Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

(POLITIK ETIS)
Disusun Oleh:
Aprian Arista 05
Danang Dwi N 10
Hevina Osa K 15
Iqbal Ali Y 17
Nabilla C Salam 22
Rizky Nur A 25
Wahyu Indah R 31
DEFINISI
POLITIK ETIS
Suata pemikiran yang menyatakan bahwa
pemerintah kolonial memegang tanggung
jawab moral bagi kesejahteraan pribumi.
Politik ini lahir karena danya politik tanam
paksa.Dipelopori oleh pieter Brooshooft dan
C. Th Van Deventer.
Pelopor Politik Etis
pieter Brooshooft (wartawan Van Deventer (seorang politikus)
koran “De Locomotief”)
MUNCULNYA POLITIK ETIS
Berkembang pada abad 20 Tahun 1920 pidato ratu belanda
Ditandai dengan : Ia mengatakan bahwa :
Eksploitasi terhadap
Indonesia mulai “Negeri Belanda
mempunyai kewajiban
berkurang untuk mengusahakan
kemakmuran serta
perkembangan sosial
dan otonomi dari
penduduk Hindia”.
LATAR BELAKANG POLITIK ETIS
 Sistem tanam paksa merugikan Indonesia.Belanda
mulai tergugah hati nuraninya.
Eksploitasi tanah dan penduduk Indonesia dengan
sistem ekonomi liberal tidak memperbaiki nasib
Belanda,Inggris,Jepang,dan Cina untung besar.
Upaya Belanda memperkokoh negeri
jajahandilakukan dengan penindasan rakyat.
Rakyat kehilangan hak milik utama (tanah)
golongan tidak punya tanah (golongan buruh)
Ada kritikan dari berbagai kaum ,misalnya kaum
intelektual belanda terhadap praktek politik liberal.
Kaum Intelektual Belanda
• Van Kol : Mengkritik politik penghisapan
kekayaan oleh Belanda tidak
dibelanjakan di Indonesia.
• Deventer : Utang kehormatan yang diperoleh
dari Indonesia dibayar dengan
Irigasi,Edukasi,dan Transmigrasi.
• V.Hoevell :Berapi-api meminta perbaikan nasi
Indonesia di parlemen
PELAKSANAAN POLITIK ETIS

• Irigasi
Untuk menunjang kebutuhan pertanian.
• Edukasi
Didirikan sekolah bagi golongan
masyarakat.Ada dua kelas yaitu kelas I
dan II.
• Emigrasi
Transmigrasi penduduk Jawa yang
semakin padat.
Penyimpangan Politik Etis
 Irigasi
Pengairan hanya ditujukan kepada tanah yang subur untuk
perkebunan swasta Belanda.
 Edukasi
Terjadi diskriminasi di dsalam pendidikan yang diadakan
Belanda, Dan juga Belanda mempunyai suatu maksud
tertentu dalam hal ini.
 Migrasi
Migrasi ke daerah luar Jawa hanya ditujukan ke daerah-
daerah yang dikembangkan perkebunan-perkebunan milik
Belanda. Hal ini karena adanya permintaan yang besar akan
tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan. Mereka dijadikan
kuli kontrak
TERIMA KASIH
DAMPAK POLITIK ETIS
• Dampak :
• Politik etis sangat berdpengaruh dalam bidang pengajaran dan pendidikan yaitu dalam
pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia Belanda. Salah
satu orang dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam hal ini adalah Mr. J.H.
Abendanon (1852-1925) yang merupakan Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan
dari tahun 1900 sampai dengan 1905.
Sejak tahun 1900 mulai berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat
biasa yang hampir merata di daerah-daerah.

• Terjadi pertukaran mental antara orang-orang Belanda dan orang-orang pribumi.


Kalangan pendukung politik etis merasa prihatin terhadap pribumi yang mendapatkan
diskriminasi sosial-budaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka berusaha
menyadarkan kaum pribumi agar melepaskan diri dari belenggu feodal dan
mengembangkan diri menurut model Barat, yang mencakup proses emansipasi dan
menuntut pendidikan ke arah swadaya.

• Mulai banyak berdiri organisasi pergerakan nasional sebagai suatu dampak dari
berkembangnya mental dan pemikiran bangsa Indonesia sebagai salah satu hasil dari
kemajuan pendidikan nasional yang dialami oleh para penduduk pribumi khususnya.
DAMPAK NEGATIF
• Kekurangan : Kebijakan ini hanya ditujukan bagi orang pribumi
(eksklusif). Buktinya adalah bahwa pembangunan lembaga-lembaga
pendidikan hanya ditujukan untuk kalangan pribumi. Sementara
orang-orang campuran tidak dapat masuk ke tempat itu. Bagi
mereka yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi
harus pergi ke Eropa, yang biayanya sangat mahal. Pandangan
pemerintah kolonial yang memandang bahwa hanya orang
pribumilah yang harus ditolong ditentang oleh Ernest Douwes
Dekker. Menurutnya, seharusnya politik etis ditujukan bagi semua
penduduk Hindia Belanda (Indiers) yang di dalamnya termasuk
orang Eropa yang menetap (blijvers) dan Tionghoa.

Anda mungkin juga menyukai