Anda di halaman 1dari 29

Benign

Prostatic
Hyperplasia
Pembimbing : dr. Beatrix Angelina Wong, Janetta Rhea Adabelle (01071180224)
Nama : Tuan R
Usia : 60 tahun
Alamat : Kp. Kenanga, Tangerang
Pekerjaan: Penjual makanan keliling
Status : Menikah

BAB I
TINJAUAN Autoanamnesis dilakukan pada pukul 08.30 di
Puskesmas Suradita, Tangerang

KASUS
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri saat buang air kecil
Riwayat Penyakit Sekarang
- Nyeri saat BAK sejak seminggu
- Nyeri disertai rasa panas saat BAK, tuntas
beberapa menit setelah berkemih, nyeri hilang
timbul (skala 6 dari 10)
BAB I - Sulit memulai BAK, perlu mengejan
TINJAUAN - Sering terbangun untuk BAK saat malam hari
- BAK hanya menetes dan kurang puas
KASUS - BAK sebanyak 5 kali dalam sejam, urin yang
keluar tidak banyak
- Pancaran berkemih lemah, kadang sempat
terhenti
- Warna urin kuning tua, keruh, tidak bernanah,
tidak berdarah
Riwayat Penyakit Sekarang
- Nyeri perut bawah sejak 4 hari, hilang timbul
- Nyeri perut terasa panas, tidak menjalar, dinilai
BAB I 4 dari 10
- Pasien aktif berhubungan seksual
TINJAUAN - Pasien tidak mencuci tangan sebelum dan
sesudah BAK/BAB
KASUS - Pasien menyangkal ada mual, muntah,
penurunan BB, demam, batuk, pilek
- Pasien belum konsumsi obat atau pergi ke
dokter sebelumnya
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami gejala serupa sebelumnya.
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes, asam
urat, dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.

BAB I
Riwayat Penyakit Keluarga
TINJAUAN Tidak terdapat anggota keluarga dengan gejala yang
sama. Ayah pasien memiliki hipertensi sedangkan Ibu
tidak memiliki riwayat penyakit.
KASUS
Riwayat Sosial & Ekonomi
Pasien tinggal bersama istri, anak, cucu. Pasien memiliki
ekonomi menengah ke bawah dan menggunakan BPJS untuk
berobat. Pasien mengaku rumahnya bersih.
Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan tertentu seperti merokok,

BAB I
konsumsi minuman alkohol, maupun kebiasaan spesifik yang
lain. Pasien tidak pernah menahan pipis.

TINJAUAN
Riwayat Alergi
KASUS Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat-
obatan, maupun zat lainnya.
Pemeriksaan Fisik
Do you need
an online
doctor now? Tekanan Darah
134/81 mmHg

Denyut Nadi : 83x/menit


Laju Pernapasan : 19x/menit

Suhu Tubuh
36.2 derajat celcius
Kesadaran Umum:
tampak sakit ringan Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 162 cm
Tingkat kesadaran: IMT : 21 kg/m2 (healthy)
komposmentis
Pemeriksaan Fisik
Warna kulit normal Edema (-) Tidak terdapat

01 Kulit
Sianosis (-)
Jaundice (-) Elastisitas dan turgor
bekas luka, bekas
operasi, trauma
Kemerahan (-) normal

Rambut normal, Kulit kepala normal, Pergerakan kepala

02 Kepala dan Wajah tersebar merata,


berwarna hitam, tidak
tidak ada bekas luka,
massa, edema,
normal, Range of
motion tidak
mudah rontok kemerahan,deformitas mengalami perubahan

Jarak antar mata Konjungtiva tidak Kornea tampak


03 Mata simetris, pergerakan
bola mata normal
anemis, pupil bulat,
sama besar, isokor
normal, sklera tidak
ikterik (SI -/-)
Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
04 Hidung mukus, tidak
terdapat nyeri tekan
bekas luka,
deformitas
pendarahan

Penampakan Tidak terdapat


Terdapat
05 Telinga normal,
pendengaran
bekas luka,
deformitas, pus,
serumen (+/+)
normal pendarahan

06 Sinus Tidak terdapat nyeri tekan


Bibir normal, Mukosa normal, Lidah normal,
07 Gigi dan mulut simetris, tidak
sianosis
lembab, tidak
terdapat ulkus, tidak
bersih, tidak
deviasi
terdapat nodul

08 Trakea Uvula motion tampak normal

INSPEKSI : penampakan normal, tidak terdapat lesi, massa,

09 Abdomen distensi abdomen, trauma


AUSKULTASI : bising usus normal, tidak terdengar bruits
PERKUSI : tampak normal dengan suara timpani
Perkusi : tampak normal dengan suara timpani
PALPASI
Palpasi : :normal,
nyeri tekan
nyeri(+) pada(+)
tekan area suprarubik,
pada tidak terdapat
area suprarubik, tidak
hepatomegaly, splenomegaly, ballottement test (-/-), tidak
terdapat hepatomegaly, splenomegaly, ballottement test (-/-),
teraba massamassa
tidak teraba
Resume Medis
Pasien mengeluh disuria sejak seminggu yang lalu sebelum kunjungan ke
puskesmas. Nyeri timbul saat pasien mikturisi. Disuria terasa seperti terbakar,
panas serta perih pada daerah kelamin beberapa menit di saat dan setelah pasien
pipis. Nyeri yang dirasakan pasien hilang timbul. Pasien menilai nyeri pada skala 6
dari 10. Pasien mengeluhkan urgensi urin di mana pasien dapat mikturisi sebanyak
5 kali dalam 1 jam, namun jumlah yang dikeluarkan hanya sedikit, mengalami
nokturia, sensasi tidak selesai miksi, dan perlu mengejan untuk BAK. Warna urin
pasien adalah kuning tua dan keruh. Pancaran mikturisi pasien lemah. Pasien
mengalami nyeri pada area hipogastrik abdomen sejak 4 hari sebelum kunjungan
ke puskesmas dan bersifat hilang timbul serta terasa panas, dinilai 4 dari 10.
Diagnosis Kerja
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Diagnosis Banding
Kanker Prostat
Acute Bacterial Prostatitis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMY
OF PROSTATE
1) Bagian kelenjar prostat : zona sentral,
perifer, transisional,
2) Secara histopatologik, terdiri dari kelenjar
dan stroma. Stroma terdiri dari otot polos,
fibroblast, saraf, pembuluh darah, jaringan
penyanggah lain.
3) Pertumbuhan kelenjar prostat bergantung
pada hormon testosteron yang akan
diubah oleh hormone dihidrotestosteron
(DHT) dengan bantuan enzim 5 α-
reduktase. Hormon DHT memacu mRNA
mensintesis protein growth factor yang
memacu pertumbuhan kelenjar prostat.
DEFINISI BPH
Disebabkan karena adanya proliferasi pada sel prostat.
Prostat yang membesar mengakibatkan obstruksi saluran
kemih dan mempengaruhi saraf di sekitarnya sehingga
menyebabkan gejala klinis
BAB II
ETIOLOGI
TINJAUAN Penuaan atau pertambahan usia menyebabkan peningkatan
kadar hormon estrogen yang menginduksi reseptor
PUSTAKA androgen sehingga meningkatkan sensitivitas prostat
terhadap testosteron.

EPIDEMIOLOGI
Mayoritas BPH dialami oleh laki-laki berusia 50 tahun atau
lebih
MANIFESTASI KLINIS - LUTS
Gejala obstruksi : miksi terputus, hesitancy, pancaran urin lemah, intermitensi, sensasi tidak
selesai berkemih, mengejan saat BAK

Gejala iritasi : frekuensi sering miksi, urgensi urin, nokturia, inkontinensia urin

Gejala pasca berkemih : dribbling


PATOFISIOLOGI
1) BPH terjadi di zona transisional kelenjar prostat,
menyebabkan obstruksi yang disebut Bladder Outlet
Obstruction (BOO). BOO disebabkan oleh BPH dikenal
BAB II sebagai Benign Prostate Obstruction (BPO).
2) Karakteristik BPH : hiperplastik, menyebabkan obstruksi
pada saluran kemih yang menimbulkan LUTS. Dinding
TINJAUAN saluran kemih menebal yang mempengaruhi terjadinya retensi
urin.
PUSTAKA 3) Pembesaran prostat bergantung pada produksi hormon
androgen dihydrotestosterone (DHT).
4) Uretra yang mengalami prostat mencegah ejakulasi pada
pria.
5) Obstruksi pada uretra disebabkan oleh proliferasi prostat
yang menyebabkan LUTS yang diakibatkan oleh peningkatan
volume residu.
DIAGNOSIS
Dengan menggunakan sistem skoring IPSS / International
Prostate Symptom Score.

1) Anamnesis
BAB II Dengan menanyakan keluhan utama, sudah berapa lama,
seluruh gejala obstruksi dan iritasi, riwayat penyakit lain,
TINJAUAN obat-obatan.

PUSTAKA 2) Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan area suprapubic dan pemeriksaan colok dubur

3) Pemeriksaan penunjang
Urinalisis, Prostate-Spesific Antigen (PSA) test, flowmetri,
pemeriksaan darah lengkap, USG, TRUS/TAUS, IVP dan
sistogram, endoskopi LUT
TATA LAKSANA
1) Watchful waiting
Pasien gejala ringan skor IPSS 0-7. Evaluasi pada 3,6,12
bulan kemudian, dilanjutkan 1x setahun.
BAB II 2) Medikamentosa
TINJAUAN Penyekat adrenergik-α1 selektif, penghambat 5 α-reductase,
fisioterapi

PUSTAKA 3) Tindakan pembedahan


Prostatektomi terbuka, TUIP, dan TURP

4) Tindakan invasif minimal


Termoterapi, pemasangan stent prostat

5) Fitoterapi
KOMPLIKASI
Inkontinensia paradoks (overflow incontinence) yang
BAB II disebabkan karena tekanan lebih tinggi dibandingkan
tekanan sfingter
TINJAUAN Hernia atau hemoroid yang disebabkan karena pasien terus
menerus mengejan saat miksi
PUSTAKA
Obstruksi total dan retensi urin
DIAGNOSIS BANDING

KANKER PROSTAT
- Keganasan/malignansi pada laki laki, berusia
BAB II >50 tahun.
- Faktor risiko : genetic, hormone, diet, zat kimia,
TINJAUAN karsinogenik, virus
- Kecepatan pembelahan sel dan kematian sel
PUSTAKA tidak seimbang  mutasi gen
- 70% berasal dari zona perifer kelenjar prostat
- Gejala obstruksi LUTS + gejala metastasis
- Pada DRE  prostat teraba keras, asimetris,
pembesaran unilateral, pembesaran kelenjar
limfe inguinal
DIAGNOSIS BANDING

ACUTE BACTERIAL PROSTATITIS

BAB II - Infeksi kelenjar prostat oleh bakteri (E.coli)


- Menyerang laki-laki usia 20-40 tahun
TINJAUAN - Terdapat gejala sistemik (demam, mual, malaise,
menggigil)
PUSTAKA - Urinary tract symptoms – disuria, frekuensi urin,
urgensi urin, retensi urin, hesitensi, sensasi tidak
puas, pancaran BAK melemah
- DRE  prostat teraba lunak, tegang, sensitif
terhadap tekanan
BAB III
ANALISIS KASUS
Tuan R datang dengan keluhan nyeri
saat BAK sejak seminggu yang lalu Gejala yang dialami Tuan R :
Lower Urinary Tract Symptoms
Pasien mengalami urgensi urin  BAK (LUTS)
sebanyak 5 kali dalam 1 jam

Pasien mengalami disuria, nokturia, dan


perlu mengejan saat BAK
Benign Prostatic
Pancaran mikturisi lemah,
kadang terputus-putus Hyperplasia (BPH)
- BPH terjadi pada laki-laki yang akan mengakibatkan
penyempitan saluran kemih  Tuan R mengalami
disuria dikarenakan saluran kemih yang menyempit dan
mengalami penebalan, berpengaruh pada pancaran
mikturisi yang melemah pada Tuan R.

BAB III - Pancaran pipis yang lemah meningkatkan volume residu


sehingga menyebabkan retensi urin.
ANALISA - Penyempitan saluran kemih berkontribusi pada kenaikan
KASUS tekanan pada saluran kemih yang juga meningkatkan
volume residual urin dan menimbulkan rasa seperti
ingin BAK secara terus menerus pada Tuan R  gejala
klinis urgensi urin (berkemih sebanyak 5 kali dalam 1 jam)

- Sensasi tidak selesai miksi  sesuai dengan


patofisiologinya terjadi ketika otot polos berkontraksi
terlebih dahulu sebelum kandung kemih terisi penuh
DIAGNOSIS BANDING
Acute Bacterial Prostatitis
- Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien yang menunjukkan tanda-
tanda infeksi seperti demam, mual, mudah lelah.
- Pada BPH, pasien hanya mengalami pembesaran prostat dan tidak
mengalami infeksi.
- Terjadi pada pasien laki-laki dengan usia yang lebih muda, pada usia
sekitar 35 tahun.  Tuan berusia 60 tahun
- Penuaan salah satu faktor risiko BPH
- Diperlukan pemeriksaan hematologi lengkap untuk melihat apakah
ada gejala infeksi pada pasien.
DIAGNOSIS BANDING
Kanker Prostat
- Tidak ditemukan tanda-tanda malignansi  pasien tidak
mengalami penurunan berat badan yang merupakan salah satu ciri
khas neoplasma.
- Proliferasi sel pada pasien tidak terjadi secara cepat dan tidak
menyebar.
- Pertumbuhan sel hanya terletak pada satu bagian prostat saja.
- Diperlukan USG dan biopsy
1. IkatanAhli Urologi Indonesia. Pedoman Penatalaksanaan BPH di
Indonesia. Jakarta; 2003.
2. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson J. Loscalzo, J.

eds. Harrison's Principles of Internal Medicine, 18e. New York, NY:


McGraw-Hill; 2012.
3. Neoplasms of the prostate gland. Presti JC, Kane CJ, Shinohara K,

BAB IV Caroll PR. Dalam : Thorne CH, Beasley RW, Aston SJ, Barlett SP,
Gurtner GC, Spear SL. Grabb and Smith’s plastic surgery.Edisi ke-7.
Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins; 2013.
DAFTAR 4.Rahardjo D. Prostat: Kelainan-kelainan jinak, diagnosis, dan

penanganan. Jakarta: Asian Medical; 1999.


PUSTAKA 5.Robbins Basic Pathology 9th edition. Philadelphia: Elsevier; 2013
6.Sukandar, E. Infeksi Saluran Kemih. In Sudoyo A. W, at all. Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Internal Publishing; 2009.


7.Umbas R. Saluran kemih dan alat kelamin lelaki. Dalam: Sjamsuhidajat

S, Kamadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. Buku ajar ilmu bedah


Sjamsuhidajat-De Jong. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004.
8.Wilson, LM. Infeksi Traktus Urinarius. In Price, S.A. Patothysiology:

Clinical Concepts of Disease Processes. Vol 2, Edisi VI. EGC; 2007.

Anda mungkin juga menyukai