“TETANUS”
No.RM : 020660xx
Nama : Tn. N
Usia : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Nglempongsari RT 08/27,
Sariharjo, Ngaglik - Sleman
Pekerjaan : Tukang Besi
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien sehari-hari bekerja sebagai tukang besi. Waktu kerjanya dari jam 8 pagi sampai jam
4 sore. Pasien mempunyai kebiasaan merokok, minum kopi, tapi tidak mengonsumsi
alkohol. Pola makan pasien teratur, 3 kali sehari, dengan komposisi seimbang.
Lingkungan tempat tinggalnya juga cukup bersih. Riwayat imunisasi tetanus tidak diingat
pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Diagnosis Kerja
Tetanus Derajat sedang
Diagnosis Banding
Meningoensefalitis
Hipokalemia
Poliomielitis
PLANING
- Oksigen 3 lpm NK
- NGT
- Diazepam 5mg, 3x1
- Metronidazole 500mg, 3x1
- ATS 50.000 IU, IM diikuti 50.00 UI dengan
infus IV lambat
DEFINISI
Tetanus lokal
Gejalanya meliputi kekakuan dan spasme yang menetap disertai rasa sakit pada otot disekitar
atau proksimal luka. Tetanus lokal dapat berkembang menjadi tetanus umum.
Tetanus sefalik
Bentuk tetanus lokal yang mengenai wajah dengan masa inkubasi 1-2 hari, yang disebabkan
oleh luka pada daerah kepala atau otitis media kronis. Gejalanya berupa trismus, disfagia,
rhisus sardonikus dan disfungsi nervus kranial. Tetanus sefal jarang terjadi, dapat berkembang
menjadi tetanus umum dan prognosisnya biasanya jelek.
Tetanus umum/generalisata
Gejala klinis dapat berupa berupa trismus, iritable, kekakuan leher, susah menelan, kekakuan
dada dan perut (opistotonus), rasa sakit dan kecemasan yang hebat serta kejang umum yang
dapat terjadi dengan rangsangan ringan seperti sinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran
yang tetap baik.
Tetanus neonatorum
Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir, disebabkan adanya infeksi tali pusat, Gejala yang
sering timbul adalah ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan, irritable, diikuti oleh
kekakuan dan spasme.
ETIOLOGI
Kerja toxin tetanus di dalam susunan saraf pusat Hambatan inhibisi motor neuron
peningkatan tonus otot dan spasme otot skelet.
MANIFESTASI KLINIS
Terdapat suatu periode asimtomatik setelah inokulasi bakteri C. tetani, yang dinamakan
Periode Inkubasi. Periode ini biasanya berlangsung 7-10 hari.
Kemudian muncul gejala berupa spasme otot, periode ini disebut periode onset yang
berkembang selama kira-kira 24-72 jam.
Gejala awal yang tampak berupa trismus (kaku rahang), kaku otot, dan myalgia.
Terkadang spasme otot terjadi hanya di daerah sekitar luka (tetanus lokalisata) tetapi
biasanya terjadi di seluruh tubuh (tetanus generalisata).
Spasme terjadi karena amplifikasi dari tonus otot yang bervariasi intensitas dan durasinya
akibat stmulasi motoric yang tidak terinhibisi. Spasme dapat muncul akibat stimuli
sederhana seperti suara keras, cahaya yang terang, ataupun manipulasi fisik. Spasme otot-
otot wajah menimbulkan gambaran risus sardonicus, dan keterlibatan otot-otot punggung
dan leher menimbulkan gambaran opisthotonus.
Pada kasus yang parah spasme dapat menyerang otot-otot pernapasan sehingga
menyebabkan kematian oleh karena asfiksia. Spasme otot-otot laryng yang melibatkan vocal
cord juga dapat menyebabkan obstruksi jalan napas.
.....
Gangguan otonom biasanya mulai beberapa hari setelah spasme dan berlangsung 1-2
minggu. Meningkatnya tonus simpatis biasanya dominan menyebabkan periode
vasokonstriksi, takikardia dan hipertensi. Autonomic storm berkaitan dengan
peningkatan kadar katekolamin. Keadaan ini silih berganti dengan episode hipotensi,
bradikardia dan asistole yang tiba-tiba. Gambaran gangguan otonom lain meliputi salivasi,
berkeringat, meningkatnya sekresi bronkus, hiperpireksia, stasis lambung dan ileus.
DIAGNOSIS
Eradikasi Cross insisi dan irigasi dengan H2O2 ubah suasana luka dari
bakteri anaerob menjadi aerob
penyebab Antibiotik o Metronidazole
Dosis inisial 15 mg/kgBB dilanjutkan dosis 30
mg/kgBB/hari setiap 6 jam selama 7-10 hari, IV.
o Penicillin procain
Dosis 50.000-100.000 U/kgBB/hari selama 7-10
hari. IM
Farrar J, Hotez PJ, Junghanss T, Kang G, Lalloo D, White NJ. 2014. Manson’s Tropical Diseases,
Twenty-Third Edition. Elsevier, Philadelphia.
Murray PR, Rosenthal KS, Pfaller MA. 2013. Medical Microbiology, Seventh Edition. Elsevier,
Philadelphia.
Brooks GF, Caroll KC, Butel JS, Morse, SA, Mietzner, TA. 2013. Jawetz, Melnick &Adelberg’s
Medical Microbiology International Edition, Twenty Sixth. ed. McGraw-Hill Companies, New
York.
Dirjen Bina Upaya Kesehatan. Kemenkes RI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi Revisi. 2014.