Bismillah Semhas
Bismillah Semhas
Oleh
AGUSTIN
NIM 22020115120003
3
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum Mendeskripsikan tingkat risiko bunuh diri WBP di sebuah Lapas perempuan di Indonesia
MANFAAT PENELITIAN
Waktu Penelitian:
Mei 2019
8
Alat Penelitian, Uji Validitas dan Prosedur
Pengumpulan Data
9
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Uji validitas
Kuesioner terlebih dahulu dilakukan back translate. Uji validitas telah dilakukan
kepada responden di Lapas Kelas IIA Malang yang memiliki karakteristik mendekati
sampel penelitian dengan berjumlah 30 orang dan hasilnya diuji validitas dengan
rumus Pearson Product Moment menggunakan aplikasi statistika. Taraf signifikansi
pada penelitian ini adalah 0,05% dengan nilai r tabel 0,361 berdasarkan r tabel untuk
n=30. Hasil uji validitas 27 item pertanyaan menunjukan valid karena r hitung > r
tabel.
Uji reliabilitas
Pengukuran realibilitas yang dilakukan pada kuesioner penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan rumus alpha cronbach pada aplikasi SPSS. Uji dilakukan di
Lapas Perempuan Kelas IIA Malang dengan 30 orang yang mendekati karakteristik
sampel peneliti. Hasil uji reliabilitas menyatakan bahwa setiap item kuesioner
dinyatakan reliabel karena nilai alpha lebih besar dari 0,6 yang ditunjukan dengan
nilai 0,887 10
Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
Pengolahan Data
Langkah – langkah dalam pengolahan data yaitu :
1.Editing
2.Coding
3.Processing
4.Cleaning
5.Tabulasi
Analisa Data
Data penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisa univariat. Hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dengan persentase
dalam bentuk tabel yang menggambarkan karakteristik demografi
responden dan tingkat risiko bunuh diri pada WBP perempuan.
11
Etika Penelitian
1. Otonomi
2. Beneficience
3. Nonmalleficience
4. Confidendiality
5. Veracity
6. Justice
12
HASIL PENELITIAN
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Warga Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Warga
Binaan Pemasyarakatan Berdasarkan Usia di Sebuah Lapas Binaan Pemasyarakatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Perempuan di Indonesia Mei 2019 (n=185) Sebuah Lapas Perempuan di Indonesia Mei 2019 (n=185)
13
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi
Warga Binaan Pemasyarakatan Berdasarkan
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Kunjuan Keluarga di Sebuah Lapas Perempuan di
Warga Binaan Pemasyarakatan Berdasarkan Status Indonesia Mei 2019 (n=185)
Pernikahan di Sebuah Lapas Perempuan di Indonesia
Mei 2019 (n=185)
Frekuensi Kunjungan Frekuensi Presentase
Keluarga
Status Frekuensi Presentase
Pernikahan Tidak dikunjungi 65 35,1%
1 x/ tahun 26 14,1%
Belum kawin 33 17,8%
2-11 x/tahun 10 5,4%
Kawin 91 49,2%
1x/ bulan 26 14,1%
Janda 61 33%
2-3 x/ bulan 9 4,9%
Total 185 100%
1x/minggu 25 13,5%
Lebih dari 1x/ minggu 24 13%
Total 185 100%
14
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Warga
Binaan Pemasyarakatan Berdasarkan Lama Pidana di
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Sebuah Lapas Perempuan di Indonesia Mei 2019
Demografi Warga Binaan Pemasyarakatan (n=185)
Berdasarkan Status Hukum di Sebuah Lapas
Perempuan di Indonesia Mei 2019 (n=185) Lama Pidana Frekuensi Presentase
< 1 tahun 22 11,9%
Status Frekuensi Presentase
Hukum 1-3 tahun 25 13,5%
Tahanan 20 10,8% 4-6 tahun 37 20%
Narapidana 165 89,2% 7-9 tahun 24 13%
Total 185 100% >10 tahun 56 30,3%
Belum ditetapkan 21 11,4%
Total 185 100%
15
Tidak Pidana Frekuensi Presentase
Pencurian 12 6,5%
Tabel Distribusi Frekuensi
Karakteristik Demografi Pemerasan dan pengancaman 2 1,1%
Warga Binaan Kejahatan terhadap nyawa 10 5,4%
Pemasyarakatan
Berdasarkan Tindak Penganiayaan 4 2,2%
Pidana di Sebuah Lapas Penggelapan 27 14,6%
Perempuan di Indonesia
Perbuatan merugikan piutang 3 1.6%
Mei 2019 (n=185)
Narkotika 103 58,4%
Korupsi 10 5,4%
Penipuan 4 2,2%
KDRT 2 1,1%
Tindak lainnya: Perjudian 3 1,6%
Total 185 100%
16
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Silang Tingkat Risiko Bunuh Diri Berdasarkan Lama Pidana,
Warga Binaan Pemasyarakatan di Sebuah Lapas Perempuan di Indonesia Mei 2019 (n=185)
17
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Silang Tingkat Risiko Bunuh Diri Berdasarkan Status Hukum
Warga Binaan Pemasyarakatan di Sebuah Lapas Perempuan di Indonesia Mei 2019 (n=185)
18
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Silang Tingkat Risiko Bunuh Diri Berdasarkan Tindak Pidana
Warga Binaan Pemasyarakatan di Sebuah Lapas Perempuan di Indonesia Mei 2019 (n=185)
20
PEMBAHASAN
1. Gambaran Karakteristik Demografi WBP Perempuan di Sebuah Lapas Perempuan di Indonesia
Usia
•WBP perempuan memiliki rentang usia 18-40 tahun (dewasa awal ) sebanyak 68,1%.
•Sejalan dengan penelitian sebelumnya di Lapas Perempuan Kelas IIB Gresik pada tahun
2014 sebanyak 52,2% memiliki rentang usia 18-40 tahun.(Karomah,2013)
•Golongan dewasa awal cenderung lebih reaktif, agresif, dan memiliki kemampuan
koping stres yang rendah sehingga mudah mengalami masalah psikologi seperti depresi,
keputusaan dan stres . Masalah-masalah psikologis yang tidak ditangani dengan baik
dapat menyebabkan munculnya perasaan hopeless yang meningkatkan risiko bunuh diri.
(Maryatun,2015)
21
Tingkat Pendidikan
•Responden WBP perempuan mayoritas memiliki tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah,
SD dan SMP) dangan jumlah 43,8%
•Survei internasional yang pernah dilakukan juga menyatakan bahwa populasi WBP
perempuan dengan pendidikan menengah ke bawah lebih banyak dibanding populasi di luar
Lapas.(Harlow,2003)
•Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan WBP perempuan memiliki kemampuan
koping stres yang tidak adekuat sehingga rentan mengalami masalah-masalah psikososial
dan mudah memiliki pikiran untuk bunuh diri dan kurang memiliki kemampuan sosialisasi dan
komunikasi dengan masyarakat yang kurang.
22
Frekuensi Kunjungan Keluarga
23
Status Pernikahan
•Sebanyak 51% status responden dalam penelitian ini memiliki status menikah
•Hal tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya sebanyak 53,3% responden berstatus
menikah pada penelitian di Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang tahun 2016 (Baity, 2017)
•WBP perempuan merasa terpuruk dan terkucil, sedih harus berpisah dengan anak-anak dan
keluarganya, cemas dengan kondisi keluarga ataupun memikirkan sesuatu yang buruk
menimpa dirinya atau keluarga.
24
Tindak Pidana
•Tindak pidana yang paling mendominasi kasus WBP perempuan di penelitian ini adalah
tindakan yang berkaitan dengan narkotika yaitu, sebanyak 58,4%
•Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan di sebuah Lapas
perempuan di Indonesia tahun 2017 bahwa 52% responden terlibat kasus narkotika
(Baity,2017)
•WBP dengan kasus Narkoba sedikit banyak akan mengalami masalah psikologis seperti
depresi karena pengaruh zat Narkoba yang dikonsumsi. Zat tersebut mempengaruhi aspek
kognitif, afektif dan Psikomotor.
25
Status Hukum
•Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa 89,2% WBP memiliki status hukum narapidana
•Penelitian sebelumnya di sebuah Lapas Perempuan di Indonesia juga menunjukkan bahwa
71,5% WBP memiliki status hukum narapidana (Ekasari,2009)
•Sebanyak 40% tahanan dalam penelitian ini memiliki risiko bunuh diri.
•Tahanan merasakan perubahan lingkungan dan situasi mendadak, dan rasa takut tidak
dapat menyesuaikan diri selama di Lapas menyebabkan ketidaknyamanan dan berdampak
pada masalah kesehatan mental.
26
Lama Tahanan
•Sebagian WBP perempuan pada penelitian ini menjalani lama pidana lebih dari 10 tahun
atau sebanyak 30,3%.
•Penelitian sebelumnya di Rutan Kelas IIA Malendeng Manado yang menyatakan bahwa
WBP terbanyak mengalami gangguan psikologis berupa depresi memiliki masa tahanan
antara lebih dari 2 tahun.(Tololiu,2015)
•Pengalaman hidup dalam Lapas menyebabkan kehilangan pekerjaan yang menjadi
sumber penghasilan sehingga menimbulkan harga diri rendah, stres, cemas, perasaan
mudah tersinggung, dan sedih sehingga sangat rentan mengalami depresi hingga
pemikiran untuk mengakhiri hidup
27
Gambaran Tingkat Risiko Bunuh Diri WBP Perempuan di Sebuah Lapas Perempuan di Indonesia
•Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa WBP perempuan di sebuah Lapas di Indonesia
yang tidak berisiko bunuh diri sebanyak 59,5%, dan berisiko bunuh diri sebanyak 40,5%
•Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan di sebuah Lapas Jerman oleh
Marzano dengan hasil 15,3% WBP perempuan mengalami bunuh diri pada tahun 2011-2013.
(Marzano,2013)
28
Hasil Penelitian menunjukkan WBP perempuan yang memiliki risiko bunuh diri sebanyak
40,5%. Berdasarkan analisis dari kuesioner SCOPE WBP perempuan yang memiliki risiko
bunuh diri akan merasa stress (31,8%), merasa jenuh (37,3%), berfikir untuk melukai diri
(14%), merasa ingin bunuh diri (17,3%), kesepian (19%), tidak memiliki dukungan keluarga
(53,5%), merasa tidak berdaya (42,2%) dan merasa tidak memiliki harapan (49,7%)
29
•Sebanyak 31,8% WBP perempuan merasakan stress selama masa pembinaan di Lapas.
30
•Perasaan tidak berdaya dan tidak memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik
merupakan salah satu faktor kuat yang memicu terjadinya bunuh diri
•Hopelessness dapat menyebabkan WBP gagal menemukan alternatif penyelesaian
masalah hingga mengarah pada perilaku dekstruktif yang dapat mencederai diri
(Beck,1975)
31
•Dukungan keluarga yang kurang dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada WBP.
•Hasil penelitian menunjukkan bahwa 35,1% WBP tidak pernah dikunjungi oleh
keluarganya
•Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan kecewa pada WBP perempuan
karena merasa tidak bisa berkumpul dengan keluarga dan kerabat dekat.
•Perasaan kecewa dan kesepian pada WBP perempuan dapat membentuk konsep diri
negatif sehingga membuat WBP perempuan memandang masa depan sebagai suatu hal
yang buruk
32
•Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada responden WBP perempuan sebanyak
59,5%. tidak berisiko bunuh diri
•Pada WBP perempuan yang cenderung tidak memiliki risiko bunuh diri berarti mampu
melakukan penyesuaian diri
•WBP yang tidak memiliki risiko bunuh diri tidak terpuruk dengan masa lalu serta yakin
bahwa ada harapan untuk masa depan yang lebih baik
•Pengembangan sikap dan mental positif tersebut ditumbuh kembangkan saat menjalani
pembinaan dan bimbingan di Lapas
33
•WBP memiliki koping diri yang baik dapat menekan perasaan dan cara berpikir negatif , mendapat
kepuasan dari hal-hal yang biasa dilakukan, tidak merasa lebih buruk dari orang lain, memiliki energi
positif, tidak mengalami penurunan nafsu makan serta tidak mudah marah
•Faktor lain yang dapat mempengaruhi WBP tidak memiliki risiko bunuh diri adalah adanya dukungan
keluarga yang mengunjunginya untuk menghilangkan rasa takut dan kecemasan akan masalah-
masalah yang dihadapi
34
KESIMPULAN
•Sebanyak 68,1% responden berusia 18-40 tahun (dewasa awal), 43,8% responden
berpendidikan terakhir tidak sekolah, SD, SMP (tingkat pendidikan rendah), 49,2% responden
memiliki status kawin, 30,3% memiliki masa pidana lebih dari 10 tahun, 35,1% responden tidak
dikunjungi keluarga, 89,2% responden merupakan narapidana, dan 58,4% responden menjalani
pidana karena tindakan yang berkaitan dengan narkotika.
•WBP perempuan tidak berisiko bunuh diri sebanyak 59,5% dan berisiko bunuh diri sebanyak
40,5%
35
SARAN
Bagi Institusi
Bagi Praktisi Perawat
Pendidikan
36
TERIMA KASIH
37