pintu untuk perbedaan pendapat;

dipertimbangkan dengan penuh kematangan dan mempunyai kegunaan praktis,  Peraturan-


06 peraturan yang tidak perlu dan tidak adil akan menyebabkan runtuhnya wibawa sebuah peraturan.

Real Estate
METODE ARGUMENTATIF
• Tidak diatur =boleh atau dilarang  kasuistik
• Tujuan pembuat UU ( 263 ayat 1 KUHAP kaitkan dg 266 ayat 3)
• Memerhatikan system
• Argumentum a contrario
• Argumentum per analogiam (peristiwa khususumumdigali asas
disimpulkan dr yg umum tsb menjadi khusus)
• Penyempitan hukum (berbalikan dengan analogi) contoh rumusan
perbuatan melawan hukum, I’tikad baik dsbt)
• Fiksi hokum
• Hermeneutika hukum ( didasarkan pd interpretasi dan konstruksi)
• Metode Eksposisi=konstruksi hokum
• Metode Definisi
TIPE DEFINISI

Definisi yang Definisi yang Definisi Definisi Definisi


memberi arti menetapkan yang yang untuk
kepada kata-kata arti kata merinci arti teoritikal. menambah
baru atau menurut kata. kosa kata.
membari arti baru bahasa sehari-
kepada kata-kata hari atau
lama atau definisi definisi
stipulatif. leksikal.

Real Estate
1. Denotative definition: Berkaitan
dengan hubungan semantik antara
suatu bahasa dengan benda yang
diterapi/dikenai oleh suatu bahasa
itu, yang bersifat menentukan atau
DUA CARA memberi ciri-ciri.
Tiga macam jenis ini:
MEMBUAT • dengan memberikan contoh-
contoh,
DEFINISI • dengan menyebutkan kelas-kelas
yang lebih rendah) misalnya
orang tua adalah ayah dan ibu,
dan
• dengan menunjuk pada suatu
benda.
2. Connotative definition, yaitu yang memiliki makna tautan.
Connotative definition, terdapat 3 (tiga) macam:

a. Synonymous definition yaitu dengan menunjuk kata


lain yang mempunyai arti sama.
b. Operational definition yaitu dengan menetapkan arti
kata dengan menjelaskan apabila dilakukan dengan
tindakan tertentu akan membuahkan suatu hasil.
c. Definitie per genus et differentiam, yaitu bahwa dalam
membuat definisi disebutkan kelas yang tertinggi atau
genus terlebih dahulu, baru kemudian kelas yang lebih
rendah atau species, dengan ciri-ciri yang esensial.
Dalam hal membuat definitie per genus et differentiam ini
tidak boleh terlalu luas atau terlalu sempit, dan tidak
boleh berpengertian negatif, ambiguitas arti serta
harus menyebutkan atribut esensial dari species.
EMPAT SYARAT MELAKUKAN
KONSTRUKSI HUKUM
01 harus mampu meliput semua bidang hukum positif yang bersangkutan;

tidak boleh ada pertentangan logis di dalamnya atau


02
tidak boleh membantah dirinya sendiri

Konstruksi itu mencerminkan faktor estetika (keindahan), yaitu tidak dibuat- buat dan
03 harus mampu memberi gambaran yang jelas tentang sesuatu hal, sehingga
dimungkinkan penggabungan berbagai peraturan, pembuatan pengertian2 baru.

Tidak didasarkan pada elemen di luar sistem material


04
positif/pokok sistem

Real Estate
PERTANYAAN YANG HARUS TERJAWAB
JIKA INGIN MENEMUKAN HUKUM
Bagaimanakah hukum lama terbentuk?
01

dapatkah menemukan “garis merah”?


02

Apakah saya melanjutkan (pranata norma) hukum (yang baru ini) di atas
03
apa yang kini berlaku?

Apakah pranata /norma baru serasi atau dapat diserasikan.


04

05 Kemanakah arah norma baru itu?

Konsekuensi apa ketika norma baru diberlakukan? 06

Hij ziet teug om vooruit te zein


(menoleh kebelakang untuk melihat kedepan)
Real Estate
UKURAN KEJELASAN SUATU UNDANG-UNDANG
o Gaya penuturan hendaknya padat dan sederhana, menggunakan istilah yang
tidak nisbi.
o Peraturan-peraturan hendaknya membatasi dirinya pada hal-hal yang nyata
dan aktual dengan menghindari hal-hal yang bersifat metafora (kiasan) dan
hipotetis;
o Menggunakan bahasa yang tidak terlampau tinggi,
o Jangan mengacaukan permasalahan pokok dengan kekecualian, pembatasan
atau modifikasi, kecuali dalam hal-hal yang sangat diperlukan;
o Peraturan tidak boleh mengandung argumentasi, dan memberikan alasan
terperinci  karena akan membuka pintu untuk perbedaan pendapat;
dipertimbangkan dengan penuh kematangan dan mempunyai kegunaan
praktis,  Peraturan-peraturan yang tidak perlu dan tidak adil akan
menyebabkan runtuhnya wibawa sebuah peraturan
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai