0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aliran dalam penemuan hukum dan penafsiran hukum di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa terdapat berbagai metode yang digunakan hakim dalam mengisi kekosongan hukum dan menafsirkan undang-undang, seperti aliran legisme, historis, dan berbagai pendekatan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aliran dalam penemuan hukum dan penafsiran hukum di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa terdapat berbagai metode yang digunakan hakim dalam mengisi kekosongan hukum dan menafsirkan undang-undang, seperti aliran legisme, historis, dan berbagai pendekatan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aliran dalam penemuan hukum dan penafsiran hukum di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa terdapat berbagai metode yang digunakan hakim dalam mengisi kekosongan hukum dan menafsirkan undang-undang, seperti aliran legisme, historis, dan berbagai pendekatan lainnya.
menggambarkan keutuhan dalam mempelajari pengantar ilmu hukum
• PERTEMUAN 6 Pembentukan Dan Pengisian Kekosongan Hukum
Mengisi kekosongan Hukum
Peraturan perundang-undang cenderung
terlihat statis, sedangkan masyaraka bersifat dinamis, maka dari itu hakim sering harus memperbaiki undang-undang itu agar sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat Sebelum 1800-an, sebagian besar hukum adalah hukum ALIRAN LEGISME kebiasaan. Oleh A 01 karenanya, timbul ALIRAN HISTORI reaksi untuk B melakukan kodifikasi BEGRIFFSJURISPRUDENZ hukum. Yang mana, hukum akan C dituangkan ke dalam ALIRAN INTERESSENJURISPRUDENZ kitab undang-undang (codex). D ALIRAN FREIRECHTBEWEGUNG Sehingga muncul lah aliran-aliran dalam ALIRAN FREIE RECHTS LEHRE E penemuan hukum F ALIRAN Aliran-aliran tentang RECHTSVINDING ajaran sumber hukum , yaitu : G ALIRAN LEGISME Pada abad ke-19, lahir suatu pemikiran, bahwa satu-satunya sumber hukum adalah undang-undang. Kemudian, hakim di pengadilan hanya menerapkan undang-undang terhadap peristiwa konkret. Aliran legisme berpendapat bahwa semua hukum bersumber dari penguasa tertinggi, dalam hal ini yaitu pembentuk undang- undang. Di Indonesia, penguasa yang berwenang untuk membentuk undang-undang adalah DPR RI (Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945). Aliran legisme dipengaruhi oleh ajaran trias politica. Yang mana, tidak ada tempat untuk hukum kebiasaan (custom law) sebagai sumber hukum yang berdiri sendiri. ALIRAN “Kesadaran hukum paling murni terdapat HISTORY dalam kebiasaan Abad ke 20 disadari bahwa undang-undang tidaklah lengkap. Nilai yang dilahirkan undang-undang tidak sesuai dengan perkembangan kehidupan dimasyarakat. Ternyata terdapat kekosongan-kekosongan dan ketidakjelasan undang-undang. Judge mad law dan hukum kebiasaan dapat melengkapi undang-undang. Sejak itulah hukum kebiasaan dianggap sebagai unsur-unsur sistem hukum. Aliran histori berlawanan dengan pandangan legisme yang menganggap undang-undang adalah satu-satunya sumber hukum BEGRIFFSJURISPRUDENZ “Undang2, kebiasaan, dan sebagainya hanyalah sarana Penemuan hukum menurut aliran begriffsjurisprudenz bahwa hakim dalam walaupun undang-undang tidak lengkap, tetaplah mempunyai menemukan peran yang penting. Dan hakim harus berperan lebih aktif lagi. Menurut aliran ini, antara undang-undang dan hukum kebiasaan hukumya. memiliki kedudukan yang setara dalam menjadi sumber hukum. Sebab hakim bebas dari ikatan undang-undang, tetapi harus bekerja dalam sistem hukum yang tertutup. Aliran penemuan hukum begriffsjurisprudenz merupakan sebagai reaksi terhadap aliran penemuan hukum legisme yang lahir pada abad ke-19. Aliran ini berpendapat bahwa pembentuk undang- undang tidak sanggup untuk meremajakan undang-undang. Sehingga, aliran begriffsjurisprudenz berpendapat, hakim mempunyai peran aktif dalam mengisi kekosongan hukum dalam undang-undang, yaitu mengkolaborasikannya dengan hukum kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. INTERESSENJURISPRUDENZ Sama halnya seperti aliran yang sebelumnya, aliran penemuan hukum interessenjurisprudenz merupakan suatu reaksi terhadap aliran penemuan hukum begriffsjurisprudenz. Aliran penemuan hukum interessenjurisprudenz dipelopori oleh Rudolf von Jhering. Yang mana aliran ini berpendapat bahwa peraturan hukum tidak boleh dilihat oleh hakim hanya sebagai formil-logis belaka, tetapi harus dinilai menurut tujuannya. Rudolf van Jhering mengarahkan kepada tujuan yang terdapat di belakang sistem dan merealisasi ‘ide keadilan dan kesusilaan yang tak mengenal waktu”. Tujuan yang dimaksud dalam aliran ini adalah tujuan hukum yang pada dasarnya untuk melindungi, memuaskan atau memenuhi kepentingan atau kebutuhan hidup yang nyata. FREIREHTBEWEGUNG “PENEMUAN HUKUM BEBAS ; PENEMUAN HUKM MENURUT KEPATUTAN Aliran freirehtbewegung lahir sekitar tahun 1900-an di Jerman yang dimulai oleh Kantorowicz. Aliran penemuan hukum jenis ini, merupakan aliran penemuan hukum yang paling keras mereaksi aliran penemuan hukum legisme pada tahun 1900-an di Jerman. Penganut aliran penemuan hukum jenis ini menentang pendapat bahwa “kodifikasi itu lengkap dan hakim dalam proses penemuan hukum tidak mempunyai sumbangan yang kreatif”. Pendapat Montesquieu yang mengatakan bahwa hakim tidak lebih dari corong undang-undang, dikritik keras oleh para penganut aliran penemuan hukum freirehtbewegung. Pendapat Montesquieu yang demikian, dikatakan bahwa itu adalah pendapat yang fiksi. Tiap pemikiran yang melihat hakim sebagai subsumptie automaat dianggap sebagai sesuatu yang tidak nyata. Menurut mereka hakim tidak hanya mengabdi kepada kepastian, tetapi mempunyai tugas untuk merealisasikan keadilan. ALIRAN FREIE RECHTS LEHRE “freie recht lere merupakan aliran bebas, dimana hukum tidak dibuat oleh badan legislatif Aliran ini berkembang di negara Anglo Saxon dan berpendapat dan menyatak hukum terdapat bahwa hukum adalah setiap putusan peradilan (hasil dari suatu di luar undang-undang. penyelesaian kasus-kasus konkrit) sedang undang-undang, kebiasaan lain-lain yang sejenis dengan itu hanya merupakan unsur-unsur pembentuk hukum. Ajaran ini ( hukum bebas timbul pada tahun 1840, karena ajaran legisme dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. ALIRAN RECHTSVINDING “hakim harus bertindak teliti
Aliran ini berpendapat bahwa hukum terdiri dari berbagai sumber,
bisa terdiri dari undang-undang, kebiasaan, hukum adat dan lain- lain yang sejenis dengan itu, serta hakim diberikan kebabsan untuk menafsirkan undang-undang. Kesimpulan Penemuan hukum merupakan suatu teori yang dapat digunakan oleh penemu hukum, yang dalam hal ini adalah hakim. Melalui penemuan hukum, hakim dapat memutus suatu permasalahan hukum dengan idealismenya. Sebab, dalam penemuan hukum terdapat berbagai aliran-aliran di dalamnya. Yang tentunya akan memberi wawasan yang lebih kepada hakim dan penegak hukum lainnya untuk menjawab tantangan-tantangan dalam melaksanakan penegakan hukum. Penafsiran Hukum atau Interpelasi Hukum Indonesia merupakan salah satu negara penganut Walaupun demikian, terkadang pada bagian sistem Eropa Kontinental. Oleh karenanya, hukum penjelasan setiap pasal, hanya tercantum kalimat positif di negara ini terkodifikasikan di dalam suatu “cukup jelas”. Padahal masih dibutuhkan penjelasan undang-undang. yang lebih jauh. Kemungkinan besar, pembentuk Undang-Undang sebagaimana kaidah pada umumnya undang-undang memberikan kebebasan lebih besar adalah untuk melindungi kepentingan manusia. Agar kepada Hakim. terwujudnya fungsi tersebut, undang-undang harus Dari setiap pasal yang kalimatnya masih begitu dilaksanakan atau ditegakan. abstrak, maka memerlukan suatu interpretasi terhadap Untuk dapat melaksanakannya, maka setiap orang pasal di dalam suatu undang-undang. harus mengetahui adanya suatu undang-undang. Interpretasi merupakan suatu metode yang digunakan Dengan demikian undang-undang itu harus tersebar untuk memberikan penjelasan terhadap teks undang- dan jelas. Karena kejelasan undang-undang itu sangat undang yang dinilai abstrak. penting. Oleh karenanya, setiap undang-undang selalu dilengkapi penjelasannya yang termuat dalam Tambahan Lembaran Negara. Beberapa penafsiran dalam hukum GRAMATIKA AUTENTIK HISTORI DOGMATIS Interpretasi suatu Interpretasi ini,hakin Interpretasi undang- Suatu undang-undang itu saling berkaitan dan undang-undang pada tidak diperkenankan undang menurut bentuk berhubungan dengan dasarnya selalu akan melakukan penafsiran ini bahwa untuk peraturan perundang-undang merupakan penjelasan dengan cara lain selain mengetahui makna dari yang lain. Dan tidak ada dari segi bahasa. Titik dari apa yang telah suatu undang-undang, undang-undang yang berdiri sendiri dan sama sekali lepas tolak di sini adalah ditentukan pengetiannya maka dapat dicari tahu dari peraturan perundang- bahasa sehari-hari. dildalam undang-undang melalui sejarah dari undangan yang lain karena Interpretasi bentuk ini itu sendiri. terbentuknya undang- setiap undang-undang merupakan suatu bagian dari dinamakan dengan (tidak perlu penafsiran undang tersebut. keseluruhan sistem interpretasi gramatikal. lagi). Sebab dalam perundang-undangan. pembuatan suatu Maka dari itu, untuk undang-undang, menafsirkan undang-undang harus melihat dari keseluruhan pastinya memiliki dari sistem perundang- historis mengapa undangannya. Yaitu undang-undang itu menghubungkannya undang- undang yang berkaitan. dibuat. Beberapa penafsiran dalam hukum KOMPARATIF FUTURISTIS NASIONAL SOSIOLOGIS Interpretasi komparatif Interpretasi futuristis Interpretasi INI, yaitu INTERPRETASI teleologis atau adalah menjelaskan suatu bisa disebut juga dengan memiliki sifat antisipasi penafsiran memiliki undang-undang dengan interpretasi sosiologis yaitu dengan menjelaskan sesuai tindakannya bentuk interpretasi yang cara membandingkan bahwa ketentuan dengan sistem hukum dilakukan untuk menyesuaikan hukum. Dengan ketentuan yang ada di dalam membandingkan, undang-undang dengan yang berlaku. undang-undang dengan hendaknya dicari kejelasan berpedoman pada hubungan dan situasi sosial mengenai suatu ketentuan undang-undang yang yang baru. undang-undang.Terutama belum mempunyai Bentuk interpretasi ini bisa digunakan apabila kata-kata pada aturan yang timbul kekuatan hukum. dalam undang-undang dapat karena perjanjian ditafsirkan dengan bermacam internasional. Diluar dari cara. hukum perjanjian internasional, bentuk interpretasi ini terbatas. Beberapa penafsiran dalam hukum EKSTENSIF RESTRIKTIF INTERDISIPLINER MULTIDISIPLINER Interpretasi yang Interpretasi untuk Interpretasi ini biasanya INTERPRETASI INI, melampaui batas-batas membatasi peraturan dilakukan dalam suatu penafsiran terhadap yang telah ditetapkan pada perundang-undangan analiss masalah yang suatu ketentuan interpretasi gramatika. dengan cara menyangkut berbagai undang-undang harus membatasi/mempersem disiplin ilmu hukum. mempelajari suatu atau pit ruang lingkupnya Penafsiran lebih dari beberapa disiplin ilmu dengan bertitik tolak satu cabang ilmu lain diluar ilmu hukum pada artinya menurut hukum. bahasa. Kesimpulan Interpretasi terhadap suatu undang-undang merupakan suatu metode penemuan hukum yang gunakan untuk menghadapi tantangan- tantangan dalam penegakan suatu undang-undang. Suatu undang-undang, pasti memiliki kekurangan. Sebab pada saat pembuatannya, tantangan dan kondisi yang dihadapi berbeda dengan beberapa tahun kedepan. Dengan demikian interpretasi terhadap undang-undang menjadi jalan keluar untuk menyempurnakan kekurangan yang terdapat di dalam suatu undang-undang