Anda di halaman 1dari 73

MODEL/TEORI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
dalam DILEMA ETIK

Oleh: Hartati, S.Kep, Ns, MM


ETIKA KEPERAWATAN


1. Mengatur
ETIKA Hubungan
Antara perawat
Dan pasien

2.Profesi
keperawatan
memiliki kontrak
KEPERAWATAN sosial dengan
masyarakat
DECISION MAKING
1. Pemilihan alternatif perilaku dari dua
alternatif atau lebih
2. Suatu pendekatan terhadap hakikat
suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta
dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan
pengambilan tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang
paling tepat.
DECISION MAKING
• Menurut Ralph C. Davis: Keputusan
dapat dijelaskan sebagai hasil
pemecahan masalah, selain itu juga
harus didasari atas logika dan
pertimbangan, penetapan alternatif
terbaik, serta harus mendekati
tujuan yang telah ditetapkan.
DECISION MAKING
Menurut Marry Follet dan Stoner:
Seorang pengambil keputusan
haruslah memperhatikan hal-hal
seperti: logika, realita, rasional, dan
pragmatis.
Secara umum pengertian teori pengambilan
keputusan adalah teknik pendekatan yang
digunakan dalam proses pengambilan
keputusan atau proses memilih tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.
Pengertian PK yang lain
• Secara umum, PK adalah upaya untuk
menyelesaikan masalah dengan memilih
alternatif solusi yang ada
• Sebagai seni, PK adalah proses mengambil
keputusan pada situasi dan kondisi yang
berbeda (karena adanya keragaman yang
bersifat unik)
• Sebagai ilmu, PK adalah suatu aktivitas
yang memiliki metode, cara, dan pendekatan
tertentu secara sistematis, teratur dan
terarah.
Dasar Pengambilan
Keputusan, George R. Terry:
1. PK Berdasarkan Intuisi (perasaan,
subjektif)
2. PK Berdasarkan Rasional (akal,
objektif)
3. PK Berdasarkan Fakta (data,
informasi)
4. PK Berdasarkan Pengalaman
5. PK Berdasarkan Wewenang (authority)
Alasan Pengambilan Keputusan
Ada 3 :
• Kondisi
• Kehendak/keinginan
• Konsekuensi

KREATIFITAS KEPUTUSAN
YG EFEKTIF
KEPUTUSAN YG EFEKTIF,
Menurut MAIER:

DE = Q X A DE = Q / A

DE = A / Q DE = Q = A

DE = Decision efektive
A = Acceptability
Q = Quality
Keputusan yang berkualitas

• Mempunyai kontribusi
terhadap peningkatan
nilai organisasi dan
individual (addict value)
• Akurasi antara prediksi
dan realisasi
TIPE DECISION
MAKER
TIPE-TIPE PENGAMBIL KEPUTUSAN
(DEC. MAKER), menurut Eric Form:
1. Tipe Ketergantungan:
 The defensive or receptive type
 Tdk mempunyai pendirian tegas
2. Tipe Eksploitatif:
 The exploitative or aggressive type
 Suka mengeksploitasi orang lain
3. Tipe Tabungan:
 The hoarding type
 Tdk suka sharing ide dg orang lain
TIPE-TIPE PENGAMBIL KEPUTUSAN
(DEC. MAKER), menurut Eric Form:

4. Tipe Pemasaran:
 The marketing type
 Suka menjual/memamerkan ide kpd orang
lain
5. Tipe Produktif:
 The productive type
 Punya kemampuan, pengetahuan, skill &
visioner
 Penuh inisiatif & kreatifitas
NILAI2 YG MENDASARI DEC. MAKER,
menurut James E Anderson:

• Political values
• Organizational values
• Personal values
• Policy values
• Ideological values
TEORI-TEORI
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
TEORI-TEORI PK
1.Teori Rasional Komprehensif (Rational
Comprehensive theory)
 Tokoh: Yehezkel Dror
 Adalah keputusan paling rasional yg
dpt mencapai tujuan yg efektif dg
cara: a) identifikasi masalah b)
tentukan urutan prioritas c) tentukan
dan pilih bbg alternatif d) cermati ttg
biaya & manfaat
TEORI PK
2. Teori Inkremental
 Tokoh: Charles E Lindblom
 Adalah keputusan dg mengurangi
risiko & biaya secara bertahap dari
keadaan ketidakpastian dg cara: a)
tentukan tujuan & sasaran b)
pertimbangkan bbg alternatif c)
redefinisi tiap masalah d) perbaikan
& perubahan scr bertahap
TEORI PK
3.Teori Pengamatan Terpadu (Mixed
Scanning Theory)
 Tokoh: Amitai Etzioni
 Adalah keputusan bersifat
fundamental maupun inkremental
 Keputusan hanya mencerminkan
kepentingan klp ttu
 Mengabaikan adanya peluang
pembaruan sosial (social inovation)
MODEL
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1. Model PK Rasional

• Adalah model pengambilan keputusan


yang menggambarkan bagaimana individu
hendaknya berperilaku untuk
memaksimalkan hasil.
• Untuk itu perlu ditingkatkan kreativitas
dalam pengambilan keputusan
• Kreatifitas terdiri dari tiga: keahlian,
keterampilan dan motivasi
TAHAPAN PK Rasional

a. IDENTIFIKASI MASALAH
b. MENGIDENTIFIKASI KINERJA
KEPUTUSAN
c. MENGALOKASI BOBOT TERHADAP
KRITERIA
d. MENGEMBANGKAN ALTERNATIF
e. MENGEVALUASI ALTERNATIF
f. MEMILIH ALTERNATIF TERBAIK
2. Model PK Rasional
Terbatas
• Disebut juga bounded of rationality
• Adalah pengambilan keputusan
dengan merancang bangun model-
model yang disederhanakan yang
menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah
tanpa menangkap semua
kerumitannya.
3. Model PK Intuisi

• Adalah model PK
melalui suatu proses
bawah sadar yang
diciptakan
berdasarkan
pengalaman yang
tersaring
PK Intuitif/Intuisi
1. JIKA TERJADI KETIDAKPASTIAN YANG TINGGI
2. JIKA HANYA SEDIKIT PRESEDEN YANG DAPAT
DIIKUTI
3. VARIABEL KURANG DAPAT DIPREDEKSI SECARA
ILMIAH
4. TERDAPAT KETERBATASAN FAKTA
5. FAKTA TDK MENUNJUKKAN JALAN UNTUK
DITEMPUH
6. DATA ANALITIS KURANG BERGUNA
7. TERDAPAT BEBERAPA ALTERNATIF YANG TIDAK
RELEVAN
8. WAKTU TERBATAS, KEPUTUSAN SEGERA
DIAMBIL
JENIS DAN TIPE
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
berdasar program:
1. Programmed Decision
Prosedur khusus yang dikembangkan
utk menangani masalah yang rutin dan
berulang-ulang.
2. Nonprogrammed Decision
Keputusan yang bersifat baru dan tdk
terstruktur, diperlukan pada situasi
permasalahan yang unik dan kompleks.
Karakteristik Jenis PK
Programmed Decision Nonprogrammed Decision
Masalah Banyak, berulang, rutin. Baru, tak terstruktur.
Kepastian adanya hubungan Ketidakpastian adanya
sebab – akibat hubungan sebab - akibat
Prosedur Tergantung pada kebijakan, Butuh kreativitas, intuisi,
aturan dan prosedur yang toleransi, pemecahan masalah
jelas. secara kreatif
Contoh Contoh Contoh

Perusahaan Pemesanan persediaan Diversifikasi produk & pasar


periodik baru
Universitas Kenaikan angka kredit Pembangunan fasilitas kelas
jabatan baru
Pemerintah Prosedur pendaftaran pasien. Pembelian alat laboartorium.
Rumah Sistem gaji untuk promosi Reorganisasi pada pemerintahan
Sakit karyawan daerah.
Perbedaan lainnya
TERSTRUKTUR : TIDAK TERSTRUKTUR:
 Bersifat rutinitas, berulang-ulang
 Baru, tidak berulang, jarang
 Korelasi antar variabel terlihat
jelas terjadi
 Teknik pengambilan keputusan  Sulit dicari hubungannya
berdasarkan kebiasaan, tradisi,  Kreativitas, inovasi, intuisi
rutinitas
 Tingkat resiko rendah  Resiko tinggi, besar
 Sifat peristiwa mudah diramalkan  Sulit diramalkan
 Nilai keputusan mendekati akurat  Sulit dinilai dengan pasti
 Pandangan yang dianut rational  Cenderung bounded rationality
 Ada SOP  Tidak ada SOP
TIPE KEPUTUSAN,
berdasar motivasi:

1. Atas dorongan
pencapaian tujuan
(motivasi instrinsik)
2. Atas tarikan dari
tuntutan lingkungan
(motivasi ekstrinsik)
TIPE:
PK MOTIVASI INTERNAL

PENETAPAN TUJUAN MASALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN


TIPE:
PK MOTIVASI EKSTERNAL

MASALAH PENETAPAN TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


TIPE KEPUTUSAN, berdasar
lingkungan:
1. Tipe keputusan dengan
kondisi pasti
2. Tipe keputusan dengan
berisiko
3. Tipe keputusan dengan
tidak pasti
4. Tipe keputusan dengan
konflik
TIPE KEPUTUSAN, berdasar
situasi:

1. TIPE ANALITIS
2. TIPE DIREKTIF
3. TIPE PERILAKU
(BEHAVIORAL)
4. TIPE KONSEPTUAL
TIPE KEPUTUSAN, berdasar
level manajemen:

1. Tipe Keputusan Strategik


2. Tipe Keputusan Taktis
3. Tipe Keputusan Operasional
Level Strategik
(Top management level)
• Berkaitan dengan penentuan
sejumlah tujuan, sumberdaya, dan
kebijakan organisasi
• Memprediksi masa depan lingkungan
ekstrnal dan internal
• Harmonisasi karakteristik organisasi
dengan lingkungannya
Level Taktis
(Midle management level)
• Berkaitan dengan pematangan dan
pemantapan visi-misi, tujuan dan
common goals organisasi
• Mengatur distribusi dan regulasi
sumber dana dan sumber daya
• Terlibat dalam sistem monitoring dan
controlling
Level Operasional
(Bottom management level)
• Menentukan cara terbaik untuk
menerapkan tugas khusus yang
telah ditetapkan
• Mengalokasikan sumberdaya
sesuai dengan arahan level
manajemen dan strategik (fungsi
produksi)
TAHAP
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
TAHAP PK Menurut Herbert
Simon, 2002:
1) Tahap pemahaman (Inteligence
Phace)
2) Tahap Perancangan (Design phace)
3) Tahap Pemilihan (Choice Phace)
4) Tahap Implementasi
(Implementation Phace)
TAHAP PK, Menurut Richard
Levin :

1. Tahap observasi
2. Tahap analisis dan pengenalan
masalah
3. Pengembangan model
4. Memilih data masukan yang sesuai
5. Perumusan dan pengetesan
6. Pemecahan
TAHAP PK, menurut sir Francis
Bacon
1. Merumusakan/mendefinisikan
masalah;
2. Pengumpulan informasi yang relevan;
3. Mencari alternatif tindakan;
4. Analisis alternatif;
5. Memilih alternatif terbaik;
6. Melaksanakan keputusan dan
evaluasi hasil.
ACUAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1. Expertise of the Leader (atasan tdk
menguasai data-informasi utk PK)
2. Congruence of Organizational Goal
(bawahan sama sekali tdk berperan dlm
goal-objective and PK)
3. Degree of Problem Definition (masalah yg
akan diputus sgt kompleks, berbeda2)
4. Acceptance of Commitment (ada komitmen
bawahan thd keputusan pimpinan)
ACUAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

5.Conflict Over Solution (bawahan tdk setuju


dgn putusan yg diambil)
6. Many Appropriate Solution (putusan sdh
baik tapi ada bawahan yang menolak krn
alasan ttu)
7.Goal Compatibility (atasan & bawahan
bersama2 terlibat dlm PK)
PROSES
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Proses Pengambilan keputusan
Penetapan Goal khusus dan
Objective dan Pengukuran Hasil

Revise

Pengidentifikasian M asalah

Revise

Pengembangan Alternatif

Revise

Pengevaluasian Alternatif

Revise

Pemilihan Alternatif

Revise

Penerapan keputusan

Revise

Pengendalian dan Pengevaluasian


1. Penetapan Goal dan
Pengukuran Hasil
 Penetapan goal dan objective akan
mengarahkan pada hasil mana yang
sudah dicapai dan pengukuran mana
yang menunjukkan hasil yang sesuai
dengan yang diinginkan.
 Penetapan goal dan objective
membutuhkan komunikasi antara
manajer dengan bawahan.
2. Pengidentifikasian Masalah
 Adanya masalah menunjukkan adanya
gap antara goal dan objective organisasi
dengan kinerja aktual.

Faktor yang menggangu identifikasi masalah:


• Persepsi terhadap masalah
• Penetapan masalah dalam lingkup solusi
• Identifikasi gejala sebagai masalah
3. Pengembangan Alternatif
• Alternatif (Potensi Solusi) harus
dikembangkan (lingkungan internal &
eksternal) dan konsekuensi/akibat yang
mungkin timbul dari setiap alternatif.
• Perlu mempertimbangkan kendala
waktu & biaya; banyaknya alternatif
dengan kecepatan keputusan yang
diambil.
• Cara untuk kembangkan alternatif
adalah dengan analisis skenario.
4. Pengevaluasian Alternatif
• Alternatif yang sudah dipilih dievaluasi dan
dibandingkan dengan objective.
• Objective dari pengambilan keputusan setiap
alternatif harus berupa hasil/keluaran positif
paling banyak dan akibat buruk paling kecil.
• Hubungan Alternatif – Hasil:
– Kepastian : Pengetahuan lengkap ttg probabilitas
output
– Ketidakpastian : Tidak punya pengetahuan ttg
probabilitas output
– Resiko : Punya beberapa probabilitas output
5. Pemilihan Alternatif
• Pemilihan alternatif yang dipilih
berdasarkan hasil/keluaran yang
sesuai objective.
• Perlu mempertimbangkan dampak
alternatif positif dan negatif terhadap
objective yang lain.
• Tidak mungkin solusi keputusan
akan memuaskan semuanya, tetapi
yang optimal adalah yang sesuai
standar.
6. Penerapan Keputusan
• Keputusan yang baik adalah yang efektif
untuk implementasi
• Perlu pengujian terhadap perilaku orang
terhadap keputusan tersebut.

7. Pengendalian dan Pengevaluasian


• Efektivitas manajemen terkait dengan
pengukuran hasil periodik
• Perlu pengendalian dan evaluasi keputusan
terhadap objective
KESULITAN2 DALAM PK
1. Sulit memperoleh informasi dan bukti yg
cukup
2. Adanya kepentingan yg berbeda2
3. Dampak keputusan yg sulit dikenali
4. Umpan balik keputusan yg biasanya
bersifat sporadis
5. Proses perumusan keputusan yang
berbelit & tdk transparan
KESALAHAN2 UMUM DALAM PK
1. Cara berpikir yg sempit (cognitive
nearsighttedness)
2. Asumsi bhw kesuksesan masa lalu akan
terulang di masa depan (assumption that
future will repeat past)
3. Terlalu menyederhanakan sesuatu (over
simplification)
4. Terlalu menggantungkan pengalaman
hanya pada satu orang (over reliance on
one’s own experience)
KESALAHAN2 UMUM DALAM PK

5. Keputusan yg dilandasi oleh


prakonsepsi (pre concived nations)
6. Tdk ada upaya untuk melakukan
penelitian/trial (unwillingness to
experiment)
7. Keengganan untuk membuat
keputusan (reluctance to decide)
ETIKA DALAM
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Etika Dalam Pengambilan
Keputusan
• Tiga Kriteria Keputusan Etis:
– Utilitarian, Keputusan-keputusan diambil
sedemikian rupa untuk memberikan kebaikan
terbesar bagi jumlah terbesar
– Hak, pengambilan keputusan yang konsisten
dengan kebebasan dan keistimewaan mendasar
seperti HAM
– Keadilan, menekankan individu untuk
mengenakan dan memperkuat aturan-aturan
secara adil dan tidak berat sebelah sehingga ada
pembagian manfaat dan biaya yang pantas.
PRINSIP PK DILEMA ETIK
1. Otonomi, individu mampu berpikir logis dan
memutuskan.
2. Benefit/benefisiensi, sesuatu ttg kebaikan
3. Keadilan (justice)
4. Nonmalefisiensi (tidak merugikan)
5. Veracity (kejujuran)
6. Fidelity (kesetiaan/komitmen)
7. Kerahasiaan (confidentiality)
8. Akuntabilitas (accountability)
Faktor yang pengaruhi Etika
PK, Menurut John D.Miller:
1. Perkembangan moral dan
perbedaan karakterisitk individu
2. Tempat Kedudukan Kendali (Locus
of Control) : kepribadian dan
responsibility individu thd semua
peristiwa dalam kehidupannya
3. Lingkungan organisasi
4. Perbedaan kultural & jenis kelamin
MASALAH ETIK dalam
PRAKTEK KEP
• Suhaemi, 2002: merupakan masalah etika
kesehatan, yang lebih dikenal dengan istilah etika
biomedis atau bioetis
• Contoh: berkata tidak jujur (bohong), abortus,
menghentikan pengobatan, penghentian pemberian
makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi
organ,
• Priharjo, 1995: evaluasi diri dan kelompok,
tanggung jawab terhadap peralatan dan barang,
memberikan rekomendasi pasien pad dokter,
menghadapi asuhan keperawatan yang buruk,
masalah peran merawat dan mengobati.
Masalah2 etik dalam
praktek kep
1. Konflik etik antara teman sejawat
2. Penolakan pasien terhadap tindakan
keperawatan atau pengobatan
3. Masalah antara peran merawat dan
mengobati
4. Berkata jujur atau tidak jujur
5. Tanggung jawab terhadap peralatan
dan barang
Pembuatan Keputusan dalam
Dilema Etik
• Thompson & Thompson (1985):
merupakan suatu masalah yang sulit
untuk diputuskan, dimana tidak ada
alternative yang memuaskan.
• Dalam dilema etik tidak ada yang benar
atau salah
• Menggunakan kerangka proses
keperawatan dengan pemecahan masalah
secara ilmiah
Teori dasar pembuatan
keputusan Etik
1.Teleologi (bhs Yunani telos, berarti akhir)
atau utilitarianisme atau The end justifies the
means: suatu doktrin yang menjelaskan
fenomena berdasarkan akibat yang
dihasilkan atau konsekuensi yang dapat
terjadi atau suatu tindakan ditentukan oleh
hasil akhir yang terjadi.
• Teori ini menekankan pada pencapaian hasil
dengan kebaikan maksimal dan
ketidakbaikan sekecil mungkin bagi
manusia (Kelly, 1987).
Ada Dua Teori Teleologi
1. Rule utilitarianisme berprinsip bahwa
manfaat atau nilai suatu tindakan tergantung
pada sejauh mana tindakan tersebut
memberikan kebaikan atau kebahagiaan
pada manusia.
2. Act utilitarianisme bersifat lebih terbatas;
tidak melibatkan aturan umum tetapi
berupaya yg terbaik pada individu.
• Contoh: terminasi kehamilan untuk bayi2
cacat kongenital
2. Deontologi (Intuisionisme)
• Bahasa Yunani deon, berarti tugas.
• Menurut Kant: benar atau salah bukan ditentukan
oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu
tindakan, melainkan oleh nilai moralnya/ hati
nurani & tugas yang harus bersifat universal,
tidak kondisional, dan penuh kebenaran.
• Teori deontologi dikembangkan menjadi lima
prinsip penting: kemurahan hati, keadilan,
otonomi, kejujuran, dan ketaatan.
• Contoh: pemberian informasi status kes kepada
klien & keluarga
3. SITUASIONAL
• Tokoh: Joseph Fletcher
• Tidak ada sistem yang benar-benar dapat
digunakan bagi semua situasi.
• Semuanya tergantung kepada situasi yang
dihadapi oleh pelaku.
• Pandangan ini memang lebih condong
kepada paham intuisionisme, namun
kadang-kadang juga bisa menjadi
utilitarianisme
Kerangka Keputusan Etik
Menurut Fry, utk menjawab pertanyaan
dasar ttg etika yaitu:
• Hal apakah yang membuat tindakan benar
adalah benar?
• Jenis tindakan apakah yang benar?
• Bagaimana aturan-aturan dapat
diterapkan pada situasi tertentu?
• Apakah yang harus dilakukan pada situasi
tertentu?
Kerangka Keputusan Etik
Dipengaruhi oleh:
• Nilai dan kepercayaan
Kerangka pembuat
pribadi
keputusan
• Kode etik perawat
Indonesia
• Konsep moral
keperawatan Keputusan &
• Teori/prinsip-prinsip tindakan moral
etika
Kerangka Keputusan Etik, menurut
Thompson, Jameton dlm Fry:

1. Identifikasi masalah
2. Kumpulkan data & informasi
3. Pikirkan solusinya
4. Pilih tindakan yang tepat
5. Melakukan tindakan dan mengkaji
keputusan dan hasil.
Lanjutan Menurut Thompson,
Jameton dlm Fry:
6. Review situasi yang dihadapi untuk
mendeterminasi masalah kesehatan,
keputusan yang dibutuhkan, komponen etis
individu keunikan.
7. Kumpulkan informasi tambahan untuk
memperjelas situasi.
8. Identifikasi aspek etis dari masalah yang
dihadapi.
9. Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi
moral profesional.
Lanjutan Menurut Thompson,
Jameton dlm Fry:
10. Identifikasi posisi moral dan keunikan
individu yang berlainan
11. Identifikasi konflik-konflik nilai bila ada.
12. Gali siapa yang harus membuat keputusan.
13. Identifikasi rentang tindakan dan hasil yang
diharapkan.
14. Tentukan tindakan dan laksanakan.
15. Evaluasi/review hasil dari
keputusan/tindakan.
Menurut, Kozier, erb (1989)
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik yang terjadi
3. Membuat tindakan alternative dgn
memperhatikan hasil akhir/konsekuensi
4. Menentukan siapa yang terlibat dalam
masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan
Faktor yg pengaruhi PK
dilema etik, Prihardjo:
1. Agama dan adat istiadat,
2. Lingkungan social,
3. Ilmu pengetahuan/tehnologi,
legislasi/keputusan yuridis,
4. Dana/keuangan,
5. Pekerjaan/posisi pasien & perawat,
6. Kode etik keperawatan dan
7. Hak-hak pasien
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai