Anda di halaman 1dari 22

Arsitektur pada Mayarakat Multikultur

Akhmad Chaerul Umam


Rullyan Surya Sandyasqo
M. Hafidz Praja I
ARSITEKTUR
Arsitektur secara umum dapat digambarkan sebagai ilmu
dalam merancang lingkungan binaan. Dalam artian yang
lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan
membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari
level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu
desain bangunan, desain perabot dan desain produk.
MASYARAKAT MULTIKULTUR
Multikulturalisme
Masyarakat atau berasal dari kata
dalam bahasa multidisebut
inggris (plural)Community
dan kultural
(tentang
dan dalam budaya),
bahasa yunani multi-kulturalisme
adalah “persahabatan”.mengisyaratkan
Sebagai
pengakuan terhadap
refleksi dari arti katarealitas keragaman
tersebut, aristoteleskultural, yang berarti
mengemukakan
mencakup baik keberagaman
bahwa manusia yang hiduptradisional
bersama seperti keberagaman
dalam masyarakat
suku,
karenaras, ataupun
mereka agama,ikatan
menikmati maupun
yang keberagaman bentuk-
saling bekerja sama,
bentuk
untuk kehidupan
memenuhi (subkultur)
kebutuhan yang
dasar terus
mereka bermunculan
dan untuk di
setiap tahap sejarah
menemukan kehidupan masyarakat dalam ideologi
makna kehidupan.
sekaligus sarana untuk menciptakan egaliter dan hubungan
damai antara kelompok budaya di Masyarat itu sendiri.
Dalam Multikulturalisme terdapat dua masalah utama:

Pertama, adanya ketegangan antara satu dan banyak


hal lain, di mana multikulturalisme ironisnya akan
mengabaikan kesamaan dan menekankan perbedaan di
antara kelompok budayanya.

Kedua, konflik mungkin timbul antara klaim egalitas


minoritas.
Masyarakat Multikultural merupakan suatu
masyarakat yang terdiri dari beberapa macam
komunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan
sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu
sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat
serta kebiasaan
KOTA LASEM
Kota Lasem adalah hasil akulturasi budaya Jawa
Akulturasi budaya yang terjadiCina,
pribumi, merupakan
dan Islam secara harmonisasi dan
representasi dan percampuran budaya
menawan. Berlandaskan toleransi antar umat
Kota pendatang dan beragama,
Lasem merupakan buaya
sebuah lokal
kota yang berbagai suku di Kota
kecamatan
kehidupan
kecil terbentuk
yang terletakmelalui perjalanan
di wilayah
Lasem pesisir panjang
pantai dengan
berlangsung Laut damai dan teratur.
Utarasejarah budaya
Jawa dan pesisir
secara Jawa sejak
administratif
Kawasan abadwilayah
masuk
pesantren ke-yang berdiri berdampingan
14. Hal
kabupaten ini divisualisasikan
Rembang. dengandengan
kawasan bentuk
pecinan merupakan bukti telah
arsitektur bangunanterciptanya
dengan beberapa
suatu akulturasi budaya yang
ragam bentuk perpaduanberakar Jawa,
dariTiongkok,
toleransi.
Batas wilayah sebelah utara adalah Laut Jawa,Tidak ada lagi batasan
dan Islam. Selainsekat itu,suku,
kebudayaan
ras, Sebelah
dan agama di Kota Lasem.
sebelah Timur adalah kecamatan Sluke,
membatik sudah lebih dulu mengalami
barat adalah kecamatanOrang Rembangketurunan Jawa sudah terbiasa “duduk”
dan sebelah
masa kejayaan.
selatan adalah kecamatan bersama
Pancur. orang keturuanan Tionghoa dan Arab
dalam diskusi-diskusi sosial dan berbagai
kegiatan seni dan budaya.
Klenteng Cu An Kiong
“Temple of Mercy and Peace”
Terletak di Jalan Dasun No.
19 di tepi Sungai Babagan
Lasem yang mengalir ke
arah laut di sebelah utara.
Kelenteng merupakan salah
satu kelenteng tertua di
Pulau Jawa. Kelenteng ini
merupakan salah satu
klenteng dengan arsitektur
menawan.
Kelenteng Poo An Bio
Kelenteng Poo An Bio
terletak di Jalan Karangturi
VII/33, Lasem. Nama lain
kelenteng ini adalah Kong
Tik Cun Ong Bio atau dalam
bahasa Mandarin Guangze
zun wang miao yang dalam
bahasa Inggris bernama
Temple to Holy King of Wide
Extended Favour.
Kelenteng Gie Yong Bio
Kelenteng Gie Yong Bio terletak
di Jalan Babagan No. 7, Lasem
yang dulunya merupakan Jalan
Raya Pos (Grotepostweg). Nama
lain kelenteng ini dalam Bahasa
Mandarin adalah Yiyong Gong
Miao atau dalam Bahasa Inggris
The Temple of The Valiant Men.
Sejarah Masuknya Islam
di Kota Lasem
Penyebaran Islam di Lasem tidak bisa
dilepaskan dari sosok Syeh asal Yaman, yakni
Syeh Maulana Sam Bua Samarakandi atau biasa
dikenal dengan sebutan Mbah Sambu
penyebaran Islam di Lasem, dimana masih
terdapat bukti sejarah Pangeran Tedjakusumo I
misalnya padatahun 1588 mendirikan masjid
Lasem yang berada di sebelah barat alun-alun.
Terdapat 19 pesantren terpusat di 5 desa di
Kota Lasem. Kelima desa tersebut yakni Desa
Sumbergirang dengan enam pesantren, Desa
Soditan dengan tujuh pesantren, Desa Karangturi
dengan satu pesantren, Desa Ngemplak dengan
empat pesantren dan Desa Gedongmulyo
dengansatu pesantren.
Sosial–Budaya Masyarakat
Kota Lasem
• Sistem sosial-budaya masyarakat Kota
Lasem dapat dikategorikan sebagai
sosial – budaya agama.
• Tingginya toleransi antar umat
beragama di Kota Lasem sudah
diajarkan sejak dini melalui sekolah-
sekolah dasar.
• Tingginya nilai toleransi antar warga
inilah yang kemudian menjadikan
kehidupan antar beragama menjadi
berkembang
Akulturasi Budaya
Cina dan Islam
Dalam Arsitektur Tempat Ibadah di
Kota Lasem Akulturasi merupakan
suatu proses sosial yang timbul bila
suatu kelompok manusia yang
memiliki suatu kebudayaan tertentu
berhubungan dengan unsur-unsur
dan suatu kebudayaan asing,
sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing tersebut lambat laun diterima
dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kebudayaan sebelumnya.
JAWA DAN ARAB JAWA DAN CINA

Akulturasi batik Akulturasi rumah


bergaya khas arsitektur
Cina
MASJID JAMI LASEM
Masjid tersebut hingga sekarang masih
ada dan berdiri kokoh setelah melalui
beberapa kali pemugaran. Selain itu
makam Tedjakusuma 1, alias Kyai Ageng
Punggur alias Bagus Serimpet ada di
belakang Masjid Kota Lasemdi belakang
imaman. Beliau meninggal di usia 77
tahun pada tahun 1632 M, sementara itu
Syeh Maulana Sam Bua Samarkandi wafat
tahun 1653 M di usia 61 tahun dan
dimakamkan di sebelah utara serambi
Masjid Kota Lasem.
Akulturasi Cina Arab dan Jawa
• Wujud akulturasi budaya Cina dan
islam dalam arsitektur Masjid
Jami‟ Lasem. wujud atap bentuk
atap yang bertingkat dua memiliki
ujung melengkung mirip dengan
arsitektur bangunan Cina yang
bernama Tsuan Tsien
• Ukiran di salah satu rumah
tradisional Kudus yang dulunya
merupakan rumah pedagang dan
tukang Cina muslim Ukiran di
mimbar Masjid Jami‟ Lasem.

Anda mungkin juga menyukai