Partnership (PPP)
Pendahuluan
Public Private Partnership (PPP) atau biasa disebut juga dengan Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) merupakan mekanisme pembiayaan alternatif dalam
pengadaan pelayanan publik yang telah digunakan secara luas diberbagai
negara khususnya negara maju (Sekretariat A4DE, 2012:1).
Pendahuluan
Dari definisi tersebut PPP merupakan bentuk perjanjian atau kontrak antara
sektor publik dan sektor privat yang terdiri atas beberapa ketentuan, antara
lain: sektor privat menjalankan fungsi pemerintah untuk periode tertentu;
sektor privat menerima kompensasi atas penyelenggaraan fungsi, baik secara
langsung maupun tidak langsung; sektor privat bertanggung jawab atas resiko
yang timbul dari penyelenggaraan fungsi tersebut.
PPP adalah kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang memungkinkan
mereka saling bekerja sama guna mencapai tujuan bersama, yang mana
masing-masing pihak berperan berdasarkan tingkat tanggung jawab dan
kekuasaannya, tingkat investasi atas sumber daya, level potensi resiko dan
keuntungan bersama (Allan, 1999).
Pengertian Public-Private
Partnerships (PPP)
Sementara itu, fungsi dari PPP telah dimodifikasi guna mengakomodasi dinamika
yang berkembang, seperti bentuk partisipasi dalam kegiatan (perencanaan,
pembangunan, pembiayaan, pengoperasian/ pengelolaan, pemeliharaan) maupun
tipe imbal jasa yang disepakati (kepemilikan, transfer, sewa, pengembangan
maupun pembelian).
Hal tersebut selanjutnya dimodifikasi dalam beberapa bentuk kesepakatan
seperti (Menckhoff dan Zegras, 1999, Zhang, 2001 dalam Riberio dan Dantas,
2009: 2):
a. Build-Operate-Transfer (BOT);
b. Design-Build-Operate-aintain (DBOM);
c. Design-Build-Finance-Operate (DBFO);
d. Build Own-Operate (BOO);
e. Rehabilitate-Operate-Transfer (ROT).
Tujuan PelaksanaanPPP
Dasar Hukum
Konsep PPP di Indonesia, lebih dikenal dengan Kerja sama Pemerintah Swasta (KPS),
telah diaplikasikan di beberapa kegiatan pembangunan infrastruktur melalui Peraturan
Presiden No. 67 Tahun 2005 dengan tujuan utama mewujudkan ketersediaan,
kecukupan, kesesuaian dan keberlanjutan infrastruktur bagi pembangunan nasional
dan kesejahteraan masyarakat
Pada tahun 1998, Pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1998
tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Pembangunan dan atau
Pengelolaan Infrastruktur (Keppres 7/1998). Keppres 7/1998 ini merupakan cikal bakal
lahirnya aturan main PPP/KPS di Indonesia yang sesuai dengan best international
practice.
Selain Keppres 7/1998, juga terdapat peraturan perundang-undangan di masing-
masing sektor infrastruktur. Berdasarkan hal tersebut, kami membagi peraturan
perundang-undangan PPP/KPS menjadi 2 (dua) bagian besar: (i) Peraturan perundang-
undangan sektor infrastruktur; dan (ii) Peraturan perundang-undangan lintas sektor
infrastruktur.
Keppres 7/1998 digantikan dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005
tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur (Perpres 67/2005), beberapa peraturan perundang-undangan
sektor juga diganti menjadi peraturan perundang-undangan sektor yang baru.