Sosial Budaya
Ekonomi Hankam
Teknologi
Politik Lingkungan Sosial
Penentuan
Basis Lingkungan Meso
SWOT
Lingkungan Mikro
Koperasi
Pertanian KUD
(Kasus; Pengurus
PT
DPRD
Pengem- Manajer Anggota
Kelompok Tani Kelompok Usaha
bangan Bersama
Koperasi
Pemerintah Gerakan Koperasi
Petani di
Gorontalo)
Lingkungan Fisik
Syarat dan kondisi lahan cukup Produktivitas lahan Adanya permintaan Berdasarkan hasil
baik. Luas lahan cukup luas, hampir rendah. beberapa negara yang analisis Herfindahl
ada di setiap provinsi. Mutu kopi rendah. sedang meningkat. Index, yang
Aksesibilitas terhadap input tidak Pendidikan para petani Masih terbukanya menunjukkan
sulit. rendah. peluang ekspor untuk bahwa pasar kopi
Biaya yang dikeluarkan tidak Mata rantai pemasaran kopi olahan. Robusta
sebesar kopi Arabika. cukup panjang. Beberapa faktor internasional
Perkebunan kopi menyerap banyak Adanya pungutan kepada kesempatan dapat sedang menuju ke
tenaga kerja. petani yang dijadikan peluang, arah persaingan
Tingkat upah yang terjadi sesuai memberatkan. seperti terjadinya sehingga beberapa
dengan kesepakatan. Belum ada lembaga depresiasi nilai dollar negara akan
Sumberdaya IPTEK tersedia dengan permodalan yang US, peningkatan menjadi ancaman,
cukup baik. membantu petani. dayasaing karena seperti Pantai
Industri jasa, pendidikan, litbang, Industri pengolahan kopi terjadinya blok-blok Gading, Uganda,
dan konsultasi telah berperan domestik sebagian besar perdagangan, dan dan India.
dengan baik. masih berorientasi lokal. beberapa hal lainnya.
Pemerintah telah berperan baik Ekspor sebagian besar
melalui beberapa lembaga masih dalam bentuk biji
pertanian. kopi.
Kopi Robusta nasional mempunyai
keunggulan komparatif.
Kekuatan (Strengths-S) Kelemahan (Weaknesses-W)
1. Usahatani tebu cukup layak 1. Aksesibilitas terhadap pupuk rendah
untuk diusahakan 2. Penggunaan bibit yang kurang baik
2. Sumberdaya manusia tersedia 3. Kurangnya modal untuk usahatani dan pabrik
cukup banyak gula
Matriks 3. Bargaining position petani 4. Infrastruktur yang ada sebagian besar kurang
semakin kuat dengan adanya memadai
SWOTAgribisnis asosiasi petani 5. Produktivitas lahan rendah
4. Sistem tataniaga yang cukup baik
Gula di Indonesia 6. Tingkat rendemen rendah
Optimalisasi lahan kopi. Penggunaan benih atau bibit unggul secara Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,
menyeluruh pada lahan-lahan sentra produksi. Dinas Pertanian daerah, dan APEKI.
Pemberdayaan tenaga-tenaga penyuluh Dinas Pertanian daerah, perguruan
pertanian dari Dinas Pertanian setempat. tinggi, dan APEKI.
Pemberian bantuan untuk merehabilitasi Departemen Pertanian dan APEKI.
lahan kopi yang sudah tidak produktif. Perkebunan besar negara atau swasta
Program kerjasama dengan perkebunan besar dan APEKI.
negara maupun swasta.
Peningkatan kualitas kopi Pertemuan khusus untuk membahas Departemen Pertanian, AEKI, dan
olahan dengan kestabilan harga kopi sebagai langkah awal APEKI.
menggunakan cara basah untuk pengolahan Robusta dengan cara basah.
(WP) dan peningkatan Perbaikan dalam budidaya kopi, seperti
produk kopi spesialti rejuvinasi dan penggantian tanaman yang
Robusta. sudah tua dan tidak produktif.
Pemanfaatan faktor Program bersifat situasional sesuai dengan Seluruh pihak yang terkait dalam
kesempatan yang ada. kondisi yang terjadi. agribisnis kopi Robusta.
Program Peningkatan Dayasaing Industri Kopi Robusta Indonesia
Strategi Program Penanggung Jawab
Mengembangkan Optimalisasi setiap program yang ada di Direktorat Jenderal Perkebunan-
kelembagaan petani masing-masing lembaga terkait. Departemen Pertanian, Pusat
yang ada. Program registrasi kelompok-kelompok tani Penelitian Kopi dan Kakao, Dinas
yang ada di sentra produksi. Pertanian daerah, AEKI, dan APEKI.
Pembentukan koperasi petani kopi.
Pemasaran langsung dari Melakukan program kerjasama petani kopi APEKI (Lampung) dan Dinas
petani ke perusahaan Robusta di Tenggamus (Lampung) dengan Pertanian daerah.
pengolahan kopi. pihak buyer, seperti Nestle.
Pengkajian ulang Mengadakan pertemuan khusus antara AEKI, AEKI, APEKI, dan Departemen
pungutan oleh AEKI. APEKI, dan Departemen Pertanian. Pertanian.
Pengadaan program Program kerjasama dengan perusahaan Departemen Perindustrian,
kerjasama dengan pengolahan kopi di Italia atau negara-negara Departemen Pertanian, AEKI, dan
perusahaan pengolahan lain yang mengalami peningkatan konsumsi industri-industri pengolahan kopi di
kopi di negara-negara kopi. Indonesia.
konsumen utama.
Memasyarakatkan Program pemasyarakatan sistem organik di APEKI, Dinas Pertanian daerah,
sistem pertanian organik daerah-daerah sentra produksi. Departemen Pertanian, dan AEKI.
di perkebunan kopi
Robusta.
Peningkatan konsumsi Program pameran atau festival kopi nasional Departemen Pertanian, AEKI, APEKI,
kopi domestik. sebagai bentuk promosi generik dan Departemen Perindustrian, dan
jenis/merek. industri-industri pengolahan kopi di
Indonesia.
Road Map
Sumbu X
(Rentang Periode)
Rancangan Arsitektur
Strategik Agribisnis
Gula di Indonesia