Anda di halaman 1dari 13

M.

DIKO PRAKOSO

MIMI SUHAINI BT SUDIN

NOOR AIN BT HARIRI


Pendahuluan
• meningkatnya pertumbuhan penduduk lansia yang sangat cepat
• 1990  10 juta
Abad 21 • 2020  29 juta

• Trend Usia Harapan Hidup (UHH) rakyat Indonesia terus meningkat dari
54 pada tahun 1980 menjadi 70 pada tahun 2008
Peningkatan
UHH di Ind.

• Meningkatnya UHH  meningkatnya prevalensi penderita buta katarak.


Dampak sehingga tanpa invervensi program penanggulangan kebutaan katarak
Peningkatan yang tepat akan menimbulkan masalah yang besar di masa mendatan
UHH

• Perubahan fungsi imunitas tubuh, terutama penurunan Cell Mediated


Penuaaan Immunity (CMI)
(Aging)
• Katarak  penyebab kebutaan yang pertama
di dunia.
• Indonesia  salah satu negara dengan angka
kebutaan katarak tertinggi
• Survei Kesehatan Indera Penglihatan &
Pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan
angka kebutaan 1,5%, dengan penyebab
utama kebutaan adalah katarak (0,78%),
glaukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%)
dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan
dengan lanjut usia (0,38%).


Penyakit mata yang dicirikan


dengan adanya kabut pada
lensa mata
 Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi
objek.
 Peka terhadap sinar atau cahaya.
 Dapat melihat dobel pada satu mata.
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat
membaca.
 Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
• katarak yang • katarak yang • katarak yang
terjadi sejak bayi disebabkan oleh
lahir dan
terjadi karena
kecelakaan konsumsi obat
berkembang seperti
pada tahun pada mata prednisone dan
pertama dalam kortikosteroid,
hidupnya
serta penderita
diabetes
Congenital Traumatik Sekunder
 Faktor keturunan.
 Cacat bawaan sejak lahir.
 Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
 Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
 Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang
cukup lama.
 Operasi mata sebelumnya.
 Trauma (kecelakaan) pada mata
 Katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi
virus pada saat hamil muda
Perubahan dan penurunan fungsi fisiologis
tubuh dan organ

Dapat berupa penurunan kualitas penglihatan


maupun perubahan (tanggalnya) gigi dan
penurunan mobilitas usus yg dapat
menyebabkan berkurangnya asupan gizi

Penyakit yang dihasilkan salah satunya


adalah katarak
Provinsi & kabupaten/kota yg
mempunyai prevalensi Katarak Pada
Penduduk Umur > 30 Tahun diatas
prevalensi nasional (Riskesdas 2007)

propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Jambi,


Sumatera Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat.

Aceh Selatan (53,2%), Boalemo (47,6%), Aceh Barat Daya (41,5%), Pidie (40,6%),
Jeneponto (40,0%), Pasaman (39,2%), Maluku Tenggara (38,5%), Timor Tengah Kabupaten
Utara (36,7%), Kampar (35,6%), dan Luwu Utara (35,5%). Sedangkan 10 /kota
kabupaten/kota dengan prevalensi Katarak Pada Penduduk Umur > 30 Tahun
terendah adalah Yahukimo (1,1%), Kota Metro (1,6%), Kota Magelang (2,1%),
Karanganyar (2,3), Madiun (2,6%), Lampung Utara (3,5%), Jombang (3,5%),
Mojokerto (3,6%), Bondowoso (3,8%), dan Karo (3,8%).
Evaluasi Program pemerintah terkait
intervensi terhadap masalah

• Keputusan Menteri Kesehatan RI Rencana Strategi Nasional


Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan Untuk
Mencapai Vision 2020. Namun program yang secara khusus
menangani masalah kesehatan lansia adalah adanya posyandu
khusus lansia

• Kebijakan Departemen Kesehatan dalam pembinaan kesehatan


lansia merupakan upaya yang ditujukan untuk peningkatan
kesehatan, kemampuan untuk mandiri, produktif dan berperan
aktif dalam komprehensif, azas kekeluargaan, pelaksanaan
sesuai protap, dan kendali mutu (Depkes RI, 2003).
Kebijakan tersebut dilakukan dengan pendekatan holistic, pelaksanaan
terpadu, pembinaan komprehensif tersebut terdiri dari:

• Pembinaan kesehatan  promotif,


preventif
• Pelayanan kesehatan  kuratif,
rehabilitatif
• Konseling
• Pendekatan individu maupun
kelompok
• Home Care
Kegiatan yang dilakukan di posyandu bagi lansia
antara lain adalah:

• Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari


• Pemeriksaan status mental
• Pemeriksaan status gizi
• Pengukuran tekanan darah
• Pemeriksaan hemoglobin
• Penyuluhan Kesehatan
• Pemberian makanan tambahan
(PMT)
• Kegiatan olah raga

Anda mungkin juga menyukai