Anda di halaman 1dari 68

URAIAN MATA KULIAH PERKEMBANGAN

TUMBUHAN MENGURAIKAN TENTANG PROSES


PENDEWASAAN ORGANISME TUMBUHAN
MULTISELULER YANG DIMULAI KEHIDUPANNYA
DARI SATU SEL (ZIGOT) KEMUDIAN SECARA
PROGRESIF DIBENTUK JARINGAN DAN
MEMULAI SESUATU PROSES PENDEWASAAN
YANG MELIBATKAN INTERAKSI ANTAR SEL
DAN INTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN
DEFINISI PERKEMBANGAN BERBEDA
DENGAN PERTUMBUHAN
• PERKEMBANGAN • PERTUMBUHAN

- TIDAK DAPAT DIUKUR - PERTAMBAHAN


SECARA JUMLAH,
KUANTITATIF, VOLUME,UKURAN
NAMUN HANYA YANG IRREVERSIBLE
DAPAT DIAMATI YANG DAPAT DIUKUR
SECARA KUALITATIF, SECARA
KARENA MERUPAKAN KUANTITATIF
PROSES PERUBAHAN
BENTUK
(DIFERENSIASI)
MENUJU
PENDEWASAAN
Adanya perbedaan perkembangan antara
tumbuhan tingkat rendah dan tinggi,
angiosperm dan gymnosperm.

Akibat dari pertambahan ukuran sel, dapat


mempengaruhi pembentukan atau perkembangan
jaringan lain yaitu : terbentuknya ruang antar
sel.
Ruang antar sel dapat terjadi melalui 3 cara
yaitu:

1.Secara sizogen, yaitu terpisah sel dari


dinding sel yang ada disampingnya, seperti
terbentuknya resin pada pinus
2.Secara lisigen, apabila terbentuknya ruang
antar sel akibat hancurnya sel-sel, contohnya
seperti pada kulit jeruk.

3.Secara sizolisigen, apabila terbentuknya


ruang antar sel akibat adanya proses sizogen
dan lisigen. Ruang antar sel yang terbentuk tidak
beraturan seperti terjadi pada tumbuhan air
dan tangkai daun pisang .
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN TUMBUHAN
A.Faktor ekstern
- Air dan mineral; akan mempengaruhi
perkembangan tajuk dan akar, defisiensi
dari hara akan menghambat pertumbuhan
- Kelembaban ; kadar air udara mempengaruhi
perkembangan, dan tempat yang lembab
akan menguntungkan pertumbuhan dan
berkurangnya penguapan akan mempengaruhi
pembentukan sel
-Temperatur ; akan mempengaruhi kerja
enzim, temperatur optimal sangat
mempengaruhi pertumbuhan; tingi rendahnya
temperatur dapat mempengaruhi reproduksi,
temperatur yang baik untuk tumbuhan 22-37
derajat C.

- Cahaya ; mempengaruhi fotosintesis,


namun akan menghambat perkecambahan
B.Faktor intern

Hormon ;mempengaruhi proses


perkembangan, yaitu:
auksin mempengaruhi perkecambahan,
dormansi apikal;
giberelin; pemanjangan dan partenokarpi;
sitokinin; untuk pembelahan sel;
etilen untuk mempercepat pematangan buah;
asam absisat untuk menghambat
pembelahan dan pemanjangan sel,menunda
pertumbuhan atau dormansi, meinduksi
penutupan stomata bila musim kering;

florigen; untuk menginduksi pembentukan


bunga; kalin untuk pertumbuhan organ
(rhizokalin, kaulokalin,filokalin, antokalin,
asam traumalin atau kambium luka)
PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
TINGKAT RENDAH

Untuk tumbuhan tingkat rendah yang uniseluler,


perkembangan tidak melalui diferensiasi,
karena tidak mempunyai struktur khusus,
hanya melakukan mitosis/ pembelahan sehingga
menjadi banyak.

Tumbuhan tingkat rendah seperti dari devisi


Schyzophyta, perkembangan filogeniknya paling
rendah,karena hanya mempunyai tubuh yang
terdiri dari satu sel dan protoplasma belum
terdiferensiasi dengan jelas.
Terdiri dari dua kelas yaitu:
Bakteri (Schizomycetes)
Ganggang biru, ganggang belah atau
ganggang lendir (Cyanophyceae,
Schizophyceae atau Myxophyceae)
Bakteri
Perkembangannya melalui pembelahan 
menunjukkan bahwa perkembangan bakteri
sama dengan perbanyakan bakteri
Hasil pembelahan dapat membentuk
koloni.
Satu koloni dapat menentukan jenis
bakteri
Pembelahan bakteri dapat terjadi setiap
20menit, bagaimana dalam satu hari ?
Ganggang
• Tidak termasuk ke dalam dunia tumbuhan tetapi dunia
Protista
• Komponen dinding sel, cadangan makanan dalam sel
dan kandungan klorofil mirip tumbuhan (klorofil a, klorofil
b dan karoten)
• Struktur tubuh beradaptasi dengan air
• Ganggang multiseluler umumnya berupa benang atau
lembaran dengan struktur jaringan yang sederhana
• Tubuh tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang , daun
• Menyerap air dengan seluruh permukaan tubuh
sehingga tidak perlu sistem perakaran
Lanjutan ...
• Epidermis tidak dilapisi kutikula
• Gamet dan zigot berenang bebas di perairan
• Zigot berkembang menjadi gametofit (tidak kenal
embrio)
• Anggota meliputi 20.000 – 30.000 jenis dengan struktur
beragam.
• Anggota ada yang soliter, berkoloni, berbentuk filamen
bercabang atau tidak bercabang, berbentuk lembaran
atau bahkan menyerupai tumbuhan.
Ganggang biru (Cyanophycaeae)
Perkembangannya melalui perbanyakan
secara vegetatif yaitu: selain melalui
pembelahan juga dapat membentuk spora
dalam melakukan perkembangannya.

Divisi Thallophyta

Perkembangannya : dapat melalui vegetatif dan


generatif.

Melalui vegetatif: yaitu melalui pembentukan


spora yang dibentuk dalam sporangium. Dari
spora akan tumbuh individu baru.
Ganggang Uniseluler
Chlamydomonas
• Merupakan ganggang air tawar berbentuk oval, memiliki
sebuah kloroplas berbentuk piala berukuran besar yang
melingkupi nukleus di dalamnya.
• Di dalam kloroplas dijumpau satu sampai dua pireonoid
yaitu suatu badan protein yang diduga mengandung
enzim berperan dalam sintesis pati
• Reproduksi secara asexual ( pembelahan mitosis) dan
sexual (dengan cara sepasang sel Chlamydomonas
saling mendekatkan dan berfungsi sebagai gamet, mula-
mula dinding sel terlepas kemudian diikuti dengan
penggabungan protoplas membentuk zigot
Lanjutan ....
Diatomae
• Cukup dikenal karena peranannya di bidang industri
• Secara morfologi selnya menyerupaikotak kecil yang
dilengkapi tutup, bentuk tubuh umumnya simetris atau
radial
• Penyususn dinding sel adalah silika
• Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas
• Dijumpai focoxantin )pigmen kecoklatan)
• Reproduksi secara asexual (mitosis) dan sexual
melibatkan pembelahan meiosis dalam pembentukan
gamet-gamet.. Gametbergabung membentuk zigot.
Ganggang Uni seluler berflagela

• Meliputi kerabat Euglena, Dinoflagelata


dan Cryptophyta
• Karakternya mirip hewan dan tumbuhan
• Mirip dengan tumbuhan karena memiliki
klorofil adan c, sedangkan mirip hewan
karena tidak memiliki dinding sel
• Reproduksi berupa penggabungan gamet-
gamet membentuk zigot
Ganggang uniseluler berkoloni
Volvox
• Koloni terdiri atas ribuan sel yang tersusun membentuk
bola berongga dan berflagel . Sel-sel dalam koloni saling
berhubungan melalui protoplasma
• Bergerak secara menggelinding seperti bola
• Reproduksi dengan cara asexual (dengan membentuk
anak koloni) dansexual (melalui oogami)
Ganggang bentuk filamen

Spirogyra
• Dijumpai di air tawar, terlihat berjumbai
pada permukaan air tenang.
• Sel mengandung kloroplas berbentuk pita
yang melingkat seperti spiral
• Reproduksi secara asexual dengan
fragmentasi dan asexual ( kedua benang
salaning mendekat)
Ganggang berbentuk lembaran

Macrocystis
• Ganggang dewasa dapat mencapai panjang 60 meter
• Tubuh terdiri atas Hold fast (serupa akar untuk melekat
pada dasar laut), Stipes (serupa batang) lembaran
(Serupa daun). Pada dasar lembaran terdapat bladder
suatu struktur serupa gelembung berisi gas yang
berfungsi untuk mengapung
Melalui generatif, yaitu melalui peleburan
gamet-gamet. Gamet dibentuk dalam
gametangium
Baik Sporangium maupun gametangium hanya
terdiri dari satu sel saja.
Thallophyta mempunyai tujuh kelas yang
mempunyai alat perkembangannya berbeda.
Perkembangbiakan mengenai tumbuhan rendah
dapat dipelajari pada bagian mata kuliah
khusus tentang Algae.
Perkembangan pada lumut dan paku; melalui
pergiliran sistem reproduksi dari aseksual dan
seksual :  METAGENESIS

PROSESNYA PERKEMBANGAN LUMUT DAUN


(KELAS MUSCI)
Lumut yang berumah satu:
Spora  berkecambah; merupakan protonema yang
terdiri dari benang-benang berwarna hijau bersifat
fototrop positif, banyak cabang-cabang seperti
hifa, kemudian di sisi lain  mengeluarkan rizoid-
rizoid tidak berwarna dan bersekat-sekat dan
bersifat fototrop negatif yang percabangannya
menuju ke bawah (tanah)
Rizoid terbentuk pada awal pembelahan
spora, tumbuh di pinggir yang tidak kena
cahaya
Dengan bantuan cahaya, pada protonema
tumbuh kuncup (gemma cup), yaitu berupa
tonjolan ke samping pada sel-sel bawah dari
cabang protonema, setelah kuncup
membentuk 1-2 sel tangkai, ujungnya
membentuk piramid yang bersekat
(membentuk segmen) dan merupakan bagian
yang meristematik
Segmen-segmen dapat memisah, setiap kali
memisahkan segmen, maka tumbuh berupa
sel-sel anakan baru yang akan membentuk
individu tumbuhan lumut yang baru.

Kuncup-kuncup sering membentuk rumpun


namun masih dapat dibedakan antara bentuk
batang, daun dan rizoid.

Alat reproduksi terkumpul di ujung cabang-


cabang yang dikelilingi daun-daun yang
letaknya paling atas  bersifat hemaprodit
Lumut yang berumah dua:
Adanya anteridium dan arkegonium.
Perkembangan anteridium, sel pemulanya berupa
pasak, segmen yang dipisahkan segera membelah
menjadi sel-sel yang letaknya dipinggir dan
membentuk jaringan spermatogen
Perkembangan arkegonium, mula-mula sejalan
dengan anteridium, tetapi kemudian ujung selnya
berubah dengan munculnya dinding pemisah secara
periklinal, membentuk tiga sel dipinggir dan satu
sel ditengah berbentuk tetraeder yang kemudian
akan membentuk sekat melintang dan
terbentuklah sel telur beserta saluran-saluran
selnya
Pematangan anteridium ditandai dengan
terbukanya sel tutup diujung, berlendir,
mengembang, kemudian pecah, demikian
juga pada arkegonium.
Pematangan arkegonium sama seperti
anteridium, yaitu dinding tepinya terbuka,
membengkok keluar dan membentuk corong
atau robek menjadi empat bagian yang
masing-masing menggulung keluar dan
terjadilah pembuahan.
Setelah pembuahan terbentuk zigot yang
berbentuk sekat-sekat melintang dan
berkembang menjadi embrio yang bentuknya
memanjang terdiri dari sel-sel memanjang
juga. Sel yang berada diujung akan
membentuk sekat-sekat baru membentuk sel
pemula untuk membentuk pasak.
Sel pasak bersegmen kekiri dan kekanan,
mengadakan pembelahan membentuk spora.
Siklus perkembangan yang dimaksud yaitu:
fase juvenil (biji menjadi kecambah)  fase
dewasa (kecambah sampai tumbuh organ
bunga)fase pembuahan(hasil fertilisasi
tumbuh zigot) fase embrio (dari zigot
tumbuh biji).

PERKEMBANGAN SEL, DISESUAIKAN


DENGAN FUNGSINYA
II. PERKEMBANGAN TUMBUHAN
TINGKAT TINGGI

Umumnya perkembangan tumbuhan yang


bervariasi dan sering terjadi pada tumbuhan
tingkat tinggi, karena sudah mempunyai
organ-organ khusus yang bentuknya sesuai
dengan fungsinya.
Organ-organ tersebut, dibentuk dari sel-sel
meristem dan untuk membedakan antar organ
yang berlainan fungsinya, maka sel-sel
meristem setelah membentuk jaringan maka
akan terjadi perubahan-perubahan bentuk
(diferensiasi) yang sesuai dengan fungsinya.
Berkembangnya suatu sel atau
jaringan, dipengaruhi oleh faktor
dalam dan luar, seperti : umur, kimia
dan fisik.

Pada tumbuhan tingkat tinggi perkembangan


secara diawali dengan tumbuhnya zigot.
Proses secara alami terjadi dalam organ
reproduksi dan pada tumbuhan terletak pada
organ bunga.
STRUKTUR BUNGA

GYMNOSPERMAE

Tipe strobili (cones) : strukturnya tersusun


atas sumbu sentral (central axis) yang
mendukung kelopak (bracts) dan sisik (scales)

Organ jantan dan betina terpisah, tapi bisa


berumah satu/monoecious (dalam pohon
yang sama) atau berumah dua/dioecious.
Pada bunga jantan (male/staminate cone), tiap
scales (microsporophyll) berisi dua kantung
tepung sari (pollen sac/microsporangia).

Pada bunga betina (female/ovulate cone), tiap


scales (macrosporophyll) memiliki dua ovule
(megasporangia) pada permukaan atasnya.
Perkembangan bunga jantan dan betina pada Gymnosperm

jantan betina
ANGIOSPERMAE

Tersusun atas kelopak (sepal), mahkota


(petal), putik (♀) dan benang sari (♂)

Bisa berupa bunga sempurna (strukturnya


lengkap) atau tak sempurna (salah
satu/beberapa struktur penyusunnya tidak
ada)
Bisa berumah satu/monoecious (♀dan
♂dalam bunga/pohon yang sama) atau

Berumah dua/dioecious (♀dan ♂dalam pohon


yang berbeda)

Bisa bersifat hermaprodit (♀dan ♂lengkap


dalam 1 bunga),
masculus (hanya memiliki ♂), atau femineus
(hanya memiliki ♀)
Struktur Organ Reproduksi pada Angiosperm

The innermost whorl of


modified leaves is the
gynoecium. It consists
of several carpels often
fused to form a pistil.
Each carpel contains at
least one ovary.

gynoecium -sum of
carpels (made of)
stigma, style, ovary

androecium -sum of
stamen (made of)
filament anther
Bagian-bagian bunga Angiosperm
Bunga muncul dari ujung distal pedicel (tangkai
bunga) yang membengkak dan meluas disebut
reseptakulum.
Bunga mempunyai 4 macam organ,yaitu:
1. sepala; letaknya paling luar tersusun membentuk
kalik,umumnya berwarna hijau dan letaknya
paling bawah.
2. Korola (mahkota bunga); letaknya tepat di atas
reseptakulum di sebelah dalam sepala dan terdiri
dari petala yang umumnya berwarna. Kalik dan
korola bersama-sama membentuk periantium
(perhiasan bunga).
3. Stamen (benang sari); letaknya sebelah
luar dan membentuk Androesium

4. Karpela (daunbuah); letaknya sebelah


dalam dan membentuk Ginoesium

Androesium, tersusun atas:


Stamen terdiri dari filamen (tangkai sari ) dan
anthera (kotak sari) yang letaknya distal.

Anthera terdiri dari lobus yang menempel dan


bersambungan dengan konektivum (lanjutan
dari filamen).
Setiap lobus berisi polen ( serbuk sari)
Ginoesium, tersusun atas:
Karpela bebas (apokarpus) atau karpela berlekatan
(sinkarpus), terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Ovarium (bakal buah) yang berisi 1 atau lebih
ovulum (bakal biji) yang menempel pada
penebalan karpela yang disebut plasenta.
2. Stilus (tangkai putik); dibentuk dari pemanjangan
dinding ovarium.
3. Stigma (kepala putik); ujung stilus merupakan
struktur permukaan yang memungkinkan tempat
penyerbukan
Terminologi
Bunga hipogin, apabila letak karpela lebih tinggi dari
sumbu bunga dan ovariumnya disebut superior.
Bunga perigin, apabila periantium dan stamen terdapat
di tepi perluasan diskus ke arah lateral dan
didapatkannya di atas ovarium. Ovariumnya disebut
intermediate atau pseudo-inferior.
Bunga epigin, apabila ovariumnya tertutup diskus cekung
, sehingga ovarium terletak dibawah organ bunga.
Ovariumnya disebut ovarium inferior.
Ginofor; apabila reseptakulum membawa karpela
memanjang
Androfor; apabila pemanjangan reseptakulum membawa
karpela dan stamen.
PERKEMBANGAN SEPALA DAN PETALA
Primordia organ bunga, dimulai dari pembelahan
secara antiklinal dalam lapisan sel paling luar,
kemudian dilapisan kedua terjadi pembelahan
periklinal dan antiklinal atau pembelahan miring.
Pada beberapa tumbuhan sepala dan petala dibentuk
pada pembelahan periklinal dalam lapisan kedua dan
ketiga.
Sedangkan primordia stamen dalam lapisan ketiga
dan keempat.
Perkembangan selanjutnya untuk sepala dan
petala mengalami pertumbuhan ujung dan tepi
serta interkalar.

Struktur luar sepala dan petala dapat


dibedakan,yaitu:

apabila berwarna hijau disebut sepala dan


yang berwarna bukan hijau disebut
petala.

Sistem pembuluh pada periantium, tidak


mempunyai sklerenkim
Mesofil periantium terdiri dari: jaringan spons
yang berisi: protoplas yang mengandung:
kromoplas atau pigmen.

Epidermis berdinding tipis,


Dinding sel yang membelah antiklinal
menyebabkan petala berlipat atau bergelombang.

Dinding luar epidermis umumnya mempunyai


papila, adanya papila permukaan epidermis
terlihat mengkilap.

Bila ada stomata; jarang atau tidak berfungsi


Struktur Stamen (Benang Sari)
Epidermis filamen mempunyai kutikula dan pada
tumbuhan tertentu mempunyai trikoma
Parenkim filamen mempunyai vakuola dan ruang
antarsel yang kecil-kecil, sering didapatkan adanya
pigmen.
Bentuk luar stamen Angiospermae besar,
Anteranya berisi 4 kantung sari (mikrosporangia)
yang berpasangan, sehingga membentuk 2
pasang lobus. Kedua pasangan tersebut
dihubungkan dengan jaringan steril disebut
konektivum.
Sel-sel anter terdiri dari protoderm dan massa
meristem dasar saja. Lapisan sub-epidermis anter
muda terdiri dari sporogen, Sporogen
berkembang dari 4 sel yang letaknya di keempat
sudut anter yang sedang berkembang. (akan
diuraikan )
MIKROSPOROGENESIS
• Di dalam benang sari terdapat mikrosporangia (tempat berlangsung proses
mikrosporogenesis)
• Umumnya suatu antera terdiri dari 2 ruang sari (teka), dan
masing-masing ruang sari mula-mula memiliki 2 ruang kecil
(lokuli).
• Setiap lokuli berisi mikrospora disebut sporangium, sehingga
terdapat 4 sporangium dalam satu kepala sari.
• Pada waktu kepala sari masih muda di dalam lokulomentum
(yaitu di bawah epidermis) tersusun dari jaringan parenkimatis
yang homogen.
• Pada tempat tertentu pada lokulomentum terdapat suatu jaringan
meristematik yang disebut jaringan arkesporium. Yaitu jaringan
hipodermal yang mempunyai bentuk serta ukuran yang berbeda
dengan sel-sel yang ada disekitarnya.
• Sel-sel tersebut mempunyai inti yang jelas, jaringan arkesporium
ini kemudian mengadakan pembelahan secara periklinal,
menghasilkan sel-sel bagian dalam (sel sporogen primer) dan sel-
sel bagian luar (set parietal primer).
• Sel parietal primer membelah periklinal dan antiklinal membentuk
2-5 lapis dinding yang konsentris.

• Sel sporogen primer berfungsi sebagai sel induk spora mengadakan


pembelahan meiosis menghasilkan butir polen (serbuk sari).

• Selanjutnya parietal sekunder membelah secara periklinal


membentuk lapisan tengah, bagian luar dan dalam serta tapetum.

• Sel-sel induk mikrospora sebelum menjadi mikrospora, maka sel-


sel ini akan mengalami pembelahan meiosis, sehingga mikrospora
yang dihasilkan bersifat haploid (menghasilkan butir polen)
Perkembangan anter dari mulai mikrosporosit
sampai menjadi butir polen
MIKROSPOROGENESIS

• Mikrospora merupakan awal perkembangan generasi gametofit


jantan.
• Mikrospora yang dewasa (masak) setelah lepas dari tetrad dikenal
dengan nama polen (serbuk sari).
• Selama gametogenesis inti serbuk sari membelah menghasilkan
inti vegetatif dan inti generatif, yang tidak sama besar. Sel vegetatif
lebih besar dari sel generatif.
• Inti sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan 2 sel
sperma. Sel generatif letaknya berdekatan dengan dinding sel.
• Sitoplasma sel generatif dan sel vegetatif dipisahkan oleh 2
membran plasma.
• Dinding sel generatif segera dibentuk di antara 2 membran sel dan
berhubungan dengan intin. Bahkan dinding intin pada beberapa
jenis terdiri dari kalose.
• Setelah pembelahan mitosis sel vegetatif melanjutkan pertumbuhan,
organel sel bertambah jumlah dan ukurannya, vakuola makin lama
menghilang.
• Sel generatif bentuknya speris, setelah lepas dari dinding sel. Bentuk ini
selalu berubah selama perkembangan butir polen. Bentuknya panjang, dan
bentuk demikian ini memudahkan perpindahan inti tersebut ke dalam
tabung polen.
• Sperma dibentuk mungkin sewaktu butir polen masih di dalam antera, atau
setelah dilepas dari dalam antera. Apabila butir polen dibentuk sewaktu
masih di dalam
• Antera, maka butir polen dilepaskan pada stadium 3 sel, dan apabila
sperma terbentuk setelah keluar dari antera, maka pada waktu dilepas
butir polen berada dalam keadaan 2 sel.
• Sel generatif embrio kemudian baru mengadakan pembelahan setelah
tabung polen menembus stigma atau setelah mencapai kantong embrio
(kantung lembaga).
Perkembangan gametofit jantan
A. Polen dengan 1 inti
B. Polen membesar dengan vakuola
di bagian tengah
C. Inti polen mengadakan
pembelahan
D. Stadium 2 dengan 2 inti, inti
vegetative ukurannya lebih besar
dari inti generative dan letaknya
di tengah
E. Inti generatif mukurannya
menjauh dr dinding sel dan
bentuknya bulat
F. Inti generative terdapat bebas di
sitoplasma
G. Inti mulaimembelah
H. Terbentuk 2 sel sperma
I. Inti sel membelah di dalam buluh
sari
Megasporogenesis
• Megasporofil (daun buah ) berkembang dalam suatu pistil.
• Pistilum biasanya mengalami diferensiasi menjadi 3 bg, yaitu :
1. Bagian basal yang menggelembung disebut ovarium (bakal buah).
2. Bagian yang memanjang disebut stilus (tangkai putik).
3. Bagian ujung stilus yang disebut stigma (kepala putik).
• Di dalam ovarium terdapat 1, 2 atau lebih bakal biji. Tiap bakal biji
terdiri dari nuselus, integumen, khalasa, dan funikulus. Nuselus
dilindungi oleh satu atau dua integumen. Pada waktu biji dewasa,
integumen menyusun kulit biji.
5 tipe bakal biji
1. Orthotropus : mikropil menghadap ke atas terletak segaris

dengan hilus.

2. Anatropus : mikropil dan hilus Letaknya sangat

berdekatan.

3. Kampilotropus : bakal biji berbentuk kurve.

4. Hemianatropus : apabila nuselus dan integumen terletak

kurang lebih di sudut funikulus.

5. Amfitropus : bakal biji berbentuk seperti sepatu kuda


5 Tipe Ovulum
• Pada awal perkembangannya pada plasenta terdapat pemula
yang disebut arkesporium.
• Arkesporium sel parietal di sebelah luar dan sel sporogen di
sebelah dalam.
• Sel sporogen berfungsi sebagai sel induk megaspore yang
menghasilkan tetrad linier megaspore di bagian atas mengalami
regenerasi dan satu megaspore yang berfungsi.
• Sel megaspore akan membelah secara mitosis 3 kali berturut-
turut menghasilkan 8 sel (8 inti)
• Pada masing-masing ujung sel gametofit (khalaza dan mikropil)
akan terdapat empat buah inti. Selanjutnya, terjadi pemindahan
masing-masing satu inti dari kedua kelompok tersebut di atas ke
pusat gametofit dan dinamakan inti polar (inti kutub. Ketiga inti
yang masih berada di kutub kalaza, masing-masing akan
membentuk selaput sel dan terjadi penambahan sitoplasmanya,
dinamakan sel antipoda
Perkembangan kantung embrio
Keterangan
A. Penampang melintang kuncup bunga lengkap yang menunjukkan keempat bagian
bunga, di bagian tengah terdapat bakal buah (ovarium) dengan empat daun buah (karpel).
B. Bakal buah diperbesar menunjukkan empat karpel dan bakal biji (ovulum).
C. Satu bakal biji, sel induk mengaspora (mengasporosit) pada stadium profase dari
meiosis.
D. Telofase akhir dari pembelahan meiosis kedua.
E. Empat megaspora, tiga berdegenerasi.
F. Kantung embrio berinti dua.
G. Kantung embrio berinti empat.
H. Kantung embrio berinti delapan.
I. Kantung embrio matang.
J. Fertilisasi, sinergid berdegenerasi
Struktur ovule
Megasporogenesis Meiosis I

Mikrofil
Meiosis II
Perkembangan gametofit betina

1. Megasporogenesis menghasilkan megaspore


2. Megaspora menghasilkan gametofit betina (kantung embrio)
3. Kantung embrio menghasilkan sel telur
Pembuahan ganda
• Setelah polinasi, butir serbuksari berkecambah pada stigma

• Sel tabung tumbuh menuju ovari

• Sel generatif bermitosis menghasilkan dua sperma

• Satu sperma membuahi sel telur menghasilkan zigot (2n)

• Sperma lain membuahi sel kutub (2 inti) yang terdapat di


tengah kandung lembaga, menghasilkan endosperma (3n)

• Angiospermae: 2 kali pembuahan (pembuahan ganda)

Anda mungkin juga menyukai