Anda di halaman 1dari 54

Laporan Kasus

OPEN STAB WOUND THORAKOABDOMINAL AREA + POST WSD ec. HEMATORAX


DEXTRA

Oleh :
Ahmad Rifqi Rizal, S.Ked
NIM. 1730912310008

Pembimbing :
dr. Agus Suhendar, Sp. BS (K)

BAGIAN/SMF ILMU BEDAH


FK ULM-RSUD PENDIDIKAN ULIN
BANJARMASIN
Mei, 2019 1
PENDAHULUAN

Luka tusuk (vulnus punctum) adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh dengan arah tegak
lurus. Luka tusuk merupakan luka terbuka dengan luka lebih dalam dari panjang luka.

Salah satu yang dapat terjadi dari luka tusuk pada daerah thorakoabdominal adalah
hemotoraks. Hemotoraks, atau adanya darah di dalam kavitas pleura.
salah satu emergensi bedah. Diagnosis dan terapi yang cepat sangat mempengaruhi kondisi
akhir dari pasien

2
Definisi
• Hemothorax adalah adanya kumpulan darah di dalam ruang antara dinding
dada dan paru-paru (rongga pleura).

3
Etiologi
Non traumatis atau spontan
Traumatis

 Neoplasia (primer atau metastasis).


 Trauma tumpul.  Diskrasia darah, termasuk komplikasi antikoagulasi.
 Emboli paru dengan infark.
 Penetrasi trauma (Trauma tembus,
termasuk iatrogenik).  Robek adhesi pleura berkaitan dengan pneumotorax
spontan.
 Bullous emfisema.
 Tuberkulosis.
 Paru atriovenosa fistula.
 Nekrosis akibat infeksi.
 Telangiektasia hemoragik herediter.
 Kelainan vaskular intratoraks non pulmoner.
 Sekuestrasi inralobar dan ekstralobar.
 Patologi abdomen. 4
Klasifikasi
Hemothoraks ringan
• Jumlah darah kurang dari 400 cc
• Tampak sebagian bayangan kurang dari 15 % pada foto thoraks
• Perkusi pekak sampai iga IX

Hemothoraks sedang
• Jumlah darah 500 cc sampai 2000 cc
• 15% - 35% tertutup bayangan pada foto thoraks
• Perkusi pekak sampai iga VI

Hemothoraks berat
• Jumlah darah lebih dari 2000 cc
• 35% tertutup bayangan pada foto thoraks
• Perkusi pekak sampai iga IV.9
5
Patofisiologi

6
Gejala klinis
Respon hemodinamik Respon respiratori
 tergantung pada jumlah perdarahan  Akumulasi darah pada pleura dapat
yang terjadi. mengganggu pergerakan napas dan
 Tanda-tanda syok seperti takikardi, dispneu
takipnea, dan nadi yang lemah dapat  Pada kasus trauma, dapat terjadi
muncul pada pasien yang kehilangan gangguan ventilasi dan oksigenasi,
30% atau lebih volume darah khususnya jika terdapat injuri pada
dinding dada.

7
Diagnosis
Pemeriksaan fisik:
Anamnesis dan gejala
 Inspeksi
klinis mungkin didapatkan gerakan napas tertinggal
• Keluhan nyeri dada dan sesak napas. atau adanya pucat karena perdarahan.
• Didapatkan keterangan bahwa  Perkusi
penderita sebelumnya mengalami
kecelakaan pada dada didapatkan pekak dan hipersonor dengan batas
tidak jelas,
 auskultasi
didapatkan bunyi napas menurun atau bahkan
menghilang
8
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
 Chest x-ray : dapat menunjukkan adanya gambaran hipodense dan/atau adanya mediastinum shift.
Chest x-ray sebagai penegak diagnostik yang paling utama dan lebih sensitif dibandingkan lainnya.
 CT Scan : diindikasikan untuk pasien dengan hemopneumothoraks minimal
 USG : USG yang digunakan adalah jenis FAST dan diindikasikan untuk pasien yang tidak stabil
dengan hemothoraks minimal.
 Nilai AGD : Hipoksemia mungkin disertai hiperkarbia yang menyebabkan asidosis respiratori.
Saturasi O2 arterial mungkin menurun pada awalnya tetapi biasanya kembali ke normal dalam
waktu 24 jam.
 Cek darah lengkap : menurunnya Hb dan hematokrit menunjukan jumlah darah yang hilang pada
hemothoraks.

9
Tata Laksana
untuk menstabilkan hemodinamik pasien, menghentikan perdarahan dan
mengeluarkan darah serta udara dari rongga pleura.

1. untuk menstabilkan hemodinamik adalah dengan resusitasi seperti


diberikan oksigenasi, cairan infus, transfusi darah, dilanjutkan pemberian
analgetik dan antibiotik.
2. mengeluarkan darah dari rongga pleura yang dapat dilakukan dengan cara:
chest tube atau thoracotomy

10
Komplikasi

• Kegagalan pernafasan (Paru-paru kolaps sehingga terjadi gagal


napas dan meninggal).
• Fibrosis atau skar pada membran pleura.
• Pneumonia.
• Septisemia.
• Syok.

11
Prognosis

• Prognosis berdasarkan pada penyebab dari hemothoraks dan seberapa


cepat penanganan diberikan.
• Penanganan lambat  prognosis buruk

12
LAPORAN KASUS

13
IDENTITAS

Nama : Tn. N
Usia : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Banjar
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Banjarmasin
MRS Ulin : 04 April 2019

14
ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama : Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 6 jam SMRS. Sesak nafas
dirasakan sampai pasien tidak bisa beraktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas
dirasakan setelah mengalami luka tusuk di punggung kanan sekitar jam 3 dini hari
karena perkelahian dengan teman pasien. Pasien mengaku ditusuk dengan pisau
belati. Sebelum ditusuk pasien sempat dipukuli oleh teman-teman pasien. Pasien
dipukul pada daerah wajah dan dada sebelum ditusuk dengan belati. Pasien
mengaku pada saat itu masih dalam keadaan mabuk karena minum 3 botol
minuman alkohol bersama temannya. setelah ditusuk pasien masih sempat sadar
dan masih berjalan sampai kemudian pasien merasa sesak dan tidak sadarkan diri
pada jam sekitar 03.00.
15
Pasien sadarkan diri pada jam 07.00 dan dan merasa semakin sesak. Pasien
dibawa ke rumah paman pasien oleh warga dan sempat diobati dengan obat
tradisional. Kemudian jam 9.30 pasien di bawa ke puskesmas sekitar dan dirujuk
ke RS ulin untuk tindakan lebih lanjut.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Asma (-), alergi (-), riwayat operasi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga:
HT(-), DM(-), asma (-)
16
PEMERIKSAAN FISIK (11-4-2019)

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
Tanda vital :
TD = 100/60 mmHg
HR = 90 x/menit
RR = 18 x/menit
T = 37,2 oC
Kepala dan leher
Kepala : fraktur (-) jejas (-)
Mata : Pupil isokor 2mm/2mm, RC (+/+), Konjungtiva anemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-/-), tidak terdapat peningkatan JVP
17
Thorax
Inspeksi : Bekas luka tusuk tertutup kasa ICS 7 linea paravertebralis dextra, WSD (+) output: botol 1 (400cc) botol 2 (400cc)
warna merah kehitaman, botol 3 (450 cc) cairan jernih, undulasi (+), bubble (-)
Jantung : S1S2 tunggal, murmur (-), batas jantung normal
Paru : Simetris, sonor, vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), fremitus vokal tertinggal pada paru kanan
perkusi auskultasi (vesikular vesikular)
(Sonor Sonor)
vesikular vesikular
Sonor Sonor
vesikular
Redup Sonor

Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Distensi (-) hepar/lien tidak teraba, massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : Nadi perifer kuat angkat, edema (-), sianosis (-) akral hangat (+/+) turgor kulit baik

18
Primary Survey

A • Clear, snoring (-) gurgling (-) with C-


Spine control (-)

B
• Symetrical respiratory movement (-/+)
• Crepitation (-/-), tenderness (-/-)
• Vesicular breath sound (-/+)
• RR: 21 bpm, SpO2 : 98% without O2
Primary Survey

C • HR: 94 bpm regular strong, BP: 140/60


mmHg

D • GCS E4V5M6 (15), Pupil : equal 3mm/3mm,


light reflect (+/+),, Lateralization (-)
A -
-
M
P -

L 02:00 pm

Banjarmasin
E
PEMERIKSAAN FISIK (11-4-2019)

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
Tanda vital :
TD = 140/60 mmHg
HR = 94 x/menit
RR = 21 x/menit
T = 36,7 oC
Kepala dan leher
Kepala : fraktur (-) jejas (-)
Mata : Pupil isokor 2mm/2mm, RC (+/+), Konjungtiva anemis (+)
Leher : Pembesaran KGB (-/-), tidak terdapat peningkatan JVP
22
Thorax
Inspeksi : Vulnus punctum ICS 7 linea paravertebralis dextra, gerak dada asimetris
Jantung : S1S2 tunggal, murmur (-), batas jantung normal
Paru : asimetris, sonor, vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), fremitus vokal tertinggal pada paru kanan

perkusi auskultasi vesikular)


Redup Sonor
vesikular
Redup Sonor
vesikular
Redup Sonor

Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Distensi (-) hepar/lien tidak teraba, massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : Nadi perifer kuat angkat, edema (-), sianosis (-) akral hangat (+/+) turgor kulit baik

23
FOTO KLINIS

24
HASIL CHEST X-RAY 04/04/2019

Deskripsi:
-Tn. N/laki-laki/23 th
Ditemukan:
• Gambaran radioopak pada paru
kanan
• Sudut costophrenicus kanan
tumpul

25
HASIL CHEST X-RAY 04/04/2019

Deskripsi:
-Tn. N/laki-laki/23 th
Ditemukan:
• Gambaran radioopak pada paru
kanan
• Terpasang WSD dengan ujung
distal diproyeksi paravertebral
dextra setinggi os costa 5 dextra
aspek posterior

26
HASIL CHEST X-RAY 08/04/2019

Deskripsi:
-Tn. N/laki-laki/23 th
Ditemukan:
• Efusi pleura dextra
• Terpasang WSD dengan ujung
distal diproyeksi paravertebral
dextra setinggi os costa 5 dextra
aspek posterior

27
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil laboratorium darah


lengkap 04/04/2019
-Anemia
-Leukositosis

28
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil laboratorium darah


lengkap 04/04/2019
-Anemia

29
DIAGNOSIS KERJA

Stab wound thorax posterior + hemothorax dextra on WSD

TATALAKSANA

- IGD RSUD Ulin Banjarmasin


Advise dari bagian Sp.BTKV:
IVFD RL 40 tpm
Ceftriaxon i.v 2x1g
Tramadol drip i.v 2x100 mg
Pasang WSD

30
LAPORAN OPERASI

OPERASI 04-04-2019:
Operator: Sp. BTKV
Tindakan: Insersi chest tube

31
FOLLOW UP
05/04/2019 (Sp.BTKV)
S) sesak (-) nyeri chest tube (<) batuk (+)
O) TD: 130/90 mmhg HR: 88x/menitRR: 22x/menit
T: 36,9 C Spo2: 98% dengan O2 mask 5 LPM
K/L: konj. Pucat (+)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output 250 cc warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (<)
Per: Aus:
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) open stab wound thoracoabdominal area + hematothoraks dextra Post WSD I
P)
- IVFD RL:D5 2:2
- Inj. Ceftriaxon 2x1 g
- Inj. Ketorolac 3x30 mg
- drip tramadol 2x1 amp
- PO. NAC 3x200 mg
- Obs. Hemodinamik 32
FOLLOW UP

06/04/2019 (Sp.BTKV)
S) sesak (-) nyeri chest tube (<) batuk (+)
O) TD: 110/60 mmhg HR: 82x/menit RR: 20x/menit
T: 36,7 C Spo2: 96% dengan O2 mask 7 LPM
K/L: konj. Pucat (+)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output 250 cc warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (<)
Per: Redup Sonor Aus: - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Abd: Distesi (-) BU (+) normal
Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) open stab wound thoracoabdominal area + hematothoraks dextra Post WSD II
P)
- IVFD Nacl 20 tpm
- Inj. Ceftriaxon 2x1 g
- Inj. Ketorolac 3x30 mg
- drip tramadol 2x1 amp (k/p)
- PO. NAC 3x200 mg
- Obs. Hemodinamik
33
FOLLOW UP
07/04/2019 (Sp.BTKV)
S) sesak (-) nyeri chest tube (<) batuk (+)
O) TD: 120/80 mmhg HR: 83x/menit RR: 20x/menit
T: 36,5 C Spo2: 95% dengan O2 mask 5 LPM
K/L: konj. Pucat (+)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (500cc) botol 2 (200cc) warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Aus:
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) open stab wound thoracoabdominal area + hematothoraks dextra post WSD POD III
P) - IVFD Nacl 20 tpm
- Inj. Ketorolac 3x30 mg (K/P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg 34
FOLLOW UP
08/04/2019 (Sp.BTKV)
S) sesak (-) nyeri chest tube (-) batuk (<)
O) TD: 120/80 mmhg HR: 92x/menit RR: 21x/menit
T: 36,7 C Spo2: 97% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (500cc) botol 2 (250cc) warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Aus:
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) open stab wound thoracoabdominal area + hematothoraks dextra post WSD POD IV
P)
- IVFD Nacl 20 tpm
- Inj. Ketorolac 3x30 mg (K/P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg 35
FOLLOW UP

09/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 120/70 mmhg HR: 72x/menit RR: 20x/menit
T: 36,7 C Spo2: 97% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (350cc) botol 2 (200cc) warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Redup Sonor Aus: vesikular vesikular

Redup Sonor - vesikular


Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) open stab wound thoracoabdominal area + hematothoraks dextra post WSD POD V
P)
- Inj. Ketorolac 3x30 mg (K/P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg
-chest x-ray PA
36
FOLLOW UP

10/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 100/70 mmhg HR: 84x/menit RR: 16x/menit
T: 37 C Spo2: 99% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (400cc) botol 2 (400cc) warna merah kehitaman, botol 3 (450 cc) cairan jernih
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular

Sonor Sonor vesikular vesikular


Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) open stab wound thoracoabdominal area + hematothoraks dextra post WSD POD VI
P)
- Inj. Ketorolac 3x30 mg (K/P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg
- Pro VATS
37
FOLLOW UP

11/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 100/60 mmhg HR: 90x/menit RR: 18x/menit
T: 37,2 C Spo2: 99% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (400cc) botol 2 (400cc) warna merah kehitaman, botol 3 (450 cc) cairan jernih
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular

Sonor Sonor vesikular vesikular


Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) Retained hematothorax
P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg
- Pro VATS
38
FOLLOW UP

12/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 120/70 mmhg HR: 87x/menit RR: 20x/menit
T: 36,7 C Spo2: 98% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output (botol 1: 400 cc) (botol 2: 300 cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular

Sonor Sonor vesikular vesikular


Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) Retained hematothorax
P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg
- Pro VATS
39
FOLLOW UP

13/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 110/60 mmhg HR: 75x/menit RR: 20x/menit
T: 36,6 C Spo2: 97% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output (botol 1: 400 cc) (botol 2: 300 cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah kanan) nyeri tekan (-)

Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular


Sonor Sonor vesikular vesikular
Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) Retained hematothorax
P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg
- Pro VATS
40
FOLLOW UP

14/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 110/70 mmhg HR: 83x/menit RR: 18x/menit
T: 36,5 C Spo2: 98% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) undulasi (+) output (botol 1: 400 cc) (botol 2: 350 cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah kanan) nyeri tekan (-)

Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular


Sonor Sonor vesikular vesikular
Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) Retained hematothorax
P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg
- Pro VATS
41
FOLLOW UP

15/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 110/70 mmhg HR: 79x/menit RR: 17x/menit
T: 36,7 C Spo2: 98% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-)WSD (+) undulasi (+) output (botol 1: 400 cc) (botol 2: 350 cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah kanan) nyeri tekan (-)

Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular


Sonor Sonor vesikular vesikular
Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) Retained hematothorax
P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg
- Pro VATS
42
FOLLOW UP
16/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 110/80 mmhg HR: 79x/menit RR: 19x/menit
T: 36,5 C Spo2: 98% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) botol 1 (400 cc) botol 2 (350cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah kanan) nyeri tekan (-)

Sonor Sonor vesikular vesikular


Per: Aus:
Sonor Sonor vesikular vesikular

Redup Sonor - vesikular

Abd: Distesi (-) BU (+) normal


Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) Retained hematothorax
P)
- PO. NAC 3x200 mg
- PO. Cefixime 2x200 mg
- PO. Tramadol tab 2x100 mg
- Pro VATS  menolak
- Aff WSD
BLPL 43
PEMBAHASAN

44
TEORI PENYEBAB KASUS

Secara anatomis, linea costalis pada refleksi


pleural berjalan oblik melewati costa VIII pada Luka tusuk yang terdapat pada pasien
MCL, costa X pada MAL dan costa XII pada terletak di ICS 7 linea paravetebral dextra.
lehernya atau sebelah inferiornya. Linea Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
vertebralis pada refleksi pleura sejajar columna peunjang, pasien didiagnosis hemathorax
vertebralis yang berjalan pada bidang dextra
paraverrtebralis dari tingkat vertebra T1-T12.5

Moore KL. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates. 2014

45
TEORI PENYEBAB KASUS

Pada umumnya, pola distribusi vaskular pada


dinding toraks mereflesikan struktur tulang
toraks yaitu berjalan pada spatium intercostale
sejajar dengan costa. Pada spatium intercostalis Pembuluh darah yang mungkin terkena
III-XI disebelah posterior berasal dari aorta
dan menyebabkan perdarahan dari kasus
thoracica. Pembuluh darah berjalan diantara m.
Intercostales interni dan intimi dengan distribusi ini adalah arteri atau vena intercostalis
pada m. Intercostalis menutupi kulit dan pleura posterior.
parietalis. Vena intercostalis menyertai arteri
dan nervus intercostalis dan terletak paling atas
di sulcus costae.5

Moore KL. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates. 2014

46
TEORI PENYEBAB KASUS

Sebuah hemothoraks besar dapat menyebabkan peningkatan


tekanan hidrostatik yang mempengaruhi tekanan dalam vena cava
dan parenkim paru menyebabkan penurunan preload dan Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik,
peningkatan resistensi vaskular paru. Setiap kegagalan atau
hambatan dari rantai mekanisme penafasan akan menimbulkan didapatkan pasien sempat mengalami
gangguan pada fungsi pernapasan, berarti berakibat kurangnya penurunan kesadaran dan sesak nafas
oksigenasi jaringan tubuh salah satunya dapat mengakibatkan
penurunan kesadaran. Mekanisme ini mengakibatkan ketegangan setelah mengalami luka tusuk.
dalam fisiologi hemoragik dan menyebabkan ketidakstabilan
hemodinamik, kolaps kardiovaskular, dan kematian.13,14,15

Chou YP, Lin HL, Wu TC. Video-assisted thoracoscopic surgery for retained hemothorax in blunt chest trauma. Curr Opin Pulm Med. 2015 Jul;21(4):393-8.

Scott MF, Khodaverdian RA, Shaheen JL, Ney AL, Nygaard RM. Predictors of retained hemothorax after trauma and impact on patient outcomes. Eur J Trauma Emerg Surg. 2017 Apr;43(2):179-184.

Vafaei A, Hatamabadi HR, Heidary K, Alimohammadi H, Tarbiyat M. Diagnostic Accuracy of Ultrasonography and Radiography in Initial Evaluation of Chest Trauma Patients. Emerg (Tehran). 2016 Winter;4(1):29-33.
47
TEORI PENYEBAB KASUS
• Dyspnea
Adanya darah atau akumulasi cairan di dalam rongga pleura 
pengembangan paru terhambat  pertukaran udara tidak
adekuat  sesak napas.
• Darah atau akumulasi cairan di dalam rongga pleura 
pengembangan paru terhambat  pertukaran udara tidak
adekuat  kompensasi tubuh  takipneu dan peningkatan Dari pemeriksaan fisik, didapatkan hasil
usaha bernapas  sesak napas.
• Anemia perkusi redup pada daerah thoraks dextra,
• Gerak dan pengembangan rongga dada tidak sama. suara nafas melemah pada daerah thoraks
• Penurunan suara napas atau menghilang pada sisi yang terkena
Suara napas adalah suara yang terdenger akibat udara yang keluar dextra dan gerak dada asimetris. Hasil
dan masuk paru saat bernapas. Adanya darah dalam rongga pemeriksaan lab menunjukkan anemia.
pleura  pertukaran udara tidak berjalan baik  suara napas
berkurang atau hilang.
• Dullness pada perkusi (perkusi pekak)
Akumulasi darah pada rongga pleura  suara pekak saat
diperkusi (Suara pekak timbul akibat carian atau massa padat).

48
TEORI PENYEBAB KASUS

Gambaran foto rontgen thoraks AP posisi supine pada pasien


didapatkan gambaran opak pada sisi paru kanan dan sudut
costophrenicus yang tumpul. Apabila pasien tidak dapat
diposisikan berdiri atau tegak lurus maka rontgen thoraks dengan
posisi supine dapat menunjukkan apical capping dengan cairan Pasien dilakukan foto rontgen dengan
melingkupi bagian superior paru-paru. Radiografi dada dalam
posisi duduk menjadi studi diagnostik utama dalam evaluasi akut posisi duduk dan diapatkan gambaran
hemotoraks. Dalam ruang pleura normal, hemotoraks dibuktikan radioopak dan sudut costophrenicus kanan
dengan adanya meniskus cairan yang menumpulkan sudut
costophrenic atau permukaan diafragma atau adanya tampakan tumpul.
air-fluid. Diperlukan sebanyak 400 mL hingga 500 mL darah untuk
menghilangkan sudut costophrenic seperti yang terlihat pada foto
thoraks.12, 16

Gopinath N. Invited arcticle thoracic trauma. J Indian of Thoracic and Cardiovascular Surgery. 2014;20(3):144-8.

Nathan T. Mowery, Oliver L. Gunter, Bryan R. Collier, et al. Practice Management Guidelines for Management of Hemothorax and Occult Pneumothorax. The Journal of
TRAUMA. 2011; 70: 510-18
49
TEORI PENYEBAB KASUS

Prinsip penatalaksanaan hematotoraks adalah stabilisasi


hemodinamik pasien, menghentikan sumber perdarahan dan
mengeluarkan darah serta udara dari rongga pleura.
• Langkah pertama stabilisasi hemodinamik adalah dengan
melakukan resusitasi yaitu dengan pemberian oksigenasi,
rehidrasi cairan, serta dapat dilanjutkan dengan pemberian Terapi yang diberikan pada pasien adalah
analgesik serta antibiotik
• Setelah hemodinamik pasien stabil dapat direncanakan untuk IVFD RL 40 tpm, Ceftriaxon i.v 2x1g,
pengeluaran cairan (darah) dari rongga pleura dengan Tramadol drip i.v 2x100 mg, Pasang WSD
pemasangan chest tube yang disambungkan dengan water
shield drainage dan didapatkan cairan (darah). Pemasangannya
selama beberapa hari untuk mengembangkan paru ke ukuran
normal.9

Broderick SR. Hematotoraks: etiology, diagnosis, and management. Thorac SurgClin. 2013;23(1):89-96.

50
TEORI PENYEBAB KASUS

Three-bottle chest drainage system digunakan ketika kebocoran


udara yang berada di dalam rongga pleura cukup besar, sistem ini
tidak bisa hanya mengandalkan gaya gravitasi saja, melainkan Pada pasien digunakan WSD dengan
membutuhkan suction. Jadi, sistem ini dilengkapi dengan mesin
penghisap yang dapat diatur tekananannya dan berfungsi untuk sistem 3 kompartemen
mengeluarkan udara dan cairan yang ada di dalam rongga pleura
dan mengembangkan paru terhadap pleura parietal.

Charalambos Zisis, Katerina Tsirgogianni, George Lazaridis. Chest drainage systems in use. Ann Transl Med. 2015 Mar; 3(3): 43.

51
PENUTUP

52
Telah dilaporkan sebuah kasus anak laki-laki Tn. N 23 tahun dengan
diagnosis Stab wound posterior thorax + hemothorax on WSD yang dirawat di
ruang bedah umum RSUD Ulin Banjarmasin sejak tanggal 4 April 2019 hingga 16
April 2019. Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Pasien memenuhi tanda dan gejala hemothorax dan
ditunjang dengan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen.
Telah dilakukan pengobatan berupa terapi farmakologi dan pembedahan.
Telah diberikan antibiotic (inj. Ceftriaxon yang kemudian diganti dengan po.
Cefixime 2x200mg) dan tindakan berupa pemasangan WSD. Setelah pengobatan,
keadaan pasien membaik dan diperbolehkan pulang.

53
TERIMAKASIH

54

Anda mungkin juga menyukai