Laporan Kasus Ahmad Rifqi RIzal
Laporan Kasus Ahmad Rifqi RIzal
Oleh :
Ahmad Rifqi Rizal, S.Ked
NIM. 1730912310008
Pembimbing :
dr. Agus Suhendar, Sp. BS (K)
Luka tusuk (vulnus punctum) adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh dengan arah tegak
lurus. Luka tusuk merupakan luka terbuka dengan luka lebih dalam dari panjang luka.
Salah satu yang dapat terjadi dari luka tusuk pada daerah thorakoabdominal adalah
hemotoraks. Hemotoraks, atau adanya darah di dalam kavitas pleura.
salah satu emergensi bedah. Diagnosis dan terapi yang cepat sangat mempengaruhi kondisi
akhir dari pasien
2
Definisi
• Hemothorax adalah adanya kumpulan darah di dalam ruang antara dinding
dada dan paru-paru (rongga pleura).
3
Etiologi
Non traumatis atau spontan
Traumatis
Hemothoraks sedang
• Jumlah darah 500 cc sampai 2000 cc
• 15% - 35% tertutup bayangan pada foto thoraks
• Perkusi pekak sampai iga VI
Hemothoraks berat
• Jumlah darah lebih dari 2000 cc
• 35% tertutup bayangan pada foto thoraks
• Perkusi pekak sampai iga IV.9
5
Patofisiologi
6
Gejala klinis
Respon hemodinamik Respon respiratori
tergantung pada jumlah perdarahan Akumulasi darah pada pleura dapat
yang terjadi. mengganggu pergerakan napas dan
Tanda-tanda syok seperti takikardi, dispneu
takipnea, dan nadi yang lemah dapat Pada kasus trauma, dapat terjadi
muncul pada pasien yang kehilangan gangguan ventilasi dan oksigenasi,
30% atau lebih volume darah khususnya jika terdapat injuri pada
dinding dada.
7
Diagnosis
Pemeriksaan fisik:
Anamnesis dan gejala
Inspeksi
klinis mungkin didapatkan gerakan napas tertinggal
• Keluhan nyeri dada dan sesak napas. atau adanya pucat karena perdarahan.
• Didapatkan keterangan bahwa Perkusi
penderita sebelumnya mengalami
kecelakaan pada dada didapatkan pekak dan hipersonor dengan batas
tidak jelas,
auskultasi
didapatkan bunyi napas menurun atau bahkan
menghilang
8
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Chest x-ray : dapat menunjukkan adanya gambaran hipodense dan/atau adanya mediastinum shift.
Chest x-ray sebagai penegak diagnostik yang paling utama dan lebih sensitif dibandingkan lainnya.
CT Scan : diindikasikan untuk pasien dengan hemopneumothoraks minimal
USG : USG yang digunakan adalah jenis FAST dan diindikasikan untuk pasien yang tidak stabil
dengan hemothoraks minimal.
Nilai AGD : Hipoksemia mungkin disertai hiperkarbia yang menyebabkan asidosis respiratori.
Saturasi O2 arterial mungkin menurun pada awalnya tetapi biasanya kembali ke normal dalam
waktu 24 jam.
Cek darah lengkap : menurunnya Hb dan hematokrit menunjukan jumlah darah yang hilang pada
hemothoraks.
9
Tata Laksana
untuk menstabilkan hemodinamik pasien, menghentikan perdarahan dan
mengeluarkan darah serta udara dari rongga pleura.
10
Komplikasi
11
Prognosis
12
LAPORAN KASUS
13
IDENTITAS
Nama : Tn. N
Usia : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Banjar
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Banjarmasin
MRS Ulin : 04 April 2019
14
ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama : Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 6 jam SMRS. Sesak nafas
dirasakan sampai pasien tidak bisa beraktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas
dirasakan setelah mengalami luka tusuk di punggung kanan sekitar jam 3 dini hari
karena perkelahian dengan teman pasien. Pasien mengaku ditusuk dengan pisau
belati. Sebelum ditusuk pasien sempat dipukuli oleh teman-teman pasien. Pasien
dipukul pada daerah wajah dan dada sebelum ditusuk dengan belati. Pasien
mengaku pada saat itu masih dalam keadaan mabuk karena minum 3 botol
minuman alkohol bersama temannya. setelah ditusuk pasien masih sempat sadar
dan masih berjalan sampai kemudian pasien merasa sesak dan tidak sadarkan diri
pada jam sekitar 03.00.
15
Pasien sadarkan diri pada jam 07.00 dan dan merasa semakin sesak. Pasien
dibawa ke rumah paman pasien oleh warga dan sempat diobati dengan obat
tradisional. Kemudian jam 9.30 pasien di bawa ke puskesmas sekitar dan dirujuk
ke RS ulin untuk tindakan lebih lanjut.
Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Distensi (-) hepar/lien tidak teraba, massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : Nadi perifer kuat angkat, edema (-), sianosis (-) akral hangat (+/+) turgor kulit baik
18
Primary Survey
B
• Symetrical respiratory movement (-/+)
• Crepitation (-/-), tenderness (-/-)
• Vesicular breath sound (-/+)
• RR: 21 bpm, SpO2 : 98% without O2
Primary Survey
L 02:00 pm
Banjarmasin
E
PEMERIKSAAN FISIK (11-4-2019)
Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Distensi (-) hepar/lien tidak teraba, massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : Nadi perifer kuat angkat, edema (-), sianosis (-) akral hangat (+/+) turgor kulit baik
23
FOTO KLINIS
24
HASIL CHEST X-RAY 04/04/2019
Deskripsi:
-Tn. N/laki-laki/23 th
Ditemukan:
• Gambaran radioopak pada paru
kanan
• Sudut costophrenicus kanan
tumpul
25
HASIL CHEST X-RAY 04/04/2019
Deskripsi:
-Tn. N/laki-laki/23 th
Ditemukan:
• Gambaran radioopak pada paru
kanan
• Terpasang WSD dengan ujung
distal diproyeksi paravertebral
dextra setinggi os costa 5 dextra
aspek posterior
26
HASIL CHEST X-RAY 08/04/2019
Deskripsi:
-Tn. N/laki-laki/23 th
Ditemukan:
• Efusi pleura dextra
• Terpasang WSD dengan ujung
distal diproyeksi paravertebral
dextra setinggi os costa 5 dextra
aspek posterior
27
PEMERIKSAAN PENUNJANG
28
PEMERIKSAAN PENUNJANG
29
DIAGNOSIS KERJA
TATALAKSANA
30
LAPORAN OPERASI
OPERASI 04-04-2019:
Operator: Sp. BTKV
Tindakan: Insersi chest tube
31
FOLLOW UP
05/04/2019 (Sp.BTKV)
S) sesak (-) nyeri chest tube (<) batuk (+)
O) TD: 130/90 mmhg HR: 88x/menitRR: 22x/menit
T: 36,9 C Spo2: 98% dengan O2 mask 5 LPM
K/L: konj. Pucat (+)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output 250 cc warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (<)
Per: Aus:
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
06/04/2019 (Sp.BTKV)
S) sesak (-) nyeri chest tube (<) batuk (+)
O) TD: 110/60 mmhg HR: 82x/menit RR: 20x/menit
T: 36,7 C Spo2: 96% dengan O2 mask 7 LPM
K/L: konj. Pucat (+)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output 250 cc warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (<)
Per: Redup Sonor Aus: - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Abd: Distesi (-) BU (+) normal
Eks: akral hangat (+) edema (-)
A) open stab wound thoracoabdominal area + hematothoraks dextra Post WSD II
P)
- IVFD Nacl 20 tpm
- Inj. Ceftriaxon 2x1 g
- Inj. Ketorolac 3x30 mg
- drip tramadol 2x1 amp (k/p)
- PO. NAC 3x200 mg
- Obs. Hemodinamik
33
FOLLOW UP
07/04/2019 (Sp.BTKV)
S) sesak (-) nyeri chest tube (<) batuk (+)
O) TD: 120/80 mmhg HR: 83x/menit RR: 20x/menit
T: 36,5 C Spo2: 95% dengan O2 mask 5 LPM
K/L: konj. Pucat (+)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (500cc) botol 2 (200cc) warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Aus:
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
Redup Sonor - vesikular
09/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 120/70 mmhg HR: 72x/menit RR: 20x/menit
T: 36,7 C Spo2: 97% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (350cc) botol 2 (200cc) warna merah, undulasi (+)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Redup Sonor Aus: vesikular vesikular
10/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 100/70 mmhg HR: 84x/menit RR: 16x/menit
T: 37 C Spo2: 99% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (400cc) botol 2 (400cc) warna merah kehitaman, botol 3 (450 cc) cairan jernih
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular
11/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 100/60 mmhg HR: 90x/menit RR: 18x/menit
T: 37,2 C Spo2: 99% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output botol 1 (400cc) botol 2 (400cc) warna merah kehitaman, botol 3 (450 cc) cairan jernih
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular
12/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 120/70 mmhg HR: 87x/menit RR: 20x/menit
T: 36,7 C Spo2: 98% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output (botol 1: 400 cc) (botol 2: 300 cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah) nyeri tekan (-)
Per: Sonor Sonor Aus: vesikular vesikular
13/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 110/60 mmhg HR: 75x/menit RR: 20x/menit
T: 36,6 C Spo2: 97% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) output (botol 1: 400 cc) (botol 2: 300 cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah kanan) nyeri tekan (-)
14/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 110/70 mmhg HR: 83x/menit RR: 18x/menit
T: 36,5 C Spo2: 98% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-) WSD (+) undulasi (+) output (botol 1: 400 cc) (botol 2: 350 cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah kanan) nyeri tekan (-)
15/04/2019 (Sp.BTKV)
S) tidak ada keluhan
O) TD: 110/70 mmhg HR: 79x/menit RR: 17x/menit
T: 36,7 C Spo2: 98% tanpa O2
K/L: konj. Pucat (-)
Tho: I: simetris (+) retraksi (-)WSD (+) undulasi (+) output (botol 1: 400 cc) (botol 2: 350 cc)
Pal: fremitus vokal (asimetris lapang paru bawah kanan) nyeri tekan (-)
44
TEORI PENYEBAB KASUS
45
TEORI PENYEBAB KASUS
46
TEORI PENYEBAB KASUS
Chou YP, Lin HL, Wu TC. Video-assisted thoracoscopic surgery for retained hemothorax in blunt chest trauma. Curr Opin Pulm Med. 2015 Jul;21(4):393-8.
Scott MF, Khodaverdian RA, Shaheen JL, Ney AL, Nygaard RM. Predictors of retained hemothorax after trauma and impact on patient outcomes. Eur J Trauma Emerg Surg. 2017 Apr;43(2):179-184.
Vafaei A, Hatamabadi HR, Heidary K, Alimohammadi H, Tarbiyat M. Diagnostic Accuracy of Ultrasonography and Radiography in Initial Evaluation of Chest Trauma Patients. Emerg (Tehran). 2016 Winter;4(1):29-33.
47
TEORI PENYEBAB KASUS
• Dyspnea
Adanya darah atau akumulasi cairan di dalam rongga pleura
pengembangan paru terhambat pertukaran udara tidak
adekuat sesak napas.
• Darah atau akumulasi cairan di dalam rongga pleura
pengembangan paru terhambat pertukaran udara tidak
adekuat kompensasi tubuh takipneu dan peningkatan Dari pemeriksaan fisik, didapatkan hasil
usaha bernapas sesak napas.
• Anemia perkusi redup pada daerah thoraks dextra,
• Gerak dan pengembangan rongga dada tidak sama. suara nafas melemah pada daerah thoraks
• Penurunan suara napas atau menghilang pada sisi yang terkena
Suara napas adalah suara yang terdenger akibat udara yang keluar dextra dan gerak dada asimetris. Hasil
dan masuk paru saat bernapas. Adanya darah dalam rongga pemeriksaan lab menunjukkan anemia.
pleura pertukaran udara tidak berjalan baik suara napas
berkurang atau hilang.
• Dullness pada perkusi (perkusi pekak)
Akumulasi darah pada rongga pleura suara pekak saat
diperkusi (Suara pekak timbul akibat carian atau massa padat).
48
TEORI PENYEBAB KASUS
Gopinath N. Invited arcticle thoracic trauma. J Indian of Thoracic and Cardiovascular Surgery. 2014;20(3):144-8.
Nathan T. Mowery, Oliver L. Gunter, Bryan R. Collier, et al. Practice Management Guidelines for Management of Hemothorax and Occult Pneumothorax. The Journal of
TRAUMA. 2011; 70: 510-18
49
TEORI PENYEBAB KASUS
Broderick SR. Hematotoraks: etiology, diagnosis, and management. Thorac SurgClin. 2013;23(1):89-96.
50
TEORI PENYEBAB KASUS
Charalambos Zisis, Katerina Tsirgogianni, George Lazaridis. Chest drainage systems in use. Ann Transl Med. 2015 Mar; 3(3): 43.
51
PENUTUP
52
Telah dilaporkan sebuah kasus anak laki-laki Tn. N 23 tahun dengan
diagnosis Stab wound posterior thorax + hemothorax on WSD yang dirawat di
ruang bedah umum RSUD Ulin Banjarmasin sejak tanggal 4 April 2019 hingga 16
April 2019. Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Pasien memenuhi tanda dan gejala hemothorax dan
ditunjang dengan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen.
Telah dilakukan pengobatan berupa terapi farmakologi dan pembedahan.
Telah diberikan antibiotic (inj. Ceftriaxon yang kemudian diganti dengan po.
Cefixime 2x200mg) dan tindakan berupa pemasangan WSD. Setelah pengobatan,
keadaan pasien membaik dan diperbolehkan pulang.
53
TERIMAKASIH
54